Anda di halaman 1dari 3

Demokrasi Dalam Konteks Indonesia Saat Ini

Dalam bidang ilmu politik dan ilmu pemerintahan, kita semua mengenal istilah
demokrasi. Secara etimologi, demokrasi dalam bahasa Inggris adalah ‘Democracy’
dan berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku kata yaitu, Demos dan
Kratos / Cratein. Demos artinya rakyat, Kratos / Cratein artinya pemerintah. Oleh
karena itu, demokrasi adalah pemerintahan rakyat. Menurut Abraham Lincoln,
demokrasi adalah tata pemerintahan yang terdiri dari rakyat, kepada rakyat dan
untuk rakyat. Saat ini, hampir semua orang di dunia mengaku sebagai pengikut
demokrasi.

Di seluruh dunia, cara menerapkan demokrasi bervariasi dari satu negara ke negara
lain. Konsep demokrasi hampir diterima semua negara di dunia. Penerimaan konsep
demokrasi bermula dari keyakinan mereka bahwa konsep ini adalah suatu konsep
pemerintahan yang sangat unggul, karena demokrasi harus bertumpu pada
kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan negara diatur oleh rakyat, dan juga oleh rakyat
dan untuk rakyat.

Sejak proklamasi kemerdekaan dan kedaulatannya tahun 1945, Indonesia


merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha membangun sistem
politik yang demokratis. Sejak kemerdekaan, proses demokrasi Indonesia
mengalami pasang surut. Dengan demikian, pada awal kemerdekaan Indonesia,
berbagai persoalan mengenai negara dan warga negara diselesaikan dalam UUD
1945. Saat ini, Indonesia telah menjadi bangsa demokratis terbesar ketiga di dunia
dan ini adalah suatu kebanggaan yang kita harus jaga dan menjadi lebih baik
kedepannya.

Kurang lebih dari empat belas tahun terakhir, sistem demokrasi kita saat ini telah
anjlok. Menurut laporan Economist Intelligence Unit (EIU), Indonesia menempati
urutan ke-64 dari 167 negara yang diriset dengan skor 6,3. Meski tetap tidak
berubah dari tahun sebelumnya dalam hal peringkat, skor tersebut telah turun dari
6,48 tahun sebelumnya. Sebelumnya, Indonesia melampaui Malaysia, tetapi situasi
yang terjadi sebaliknya. Malaysia mengungguli Indonesia. Malaysia saat ini berada
pada urutan ke-43 dengan skor 7,16.

Demokrasi Indonesia saat ini cukup memprihatinkan bahkan bisa juga disebut
bahwa demokrasi dianggap cuman formalitas saja, ini disebabkan oleh adanya
kepentingan-kepentingan kekuasaan yang dikedepankan bukan kepentingan rakyat.
Padahal didalam UUD 1945 telah menjelaskan bahwa setiap warga negara memiliki
hak yang sama dalam berserikat, berkumpul, menyuarakan dan sebagainya.
Kemudian media juga punya tugas menyuarakan, memberitakan, menyampaikan
kebenaran keadaan fakta data yang sesungguhnya. Terbukti saat ini, banyak sekali
permasalahan demokrasi yang terjadi, seperti kriminalisasi dan cyber teror terhadap
kelompok kritis, kebebasan berpendapat dan berserikat dengan pembubaran
organisasi, oposisi semakin tidak berdaya karena hampir semua partai politik dekat
dengan penguasa, kurangnya keterlibatan aspirasi publik terhadap RUU seperti
Revisi UU KPK, RKUHP, dan adanya UU ITE yang mempersulit pembela HAM,
beberapa edisi Perpu yang tidak berdasarkan penelitian obyektif, dan masih banyak
lagi. Ini sangat ironis karena kedaulatan ada di tangan rakyat, dan partisipasi
manusia adalah mutlak sekaligus kunci demokrasi itu sendiri.

Jika kita mengatakan bahwa Indonesia adalah negara demokratis, maka kita harus
menjamin kebebasan berekspresi, kebebasan berbicara dan kebebasan pers. Dari
perspektif yang lebih umum, ketiga jenis jaminan ini merupakan hak sosial dan
politik dasar warga negara. Tanpa jaminan ini, tidak akan ada demokrasi. Tidak
hanya itu, agar demokrasi berfungsi dengan baik, jaminan ini perlu memberikan
jaminan tambahan atas dasar kesetaraan, yaitu jaminan hak ekonomi, hak sosial,
dan hak budaya. Jika tidak demikian, demokrasi akan lenyap dalam pelukan kapital,
dan despotisme kapital akan lahir.

Sebagai negara demokrasi, negara harus menyesuaikan diri dengan tuntutan atau
suara rakyat (terutama minoritas), karena dalam sistem demokrasi rakyat memiliki
kekuasaan penuh atas pemerintahan yang dijamin oleh konstitusi. Oleh karena itu,
untuk mewujudkan demokrasi yang bebas, adil dan jujur, penentuan pemimpin harus
melalui pemilihan yang sepenuhnya mencerminkan keinginan rakyat, atau kata
kuncinya adalah legitimasi. Dengan kata lain, legitimasi merupakan salah satu tolak
ukur apakah penerapan prinsip demokrasi dilaksanakan dengan benar atau tidak,
karena legitimasi merupakan representasi dari suara rakyat, dan negara harus
menggunakannya sebagai acuan utama dalam menentukan pemimpinnya.
Musyawarah mufakat yang merupakan prinsip pedoman demokrasi juga harus
dilakukan secara bertanggung jawab, ini adalah prinsip utama demokrasi, karena
rakyat dapat menentukan harapan bersama dengan tetap menjaga kerukunan dan
stabilitas sosial politik.

Selain itu, dalam ranah sosial, pengetahuan masyarakat tentang prinsip dan hakikat
demokrasi juga harus diekspresikan. Media massa dan negara melalui bidang
pendidikan harus memberikan pendidikan politik dan demokrasi yang baik agar
kebebasan berpendapat dapat diungkapkan secara kritis, santun dan bertanggung
jawab. Salah satu hal terpenting dalam penerapan demokrasi yang kita lakukan
haruslah mengarah pada kemanusiaan, karena dari sudut pandang filosofis, prinsip
demokrasi adalah merangkul dan menyelaraskan suara rakyat, baik mayoritas
maupun minoritas, untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera dan beradab.

Anda mungkin juga menyukai