Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ETIKA PROFESI

STUDI KASUS “PELANGARAN ETIKA PROFESI


AKUNTANSI PERUSAHAAN SEJAHTERA”

Dosen Pengampu :
IRA ARIANTI, SP., MP

Disusun Oleh :
MUHAMMAD TAUFIK
3052019017

PENGELOLAAN HASIL PERKEBUNAN


AGROINDUSTRI 3A
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan
berkat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Pelanggaran Etika Profesi PT Sejahtera” tepat pada waktunya . Adapun maksud
dan tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika
Profesi Program Studi Agroindustri. Selesainya penulisan ini tidak terlepas dari
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak ,maka pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan , baik itu
bimbingan moril maupun materil secara langsung yang sangat membantu penulis
dalam pembuatan makalah ini . Penulis mengucapkan terima kasih dan dengan
segala kerendahan hati semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca guna pengembangan
selanjutnya.

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang....................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................ 6
2.1 Pengertian Akuntan Publik....................................................... 6
2.2 Kode Etik Profesi Akuntansi..................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN............................................................................... 7
3.1 Contoh Pelanggaran Kode Etik Akuntansi.............................. 7
3.2 Saran / Solusi............................................................................... 8
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 9
4.1 Kesimpulan.................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

                                               
                                                  

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi akuntan telah dimulai sejak abad ke-15 walaupun sebenarnya masih
dipertentangkan para ahli mengenai kapan sebenarnya profesi ini dimulai. Pada
abad ke-15 di Inggris pihak yang bukan pemilik dan bukan pengelola yang
sekarang disebut auditor diminta untuk memeriksa apakah ada kecurangan yang
terdapat di pembukuan atau di laporan keuangan yang disampaikan oleh pengelola
kekayaan pemilik harta. Menurut sejarahnya para pemilik modal menyerahkan
dananya kepada orang lain untuk dikelola/ dimanfaatkan untuk kegiatan usaha
yang hasilnya nanti akan dibagi antara pemilik dan pengelola modal tadi. Kalau
kegiatan ini belum besar umumnya kedua belah pihak masih dapat saling percaya
penuh sehingga tidak diperlukan pemeriksaan. Namun semakin besar volume
kegiatan usaha, pemilik dana kadang-kadang merasa was-was kalau-kalau
modalnya disalahgunakan oleh pengelolanya atau mungkin pengelolanya
memberikan informasi yang tidak obyektif yang mungkin dapat merugikan
pemilik dana. Keadaan inilah yang membuat pemilik dana membutuhkan pihak
ketiga yang dipercaya oleh masyarakat untuk memeriksa kelayakan atau
kebenaran laporan keuangan/ laporan pertanggungjawaban pengelolaan dana.
Pihak itulah yang kita kenal sebagai auditor.
Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan perubahan global, profesi
akuntan pada saat ini dan masa mendatang menghadapi tantangan yang
semakin berat, sehingga dalam menjalankan aktivitasnya seorang akuntan dituntut
untuk selalu meningkatkan profesionalismenya. Seorang profesional diharapkan
dapat mengarahkan dirinya pada suatu tingkat tindakan di atas tingkat tindakan
yang dilakukan oleh sebagian besar anggota masyarakat.
Kelangsungan hidup profesi auditor di Indonesia sangat tergantung kepada
kepercayaan masyarakat terutama para pengguna jasa auditor terhadap kualitas
jasa yang dihasilkan profesi. Apabila para pemakai jasa auditor tidak memiliki
kepercayaan terhadap profesi auditor, maka pelayanan jasa profesi tersebut
menjadi tidak efektif. Terlepas dari tugas dan kewajiban seorang akuntan publik
yaitu memberikan jasa untuk memeriksa, menganalisis, kemudian memberikan

4
pendapat / asersi atas laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum, ada pula penyimpangan-penyimpangan atau
pelanggaran yang terjadi seperti kegiatan manipulasi data laporan keuangan,
penerbitan faktur palsu, suap (bribery), dan lain – lain. Contoh pelanggaran yang
terjadi yaitu pada seorang akuntan publik bernama Pandam RW. Dia melakukan
audit pada PT. Sejahtera selama beberapa tahun sehingga direktur sudah
menganggapnya sebagai rekan bisnis selain sebagai akuntan publiknya (Rekan
Akuntan). Dalam satu kesempatan direktur perusahaan mengajak Pandam RW
merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan perusahaan, terutama yang
berkaitan dengan masalah perpajakan dan laporan keuangan. Berdasarkan
permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis  mengambil judul “
Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan Public pada PT. Sejahtera ”.

BAB II

5
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Akuntan Publik


Akuntan Publik adalah seorang yang independen dalam melaksanakan
pemeriksaan laporan keuangan perusahaan baik yang sudah go publik maupun
perusahaan-perusahaan besar lainnya dan sudah mendapat izin dari menteri
keuangan untuk memberi jasa akuntan public di Indonesia.
Bidang jasa Akuntan Publik meliputi jasa atestasi dan jasa non-atestasi. Jasa
atestasi termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan,
pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan
informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, dan jasa audit serta
atestasi lainnya.  Sedangkan jasa non-atestasi yaitu mencakup jasa yang berkaitan
dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi.
Dalam hal pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan, seorang akuntan
publik hanya dapat melakukan paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-
turut.

2.2 Kode Etik Profesi Akuntansi


Kode etik merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik
sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat
dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam
tindakan yang secara umum dinilai menyimpang dari kode etik.
Kode Etik Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut :
1.    Tanggung jawab profesi
2.    Kepentingan publik
3.    Integritas
4.    Objektivitas
5.    Kompetensi dan kehati-hatian profesional
6.    Kerahasiaan
7.    Perilaku professional
8.    Standar teknis
BAB III

6
PEMBAHASAN

3.1 Contoh Pelanggaran Kode Etik Akuntansi


Seperti yang sudah dijelaskan pada bab pendahuluan bahwa Pandam RW
adalah akuntan publik yang ditunjuk oleh PT. Sejahtera sebagai akuntan publik
yang mengaudit perusahaannya. Setelah beberapa tahun  berjalan, kemudian
Pandam RW dianggap sebagai rekan bisnis oleh direktur PT. Sejahtera selain
sebagai akuntan publiknya (rekan akuntan). Namun dalam satu kesempatan,
Direktur PT. Sejahtera mengajak Pandan RW merumuskan kebijakan dan
pengambilan keputusan perusahaan terutama yang berkaitan dengan masalah
perpajakan dan laporan keuangan. Dalam tahap pembahasan  terhadap hal yang
terjadi tersebut, dideskripsikan bahwa Pandam R.W. sebagai pelaku audit untuk
PT. Sejahtera yang sudah lama direkrut untuk menangani dan memberikan
informasi audit kepada PT. Sejahtera ternyata sudah dianggap sebagai rekan bisnis
akuntannya. Sehingga pada suatu kesempatan PT. Sejahtera mengajak kerja sama
dalam hal mengatasi laporan keuangannya.
Sebagai seorang auditor, seharusnya Pandam R.W. dapat menempatkan
dirinya dalam batasan auditnya. Karena pelaku audit hanya memberikan suatu
informasi laporan keuangan secara internal terhadap perusahaan yang
merekrutnya, dalama batasan prosedural, tanggung jawab, dan berasal dari pihak
lain. Dengan mengacu pada studi kasus diatas, terlihat adanya pelanggaran kode
etik profesi akuntan publik yang dilakukan Pandam RW karena secara sadar telah
melanggar kode etik profesi akuntan publik dengan menerima ajakan kerjasama
untuk merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan perusahaan, terutama
yang berkaitan dengan masalah perpajakan dan laporan keuangan.  Dan apabila
ini terbukti benar maka Pandam RW sebagai akuntan publik akan dikenakan
sanksi sesuai PMK No. 17/PMK.01/2008 mengenai sanksi administratif,  berupa:
sanksi peringatan, sanksi pembekuan ijin dan sanksi pencabutan ijin seperti yang
diatur antara lain dalam pasal 62, pasal 63, pasal 64 dan pasal 65. Karena jika
sudah melampaui batas tersebut, sudah dikatakan bahwa Pandam R.W. sudah
melanggar kode etik profesinya sebagai akuntan. Dan sanksi hukumnya sudah ada
didalam peraturan perundang – undangan yang ditetapkan Dan juga sebagai

7
perusahaan yang baik, PT. Sejahtera seharusnya dapat menempatkan dirinya
sebagai perusahaan yang semata – mata memiliki tujuan untuk profitabilitas yang
bersih. Karena meskipun PT. Sejahtera sudah mengenal lama dan mengontrak
Pandam R.W. sebagai rekannya, tidak semestinya PT. Sejahtera melakukan hal
tersebut, karena itu merupakan hal yang melanggar kode etik perusahaan. Namun
dalam hal ini, yang seharusnya menjadi pusat perhatian yaitu Pandam R.W.
dimana dia harus menempatkan dirinya sebatas profesi auditnya, yang melakukan
pekerjaannya secara independen.

3.2 Saran / Solusi


Sudah semestinya dan sewajarnya Pandam R.W. melakukan tuganya sebagai
audit PT. Sejahtera secara independen dan objektif sesuai Consorsium organisasi
Profesi Auditor di Indonesia. Sehingga dapat memberikan added value untuk
profesinya.

BAB IV

8
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi pelanggaran kode etik profesi akuntan publik dimana
Pandam RW secara sadar telah menerima ajakan kerjasama untuk merumuskan
kebijakan dan pengambilan keputusan perusahaan, terutama yang berkaitan
dengan masalah perpajakan dan laporan keuangan.Sebagai seorang yang
profesional seharusnya Pandam RW bisa menjaga nilai-nilai kode etik akuntan
publik, dengan begitu maka kredibilitasnya akan tetap terjaga dengan baik
dan tetap menjadi akuntan publik yang independen.

DAFTAR PUSTAKA

9
http://pustakaclicker.blogspot.com/2010/11/sejarah-awal-profesi-akuntan-
profesi.html
http://dilladetari.blogspot.co.id/2013/11/review-jurnal-etika-profesi-
akuntansi.html
http://irawancavfea.blogspot.co.id/2012/11/pelanggaran-kode-etik-profesi-
yang_6058.html
http://marshellinussugiboly.blogspot.com/2015/10/makalah-pelanggaran-etika-
profesi.html

10

Anda mungkin juga menyukai