Anda di halaman 1dari 9

Dwi Febiyana

T20198072
BIOLOGI 2

Jurnal 1
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS
LINGKUNGAN DENGAN SETTING MODIFIED INQUIRY UNTUK
MENINGKATKAN KARAKTER DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA
NEGERI 1 LAMONGAN

BAB I

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi persaingan di dunia akan semakin ketat. Kualitas
sumberdaya, khususnya sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor penentu
kemandirian suatu bangsa. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 yang
dimaksud dengan pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Widayanto (2012) upaya
pembangunan harus selalu diarahkan untuk memberi dampak positif terhadap
pengembangan karakter. Pembangunan yang dilakukan di Indonesia tidak bisa
dipisahkan dari pendidikan, oleh karena itu pendidikan yang baik dan bermutu adalah
pendidikan yang mempersiapkan siswa-siswanya untuk dapat menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari termasuk didalamnya
pendidikan karakter. Kenyataanya pengembangan berbagai karakter manusia Indonesia
masih jauh dari harapan tujuan pendidikan nasional sebab proses pembelajaran yang
diterapkan selama ini sekolah lebih dominan menekankan pada aspek kognitif yang
hanya mengutamakan pemahaman bahan pengetahuan dan ingatan atau intelligence
quotient (IQ) namun kurang mengembangkan kemampuan emotional quotient (EQ),
dan spiritual quotient (SQ). Permasalahan yang dihadapi oleh siswa di SMA NEGERI
1 LAMONGAN adalah siswa dipaksa untuk mengingat dan menghafal tanpa dituntut
untuk memahami konsep dan menggabungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Sehingga siswa hanya pintar dalam teoritis tetapi tidak memiliki aplikasi dan belum
mengarah kepada pembinaan dan pengembangkan karakter dan potensi siswa, serta
belum terintegrasi dengan optimal ke dalam mata pelajaran sehingga menyebabkan
minimnya karakter siswa. Misalnya siswa tidak peduli akan lingkungan sekitarnya,
membuang sampah sembarangan, dan merusak keindahan kebun sekolah. Dengan kata
lain proses pembelajaran di kelas belum dikaitkan dengan isu-isu lingkungan sehingga
kurangnya kepedulian siswa terhadap lingkungan. Untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan mengoptimalkan efektivitas proses pembelajaran, maka guru perlu
melakukan terobosan dan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapai. Salah satunya dengan melakukan pengembangan lembar kegiatan siswa
berbasis lingkungan. Melihat permasalahan yang telah diuraikan di atas maka perku
dilakukan pengembangan lembar kerja siswa berbasis lingkungan dengan setting
modified inquiry untuk meningkatkan karakter dan pemahaman konsep siswa SMA
yaitu dengan cara penentuan validitas, kepraktisan, dan efektifitas LKS Biologi
berbasis lingkungan dengan setting modified inquiry terhadap karakter dan pemahaman
konsep siswa di SMAN 1 LAMONGAN. Hasil penelitian terkait pernah dilakukan oleh
Hastuti (2014) menemukan bahwa dengan menggunakan model modified inquiry telah
berhasil memprevensi miskonsepsi siswa sebanyak 60% (X IPA 3), 48% (X IPA 5),
64% (X IPA 7), dan telah meningkatkan hasil belajar secara signifikan meskipun masih
memerlukan pembelajaran remedial. Rasim (2011) juga menemukan bahwa hasil
belajar aspek psikomotorik siswa yang menggunakan model pembelajaran modified
inquiry lebih tinggi daripada yang pembelajarannya konvensional.
1.2 Rasionalisasi
Pembangunan yang dilakukan di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari
pendidikan, oleh karena itu pendidikan yang baik dan bermutu adalah pendidikan yang
mempersiapkan siswa-siswanya untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari termasuk didalamnya pendidikan karakter.
Kenyataannya pengembangan berbagai karakter manusia Indonesia masih jauh dari
harapan tujuan pendidikan nasional sebab proses pembelajaran yang diterapkan selama
ini sekolah lebih dominan menekankan pada aspek kognitif yang hanya mengutamakan
pemahaman bahan pengetahuan dan ingatan atau intelligence quotient (IQ) namun
kurang mengembangkan kemampuan emotional quotient (EQ), dan spiritual quotient
(SQ). Siswa dipaksa untuk mengingat dan menghafal tanpa dituntut untuk memahami
konsep dan menggabungkannya dengan kehidu
pan sehari-hari. Sehingga siswa hanya pintar dalam teoritis tetapi tidak
memiliki aplikasi dan belum mengarah kepada pembinaan dan pengembangan karakter
dan potensi siswa, serta belum terintegrasi dengan optimal ke dalam mata pelajaran
sehingga menyebabkan minimnya karakter siswa. Melihat permasalahan yang telah
diuraikan di atas maka perlu dilakukan pengembangan lembar kerja siswa berbasis
lingkungan dengan setting modified inquiry untuk meningkatkan karakter dan
pemahaman konsep siswa yaitu dengan cara penentuan validitas, kepraktisan, dan
efektifitas LKS Biologi berbasis lingkungan dengan setting modified inquiry terhadap
karakter dan pemahaman konsep.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan pengembangan suatu produk perangkat pembelajaran
SMA biologi berbasis lingkungan. Metode yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Produk yang dikembangkan adalah
perangkat pembelajaran SMA khsususnya LKS biologi berbasis lingkungan kelas X
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), meliputi Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku Siswa, Buku
Pegangan Guru, dan Evaluasi dengan tes keterampilan berpikir kreatif siswa. Model
pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah
model pengembangan yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974)
adalah model 4-D, Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define, design,
develop, dan disseminate.
3.2 Partisipan
Uji Empiris penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Lamongan dengan
subjek penelitian ini terdiri dari empat dosen sebagai ahli yang memvalidasi dan
memberikan saran terhadap perangkat yang dikembangkan, dan dua orang guru yang
sudah memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun dan berpengalaman dan dilatih untuk
menggunakan instrumen sehingga mampu memvalidasi dan mengobservasi terhadap
pelaksanaan perangkat, dan mampu memberikan saran, masukan dan komentar
untuk dijadikan bahan revisi terhadap perangkat yang dikembangkan. Sedangkan siswa
kelas X MIA 9 SMA Negeri 1 Lamongan berperan dalam memperoleh data tentang
kepraktisan dan efektivitas perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Objek
penelitian adalah pengembangan LKS Biologi berbasis lingkungan dengan setting
modified inquiry.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Lembar validasi perangkat pembelajaran bermuatan karakter
2. Lembar observasi pengelolaan pembelajaran
3. Lembar observasi aktivitas siswa yang berkaitan dengan karakter siswa
4. Angket respon siswa terhadap komponen pembelajaran seperti bahan ajar dan
LKS
5. Tes pemahaman konsep.
3.4 Analisis Data
Metode analisis data dengan cara mengumpulkan hasil validasi seluruh
instrumen kemudian dianalisis dan diolah secara deskriptif. Kualitas perangkat
pembelajaran yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan aspek validitas, kepraktisan
dan efektivitas. Teknik analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis tersebut
adalah statistik deskriptif oleh kedua validator, dilanjutkan dengan uji coba instrumen
tes pemahaman konsep siswa untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir soal.
Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur, sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data
yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.
Uji coba tes pemahaman konsep diberikan kepada kelas yang sudah pernah
mendapatkan materi ruang lingkup biologi yaitu siswa kelas XI di SMA Negeri 1
Lamongan. Berdasarkan hasil analisis validitas tes pemahaman konsep dengan
menggunakan rumus teknik korelasi pointbiserial dan reliabiltas tes pemahaman
konsep siswa dengan menggunakan rumus/formula Alpha cronbach, diperoleh
instrumen yang riil dipakai pada kegiatan uji coba yaitu tes pemahaman konsep siswa
dinyatakan valid karena rhitung > r tabel dan reliabelitas sebesar 0,767 dengan kategori
reliabelitas tinggi (Arikunto 2010).
Jurnal 2
PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH
MELALUI WHATSAPP DAN GOOGLE MEET TERHADAP MINAT DAN HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA SMAN 1 LAMONGAN

BAB I

1.1 Latar Belakang


Saat ini, COVID-19 merupakan masalah darurat yang sedang dihadapi oleh
manusia diseluruh dunia. Pandemi COVID-19 telah mengganggu hampir semua aspek
kehidupan, salah satunya yaitu pendidikan. Pendidikan mengalami perkembangan yang
pesat dibidang teknologi yakni pembelajaran dalam jaringan (Daring) yang
menggunakan berbagai media untuk memudahkan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran daring adalah proses belajar mengajar dengan memanfaatkan jaringan
internet berupa aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas dan bermacam-macam interaksi
pembelajaran (Sadikin & Hamidah, 2020). Di Indonesia, sebagian besar sekolah
cenderung fokus pada pembelajaran tatap muka dan tidak banyak lembaga pendidikan
telah menerapkan pembelajaran jarak jauh di sekolah. Rata-rata infrastruktur sekolah di
Indonesia belum memilki Learning Management System (LMS) yang dalam
implementasinya banyak menggunakan media komunikasi e-learning. Di dalam
pembelajaran daring (online learning) memerlukan peserta didik dengan pendidik
berkomunikasi dalam pembelajaran dengan menggunakan teknologi yaitu media online
antara lain WhatsApp Messenger (WA) dan Google Meet yang memudahkan proses
pembelajaran jarak jauh dengan tidak harus di dalam ruangan kelas. Pembelajaran
digital melalui aplikasi WhatsApp Messenger (WA) sangat potensial dan dapat
dimanfaatkan sebagai alat atau media pembelajaran. Fitur aplikasi WA yang paling
banyak digunakan adalah WhatsApp Messenger Group atau percakapan kelompok.
Fitur tersebut merupakan layanan grup diskusi yang dapat menampung hingga 256
orang dalam satu aplikasi (Pratama, 2019). Begitu juga dengan Google Meet
merupakan aplikasi untuk melakukan konferensi percakapan baik secara video dan
audio online serta bisa menampung hingga 250 peserta dalam satu telekonferensi.
Keefektifan penggunaan kedua media tersebut telah dibuktikan melalui beberapa
penelitian, salah satunya yaitu (Kusuma & Hamidah, 2020) yang menyatakan bahwa
kelas yang melakukan pembelajaran menggunakan aplikasi video konferensi lebih
efektif dan lebih baik daripada kelas yang melakukan pembelajaran menggunakan grup
WhatsApp. Penggunaan media WhatsApp sebagai media pembelajaran berbasis daring
masih memiliki kelemahan, diantaranya yaitu; 1) baik guru maupun siswa harus
memiliki kuota dan koneksi internet yang baik (Syam & Rizalia, 2021); 2) siswa juga
tidak serius dalam belajar, tidak tepat waktu dan sulit untuk dikontrol (Maulana, 2021);
3) guru juga belum maksimal dalam menerapkan teknologi informasi, seperti WhatsApp
dalam proses pembelajaran Biologi di sekolah (Soimah, 2018). Minat adalah dorongan
yang terjadi pada seseorang tentang rasa yang lebih disuka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh atau hanya semata-mata keinginan
diri sendiri. Minat belajar memiliki kontribusi untuk meningkatkan hasil belajar sebab
seseorang beraktivitas tergantung minatnya (Asiyah et al., 2020). Seseorang tidak
memiliki minat, dia tidak mungkin melakukan sesuatu aktivitas. Media online saat ini
membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dan sudah dimanfaatkan oleh
sekolah-sekolah di Indonesia. Program ini disebut juga program pembelajaran daring
atau online learning (Marjuni & Harun, 2019). SMA Negeri 1 Lamongan menghadapi
permasalahan yang sama seperti yang telah diuraikan sebelumnya terkait sistem
pembelajaran daring melalui WhatsApp dan Google Meet. Oleh karena itu, peneliti
melakukan studi untuk mengkaji tentang perbedaan efektivitas penggunaan
pembelajaran jarak jauh melalui WhatsApp dan Google Meet terhadap minat dan hasil
belajar Biologi siswa SMA Negeri 1 Lamongan. Hal ini penting untuk dilakukan karena
WhatsApp dan Google Meet merupakan teknologi yang dapat membantu siswa agar
lebih mudah terlibat dalam proses pengajaran dan pembelajaran Biologi secara daring
pada masa Pandemi COVID-19.

1.2 Rasionalisasi
Di Indonesia, sebagian besar sekolah cenderung fokus pada pembelajaran tatap
muka dan tidak banyak lembaga pendidikan telah menerapkan pembelajaran jarak jauh
di sekolah. Rata-rata infrastruktur sekolah di Indonesia belum memilki Learning
Management System (LMS) yang dalam implementasinya banyak menggunakan media
komunikasi e-learning. Di dalam pembelajaran daring (online learning) memerlukan
peserta didik dengan pendidik berkomunikasi dalam pembelajaran dengan
menggunakan teknologi yaitu media online antara lain WhatsApp Messenger (WA) dan
Google Meet yang memudahkan proses pembelajaran jarak jauh dengan tidak harus di
dalam ruangan kelas. Minat adalah dorongan yang terjadi pada seseorang tentang rasa
yang lebih disuka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh atau hanya semata-mata keinginan diri sendiri. Minat belajar memiliki
kontribusi untuk meningkatkan hasil belajar Oleh karena itu, peneliti melakukan studi
untuk mengkaji tentang perbedaan efektivitas penggunaan pembelajaran jarak jauh
melalui WhatsApp dan Google Meet terhadap minat dan hasil belajar Biologi siswa

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi-Experimental Design yang
menggunakan desain Posttest-only control design (Sugiyono, 2012). Hal ini digunakan
untuk melihat hasil suatu perlakuan dengan membandingkan perbedaan hasil belajar
biologi pada dua kelompok kelas yaitu kelompok eksperimen I (siswa menggunakan
Platform Whatsapp. Grup) dan kelompok eksperimen II (siswa menggunakan Google
Meeting Platform). Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Lamongan, Indonesia.
Sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas X matematika dan IPA 4 (X MIPA 4) sebagai
kelas eksperimen I dan X matematika dan IPA 5 (X MIPA 5) sebagai kelas eksperimen
II dengan jumlah siswa masing-masing 28 orang.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA SMA Negeri
1 Lamongan yang terdiri dari 5 kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling karena didasarkan pada
pertimbangan tertentu. Yaitu kelas eksperimen I yaitu kelas X MIPA 4 yang berjumlah
28 siswa, dan kelas eksperimen II yaitu kelas X MIPA 5 yang berjumlah 28 siswa.
Pemilihan kelas ini sebagai sampel penelitian dilakukan mengingat kelas yang
digunakan sebagai kelas eksperimen I memiliki kemampuan yang sama dengan kelas
eksperimen II. Selain itu, kelas yang diambil sebagai kelas eksperimen I dan
eksperimen II memiliki jumlah siswa yang sama.
3.3 Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes hasil
belajar biologi yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan kognitif siswa
terhadap materi keanekaragaman hayati. Pada pertemuan terakhir, siswa akan diberikan
soal pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar biologi siswa antara kelas yang
diajarkan menggunakan grup WhatsApp dan platform pertemuan google. Uji validitas
dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian. Kedua
pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS Statistics 17.0.
Tes ini dilakukan di kelas yang tidak diberikan perlakuan eksperimen, dengan jumlah
responden 63 orang. Soal yang diujikan berupa soal penilaian kognitif dengan 35 soal
pilihan ganda. Uji validitas instrumen dikatakan valid jika efisiensi korelasi (rxy) lebih
signifikan daripada (rtabel). Berdasarkan hasil perhitungan instrumen penilaian hasil
belajar memiliki nilai rtabel : 0,248, dan rxy dari total 35 soal menunjukkan angka yang
lebih besar dari r tabel. Kesimpulannya adalah instrumen penelitian valid. Uji
reliabilitas instrumen dapat dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha koefisien
lebih dari 0,60 (Ghozali, 2006). Hasil perhitungan instrumen penilaian hasil belajar
memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,84. Kesimpulannya instrumen penilaian hasil
belajar yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.
3.4 Prosedur
Prosedur penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
persiapan, meliputi 1) observasi terkait siswa dan proses pembelajaran, 2) penentuan
populasi dan sampel penelitian, 3) pengembangan instrumen penelitian, dan 4) uji
validitas dan pengujian keandalan. Tahap pelaksanaan meliputi pembelajaran
menggunakan WhatsApp group pada kelas eksperimen I (X MIPA 4) dengan materi
pembelajaran berupa power point yang disisipi dengan audio penjelasan. Pembelajaran
menggunakan google meeting pada kelas eksperimen II (X MIPA 5) dengan sistem
presentasi menggunakan powerpoint. Proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mengacu pada silabus. Di akhir pertemuan,
siswa diberikan tes hasil belajar
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Tahap pertama data penelitian diolah dengan
perhitungan sederhana menggunakan MS. Excel 2016. Tahap kedua adalah uji
prasyarat yaitu uji normalitas, untuk mengetahui sebaran populasi penelitian. Uji
prasyarat selanjutnya adalah uji homogenitas untuk mengetahui varian data penelitian.
Selanjutnya data tersebut akan diolah menggunakan teknik analisis data uji independent
sample t-test menggunakan SPSS versi 17.0. Berdasarkan hasil uji normalitas data
diketahui bahwa nilai signifikansi hasil belajar biologi pada kelas eksperimen I sebesar
0,200 dan pada kelas eksperimen II sebesar 0,070. Hal ini menunjukkan bahwa data
biasanya berdistribusi, hal ini dikarenakan nilai signifikansi lebih signifikan dari 0,05.
Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil belajar biologi pada
kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah sebesar 0,222. Hal ini menunjukkan
bahwa data tersebut homogen karena nilai signifikansinya lebih signifikan dari 0,05.

Anda mungkin juga menyukai