Anda di halaman 1dari 16

NAMA : Dilla Rosita Devi

NIM 1913081006
KELAS : 4A/ S1 KIMIA

MATERIAL ELEKTRIK
Atom adalah bagian terkecil dari suatu benda/materi yang terdiri dari inti atom/nukleus
(proton+netron) dan elektron. Untuk atom-atom yang memiliki karakteristik sama disebut
sebagai unsur. Proton dan netron berikatan sangat kuat yang merupakan penyusun inti atom
yang biasa disebut dengan nukleus. Sedangkan elektron adalah bagian dari atom yang terletak
pada lintasan (orbit) dari atom. Idealnya sebuah atom memiliki jumlah proton yang sama
dengan jumlah elektron. Tetapi pada kenyataannya elektron sangat mudah untuk keluar dari
lintasan (orbit) atom jika mendapatkan kekuatan dari luar baik berupa gesekan, benturan dan
proses pemanasan atau melalui proses reaksi tertentu.
Mudah tidaknya elektron terlepas dari lintasan atom akan mempengaruhi sebuah benda/materi,
masuk dalam golongan benda isolator atau benda semikonduktor dan atau benda konduktor.
Sebuah benda dengan atom yang memiliki jumlah elektron lebih banyak dibanding dengan
jumlah proton akan lebih bersifat konduktor, karena kemungkinan jumlah elektron terlepas dari
lintasan atom lebih besar. Sedangkan sebuah benda yang memiliki jumlah elektron mendekati
jumlah proton akan lebih bersifat isolator karena setiap proton akan berpasangan dengan setiap
elektron (ingat bahwa muatan + pasti akan berpasangan dengan muatan -). Pengertian ini,
sebenarnya sama dengan pengertian konduktor sebagai benda/material yang mudah untuk
menghantarkan listrik atau panas dan isolator sebagai benda yang sulit untuk menghantarkan
listrik dan panas.
Karena elektron terlempar dari lintasan atom, dimungkinkan elektron tersebut berpindah ke
lintasan atom lain di sekitarnya. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lainnya, dapat
mengakibatkan perubahan energi pada benda tersebut. Besar kecilnya jumlah elektron yang
terlepas dan berpindah ke lintasan atom lain akan mempengaruhi besar kecilnya perubahan
energi.
Perubahan energi ini tidak akan mengurangi/menghilangkan jumlah elektron. Tetapi elektron
hanya berpindah tempat dari lintasan (orbit) atom satu ke lintasan (orbit) atom lainnya. Proses
lepasnya elektron dari lintasan atom dan proses masuknya elektron liar ke dalam lintasan atom
inilah awal mula munculnya arus listrik (arus adalah elektron yang mengalir atau berpindah).
Sifat listrik material bergantung pada apakah itu konduktor atau dielektrik (isolator) dan, jika
dulunya, apakah pembawa arus adalah elektron atau ion. Kekayaan fenomena listrik terjadi
dan temukan berbagai macam aplikasi. Di sini, kami memperhatikan aspek kimiawi dari
sifat listrik, yang terutama melibatkan hubungan antara struktur kristal dan properti.
Konduktivitas elektronik terjadi pada luasan yang bervariasi dan dengan mekanisme yang
berbeda pada berbagai bahan. Konduktivitas listrik adalah kemampuan suatu bahan untuk
mengirimkan atau mengangkut energi listrik. Ini bertanggung jawab atas sifat listrik
karakteristik logam, superkonduktor dan semikonduktor.
Pengelompokan material listrik berdasarkan wujud
1. Bahan listrik berbentuk padat
Benda padat mempunyai bentuk tetap (bentuk sendiri), dimana pada suhu yang tetap
benda padat mempunyai suhu yang tetap pula. Isi akan bertambah atau memuai jika
mengalami kenaikan suhu dan sebaiknya benda akan menyusut jika suhunya menurun.
Karena berat benda tetap, maka kepadatan akan bertambah, sehingga dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan berkurang
b. Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah
c. Jika benda lebih padat dalam keadaan dingin dari pada dalam keadaan panas
2. Bahan listrik berbentuk cair
Cairan atau bahan bentuk cair adalah benda yang pada suhu biasa berbentuk cair dan
umumnya tidak dalam keadaan murni tetapi merupakan persenyawaaBan macam-
macam unsur.
3. Bahan listrik berbentuk gas
Gas merupakan benda teringan dan tidak mempunyai bentuk dan volume yang tetap.
Pengelompokan material berdasarkan bahan listrik :
Gambar struktur model atom konduktor, semikonduktor, dan isolator.
1. Konduktor
Bahan penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang
dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke tituk lain. Penghantar dapat berupa kabel
( penghantar dengan selubung isolasi) atau kawat ( penghantar tanpa isolasi).
Bahan-bahan yang digunakan sebagai pengahantar harus memenuhi persyaratan
berikut:
a. Konduktifitasnya cukup baik.
b. Koefisien muai panjangnya kecil.
c. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar

Gambar struktur elektron bebas pada susunan atom konduktor


Konduktor adalah suatu bahan listrik yang digunakan untuk membawa aliran muatan
listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas. Oleh karena itu sifat terpenting yang harus
dimiliki oleh konduktor adalah sifat daya hantar listrik (electrical conductivity) dan
daya hantar panas (thermal conductivity) yang tinggi. Daya hantar listrik yang tinggi
disebabkan bahan penghantar tersebut memiliki banyak elektron yang bebas bergerak.
Gambar aliran elektron pada atom konduktor
A. Sifat Bahan Konduktor
a. Sifat listrik
Arus listrik yang mengalir dalam penghantar selalu mengalami tahanan dari
penghantar itu sendiri. Besar tahanan tergantung tahanan jenis, panjang bahan
dan luas penampang.

Pengaruh Temperatur terhadap Suatu Tahanan


I. Bahan Murni
Tahanan listrik suatu penghantar murni apabila temperaturnya dinaikkan,
maka akan bertambah naik dan besar kenaikan konstan.

Rt  Rto 1  t  t0 
Rt = tahanan penghantar pada suhu t0 C (Ω) Rto = tahanan
penghantar pada suhu to0 C (Ω) α = koefisien suhu masa
konstan
II. Bahan Campuran
Pertambahan harga tahanan listrik pada bahan campuran apabila suhu
dinaikkan relative kecil dan tidak teratur.
Skin Effect
Skin effect adalah gejala ketidaksamaan rata arus yang mengalir dalam suatu
pengantar yang dialiri arus bolak-balik/AC. Hal ini disebabkan karena adanya
frekuensi pada arus yang mengalir tersebut, semakin tinggi frekuensi maka
gejala skin efek semakin besar.
Cara untuk mengatasi Skin Effect :
 Frekuensi kerja diturunkan
 Diameter penghantar diperkecil dengan menggunakan penghantar
standar
b. Sifat mekanis
Karakteristik dari suatu bahan listrik adalah suatu kemampuan yang harus
dimiliki bahan listrik terhadap segala gaya-gaya atau tekanan/tarikan yang ada
padanya. Kekuatan tarik sebuah penghantar listrik akan naik dengan
bertambahnya jumlah campuran dan meningkatnya derajat pekerjaan.
c. Sifat panas
Daya hantar panas ini menunjukkan jumlahpanas yang melalui lapisan bahan
tiap satuanwaktu dalam satuan kkal/jam˚C. Umumnya logam memiliki daya
hantar panas yang tinggi, sedangkan bahan- bahan bukan logam rendah.
Aplikasi bahan konduktor
Kawat listrik
Kawat digunakan untuk mengaliri arus listrik jadi bahan yang digunakan adalah
memiliki konduktivitas tinggi. Umumnya digunakan tembaga dan aluminium,
karena bahan tersebut mempunyai konduktivitas yang tinggi, mudah dibentuk,
fleksibel, tahan panas, dan harga terjangkau dari pada menggunakan perak, emas,
dan bahan yang lainnya. Kawat dibuat dengan ukuran yang tidak terlalu besar
karena untuk menghidari gejala skin effect.

2. Isolator
Isolator adalah suatu bahan yang mempunyai sifat mengisolisir/menahan arus listrik dan
panas, artinya bahan tersebut mempunyai tahanan yang besar sekali. Bahan isolator sulit
untuk melakukan pergerakan/perpindahan elektron karena valensi elektronnya terikat
kuat dengan gaya tarik intinya,
sehingga dibutuhkan energi yang sangat besar untuk melakukan perpindahan elektron.
Jika elektron tersebut berpindah maka terjadi tegangan tembus atau breakdown voltage.
Bahan isolator digunakan sebagai bahan penyekat agar arus listrik tidak dapat mengalir.
Bahan isolator juga digunakan untuk menahan panas.
Sifat bahan isolator
a. Sifat listrik
Suatu bahan isolator/penyekat memiliki tahanan yang sangat besar terhadap arus
listrik, akan tetapi bahan isolator akan mengalami kebocoran arus, arus yang bocor
tersebut relatif sangat kecil. Jika bahan isolasi yang digunakan kurang baik/rusak
sehingga nilai resistivitasnya berkurang dapat terjadi arus bocor yang dapat
membuat kesetrum jika dipegang.
Ada 2 kemungkinan arus bocor :
- Melalui bahan isolator
- Melalui permukaan bahan isolator Ada 2
macam tahan isolator :
- Tahanan dalam/volume resistance
- Tahanan permukaan/surface resistance
𝑅𝑠 . 𝑅𝑣
𝑅𝑖 =
𝑅𝑠 + 𝑅𝑣
Ri = tahanan arus bocor (Ω) Rs = tahanan
permukaan (Ω) Rv = tahanan dalam (Ω)
Tahanan permukaan (Rs) tergantung pada lapisan luar dari bahan isolator sertaan
keadaan lingkungan sekitar bahan isolator seperti kelembaman.
Apabila tegangan yang bekerja pada bahan isolator tersebut semakin besar
makan ketahanan bahan isolator tersebut akan semakin berkurang. Pada
tegangan AC dengan frekuensi tinggi, tegangan tembus lebih rendah.
Kapasitas
Setiap bahan isolator memiliki kapasitas listrik tergantung pada ukuran dan
jenis dielektrik/bahan isolator.

𝐶 = 10−19 𝐴
𝜀
36 ℎ
C = kapasitas (farad)
A = luas penampang (cm2)
h = jarak antar tepi/tebal bahan dielektrik (cm)
𝞮 = koefisien dielektrik
b. Sifat mekanis
Kekuatan mekanis bahan isolator adalah kesanggupan bahan tersebut mengatasi
gaya-gaya yang ada padanya, yaitu tarikan/tekanan tergantung pada koefisien
tegangan tarik/tekan bahan isolator dan kerapuhan/kekerasan bahan.
c. Sifat Kimia
Suatu bahan isolator dapat rusak atau turun nilai tahananya karena air, garam,
minyak, dan lainnya, yang pada akhirnya memperpendek umur bahan tersebut.
Bahan isolator juga harus dihindari dari zat yang bersifat asam/basa karena akan
merubah struktur bahan dan menurunkan besar tahanannya.
Aplikasi bahan isolator
Pelapis kabel
Konduktor digunakan untuk mengaliri arus listrik. Jika konduktor tersebut dibiarkan
terbuka maka akan menimbulkan masalah seperti terjadi aliran arus saat konduktor
tersebut bersentuhan dengan benda lain atau dapat membuat kesetrum saat dipegang
dengan tangan. Maka dari itu dibutuhkan bahan isolasi yang dapat menahannya.
Umumnya kabel menggunakan bahan isolasi dari plastik atau Karet. Plastik atau karet
banyak digunakan karena bersifat isolator listrik, tahan lama, bisa ditekuk/dibengkokan
(fleksibel), harganya murah, dan proses pembuatannya mudah.

3. Semikonduktor
Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas diantara konduktor dan isolator,
semikonduktor juga disebut setengah penghantar listrik. Pada suatu kondisi bahan
tersebut bersifat konduktor dan pada kondisi lain bahan tersebut dapat bersifat isolator.
Struktur atom pada bahan semikonduktor terbentuk oleh ikatan kovalen yang kuat
sekali, sehingga diperlukan energy yang besar untuk memisahkan elektronnya. Pada
temperatur kamar (±25ºC) bahan semikonduktor memiliki tahanan yang tinggi sehingga
berfungsi sebagai isolator. Tahanan jenis semi konduktor akan turun seiring dengan
kenaikan suhu sehingga berfungsi sebagai konduktor karena ada elektron yang bebas
dari ikatannya. Contoh komponen semikonduktor pada rangkaian elektronika adalah
diode dan transistor, sedangkan contoh bahan semikonduktor adalah silikon dan
germanium.
Doping
Doping adalah salah satu proses yang bertujuan untuk meningkatakan konduktivitas
suatu bahan semikonduktor. Proses doping disebut juga proses pengotoran yang
dilakukan dengan cara menambahkan atom pada suatu semi konduktor yang
murni/semikonduktor intrinsik sehingga semikonduktor tersebut menjadi tidak murni.

Hole
Hole merupakan kekurangan elektron sehingga terdapat lubang pada struktur atom
tersebut. Hole dapat terjadi karena temperatur yang naik sehingga ada elektron yang
bebas dari ikatannya. Selain itu hole juga dapat terjadi apa bila bahan semi konduktor
tersebut didoping oleh atom bervalensi 3.

Macam-macam semikonduktor
A. Semikonduktor yang masih murni atau belum mengalami penyisipan atom.
Semikonduktor intrinsic tidak memiliki elektron bebas maupun hole, maka
semikondukor pada saat itu bersifat isolator dengan kondisi tidak ada input arus
listrik. Pada suhu tinggi elektron valensi dapat lepas dari ikatan dan berpindah
sehingga terbentuk hole. Semakin tinggi suhu maka nilai konduktivitasnya semakin
meningkat. Pada saat suhu tinggi ini semikonduktor berubah sifatnya menjadi
konduktor. Penghantar listrik pada semikonduktor adalah elektron dan hole.
B. Semikonduktor ekstrinsik
Semikonduktor murni yang sudah diberi doping untuk meningkatkan konduktivitas.
Ada 2 tipe :
a. Tipe N
Proses doping atau pengotoran dilakukan oleh atom pentavalent/atom bervalensi
5. Atom pengotornya/dopant disebut donor sehingga bermuatan positif (ion
positif) dan pembawa muatannya mayoritas elektron, sedangkan pembawa
muatan minoritasnya hole. Contohnya Phosporus (P), Arsenic (As), dan
Antimoni(Sb).

b. Tipe P
Proses doping atau pengotoran dilakukan oleh atom pentavalent/atom bervalensi
3. Atom pengotornya/dopant disebut akseptor sehingga bermuatan negatif (ion
negatif) dan pembawa muatannya mayoritas hole, sedangkan pembawa muatan
minoritasnya elektron. Contohnya Boron (B), Galium (Ga), dan Indium(In).
Aplikasi Bahan Semikonduktor
a. Dioda
Dioda dibuat dengan penggabungan 2 tipe semikonduktor, yaitu tipe N dan tipe P.
Jika diberi tegangan maju/forward bias, dimana tegangan sisi P lebih besar dari sisi
N, maka dengan mudah elektron bergerak dari sisi N mengisi hole sisi P. Jika
sebaliknya maka tidak ada elektron yang bergerak mengisi hole di sisi P dari sisi N,
hal tersebut disebut tegangan balik/reverse bias. Dioda berfungsi sebagai
penyearah/rectifier.
b. Transistor
Transistor merupakan dioda dengan 2 sambungan, sambungan itu dapat membentuk
PNP dan NPN. Ujung-ujungn terminal disebut base, emitor, kolektor. Transistor ini
disebut transistor bipolar karena prinsip kerjanya tergantung perpindahan elektron
mengisi hole.

Transistor berfungsi sebagai sakelar/switch dan juga penguat. Cara kerja transistor
mirip dengan diode.
4. Superkonduktor
Superkonduktor atau superkonduktivitas merupakan material yang tidak memiliki
tahanan listrik/hambatan pada suhu tertentu/suhu kritis. Jika tidak ada hambatan listrik,
maka arus akan mengalir tanpa kehilangan energi, dengan begitu bahan superkonduktor
tidak akan panas dan arus mengalir lebih cepat. Superkonduktor sudah banyak di
gunakan pada masa modern karena lebih efisien dan lebih cepat, namun untuk membuat
superkonduktor diperlukan proses pendinginan sampai mencapai suhu kritis bahan,
dimana hal tersebut membutuhkan biaya yang cukup tinggi.
Efek Meissner
Efek Meissner adalah peristiwa dimana superkonduktor menolak medan magnet yang
mengenainya. Adanya efek Meissner ini maka superkonduktor akan mengambang jika
diletakan di atas magnet atau sebaliknya. Saat diturunkan mencapai suhu kritis
superkonduktor akan bersifat diamagnetic sehingga menolak/membelokan medan
magnet dan menyebabkan dapat melayang.
Teori BCS
Teori Berdeen, Cooper, dan Schrieffer atau disingkat BCS merupaka teori yang
menjelaskan superkonduktor dalam kemampuanya untuk mengkonduksi listrik tanpa
hambatan pada suhu rendah. Teori ini memandang super konduktivitas sebagai sebuah
efek mekanika kuantum. Dia mengusulkan bahwa elektron dengan spin berlawanan
dapat menjadi berpasangan, membentuk pasangan Cooper. Jika terdapat 2 elektron
dengan elektron satu yang berperan menyerap phonon dan elektron dua memancarkan
phonon virtual, maka elektron kedua akan mendekati elektron pertama sehingga
keduanya bergerak secara berpasangan karena gaya tarik dari inti atom kisi yang lebih
besar dari gaya tolak antar kedua eletron tersebut. Inilah yang dimaksud pasangan
Cooper. Jadi elektron tersebut dapat berpasangan pada suhu kritis dan pasangan
elektron tersebut yang membuat nilai hambatan mendekati nol.
Bahan Superkonduktor
Tidak semua konduktor dapat dijadikan superkonduktor, konduktor yang baik seperti
perak, tembaga, dan emas tidak dapat dijadikan superkonduktor. Beberapa bahan yang
merupakan campuran bahan-bahan lain dapat dijadikan superkonduktor. Setiap bahan
yang dijadikan superkonduktor memiliki suhu kritis(Tc) yang berbeda-beda.
Suhu
Tahun
No Bahan Kritis (Tc)
Ditemukan
K
1 Raksa Hg 4,2 1911
2 Timbal Pb 7,2 1913
3 Niobium nitrida 16,0 1960-an
4 Niobium-3-timah 8,1 1960-an
5 Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an
6 Niobium germanium 23,2 1973

7 Lanthanum barium Tembaga oksida 28 1985

Yttrium barium tembaga


8 93 1987
oksida (1-2-3 atau YBCO)

Thalium barium kalsium


9 125 -
Tembaga oksida

10 Karbon ( C ) 15 -
11 HgBa2Ca2Cu3O8 164 1995

Aplikasi Bahan Superkonduktor


a. Kereta MagLev (Magnetic Levitation Train)
Superkonduktor dapat digunakan dalam pembuatan teknologi transportasi, seperti
kereta supercepat. Kereta tersebut melaju melayang karena menggunakan prinsip
superkonduktor yang menolak medan magnet. Dengan melayang, maka gesekan
antara roda dengan rel dapat dihilangkan dan akibatnya kereta dapat berjalan dengan
sangat cepat, sampai 343 mph (550 km/jam). Superkonduktor terletak di rel
mendapat perlakuan khusus yaitu suhunya harus dijaga tetap rendah dengan
menggunakan nitrogen. Kemudian pada bagian gerbong kereta terdapat magnet yang
membuat kereta melayang. Pada rel juga terdapat magnet yang berfungsi mendorong
kereta dan melaju dengan cepat. Untuk memberhentikan kereta dilakukan dengan
cara menghilangkan medan magnet.
b. Kabel Listrik Super Efisien
Untuk transmisi listrik dapat digunakan kabel dari bahan superkonduktor dengan
pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel tembaga. Menurut perhitungan, arus
yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat, karena 250 pon kabel
superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga.
Daftar Pustaka

http://repositori.kemdikbud.go.id/9599/1/TEKNIK-LISTRIK-1.pdf Teknik

Elektro UNRAM 2011. “Materi/Bahan Teknik Listrik”.


http://elektro-unram2011.blogspot.co.id/2012/07/materi-bahan-teknik-listrik
ilmu-bahan.html

Yogi. “BAHAN-BAHAN LISTRIK”.


http://fieshes.blogspot.co.id/2010/12/bahan-bahan-listrik.html

Anda mungkin juga menyukai