Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ETIKA BISNIS DALAM BERWIRAUSAHA TERHADAP UMKM

ENTREPRENEURSHIP: INNOVATION AND BUSINESS PLANNING

Nama : Geryn Z P Sumanti

NPM : 0220101445

Kelas : C

Universitas Widyatama Bandung

Fakultas Ekonomi Bisnis

Manajemen Bisnis

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Etika bisnis merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang terkadang dilupakan
banyak orang, padahal melalui etika bisnis inilah seseorang dapat memahami suatu bisnis
persaingan yang sulit sekalipun, bagaimana bersikap manis, menjaga sopan santun, berpakaian
yang baik sampai bertutur kata, semua itu ada “meaning”nya.

Bagaimana era global ini dituntut untuk menciptakan suatu persaingan yang kompetitif
sehingga dapat terselesaikannya tujuan dengan baik, kolusi, korupsi, mengandalkan koneksi,
kongkalikong menjadi suatu hal yang biasa dalam tatanan kehidupan bisnis, yang mana prinsip
menguasai medan dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan persaingan menjadi suatu
hal yang lumrah, padahal pada etikanya tidak begitu.

Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak
mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus dapat diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika
bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting
mengingat dunia usuha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya.

Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis
tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok,
pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain. Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang
murni dalam membantu orang lain. Terjadinya etika bisnis yang tidak sehat dalam dunia bisnis
tampaknya tidak menampakkan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat.
Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk menganalisis batas-batas kompetisi seseorang,
kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan. Kompetisi inilah yang harus
memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil
adalah yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya.

Banyak yang mengatakan kompetisi lambang ketamakan. Padahal, perdagangan dunia


yang lebih bebas di masa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih bebas. Dari
sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk akan tetapi secara moral keuntungan
merupakan hal yang baik dan diterima. Karena pertama, secara moral keuntungan memungkinkan
perusahaan bertahan (survive) dalam kegiatan bisnisnya. Kedua, tanpa memperoleh keuntungan
tidak ada pemilik modal yang bersedia menanamkan modalnya, dan karena itu berarti tidak akan
terjadi aktivitas ekonomi yang produktif dalam memacu pertumbuhsn ekonomi. Ketiga,
keuntungan tidak hanya memungkinkan perusahaan survive melainkan dapat menghidupi
karyawannya kearah tinggat hidup lebih baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan etika?


2. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis?
3. Pengertian Good Ethics and Good Business?
4. Bagaimana peran etika Bisnis dalam Berwirausaha terhadap UMKM?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Mengetahui definisi dari etika.


2. Mengetahui definisi dari etika bisnis.
3. Mengetahui dari Good Ethics and Good Business
4. Mengetahui peran etika Bisnis dalam Berwirausaha terhadap UMKM.

Sedangkan manfaat dari penulisan ini, yaitu dapat mereferensi mengenai etika Bisnis
dalam Berwirausaha terhadap UMKM apakah sudah menjanlankan etika dengan baik. Dilihat
dari aspek ekonomis, moral, maupun hukum sehingga tercipta good ethics and good business.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari suatu
kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan
manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu
dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang
dianggap benar.

Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara
yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan
tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu
di dalam bermasyarakat.

Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta kewajiban,
hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap individu di dalam
kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika mencakup nilai yang
berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.

Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar, misalnya, etika
berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah tangga, etika dalam melakukan bisnis, dan
semacamnya

B. Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini
mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan
tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika Bisnis dalam
suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-
kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari
dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Etika bisnis lebih
luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi
dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita
temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis.
Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau
tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan
kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Pentingnya etika
bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik di lingkup makro maupun di ingkup mikro.
Perspektif makro adalah pertumbuhan suatu negara tergantung pada market system yang berperan
lebihefektif dan efisien daripada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa.
Perspektif mikro adalah dalam lingkup ini perilaku etik identik dengan kepercayaan atau trust
kepada orang yang mau diajak kerjasamanya.

Pengertian Etika Bisnis: “cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Semuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum
yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat
itu sendiri”.

Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para pelaku
bisnis. Menurut Sonny Keraf (1998:79), prinsip dimaksud adalah:

• Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan


kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas
keputusan yang diambil.
• Prinsip Kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran
karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (misal, kejujuran dalam
pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan
lain-lain).
• Prinsip Keadilan, bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai
dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
• Prinsip Saling Mengutungkan, agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan,
demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif.
• Prinsip Integritas Moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku
bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar
tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.

C. Good Ethics and Good Business

Bisnis yang semakin lama semakin berkembang, menyebabkan persaingan bisnis semakin
ketat yang menyebabkan para pelaku bisnis berusaha mengikuti laju praktek bisnis pesaing dan
melakukan berbagai upaya untuk mencapai pencapaian tertinggi dalam pasar. terkadang mereka
menggunakan jalan yang singkat untuk mendapatkan keuntungan dengan mengabaikan tanggung
jawab sosial dan etika bisnis, seperti : merusak ekosistem, korupsi, dan merampas hak-hak
manusia.

Dengan menipu dan melakukan praktek kurang etis, keuntungan memang bisa diraih untuk
sementara waktu, tetapi sekaligus berfungsi sebagai bom waktu yang akan menghancurkan
perusahaan pada jangka panjang (Bertens, 2000:387). Dengan perilaku kurang etis juga akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat, misalnya pemboikotan suatu barang,
dan bahkan larangan beredar atau larangan beroperasi. Sehingga hal ini akan dapat menurunkan
nilai penjualan maupun nilai perusahaan(Santosa,2007:2).

Good Ethics is Good Business, Good Business ada karena Good Ethic. Etika yang baik
akan mencerminkan bisnis yang baik, etika secara umum didefinisikan sebagai seperangkat
standar sosial yang mencakup norma-norma yang berlaku.
Prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yaitu bisnis dengan berkinerja unggul
dan berkesinambungan yang dijalankan bersama-sama dengan mentaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku dan etika bisnis dapat dijadikan standar dan
pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap
yang profesional.

D. Etika Bisnis dalam Berwirausaha terhadap UMKM

Etika memiliki fungsi yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan itu sendiri.
Permasalahan etika bisnis yang terjadi di perusahaan bervariasi antara fungsi perusahaan yang satu
dan fungsi perusahaan lainnya. Hal ini terjadi karena operasi perusahaan sangat terspesialisasi
dalam berbagai bidang profesi, sehingga setiap fungsi perusahaan cenderung memiliki masalah
etika tersendiri. Berikut ini akan dibahas berbagai permasalahan etika bisnis yang terjadi di
beberapa bidang fungsi perusahaan, yaitu: etika bisnis di bidang akuntansi (accounting ethics),
keuangan (finance ethics), produksi dan pemasaran (production and marketing 50 ethics), sumber
daya manusia (human resources ethics), dan teknologi informasi (information technology ethics)
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Etika bisnis di Bidang Akuntansi (Accounting Ethics). Fungsi akuntansi merupakan


komponen yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan demikian kejujuran,
integritas, dan akurasi dalam melakukan kegiatan akuntansi merupakan syarat
mutlak yang harus diterapkan oleh fungsi akuntansi. Salah satu praktik akuntansi
yang dianggap tidak etis misalnya penyusunan laporan keuangan yang berbeda
untuk berbagai pihak yang berbeda dengan tujuan memperoleh keuntungan dari
penyusunan laporan keuangan seperti itu. Dalam realita kegiatan bisnis sering kali
ditemukan perusahaan yang menyusun laporan keuangan yang berbeda untuk
pihak-pihak yang berbeda. Ada laporan keuangan internal perusahaan, laporan
keuangan untuk bank, dan laporan keuangan untuk kantor pajak. Dengan
melakukan praktik ini, bagian akuntansi perusahaan secara sengaja memanipulasi
data dengan tujuan memperoleh keuntungan dari penyusunan laporan palsu
tersebut.
b. Etika bisnis di Bidang Keuangan (Financial Ethics). Skandal keuangan yang
berasal dari pelaksanaan fungsi keuangan yang dijalankan secara tidak etis telah
menimbulkan berbagai kerugian bagi para investor. Pelanggaran etika bisnis dalam
bidang keuangan dapat terjadi misalnya melalui praktik window dressing terhadap
laporan keuangan perusahaan yang akan mengajukan pinjaman ke bank. Melalui
praktik ini seolaholah perusahaan memiliki rasio-rasio keuangan yang sehat
sehingga layak untuk mendapatkan kredit. Padahal sebenarnya kondisi keuangan
keuangan perusahaan tidak sesehat seperti yang dilaporkan dalam laporan
keuangan yang telah dipercantik. Contoh lain pelanggaran etika keuangan misalnya
melalui penggelembungan nilai agunan perusahaan, sehingga perusahaan dapat
memperoleh kredit melebihi nilai agunan kredit yang sesungguhnya.
c. Etika bisnis di Bidang Produksi dan Pemasaran (Production and Marketing Ethics).
Hubungan yang dilakukan perusahaan dengan para pelanggannya dapat
menimbulkan berbagai permasalahan etika bisnis di bidang produksi dan
pemasaran. Untuk melindungi konsumen dari perlakuan yang tidak etis yang
mungkin dilakukan oleh perusahaan, pemerintah Indonesia telah memberlakukan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-
undang ini dijelaskan berbagai perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pelaku
usaha. Antara lain, pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau
memperdagangkan barang dan/atau jasa yang:
➢ Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyarakatkan
dan ketentuan peraturan perundangundangan.
➢ Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam
hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang
tersebut.
➢ Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah hitungan
menurut ukuran yang sebenarnya.
➢ Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan, atau kemanjuran
sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket, atau keterangan barang
dan/atau jasa tersebut.
d. Etika Bisnis di Bidang Teknologi Informasi (Information Technology Ethics).
Salah satu area yang memiliki pertumbuhan masalah etika bisnis paling besar di era
1990an sampai awal tahun 2000 adalah bidang teknologi informasi. Hal-hal yang
dapat memunculkan permasalahan etika dalam bidang ini meliputi: serangan
terhadap wilayah privasi seseorang, pengumpulan, penyimpanan, dan akses
terhadap informasi usaha terutama melalui transaksi ecommerce, perlindungan hak
cipta yang menyangkut pembuatan software, musik, dan hak kekayaan intelektual.

Etika bisnis perusahaan juga memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh
untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal


pokok yaitu:

a. Memiliki produk yang baik.


b. Memiliki managemen yang baik.
c. Memiliki Etika

Tiga aspek pokok dari bisnis yaitu dari sudut pandang ekonomi, hukum/politik, etika
/moral dapat dijelaskan sebagai berikut:

➢ Sudut pandang ekonomis. Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah
adanya interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen,
produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah
bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian
keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang
melibatkan berbagai pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis
yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.
➢ Sudut pandang etika Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi
jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang
bisa kita lakukan boleh dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang
lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena
menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan
bisnis kita sendiri.
➢ Sudut pandang Hukum Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan
“Hukum” Hukum Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu
hukum modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis,
pada taraf nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut
pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan
hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran.
BAB III

KESIMPULAN

Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah
harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya informasi saat
ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan
karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-
satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis
menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis.

Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen
dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier), perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling
mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang
menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.

Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam
kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup
mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah
wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika
dalam berbisnis sangatlah penting. Dengan begitu akan terciptanya good ethics and good business
terhadap UMKM.

Anda mungkin juga menyukai