A. Hasil
1. Jalannya Penelitian
2. Analisis Univariat
hari dan jarak lama penyembuhan luka antar pasien selama 0.65 hari.
Gizi
Tabel 4.2 Distribusi Usia, Paritas, Pendidikan, Jenis Luka, dan Asupan
Zat Gizi
Variabel N %
Usia
Tidak Berisiko (20-35 Tahun) 26 86.7
Berisiko (<20 & >35 Tahun) 4 13.3
Paritas
Primipara 16 53.3
Multipara 14 46.7
Pendidkan
Pendidikan Rendah (SD, SMP) 3 10
Pendidikan Menengah (SMA) 17 56.7
Pendidikan Tinggi (Perguruan 10 33.3
Tinggi)
Jenis Luka
Episiotomi 13 43.3
Ruptur Spontan 17 56.7
Asupan Energi
Tidak Baik 28 93.3
Baik 2 6.7
Asupan Protein
Tidak Baik 17 56.7
Baik 13 43.3
Asupan Lemak
Tidak Baik 28 93.3
Baik 2 6.7
Asupan Karbohidrat
Tidak Baik 30 100
Baik 0 0
Asupan Vitamin A
Tidak Baik 30 100
Baik 0 0
Asupan Vitamin C
Tidak Baik 21 70
Baik 9 30
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa hampir seluruh pasien
jenis luka ruptur spontan (56.7%), dan hampir seluruh pasien dengan
3. Analisis Bivariat
putih telur rebus terhadap lama penyembuhan luka perineum dan untuk
berikut.
hubungan antara asupan zat gizi dengan lama penyembuhan luka perineum
0.651. Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0.0001 <0.05 artinya
Luka Perineum
Tabel 4.5 Hubungan Usia, Paritas, Pendidikan, dan Jenis dengan Lama
Penyembuhan Luka Perineum
Lama Penyembuhan Luka p-
Total OR
Variabel ≤6 Hari >6 Hari value
N % n % n %
Usia
Tidak Berisiko (20-35 25 96.2 1 3.8 26 100
Tahun)
0.039 25.000
Berisiko (<20 & >35 2 50 2 50 4 100
Tahun)
Total 27 90 3 10 30 100
Paritas
Primipara 15 93.8 1 6.2 16 100 0.586 25.000
Multipara 12 85.7 2 14.3 14 100
Total 27 90 3 10 30 100
Pendidikan
Pendidikan Rendah 1 33.3 2 66.7 3 100
(SD-SMP)
Pendidikan Menengah 16 94.1 1 5.9 17 100
0.018 0.029
(SMA)
Pendidikan Tinggi 10 100 0 0 10 100
(Perguruan Tinggi)
Total 27 90 3 10 30 100
Jenis Luka
Episiotomi 12 92.3 1 7.7 13 100
1.000 1.600
Ruptur Spontan 15 88.2 2 11.8 17 100
Total 27 90 3 10 30 100
*Uji Chi-Square
luka perieneumnya ≤6 hari dan ada 2 pasien dari rentang usia berisiko
didapatkan nilai p-value 0.039 <0.05 artinya ada hubungan antara usia
dengan lama penyembuhan luka perineum ibu post partum dan nilai
≤6 hari. Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0.018 <0.05 artinya
perineum ibu post partum dan nilai OR 0.029 pasien dengan pendidkan
uji statistik p-value >0.05 yang artinya tidak ada hubungan antara
Perineum
4. Analisis Multivariat
yang diberikan putih telur rebus sebanyak 27 orang sembuh dalam waktu
≤6 hari (23 pasien sembuh dalam waktu 5 hari dan 3 pasien sembuh dalam
waktu 6 hari) dan sebanyak 3 orang sembuh dalam waktu >6 hari (7 hari).
luka perineum antara kelompok yang diberikan putih telur rebus dan
kelompok yang tidak diberikan putih telur rebus dengan p-value 0.000,
rebus dan tanpa konsumsi putih telur rebus pada ibu nifas dengan p-value
sembuh dalam waktu 6 hari, dan 3 orang lainnya sembuh dalam waktu 5
hari. Sedangkan 15 ibu nifas yang tidak diberikan telur rebus 7 orang
diantaranya sembuh dalam waktu 12 hari dan hanya 2 orang yang sembuh
sangat diharapkan untuk menghindarkan ibu nifas dari bahaya infeksi atau
jalan lahir yang yang mengalami jahitan. Protein utama yang disintesis
(Setyowati, 2014).
putih telur, dimana dalam 100 g putih telur mengandung 10.8 g protein
pulihnya kembali kembali luka jahitan pada perineum ataupun jalan lahir
(Walyani dan Purwoastuti, 2015). Telur rebus juga mengandung zat kolin
pembentukan sel jaringan yang rusak dan disebut sebagai unsur atau zat
pembangun, mengandung protein bermutu tinggi karena terdapat susunan
2.