Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : SATYA HARIS PURNOMO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041490059

Kode/Nama Mata Kuliah : Hukum dan Masyarakat

Kode/Nama UPBJJ : 50/SAMARINDA

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Arahkan Nasabah untuk Beli Motor Bekas dengan Dana KUR, Karyawan BRI Jadi
Tersangka, Ini Ceritanya
KOMPAS.com - MH karyawan BRI unit Leces diamankan polisi karena menyalahgunakan
penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merugikan negara lebih dari Rp 1 miliar.
Kasus tersebut terjadi pada 2018 dan 2019. Saat itu BRI menyalurkan dana KUR untuk
pendanaan UMKM pada masyarakat. Sesuai audit BPKP kerugian mencapai sebesar Rp
1.059.202.822. MH yang bertugas di BRI unit Leces ternyata mengarahkan nasabah yang
menerima KUR untuk membeli motor bekas di showroom milik YA.
Di BRI unit Leces, MH bertugas sebagai peneliti kelayakan calon penerima KUR. Padahal
dana KUR seharusnya digunakan untuk meningkatkan usaha kecil bukan untuk hal yang
bersifat konsumtif. "Dana KUR yang dicairkan BRI Cabang Probolinggo itu diperuntukkan
bagi masyarakat yang memiliki usaha agar usaha kecilnya berkembang," kata Kepala
Kejaksaan Negeri Kabupaten Probolinggo Adhryansah kepada Kompas.com di Kantor Kejari,
Selasa (19/1/2021). "Tapi oleh MH yang bertugas sebagai peneliti kelayakan calon penerima
KUR, ternyata tidak dilaksanakan sebagaimana diatur BRI dan Kementerian Perekonomian,"
kata Adhryansah. "Jadi MH ini mengarahkan nasabah yang menerima KUR membeli motor
bekas di shòwroom milik YA," kata Adhryansah.
Nasabah tak miliki usaha, tak ada KTP serta KK
Adhryansah mengatakan MH mengarahkan nasabah yang memiliki usaha untuk menggunakan
dana KUR untuk membeli motor bekas. Tak hanya itu. MH juga juga memberikan dana KUR
pada nasabah yang tak memiliki usaha. Untuk mendapatkan dana KUR, nasabah tidak
disurvei, dan tak memiliki KTP serta KK atau pun keterangan usaha. Lalu nasabah tersebut
diarahkan untuk membeli motor di showroom milik YA. Selain MH, kejaksaan juga
menetapkan YA pemilik YA sebagai tersangka.
Walaupun sudah ditetapkan sebagai tersangka, MH dan YA belum ditahan. Setelah tahapan
selesai, kasus tersebut akan dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Surabaya. "Ini prosesnya
sebenarnya masih panjang. Tapi kami ingin kasus ini segera dibawa ke pengadilan," jelasnya.
Pada Rabu (20/1/2021) Kompas.com mendatangi Kantor BRI Cabang Probolinggo di Kota
Probolinggo. Dari keterangan satpam, pimpinan BRI sedang keluar. Setelah beberapa jam
menunggu, satpam yang bertugas memberikan nomor sekretariat BRI untuk dihubungi.
Kompas.com menghubungi nomor yang dimaksud dan diangkat oleh petugas wanita yang
mengaku bernama Lina. Saat itu Lina berjanji akan menghubungkan Kompas.com dengan
pihak manajamen. Dia juga berjanji akan menghubungi melalui telepon. Kompas.com juga
telah menunggu keterangan pimpinan BRI di kantor BRI selama tiga setengah jam. Namun
hingga berita ini ditulis belum pernyataan resmi dari pihak BRI Probolinggo.
Sumber: https://regional.kompas.com/read/2021/01/21/09490071/arahkan-nasabah-untuk-beli-
motor-bekas-dengan-dana-kur-karyawan-bri-jadi?page=all#page2.

PERTANYAAN

1. Analisis kasus di atas menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999!


Jawab :
“UU 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Korupsi “

PASAL 3 “Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling
sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).”
Dari uraian kasus diatas sudah jelas MH dan YA melakukan sebuah rencana yang
menguntungkan kedua belah pihak dengan menyalahguanakan kewenangan dgn jabatan
sbg Karyawan BRI.

2. Bagaimana kaitan antara kasus di atas dengan perubahan sosial menurut pandangan
Prof. Dr. M. Tahir Kasnawi?
Jawab :

Prof. Dr. M. Tahir Kasnawi membagi tiga pendekatan teori perubahan sosial, yaitu:
Pendekatan teori klasik, Pendekatan teori equilibrium, Pendekatan teori modernisasi, dan
Pendekatan teori konflik. Berikut diuraikan pendekatan-pendekatan tersebut.
Disisi lain pengertiannya adalah  suatu proses perubahan, modifikasi, atau penyesuaian-
penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup masyarakat, yang mencakup nilai-nilai budaya,
pola perilaku kelompok masyarakat, hubungan-hubungan sosial ekonomi, serta
kelembagaan-kelembagaan masyarakat, baik dalam aspek kehidupan material maupun non
materi.
Jika dikaitkan dengan kasus diatas maka tindakan MH sangat mempengaruhi pola hidup
masyarat disana , yang seharusnya Masyarakat UMKM yang membutuhkan dana tersebut
menjadi tidak terkontribusi/ tersalurkan lewat program tersebut . sedangkan hubungan sosial
ekonomi pihak Bank BRi merasa dirugikan dengan adanya ulah MH.

3. Simpulkan kasus di atas dalam kaitannya dengan kesadaran hukum, dan berikan contoh
kegiatan untuk mengupayakan kesadaran hukum dalam masyarakat ?
Jawab :
Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan, atau perintah dari luar
untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran hukum di masyarakat
maka hukum tidak perlu menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-
benar terbukti melanggar hukum. Hukum berisi perintah dan larangan. Hukum memberitahukan
kepada kita mana perbuatan yang bertentangan dengan hukum yang bila dilakukan akan
mendapat ancaman berupa sanksi hukum. Terhadap perbuatan yang bertentangan dengan hukum
tentu saja dianggap melanggar hukum sehingga mendapat ancaman hukuman.
Contoh Kegiatan untuk mengupayakan Kesadaran Hukum dalam Masyarakat :
Untuk menumbuhkan kebiasaan sadar hukum inilah yang menjadi tantangan dan tanggung jawab
semua pihak. Budaya sadar dan taat hukum sejatinya haruslah ditanamkan sejak dini. Maka
elemen pendidikanlah menjadi ujung tombak dalam menanamkan sikap dan kebiasaan untuk
mematuhi aturan-aturan yang ada. Institusi pendidikan merupakan media sosialisasi primer yang
sangat mempengaruhi pembentukan karakter manusia dikemudian hari. Jika sikap dan perilaku
taat hukum telah ditanamkan sejak din, maka kedepan, sikap untuk menghargai dan mematuhi
aturan akan mendarah daging dan membudaya di masyarakat. Tentunya hal ini dilakukan dengan
memberikan pengetahuan yang benar tentang apa saja yang tidak boleh dilakukan dan boleh
dilakukan.
Tingginya kesadaran hukum di suatu wilayah akan memunculkan masyarakat yang beradab.
Membangun kesadaran hukum sejak dini, tidak harus menunggu setelah terjadi pelanggaran dan
penindakan oleh penegak hukum. Upaya pencegahan dinilai sangat penting dan bisa dimulai dari
dalam keluarga sebagai unit terkecil masyarakat. Kesadaran inilah yang mesti kita bangun
dimulai dari keluarga.
Dengan adanya kesadaran hukum ini kita akan menyaksikan tidak adanya pelanggaran sehingga
kehidupan yang ideal akan ditemui. Lembaga pendidikan formal, informal dan non formal perlu
diajak bersama-sama mengembangkankesadaran dan kecerdasan hukum sejak dini.Pendidikan
hukum tidak terbatas hanya pendidikan formal di bangku sekolah saja. Namun juga dapat
dilakukan di luar bangku sekolah. Pembelajaran mengenai hukum sejak dini harus diajarkan
kepada anak-anak. Agar nantinya tertanam dalam diri mereka rasa kebutuhan akan peraturan
hukum. Sehingga kesadaran hukum akan terbentuk sejak dini.

Anda mungkin juga menyukai