METODOLOGI PENELITIAN
FENOMENOGRAFI
Kelompok 2:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Metodologi Penelitian dengan judul pendekatan
fenomenografi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pendekatan
fenomenografi untuk peneliti dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................2
D. Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Penelitian Kualitatif .................................................................................3
B. Fenomenografi .........................................................................................5
C. Implementasi Fenomenografi Dalam Konsep Fisika.............................10
BAB III PENUTUP........................................................................................12
A. Kesimpulan ...............................................................................................12
B. Saran .........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan, pengalaman dan penalaran untuk setiap orang berbeda-
beda maka kebenaran dan realias yang diyakini orang adalah relatif. Oleh
karena itu, setiap kasus berdiri sebagai sesuatu yang unik untuk diteliti.
Keunikan ini sulit dirangkum untuk menghasilkan pola-pola tertentu tanpa
menggunakan perangkat analisis yang tepat. Asumsi yang dapat membantu
untuk menghasilkan pla-pola tersebut adalah terdapat bilangan yang terbatas
dalam perbedaan individu mengalami, memahami fenomena yang sama.
Asumsi ini merupakan asumsi dasar yang dianut dalam pendekatan
fenomenografi. Dimana fenomenografi merupakan bagian dari penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-
fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian, arti dari
penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.
Fenomenografi (phenomenography) dipilih sebagai strategi inkuiri atau
metodologi untuk memudahkan menjawab pertanyaan penelitian ini. Alasan
pemilihan pendekatan ini, selain karena kecocokan dalam aspek yang dikaji,
juga karena fenomenografi menjadi sebuah metodologi yang telah
estabilished dalam penelitian pendidikan.
Fenomenografi dapat diimplementasikan dalam pembelajaran. Salah
satunya yaitu konsep cahaya dalam fisika. Dimana pendekatan fenomenografi
mengkaji pola berpikir guru fisika dalam memahami fenomena cahaya yang
diintegrasikan dengan materi optik geometri. Sehingga dapat pula membantu
siswa mengkonseptualisasikan cahaya berdasarkan fenomena yang ada
disekitar siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif?
2. Apa yang dimaksud dengan fenomenografi?
3. Bagaimana implementasi fenomenografi dalam konsep fisika?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian penelitian kualitatif
2. Dapat mengetahui pengertian fenomenografi
3. Dapat mengetahui implementasi fenomenografi dalam konsep fisika
D. Manfaat
Adapun manfaat yang di peroleh dari penelitian ini :
1. Bagi guru, yaitu sebagai tambahan informasi untuk mengetahui
pemahaman konsep siswa pada materi cahaya.
2. Bagi siswa yaitu untuk dapat mengetahui sejauh mana pemahaman konsep
mereka pada materi cahaya dan bagaimana penggambaran mereka
terhadap konsep yang dimiliki dengan pendekatan fenomenografi.
3. Bagi Penyusun makalah sebagai tambahan wawasan dan informasi bagi
peneliti sebagai pendidik untuk memahami kemampuan berfikir siswa
dalam menyelesaikan soal materi cahaya serta penggambaran fenomena
dari materi yang dipelajari dengan pendekatan fenomenografi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-
strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan
untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan.
Dengan demikian, arti dari penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti
merupakan instrumen kunci.
Ada 5 ciri pokok karakteristik metode penelitian kualitatif, yaitu:
a. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai
sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjado dalam suati situasi
sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi
ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi
dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian.
Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali informasi sumber
yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi pada saat itu.
Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula.
b. Memiliki deskriptif analitik
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang
diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil
pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di
lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk angka-angka.
Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya
informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola
atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka).
c. Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan hasil. Data dan
informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa,
mengapa dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil
suatu kegiatan. Pertanyaan diatas menuntut gambaran nyata tentang
kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam
konteks lingkungan dimana dan pada saat mana proses itu
berlangsung. Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya
untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau hasil
penelitian tersebut.
d. Bersifat induktif
Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak
dimulai dari deduksi teori tapi dimulai dari lapangan yakni fakta
empiris. Peneliti terjun ke lapangan mempelajari suatu proses atau
penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis,
menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan
dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas
tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan
tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain
baik waktu maupun tempat.
e. Mengutamakan makna
Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap
berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya
penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru,
peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah
tentang guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala
sekolah dan pandangannya terhadap keberhasilan dan kegagalan
membina guru. Apa yang dialami dalam membina guru, mengapa
guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi.
Berdasarkan ciri-ciri diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi
dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi
lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptip
analitik tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan
proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami. Generalisasi
tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks
dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan selalu berubah menuntut
peneliti cukup lama berada di lapangan.
Atas dasar penggunaannya dapat dikemukakan bahwa tujuan
penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu:
a. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa
yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk
menemukan kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat
ditentukan upaya penyempurnaannya.
b. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa
pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam
konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara
alami.
c. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan
berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lingkungan (induktif)
untuk kepentinan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.
Bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan antara lain
berkaitan dengan proses pengajaran, bimbingan, pengolahan/manajemen
kelas, kepemimpinan dan pengawasan pendidikan. Penilaian pendidikan,
hubungan sekolah dan masyarakat, upaya pengembangan tugas profesi
guru dan lain-lain.
B. Fenomenografi
Fenomenografi adalah salah satu bentuk spesifik dari penelitian
kualitatif yang merupakan sebuah tradisi penelitian yang dikembangkan oleh
Ference Marton dan koleganya pada awal Tahun 1970. Menurut Marton
(dalam Ludanyi dan Toth, 2007) fenomenografi adalah “..... a research
approach for describing qualitatively the different ways in which people
experience, conceptualize, perceive, and understand various aspect of, and
phenomena in, the world around them”. Sedangkan Huggard dan Stamouli
(2007) mendefinisikan fenomenografi sebagai “research project reveals the
qualitatively different ways in which phenomena can be experienced,
understood or perceived by a student cohort”. Berdasarkan penjabaran di atas,
fenomenografi dapat diartikan suatu metode untuk mengetahui pemahaman
masing-masing individu dalam memahami dan mengkonseptualisasikan
berbagai aspek terhadap suatu fenomena yang ada disekeliling mereka.
Konseptualisasi fenomena merupakan salah satu karateristik dari
fenomenografi. Pendekatan dalam fenomenografi merupakan pendekatan
empiris yang bertujuan untuk mengidentifikasi cara-cara berbeda secara
kualitatif (atau variasi dalam cara) orang mengalami, mengkonseptualisasikan,
mempersepsi, dan memahami beragam fenomena. Dengan kata lain,
fenomenografi adalah studi empiris yang membedakan cara orang mengalami,
mempersepsi, memaknai, memahami, mengkonseptualisasi beragam
fenomena dan aspek-aspek di sekitar mereka. Kata mengalami, mempersepsi,
dan seterusnya dapat dipertukarkan. Tujuan umum kajian fenomenografi
adalah mengembangkan secara kualitatif sebuah pemahaman terhadap cara-
cara berbeda dalam berpikir, mengkoseptualisasikan fenomena. Cara-cara
berbeda dalam berpikir tentang fenomena sering disebut sebagai kategori
deskripsi (category of description). Kategori deskripsi adalah interpretasi
peneliti terhadap konsepsi-konsepsi individu. Konseptualisasi fenomena
merupakan salah satu karateristik dari fenomenografi.
Dalam hal ini, peneliti melakukan identifikasi konsepsi- konsepsi atau
makna ganda oleh responden terhadap fenomena khusus atau sejumlah
fenomena. Outcome dari pendekatan ini adalah seperangkat kategori-kategori
minimal yang menggambarkan variasi kualitatif cara responden dalam
mengalami, menginterpretasikan, memahami, merasakan atau
mengkonseptualisasikan obyek kajian, fenomena, konsep atau aktivitas
melalui problem solving. Berdasarkan karakteristikya, maka dapat dinyatakan
bahwa fenomenografi dapat diterapkan untuk mengungkap representasi
internal (model mental) subyek penelitian terhadap fenomena fisis melalui
problem solving. Obyek kajian fenomenografi yaitu interaksi antara responden
dengan fenomena, secara skematif dapat disajikan seperti pada gambar 2.1
Peneliti
A. Kesimpulan
a) Fenomenografi dapat diartikan suatu metode untuk mengetahui
pemahaman masing-masing individu dalam memahami dan
mengkonseptualisasikan yang bertujuan untuk mengidentifikasi cara-cara
berbeda secara kualitatif (atau variasi dalam cara) orang mengalami,
mengkonseptualisasikan, mempersepsi, dan memahami beragam
fenomena.
b) Tujuan umum kajian fenomenografi adalah mengembangkan secara
kualitatif sebuah pemahaman terhadap cara-cara berbeda dalam berpikir,
mengkoseptualisasikan fenomena.
B. Saran
Kajian tentang fenomenografi masih banyak memiliki kekurangan. Masih
perlu ditambahkan referensi yang lain agar kita dapat memahami dengan baik
tentang materi fenomenografi.
DAFTAR PUSTAKA