Dosen Pembimbing
Atas nama:
Irdayanti (I011211056)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah “Asam basa senyawa organic dan turunannya”
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Kimia Dasar. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik yang maha kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Asam organik yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah kelompok asam karboksilat,
sedangkan basa organik adalah kelompok senyawa amina. Kedua kelompok senyawa
tersebut sangat dominan dalam penentuan sifat asam dan basa organik, dan tersebar
luas dalam derivate organisme.
Dalam makalah ini akan dibahas sifat-sifat asam dari asam karboksilat termasuk
pengaruh kerangka molekul terhadap kecenderungan keasaman, serta reaksi-reaksinya.
Demikian pula halnya dengan sifat kebasaan senyawa amina, dan reaksi-reaksinya
akan dibahas secara singkat.
B. Rumusan Masalah
b) Bagaimana karteristik asam basa organik dan turunannya; basa amina dan
asam karboksilat?
c) Bagaimana sifat kimia dan reaksi dari kelompok senyawa asam basa organik?
Sebuah atom hidroksinium dibentuk bersama-sama dengan anion (ion negative) dari
asam.
Jika anda menuliskan seperti ini, anda harus memasukkan simbok – “(aq)”. Dengan
menuliskan H+(aq) mengartikan bahwa molekul hidrogen berikatan dengan air sebagai
H3O+. Ion hidrogen selalu berikatan dengan sesuatu pada saat reaksi kimia.
BASA AMINA
Salah satu kelompok senyawa organik yang juga sangat penting adalah amina.
Senyawa amina ditandai dengan gugus fungsi amino (-NH2). Senyawa amina dapat
dianggap sebagai turunan dari amonia dengan mengganti satu, dua atau tiga hidrogen
dari amonia dengan gugus organik. Berdasarkan gugus karbonnya maka amina
dibedakan atas amina alifatik jika terikat pada karbon alifatik, contoh CH3-CH2-NH2
(etil amina), dan amina aromatik jika gugus karbonnya adalah karbon aromatik,
contohnya C6H5-NH2 (anilin). Seperti halnya amoniak, senyawa amina bersifat basa
dan merupakan basa organik yang sangat penting.
N CH3
CH3–N–CH3 CH3–N–CH2–CH2– CH3
CH3 CH3 CH3
CH3 NH2
CH3–NH2 CH3–CH2–CH–NH2 (CH3)2CHCH2CHCH2CH3
amino metana 2-aminobutana 3-amino-5-metilheksana
Nama trivial lebih sering digunakan, penamaan senyawa dengan cara demikian
menggunakan kata amina pada akhir namanya. Untuk yang lebih rumit, sering diberi
awalan N atau N,N atau N,N,N sesuai jumlah gugus yang terikat pada Nitrogen.
H2N–CH2–CH2–CH2–COOH H2N–CH2–CH2–OH CH3–NH–CH(CH2)4CH3
As- -aminobutirat dietil amin dietil amin
Senyawa dengan gugus amino yang melekat pada cincin aromatik disebut amina
aromatik, diberi nama sebagai turunan anilin atau sistem cincin aromatiknya.
anilin Br
N,N-dimetilanilin
2,4,6-tribromoanilin
(CH3CH2NH ) +SO =
32 4 (CH3)3 NH+NO3- CH6H5NH3+Cl-
Etil amonium sulfat
Trimetil amonium Anilinium clorida
nitrat
Senyawa amina suku rendah seperti metilamin dan etilamin berbentuk gas,
dengan titik didih lebih rendah dari suhu kamar. Walaupun keduanya memiliki titik
didih yang lebih tinggi daripada alkana dengan bobot molekul yang sebanding, akan
tetapi masih dibawah titik didih alkohol yang sebanding, dalam hal ini metanol dan
etanol, sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Kebasaan Amina
Seperti halnya amonia, senyawa amina merupakan basa organik, sebab atom
Nitrogen memiliki sepasang elektron bebas yang tidak berikatan yang dapat
disumbangkan terhadap elektrofilik. Amina membentuk larutan alkalis dalam air dan
membentuk kesetimbangan yang menghasilkan ion hidroksida.
..
CH3-NH2 (+) (-)
+ H-OH R-NH4 + OH
Etil amin
ion ion
metil amonium metil amonium
[RNH3+] [OH-]
Kb = Kb = - log Kb
[RNH2]
Amina lebih mudah diprotonasi daripada alkohol, oleh sebab itu amina lebih bersifat
basa daripada alkohol.
.. (+)
CH3 – .O. – + H+ CH3OH2
H
lebih asam
basa lebih lemah
(+)
.. + H+ CH3 –NH3
CH3 – NH2
kurang asam
basa lebih kuat
Amina aromatik merupakan basa yang lebih lemah jika dibandingkan dengan
amina alifatik atau amonia. Misalnya, anilin sejuta kali kurang basa dibanding
sikloheksilamin.
NH2
NH2
anilin sikloheksilamin
resonansi
:NH
:NH + + +
: NH
: NH :NH
-:
( ) -
( )
..
-
( )
Resonansi
Reaksi-reaksi amina
(1). Reaksi dengan asam kuat
Sebagaimana lazimnya suatu basa, basa amin bereaksi dengan asam kuat
membentuk garam alkilamonium.
.. (-)
( +)
CH3 – + HCl CH3 –NH3 Cl
NH2 Metilamonium
klorida
Metil amin
Amina tertier R3N tidak dapat bereaksi dengan asil halida, karena tidak tersedianya
hidrogen untuk disubsitusi.
O O O
CH3COCCH3 + H2N CH3C NH + CH3COOH
R2NH HONO
R2N-N=O
Amina sekunder N-nitrozoamina
HONO
(+)
RNH2 RN N
Amina primer
Kation alkana diazonium
Senyawa alkana diazonium tidak stabil dan mudah terurai menjadi kation
karbonium, gas nitrogen pada temperatur rendah. Oleh sebab itu senyawa diazonium
ini sangat mudah disubtitusi dalam transformasi gugus fungsi. Sifat inilah yang sangat
menguntungkan dalam sintesis senyawa organik.
Sebagai contoh, air dalam temperatur bias dapat mensubtitus senyawa
diazonium melepas gas nitrogen dan menghasilkan alkohol.
H2O +
+ R-OH + H + N2
R -N2
diazonium alkohol
(CH3)3N + CH3(CH2)14CH2Cl
(CH3)3(N+)CH2(CH2)14CH3 Cl-
trimetilamin setilklorida Setiltrimetil amonium klorida
Karena keempat hidrogen pada ion amonium diganti oleh gugus alkil, seperti senyawa
di atas, dengan rantai karbon yang panjang dan terdapat gugus polar pada salah satu
ujungnya, senyawa tersebut merupakan ditergen. Bedanya dengan sabun dan deterjen
biasa bahwa ujung polarnya bermuatan positif bukan negatif. Senyawa yang demikian
digunakan sebagai pelunak pada pencuci pakaian dan bakteriosida.
SO2Cl
CH3NH2
(CH3)2NH (CH3)3N CH3 SO2NHCH3
CH3
CH3 SO2N(CH3)2
tidak bereaksi
Amina tertier tidak bereaksi karena sudah tidak memiliki atom hidrogen yang terikat
pada atom N. Jika campuran tersebut di atas ditambahkan HCl encer, maka amina
tertier akan larut karena terbentuk garam yang larut
.
(a)
CH3 SO2NHCH3 HCl CH3 SO NHCH
2 3
encer
(b)
HCl
CH3 SO2N(CH3)2 CH3 SO2N(CH3)2
encer
(c) HCl
N(CH3)3 (+)
(CH3)3NH Cl
(-)
encer
(a) dan (b) tidak larut dalam asam encer, sedangkan (c) larut dalam asam encer.
Jika kemudian reaksi ini dinetralkan dengan basa kuat.
Kedua senyawa amina yang tidak larut di atas, jika ditambahkan dengan NaOH maka
amina yang berasal dari amina primer larut sedangkan amina sekunder tidak larut,
karena sudah tidak memiliki atom H yang bersifat sebagai asam untuk bereaksi
dengan NaOH.
CH3NHSO2 H2O
CH3 CH3NH2 + CH3 SO2Na
NaOH
ASAM KARBOKSILAT
Sifat-sifat asam karboksilat
Asam karboksilat adalah asam organik yang dicirikan oleh gugus fungsi
karboksil yang terbentuk melalui perpaduan antara gugus karbonil dengan gugus
hidroksil yang terpaut dalam satu karbon. Asam karboksilat dapat dituliskan dalam
beberpa cara, yaitu ;
O
R-CO2H, R-COOH, atau R C OH
Senyawa ini bersifat asam, karena adapat menyumbangkan proton (donor proton),
dalam air asam karboksilat sedikit mengalami ionisasi dengan melepaskan proton dan
dapat dinetralisasikan dengan basa. Walaupun asam karboksilat merupakan asam
lemah dibandingkan dengan asam-asam mineral, namun sangat potensil untuk
membentuk garam-garam yang stabil, sekalipun dengan basa lemah seperti natrium
bikarbonat.
Ionisasi dari gugus karboksil menghasilkan ion karboksilat yang muatan
negatifnya tersebar merata di antara kedua atom oksigen (Gambar 13-1), mengalami
resonansi. Karenanya panjang kedua ikatan karbon-oksigen dalam ion ini sama yaitu
1,27 A° suatu nilai antara panjang ikatan C=0 dan C–0 yang masing-masing adalah
1,21 dan 1,41 A°. Ion karboksilat yang terbentuk distabilkan oleh resonansi ini, hal
inilah yang menyebabkan besarnya kecenderungan asam asetat terionisasi membentuk
ion asetat denga melepaskan proton, sebagai indikasi sifat keasaman asam karboksilat.
Gejalah inilah yang membedakan antara asam etanoat dengan etanol. Etanol tidak
mudah mengalami ionisasi agar dapat melepas suatu proton jadi asam, karena ion
etoksida yang terbentuk tidak stabil, tidak dapat beresonansi. Muatan negatifnya
terlokalisir hanya pada oksigen, sehingga tidak stabil.
O
O O- + H+
R C OH
R C R C
O- O
O
R C Ka = 10-5
O
ion karboksilat
Gambar Ionisasi proton dari gugus karboksil menghasilkan ion karboksilat, yang
muatan negatifnya tersebar merata pada kedua atom oksigen
(beresonansi). Ion etoksida dari etanol tidak beresonansi (tidak Stabil)
O
|| O
R - S - OH ||
|| R - S - OH ).
O
gugus fungsi tidak merupakan satu-satunya faktor yang menentukan kesamaan
senyawa asam karboksilat. Subtituen-subtituen dapat memainkan peranan penting
dalam menentukan Ka yang tepat. Asam 2,4,6-trinitrofenol (asam pikrat) adalah asam
cukup kuat. Subtituen yang mempunyai elektronegativitas besar yang terikat pada
atom karbon yang berdampingan dengan gugus karboksil akan memperbesar
keasaman senyawa. Dengan demikian asam kloroasetat 100 kali lebih kuat dari pada
asam asetat dan asam trikloroasetat jauh lebih kuat lagi.
Asam karboksilat aromatik mempunai sifat keasaman cenderung lebih besar
dari pada asam karboksilat alifatik, karena cincin bensena cenderung menarik elektron
dari karboksil, akibatnya memudahkan pelepasan proton sehingga lebih asam.
Tabel Perbandingan keasamaan dari beberapa karboksilat
Asam karboksilat suku rendah (Mr, kecil) dapat bercampur sempurna dengan
air, namun semakin bertambah rantai karbonnya kelarutannya dalam air semakin
kecil, bahkan tidak larut lagi dalam air seperti asam-asam lemak.
Titik didih asam karboksilat cukup tinggi bila dibandingkan dengan beberapa
senyawa hidrokarbon yang sertara, semakin panjang rantai karbon dari asam
karboksilat (Mr, semakin besar ) titik didih semakin naik. Penjelasan tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut.
CH3COOH 118°
Asam asetat
CH3(CH2)2COOH 164°
Asam n-butirat
Kedua sifat fisika dari asam karboksilat yang dijelaskan di atas (titik didih dan
kelarutan), sangat dipengaruhi oleh adanya ikatan hidrogen yang dapat terbentuk
antara asam-asam karboksilat, yang dikenal sebagai dimer.
O H O
R -C C -R
O H O
Asam-asam karboksilat mempunyai titik-titik didih yang lebih tinggi dari pada yang
diramalkan oleh bobot-bobot molekulnya. Asam asetat, yang mempunyai bobot
molekul 60, mendidikkan pada suhu 118°; suhu ini 202° lebih tinggi daripada titik
didih n-propil alkohol (b.p. 98°) yang mempunyai bobot molekul yang sama.
Penyebab dari hal ini ialah bahwa asam-asam karboksilat biasanya berada sebagai
dimer, diman gugus hidroksil dari molekul yang satu terikat pada gugus karbonil dari
molekul yang lain dalam bentuk ikatan hidrogen.
COOH
O2N COOH
Ada beberapa senyawa organik penting yang diturunkan dari asam karboksilat,
sehingga senyawa tersebut dikenal sebagai turunan asam karboksilat, antara lain :
anhidrida asam, ester, asil halida, amida dan ester tiol.
Halida-halida asam adalah derivat yang paling reaktif di anatara turunan asam
karboksilat. Asil klorida adalah contoh yang paling banyak ditemui dari kelompok
senyawa ini. Asil klorida dapat dibuat sesuai reaksi berikut.
SOCl2 O
R-C-Cl + HCl + SO2
O
R-C-OH
PCl5
O
R-C-Cl + HCl + PCl3
Halida-halida asam mempunyai bau busuk yang keras dan sangat menyengat
dan mengiritasi mata. Karena sangat reaktif senyawa-senyawa ini sangat berguna
dalam pembuatan senyawa-senyawa lain. Bereaksi dengan alkohol-alkohol
membentuk ester-ester dengan ammonia membentuk amida-amida dan dengan air
membentuk asam-asam.
Ester
O OH +H2O O
|| H2SO4 | ||
– C–OH + CH3OH – C–OH – C–OCH3
Metanol |
Asam benzoat OCH3¯
Metil benzoat
Intermediate yang tidak stabil
Gambar Sintesisi Metil benzoat (suatu ester) dari asam benzoat dengan metanol
Oleh karena ester-ester dapat diturunkan dengan mudah dari asam-asam maka ester
tersebar secara neluas di alam terutama pada buah-buahan. Ester umumnya beraroma
harum, sehingga beberapa ester digunakan sebagai bahan dalam wangi-wangian,
parfum. Secara komersial ester banyak digunakan sebagai pelarut-pelarut dan
pemakaian secara besar-besaran dalam resin-resin polyester.
O O O O
R-C-OH + R’-C-OH R-C-O-C-R’ + H2O
Anhidrida asam
Gambar 13.7. Sintesis Anhidrida asam dari dua asam asetat yang berikatan
Amida
Amida adalah turunan asam karboksilat yang paling tidak reaktif. Bila gugus
hidroksil dari suatu asam diganti oleh gugus -NH2, -NHR atau -NR2 maka
terbentuklah amida primer, sekunder dan tertier.
NH3 O
R-C-NH 2
Amida primer
O RNH2 O
R-C-OH R-C-NHR
Amida sekunder
R2NH O
R-C-NR2
Amida tertier
Gambar Sintesis senyawa amida primer, sekunder dan tertier dari asam
karboksilat
O
KMnO4 || KMnO4
CH3 C-OH -CH2CH2CH3
Panas
toluena
Asam benzoat n-propilbenzena
O
KMnO4 ||
C-OH
C-OH
||
sikloheksena asam adipat O
Na2Cr2O7 O2
R-CH2OH R-COOH | R-CHO
O
– 2H2O ||
R-Br + CN R-C N R-C-OH + NH3
H+/OH–
O
2H2O ||
N 2 + CuCN C N C-OH+ NH3
H+/OH–
Garam benzendiazonium benzonitril asam bezoat
Gambar Hidrasi nitril menghasilkan asam karboksilat
Cara paling umum untuk pembuatan suatu asam dalam laboratorium adalah
reaksi antara suatu pereaksi grignard dengan karbondioksida. Karena hampir tiap
halida dapat diubah menjadi pereaksi grignard, reaksi ini sangat bersifat umum dan
hasilnya biasanya tinggi. Garam magnesium dari asam yang mula-mula terbentuk
harus diasamkan untuk melepaskan asam bebas.
O
Br MgBr C-O-Mg++Br – COOH
Eter kering CO2 HBr
+ Mg + MgBr2
O¯Na+ O-CH2COOH
C12 C1 C1
CH3COOH C1CH2COOH +
sina
r
C1 C1
Asam 2,4-diklorofenoksiasetat