Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MEMBUAT KLIPING MATA PELAJARAN IPS

DI
S
U
S
U
N
OLEH :
GRACIERRA EMMANUELLA CHRISTAFILIA
SULTAN HASANUDDIN

Sultan Hasanuddin merupakan salah satu raja dari Timur yang populer dengan kegigihannya melawan
Belanda di masa penjajahan. Salah satu gagasannya yang berhasil membuat Belanda atau VOC kelimpungan
ialah menolak monopoli perdagangan oleh VOC. Kenal lebih banyak dengan sosoknya, inilah biografi Sultan
Hasanuddin. Selama masa kepemimpinannya, Sultan Hasanuddin juga telah berhasil menggagalkan rencana
Belanda untuk menguasai Kerajaan Islam Gowa. Tak hanya itu, ia bahkan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil
untuk bersatu memerangi penjajah. Kehebatan Sultan Hasanudin ini membuatnya mendapatkan julukan si
'Ayam Jantan dari Timur' atau DeHaantjes van Het Osten oleh Belanda. Berikut ini biografi Sultan Hasanuddin.

 MASA KECIL SULTAN HASANUDDIN


Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada 12 Januari 1631. Dia lahir dari pasangan Sultan Malikussaid,
Raja Gowa ke-15, dengan I Sabbe To’mo Lakuntu. Jiwa kepemimpinannya sudah menonjol sejak kecil.
Selain dikenal sebagai sosok yang cerdas, dia juga pandai berdagang. Karena itulah dia memiliki
jaringan dagang yang bagus hingga Makssar, bahkan dengan orang asing. Hasanuddin kecil mendapat
pendidikan keagamaan di Masjid Bontoala. Sejak kecil ia sering diajak ayahnya untuk menghadiri
pertemuan penting, dengan harapan dia bisa menyerap ilmu diplomasi dan strategi perang. Beberapa
kali dia dipercaya menjadi delegasi untuk mengirimkan pesan ke berbagai kerjaan. Saat memasuki usia
21 tahun, Hasanuddin diamanatkan jabatan urusan pertahanan Gowa. Ada dua versi sejarah yang
menjelaskan kapan dia diangkat menjadi raja, yaitu saat berusia 24 tahun atau pada 1655 atau saat dia
berusia 22 tahun atau pada 1653. Terlepas dari perbedaan tahun, Sultan Malikussaid telah berwasiat
supaya kerajaannya diteruskan oleh Hasanuddin. Selain dari ayahnya, dia memperoleh bimbingan
mengenai pemerintahan melalui Mangkubumi Kerajaan Gowa, Karaeng Pattingaloang. Sultan
Hasanuddin merupakan guru dari Arung Palakka, salah satu Raja Bone yang kelak akan berkongsi
dengan Belanda untuk menjatuhkan Kerajaan Gowa.

 SULTAN HASANUDDIN MENOLAK MONOPOLI BELANDA


Semasa Sultan Hasanuddin menjabat, dia harus berhadapan dengan Belanda yang ingin memonopoli
rempah-rempah dan hasil perdagangan wilayah Timur Indonesia. Belanda melarang seluruh kerajaan di
Makassar untuk berdagang dengan musuh Belanda. Sultan Hasanuddin meneruskan prinsip ayah dan
kakeknya, bahwa hasil bumi dan lautan harus digunakan bersama-sama. Penolakan itulah yang
mendasari Belanda di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman menyerang kerajaan-kerajaan
kecil di bagian Timur Indonesia. Meski sebagian kerajaan hancur, Belanda gagal menguasai Kerajaan
Gowa karena armada lautnya yang memumpuni. Di samping itu, Sultan Hasanuddin tidak berperang
sendiri, dia berhasil menggabungkan kekuatan dengan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.

 PERANG MAKASSAR DAN ALIANSI PERANG BELANDA – ARUNG PALAKKA


Sultan Hasanuddin tidak hanya menghadapi Belanda. Dia juga harus mewarisi konfrontasi dengan
Kerajaan Bone yang sudah berlangsung lama. Akibat kalah perang, banyak pasukan Bone yang
menjadi tawanan perang Kerajaan Gowa. Sebagian dari mereka ada yang dipaksa bekerja untuk
membangun benteng pertahanan guna melawan Belanda. Arung Palakka, salah satu pangerang
keturunan Raja Bone, yang sejak berusia 11 tahun melihat kekejaman itu bertekad untuk membebaskan
Kerajaan Bone dari tangan Sultan Hasanuddin. Pada 1660, Arung Palakka berhasil membebaskan
sebagian tawanan Kerajaan Bone, tapi dia tetap gagal menaklukkan Sultan Hasanuddin. Dia akhirnya
mundur dan ditawari kerja sama oleh Belanda. Arung Palakka berada dalam kondisi dilematis, dia muak
dengan ketamakan Belanda tapi dia juga ingin menjatuhkan Kerajaan Gowa. Setelah menyerang
Kerajaan Gowa, dia menjadi buronan Kerajaan Gowa. Dia akhirnya melarikan diri hingga Batavia pada
1663 untuk memilih bekerja sama dengan Belanda. Awal mula peperangan adalah 24 November 1666,
ketika Arung Palakka bersama 400 pasukannya bersanding dengan armada Belanda dengan 21 kapal
perang dan seribu pengikut menuju Sulawesi. Konfrontasi Arung Palakka bersama Belanda melawan
Sultan Hasanuddin berakhir pada 18 November 1667. Pertempuran berjuluk Perang Makassar itu
berhasil memaksa Sultan Hasanuddin untuk menandatangani perjanjian damai, dikenal sebagai
Perjanjian Bungaya, pada pada 18 November 1667. Akan tetapi, Kerjaan Gowa tidak tinggal diam
karena merasa dirugikan dalam perjanjian tersebut. Akhirnya mereka kembali menyerang dan
membajak kapal dagang belanda yang berujung Perang Makassar pada 12 April 1668. Namun, Belanda
yang semakin kuat dengan mudahnya mengalahkan pasukan Sultan Hasanuddin.

 SULTAN HASANUDDIN DIANGKAT MENJADI PAHLAWAN


Sultan Hasanuddin meninggal dunia pada 12 Juni 1670 dan dimakamkan di Kompleks Pemakaman
Raja-Raja Gowa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Karena kegigihan dan usahanya dalam
menggagalkan rencana Belanda, Sultan Hasanuddin diangkat menjadi pahlawan nasional yang
tercantum dalam Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973 tertanggal 6 November 1973.

 PENINGGALAN KERAJAAN GOWA

Anda mungkin juga menyukai