MODUL 7
METODE,MEDIA,DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS
KELAS TINGGI
Disusun oleh :
Kelompok 5
1 ROMI 855789269
2 SRI AGUSTINA 855789323
3 SANTIA 856763086
4 RISCA APRIANI S 856789663
5 ROSA DIAN CAHYANI 856766787
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul METODE,MEDIA,DAN
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS KELAS TINGGI ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas tutor
mata kuliah PENDIDIKAN IPS DI SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang METODE,MEDIA,DAN PEMANFAATAN SUMBER
BELAJAR IPS KELAS TINGGI bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Syarifuddin S.Pd M.Pd selaku dosen mata
kuliah pendidikan ips di sd yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, oengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam
yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung Sekolah sebagai lembaga
pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan amanat
pendidikan. Sekolah merupakan suatu institusi yang dirancang untuk membawa peserta didik
pada proses belajar. Belajar merupakan perubahan yang relative permanen dalam perilaku
sebagai hasil pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon.
Sedangkan pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu system
lingkungan belajar yang terdiri dari tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan
belajar mengajar, metode, media, sumber belajar (Sutikno, 2008:37).
Keberhasilan proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPS sangat ditentukan oleh
metode, media, dan sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran baik di dalam
maupun di luar ruangan.
Untuk mempermudah dalam proses pembelajaran, maka guru harus memiliki pemahaman
dan kemampuan dalam merancang dan menerapkan metode, media, dan sumber belajar yang
gunakan dalam proses pembelajaran.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
KEGIATAN BELAJAR 1
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE, MEDIA, DAN
SUMBER BELAJAR IPS SD KELAS TINGGI BERDASARKAN PENDEKATAN
KOGNITIF
A. Pengertian Metode, Media, dan Sumber Belajar
1. Metode
Metode mengajar adalah kemampuan yang perlu dimiliki seorang guru dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada anak didiknya.
Beberapa contoh metode yang dapat dipakai dalam kegiatan pembelajaran:
a. Ceramah Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan
kelompok pengunjung ( dalam hal ini peserta didik ).
b. Diskusi kelompok Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau
dipersiapkan di antara 3 atau lebih topik tertentu, dengan seorang pemimpin.
c. Panel Adalah pembicaraan yang sudah direncanakan di depan pengunjung tentang
sebuah topik. Pada diskusi panel diperlukan 3 panelis atau lebih dan seorang pemimpin
diskusi atau moderator.
d. Studi kasus Adalah pembicaraan yang sudah direncanakan di depan pengunjung tentang
sebuah topik. Pada diskusi panel diperlukan 3 panelis atau lebih dan seorang pemimpin
diskusi atau moderator.
e. Metode brainstorming Metode brainstorming adalah semacam cara pemecahan masalah,
di mana anggota mengusulkan dengan cepat semua kemungkinan pemecahan yang
terpikirkan. Tidak ada kritik, evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.
f. Diskusi formal Adalah metode pemecahan masalah yang sistematis, mencakup :
1) Penyampaian permasalahan
2) Pengumpulan data
3) Mempertimbangkan pemecahan yang mungkin
4) Memilih cara pemecahan yang terbaik
g. Tanya jawab Metode ini dapat dipakai pada hal-hal berikut:
1) Menanyakan kembali pelajaran/materi yang diajarkan
2) Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama peserta didik
3) Memimpin pengamatan dan pemikiran peserta didik
h. Kerja kelompok Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar mengajar
yang membagi peserta didik dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Media
Media dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan sebagai berikut ;
a. Media visual Merupakan media yang dapat dipandang. Media ini dapat dibagi menjadi
2, di antaranya ;
1) Media visual yang tidak diproyeksikan adalah media yang tidak dapat dipantulkan pada
layar. Hal itu dikarenakan bahan yang dipakai tidak transparan atau tidak tembus cahaya.
Beberapa media yang termasuk jenis ini antara lain ;
a) Gambar mati atau gambar diam
b) Ilustrasi
c) Karikatur
d) Poster
e) Bagan
f) Diagram
g) Grafik
h) Peta
2) Media visual yang diproyeksikan Media ini dapat dipantulkan pada layar karena bahan
yang dipakai tembus cahaya.
a. Media audio Merupakan jenis media yang hanya dapat didengar.
b. Media audio-visual Media ini selain dapat dilihat juga dapat didengar. Contohnya,
slide suara dan televisi. Slide suara merupakan media visual yang diiringi suara, orang
sering menyebut film bingkai. Televisi merupakan suatu media yang menampilkan
gambar yang bergerak.
3) Sumber Belajar Sumber Belajar adalah segala bentuk penyajian bahan atau materi yang
dapat dijadikan sumber untuk belajar. Contohnya, buku-buku, majalah, surat kabar, radio,
youtube, peta, dan lain-lain.
B. Pengertian Pendekatan Kognitif
Istilah kognitif berasal dari kata Latin cognoscere yang artinya mengetahui (to know).
Pendekatan kognitif adalah pendekatan yang menekankan pada bagimana cara individu
memberi
respon yang datang dari sebuah masalah dengan cara mengorganisasikan data,
memformulasikan
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah.
C. Merancang Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan
Pendekatan
Kognitif
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan kognitif adalah latihan inkuiri (inquiry
section). Model pembelajaran inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari
jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.Penerapannya lebih menitikberatkan
pada penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi terarah dan sistematis.
1. Menyajikan masalah
2. Mengumpulkan data
Kognitif
1. Kompetensi Dasar Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan
negara tetangga.
2. Materi Pokok Gejala alam dan sosil negara Indonesia dan negara tetangga.
3. Hasil Belajar
4. Indikator
Setelah memahami hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan masalah
Bagaimana gejala alam dan sosial di Indonesia jika dibandingkan dengan negara
tetangganya?
dirumuskan.
Guru dan siswa mencocokkan secara langsung antara infomasi dengan rumusan
masalah yang
dirumuskan dan menemukan unsur-unsur baru yang dapat digunakan untuk menjawab
masalah.
4. Merumuskan penjelasan
Guru membantu siswa dalam merumuskan penjelasan untuk mnjawab atas masalah
secara
Kegiatan Belajar 2
Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi; pertama masalah-masalah sosial diidentifikasi
atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial dan menggunakan prinsip sosial
pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu perlu dikembangkan untuk
memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus menerus. Berdasarkan dua
asumsi di atas, maka konsekuensi penggunaan metode pembelajaran IPS SD harus
membebani peserta didik untuk mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat,
yang pada gilirannya kelak akan mampu membangun masyarakat dan mampu mengadakan
hubungan antar pribadi.
1. Tahap Orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah sosial yang
dijadikan
pokok pembahasan.
2. Tahap Hipotesis
Hipotesis menjadi acuan dalam pemecahan masalah. Syarat Hipotesis yang baik adalah
sebagai
berikut:
a. Valid (shahih).
b. Kompatibilitas, adanya kesesuaian antara hipotesis dan pengalaman siswa/guru.
c. Berhubungan dengan peristiwa nyata.
3. Tahap Definisi Peserta didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang
terdapat pada hipotesis.
4. Tahap Eksplorasi Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi
dan mengembangkan hipotesis dengan implikasidan asumsi-asumsinya.
5. Tahap Pembuktian Hipotesis Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan
pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan masalah
yang dibahas
3. Hasil Belajar
a. Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia
4. Indikator
Setelah kita memahami hal di atas, maka selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Tahap Orientasi
Mengambil dan menetapkan masalah yang berkaitan dengan jumlah penduduk yang meledak,
golongan penduduk muda, persebaran tidak merata, dan kepadatan yang tinggi. Salah
satu akibatnya adalah masalah sosial yaitu kemiskinan masih ditambah penodongan,
pencurian,
tuna susila, dan tuna wisma. Rumusan masalahnya adalah “Faktor-faktor apa yang
menyebabkan kemiskinan di suatu daerah?” Jadi, masalah pokoknya adalah terjadinya
kemiskinan.
2. Tahap Hipotesis
a. Kondisi fisis suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai
hubungan dengan
terjadinya kemiskinan.
b. Kualitas sumber daya manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah,
mempunyai
hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
3. Tahap Definisi Membahas pengertian dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis.
1. Kondisi fisis adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap
peri
kehidupan manusia, misalnya keadaaan sumber daya alam suatu daerah.
2. Kualitas SDM adalah derajat kemampuan manusia mengolah sumber daya alam yang
ada
dengan tekonologi yang dimiliki.
3. Kemiskinan dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan
struktural/buatan. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang ditimbulkan sebagai
akibat
terbatasnya sumber daya alam atau daya dukung sumber daya alam terhadap sumber
daya
manusia rendah.
4. Tahap Eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hpotesis dengan logika deduksi dan mengembangkan
hipotesis dengan implikasinya serta asumsi-asumsi yang mendasarnya.
5. Tahap Pembuktian Hipotesis
Mengumpulkan data kemudian menganalisis data dan dihubungkan dengan hipotesisnya
untuk
kepastian apakah hipotesis itu diterima atau tidak..
6. Tahap Generalisasi
Menyusun perkataan terbaik sebagai jawaban atas masalah yang dibahas, yaitu berikut ini:
a. Kondisi fisik yang jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah
b. Kualitas sumber daya manusia yang rendah menukung terjadinya kemiskinan di suatu
daerah
Kegiatan Belajar 3
1. Kompeteni Dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh-tokoh
Pergerakan Nasional.
3. Hasil Belajar
a. Mengindentifikasi tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional dan tokoh-tokoh pejuang
setempat.
b. Mengidentifikasi peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam mempersatukan
Indonesia.
4. Indikator
a. Membuat ringkasan riwayat hidup tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional (misal R. A.
b. Kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantoro, Douwes Dekker).
c. Membuat laporan tentang tokoh pejuang yang ada di Provinsinya.
d. Menceritakan peristiwa Sumpah Pemuda.
e. Menceritakan peranan masing-masing tokoh dalam perisitiwa Sumpah Pemuda 28
Oktober
f. 1928.
g. Menceritakan peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam mempersatukan Indonesia
Setelah guru memahami hal di atas maka langkah selanjutnya adalah berikut ini.
1. Menciptakan iklim yang mengandung keterlibatan Mendorong peserta didik berperan serta
dan berbicara mengenai sumpah pemuda. Peserta didik diberi kebebasan untuk
berpendapat
2. Menyajikan masalah untuk diskusi Penyajian masalah dapat berasal dari guru.Tindakan-
tindakan yang dapat dilakukan guru:
a. Memberikan pembenaran perilaku peserta didik.
b. Turut campur tangan jika peserta didik cenderung ke arah mencela dan mengkritik.
c. Menugasi kelompok untuk menjelaskan sumpah pemuda.
3. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
Peserta didik mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa sumpah
pemuda, di antaranya:
a. Nilai kebersamaan untuk mencapai tujuan luhur
b. Nilai persatuan dan kesatuan bangsa
c. Nilai kebulatan tekad untuk mencapai kemerdekaan
d. Nilai menghargai pendapat dan karya orang lain.
4. Mengidentifikasi alternatif tindakan
Peserta didik menilai dan menyeleksi nilai-nilai yang dapat dijadikan alternatif dalam
memecahkan soal sehari-hari.
5. Merumuskan kesepakatan
Peserta didik merumuskan dan menyepakati sikap dan perilaku serta menaatinya.
6. Perilaku tindak lanjut
Peserta didik menilai efektivita perilaku baru yang diperoleh dan memperkuatnya untuk
tindakan masing-masing.
Kegiatan Belajar 4
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan Modifikasi
Perilaku
A. Pengertian Pendekatan Modifikasi Perilaku
Ciri Pendekatan ini adalah adanya kecenderungan memecah tugas belajar menjadi
sejumlah
perilaku yang kecil (langkah-langkah kecil) dan berurutan.
Mengajar pada dasarnya adalah mengusahakan terjadinya perubahan dalam perilaku
peserta didik dan perubahan perilaku tersebut harus dapat diamati.
Rumpun pendekatan perilaku:
1. Pendekatan pengelolaan kontingensi
2. Pendekatan mawas diri
3. Pendekatan relaksasi
4. Pendekatan reduksi stress
5. Pendekatan assertive training
6. Pendekatan direct training
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Sebaiknya bagi seorang pendidik dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran
dengan baik sehigga peserta didik lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran yang
disampaikan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.