Anplas-Budi K 1
PLASTISITAS
Pendahuluan.
Dalam analisis maupun perancangan struktur (design) dapat digunakan
metoda ELASTIS atau Metoda PLASTIS (in elastis).
1. Analisis Elastis
Analisis struktur secara elastis memakai asumsi bahwa tegangan yang terjadi
pada struktur masih terletak dalam batas elastis dan defleksinya kecil.
Dengan analisis elastis sebagian besar dari struktur tersebut akan
bertegangan rendah dan dapat menimbulkan pemborosan.
Analisis elastis dapat dilakukan dengan mudah pada semua jenis struktur,
str. Rangka maupun str. Pelat cangkang, karena gaya-gaya dalam yang
terjadi masih dalam batas-batas elastis, maka analisis elastis dapat dipakai
pada struktur dari semua jenis bahan (bahan bersifat getas atau daktail).
2. Analisis Plastis
Anplas-Budi K 2
Dalam analisis plastis digunakan persamaan matematik yang relatif
sederhana dan lebih mudah dibanding persamaan pada analisis elastis,
Analisis plastis cocok untuk pehitungan struktur statis tak tentu berderajat
banyak, seperti portal (dapat bertingkat max 2), portal beratap lancip dan
balok menerus. Tidak dianjurkan untuk struktur statis tertentu maupun
struktur sederhana dengan pin connected members.
Plastic Elastic
mechanism continuity
Equilibrium
plastic yield
moment
My
Less than My
Anplas-Budi K 3
Gambar 1. Perbedaan perancangan plastis dengan perancangan elastis.
Bila baja lunak ditarik gaya aksial tertentu pada suhu ruang, dapat
digambarkan hubungan antara tegangan dan regangannya :
M
A
yu E
y B C
O
y
Anplas-Budi K 4
OA : Garis lurus (daerah linier elastis)
Pada titik B kurva mulai mendatar, merupakan tegangan leleh, dimana y = 0.0012
Pada daerah :
CE : disebut daerah regangan keras (Strain hardening), dimana pertambahan regangan akan
diikuti dengan sedikit pertambahan tegangan, disini tidak linier
Dalam teori plastis, titik leleh teratas dan bagian regangan keras
dihilangkan sehingga idealisasi kurva tegangan regangannya diperlihatkan
dalam gambar berikut :
y = tegangan leleh
Anplas-Budi K 5
stress
y tension
O strain
compression y
Material logam yang mengalami keadaan tekan & tarik secara berulangulang,
maka diagram tegangan regangannya sebagai berikut : (disebut efek
Bauschinger) Dimana lintasan tekan dan tarik sama.
0
Efek Bauschinger
Anplas-Budi K 6
y
0
y
-y
L/2 L/2
W/2 W/2
WL/4
Pada diagram momen lentur, momen maksimum WL/4 dibawah titik beban.
M M = momen lentur
=
Anplas-Budi K 7
b c d e
y
a
y
y y y y y
a b c d e
Diagram tegangan
2 y 10 y
y
-2 y -10 y
y
Diagram regangan
Anplas-Budi K 8
Gambar e) menunjukan seluruh penampang mengalami tegangan leleh,
momen dalam menjadi maximum dan merupakan momen plastis (Mp). Dalam
keadaan ini pada titik tersebut telah terjadi sendi plastis (rotasi cukup
besar). Zero strain axis = equal area axis.
Pada Penampang tidak simetris letak garis netral saat kondisi plastis tidak
berimpit (tidak sama) dengan garis netral kondisi elastis.
y
y y
g.n. elastis
g.n. plastis
Sumbu simetri
I
M = My = y = y S
Yl
Pada saat terjadi sendi plastis struktur berotasi tak terbatas : sisi atas A-B-C
tertekan, sisi bawah A1-B1-C1 tertarik.
B C A
A1 B1 C1
Anplas-Budi K 9
Kondisi sebelum mengalami beban
A C
B
A1 C1
B1
a b = (-y)
a1 b1=
b
regangan : = aba1b1 (y) y a1 1
dimana :
1/ = kelengkungan
(-) = bagian diatas garis netral adalah tekan
(+) = dibawah garis netral adalah tarik
Tinjau gambar, dimana sebagian balok sudah terjadi tegangan leleh, tetapi
masih ada bagian yang elastis.
Anplas-Budi K 10
Plastis y
D/2
y B (D/2 – Z)
Z
y B Z
Elastis
D/2
a b
D2 Z2
M y B 4 3
jika Z = D/2
1 2
M/M y
(e)
1.5
(c)
1.0
(b)
1 5 10 K/Ky
Anplas-Budi K 11
K = Ey / z , z maka : K ∞ , seluruh serat penampang mencapai
kondisi plastis.
Mp Z
f 1.5, f = faktor bentuk
My S
Anplas-Budi K 12