Modul Pengetahuan Dasar K3
Modul Pengetahuan Dasar K3
PENGETAHUAN DASAR K3
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kami selaku penyelenggara
Diklat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Tingkat
Dasar dapat menyelesaikan mata diklat ini dengan baik. Modul ini berisi
pengetahun dasar keselamatan dan kesehatan kerja, karena pengetahuan dasar
keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting dimiliki oleh setiap pekerja di
bidang konstruksi, agar memperoleh hasil pekerjaan yang optimal maka aspek
keselamatan kerja harus mendapatkan perhatian. Keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam melakukan
suatu pekerjaan, agar terhindar dari kecelakaan kerja baik yang diakibatkan oleh
kelalaian manusia ataupun peralatan. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk membina keselamatan kerja para karyawannya, baik yang
bersifat di dalam ruangan (in-door safety development) atau praktik di lapangan
(out-door safety development), sehingga dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi tidak terjadi kecelakaan kerja yang dapat merugikan berbagai pihak.
Modul ini adalah salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan dasar dan
wawasan tentang keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja konstruksi.
Melalui mata diklat pengetahuan dasar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini
diharapkan memiliki kemampuan dalam menguraikan pengetahuan dasar
kesehatan dan keselamatan kerja.
Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan
kelemahannya, baik pada isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat
mengharapkan adanya tanggapan berupa kritik dan saran guna penyempurnaan
modul ini. Semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Tingkat Dasar.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .............................................................................................v
ii
H. Rangkuman ...........................................................................................................................27
I. Evaluasi ..................................................................................................................................28
iii
BAB VII PENUTUP .........................................................................................................................62
A. Evaluasi Kegiatan Belajar .......................................................................................................62
B. Tindak Lanjut .........................................................................................................................62
iv
Pelatihan SMK3 Konstruksi Pengetahuan Dasar K3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul pengetahuan dasar keselamatan dan kesehatan kerja
konstruksi merupakan modul yang dapat memberikan penjelasan bagi pekerja
konstruksi mengenai pentingnya keselamatan kerja. Berbagai macam
kecelakaan yang mungkin terjadi di lingkungan kerja konstruksi dapat dicegah
ataupun ditanggulangi keberadaannya, hal tersebut merupakan salah satu
kajian dari modul ini. Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan
pencegahan agar setiap karyawan tidak mendapatkan kecelakaan dan alat-alat
produksi tidak mengalami kerusakan ketika sedang melaksanakan pekerjaan.
Modul ini menguraikan mengenai pengetahuan dasar K3 Konstruksi yang wajib
dimiliki oleh setiap pekerja konstruksi dan sebagai pengetahuan dasar dalam
pekerjaan konstruksi.
B. Deskripsi Singkat
Kecelakaan kerja yang biasa terjadi pada pekerjaan konstruksi,
penyebabnya hingga akibat yang dihasilkan dari kecelakaan tersebut. Peserta
dibekali pengetahuan siklus dari aktivitas keselamatan secara periodik baik
harian, mingguan atau bulanan serta asuransi untuk menanggulangi timbulnya
kerugian baik yang terjadi antara pemilik proyek dengan pihak pelaksana
pekerjaan atau Kontraktor selama berlangsungnya proses kerja kontruksi
ataupun kerugian yang timbul karena kecelakaan yang menimpa sumber daya
manusia selama berlangsungnya pekerjaan. Sosialisai K3 melalui pelatihan juga
diberikan pada peserta sehingga peserta memiliki kemampuan dalam
merancang K3. Terdapat pengetahuan yang dipersyaratkan bagi Ahli K3
Konstruksi. Pengetahuan yang perlu dimiliki diantaranya :
C. Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar pembelajaran ini ialah Setelah selesai pembelajaran
peserta diharapkan mampu menguraikan keselamatan kerja konstruksi sebagai
bentuk pengetahuan dasar K3. Indikator keberhasilan yang diharapkan setelah
selesai mempelajari modul ini ialah, mampu :
1. Menguraikan katagori dan peralatan keselamatan kerja konstruksi
2. Mengidentifikasi sebab akibat dari kecelakaan kerja
3. Menyusun perencanaan pelatihan sosialisasi K3
4. Menguraikan Siklus-siklus K3
5. Mendeskripsikan asuransi serta tata cara pengajuan jaminan pekerjaan
konstruksi
A. Kecelakaan
B. Penyebab kecelakaan
C. Kerugian akibat kecelakaan
D. Pemeriksaan kecelakaan
E. Pendorong Terjadinya Kecelakaan
F. Sebab langsung terjadinya kecelakaan
G. Akibat kecelakaan
A. Pelatihan
B. Sistem Pelatihan
C. Penyusunan Kebutuhan Pelatihan
D. Menentukan Tujuan dan Sasaran Pelatihan
E. Membuat Rencana Pembelajaran
F. Model Pelaksanaan Pelatihan
A. Siklus Harian K3
B. Siklus Mingguan K3
C. Siklus Bulanan K3
D. Ringkasan Siklus
A. Pengertian
B. Asuransi Dan Tenaga Kerja
BAB II
KESELAMATAN KERJA
Indikator Keberhasilan :
Menguraikan katagori dan peralatan keselamatan kerja konstruksi
Sifat dan jenis pekerjaan yang ditangani oleh masing-masing kategori ini
juga berbeda, karena itu jenis kemungkinan ancaman kecelakaan maupun
penyakit akibat kerjanyapun berbeda-beda. Pekerja borongan atau harian lepas
merupakan jenis pekerjaan yang lebih banyak menggunakan tenaga fisik. Pekerja
borongan sebagai tenaga produksi berada pada lini paling depan, langsung
berhubungan dengan peralatan maupun bahan konstruksi, yaitu dua sumber
ancaman bahaya yang paling potensial.
Gambar Pekerja Borongan
Sumber : 1.bp
B. Keselamatan kerja
Keselamatan kerja sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pekerjaan
yang optimal, dan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan
disamping pemenuhan target produksi dan pengurangan dampak negatif
terhadap lingkungan. Ketiga aspek tersebut tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan suatu kesatuan yang saling terkait dan juga memiliki peran strategis
serta tidak dapat terlepas satu dengan lainnya.
Hasil pekerjaan
optimal
Keselamatan
kerja
Pengurangan
Pemenuhan target
dampak negatif
produksi
lingkungan
Sumber : 1.bp
Sumber : smk3ae
Sumber : 1.b
4. Pembinaan keselamatan kerja
Pencegahan terjadinya kecelakaan kerja perlu dilakukan, alah
satunya dengan pembinaan keselamatan kerja terhadap karyawan agar
dapat meminimalkan/meniadakan keadaan yang berbahaya di tempat kerja.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk membina
keselamatan kerja para karyawannya, baik yang bersifat di dalam ruangan
(in-door safety development) atau praktik di lapangan (out-door safety
development). Setiap perusahaan harus memiliki safety officer sebagai
personil atau bagian yang bertanggung jawab terhadap pembinaan
keselamatan kerja karyawan maupun tamu perusahaan. Usaha-usaha yang
dapat dilakukan dalam rangka pembinaan keselamatan kerja antara lain:
a. Penyuluhan singkat atau safety talk
1). Motivasi singkat tentang keselamatan kerja yang umumnya
dilakukan setiap mulai kerja atau pada hari-hari tertentu selama
10 menit sebelum bekerja dimulai.
2). Pemasangan poster keselamatan kerja
Pusdiklat SDA dan Konstruksi 9
Pelatihan SMK3 Konstruksi Pengetahuan Dasar K3
Sumber : 4.bp
b. Safety committee
1). Mengusahakan terciptanya suasana kerja yang aman.
2). Menanamkan rasa kesadaran atau disiplin yang sangat tinggi
tentang pentingnya keselamatan kerja
3). Pemberian informasi tentang teknik-teknik keselamatan kerja serta
peralatan keselamatan kerja.
c. Pendidikan dan pelatihan
1). Melaksanakan kursus keselamatan kerja baik dengan cara
mengirimkan karyawan ke tempat-tempat diklat keselamatan
kerja atau mengundang para akhli keselamatan kerja dari luar
perusahaan untuk memberikan pelatihan di dalam perusahaan.
2). Pelaksanaan nomor 1.a. dapat di dalam negeri atau pun di luar
negeri.
Sumber : bagussoe
Penting bagi para pekerja untuk mengenal pekerjaan serta memahami bahaya
yang mungkin dihadapi agar dapat terhindar dari kecelakaan kerja. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan pembinaan keselamatan
kerja, seperti penyuluhan singkat atau safety talk, safety committee atau
menciptakan suasana kerja yang nyaman dan displin, serta melalui pendidikan
dan pelatihan tenaga kerja.
D. Evaluasi
1. Jelaskan dua katagori pekerja konstruksi yang memiliki resiko ancaman
kecelakaan atau penyakit akibat kerja di lingkungan proyek !
2. Sebutkan tiga aspek yang termasuk dalam keselamatan kerja dan merupakan
satu kesatuan !
3. Jelaskan mengapa keselamatan kerja sangat penting bagi pekerja konstruksi!
4. Upaya apakah yang dapat dilakukan sebagai pembinaan keselamatan kerja !
5. Hal-hal apa sajakah yang harus diketahui pekerja agar pekerjaan yang
dilakukan tetap aman !
BAB III
SEBAB AKIBAT TERJADINYA KECELAKAAN KERJA
Indikator Keberhasilan :
Mengidentifikasi sebab akibat dari kecelakaan kerja
A. Kecelakaan
Kecelakaan adalah suatu keadaan atau kejadian yang tidak direncanakan,
tidak diingini, dan tidak diduga sebelumnya. Kecelakaan dapat terjadi sewaktu-
waktu dan mempunyai sifat merugikan terhadap manusia (cedera) maupun
peralatan atau mesin (kerusakan) yang mengakibatkan dampak negatif
kecelakaan terhadap manusia, peralatan, dan produksi, akibatnya kegiatan kerja
terhenti secara menyeluruh.
Gambar Kecelakaan Kerja
Sumber : safetysign.co.id
B. Penyebab kecelakaan
Setiap kecelakaan selalu ada penyebabnya yang tidak diketahui atau
direncanakan sebelumnya. Hasil studi memperlihatkan grafik proporsi penyebab
kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan karyawan tidak aman (88%), kondisi
kerja tidak aman (10%), dan diluar kemampuan manusia (2%). Grafik tersebut
diperoleh dari hasil statistik tentang kecelakaan pekerja pada perusahaan
13
Kecelakaan Kerja
14
Kecelakaan Kerja
15
Kecelakaan Kerja
16
Kecelakaan Kerja
Lantai kerja yang licin akan menjadi keadaan yang tidak aman dan membahayakan
Sumber : safetysign.co.id/
17
Kecelakaan Kerja
D. Pemeriksaan kecelakaan
Untuk mencegah agar tidak terulang kecelakaan yang serupa perlu
dilakukan pemeriksaan atau mencari penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.
Pemeriksaan kecelakaan ini sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya
kecelakaan kerja yang mungkin terjadi di lingkungan kerja.
1. Tujuan dari pemeriksaan kecelakaan
a. Tindakan pencegahan kecelakaan
1) Memperkecil bahaya, mengurangi, atau meniadakan bagian-bagian
yang berbahaya
2) Peralatan dan perlengkapan yang perlu diberi pengaman
18
Kecelakaan Kerja
Penanda Mematikan,
berbahaya mengevakuasi,
mengoprasikan
alat-alat
darurat,
menghentikan
tindakan
19
Kecelakaan Kerja
Peralatan Identifikasi
pemadam peralatan dan
api lokasinya
20
Kecelakaan Kerja
21
Kecelakaan Kerja
22
Kecelakaan Kerja
23
Kecelakaan Kerja
24
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja akibat peralatan yang berkarat dan tidak menggunakan pelindung diri
Sumber : maddenmaritime
3. Terjadinya kecelakaan
Yang dimaksud dengan terjadinya kecelakaan adalah peristiwa yang
membentuk kecelakaan tersebut, diantaranya adalah:
a. terpukul, terbentur
b. terjatuh, tergelincir, kaki terkilir
c. kemasukan benda baik melalui mulut atau hidung dan keracunan gas
d. terbakar
e. tertimbun, tenggelam, terperosok
f. terjepit
g. terkena aliran listrik, dll
25
Kecelakaan Kerja
Sumber : http://uk.nearmiss.dk/
G. Akibat kecelakaan
Akibat negatif baik kepada karyawan dan keluarganya maupun
perusahaan, diantaranya ialah :
1. luka-luka atau kematian
2. kerusakan mesin atau peralatan
3. produksi tertunda
26
Kecelakaan Kerja
Sumber : vmcdn.ca
H. Rangkuman
Kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja dan dapat merugikan berbagai
pihak. Penyebab kecelakaan dapat disebabkan oleh tindakan karyawan, kondisi
kerja tidak aman dan diluar kemampuan manusia. Penyebab kecelakaan dapat
dikarenakan oleh faktor pemberi pekerjaan seperti instruksi tidak diberikan,
dan alat proteksi diri tidak disediakan, faktor pekerja yang tidak memiliki
27
Kecelakaan Kerja
pengalaman, dan cara kerja yang tidak benar, faktor benda yang tidak aman
seperti peralatan yang sudah rusak, ataupun faktor keadaan tidak aman seperti
lantai atau tempat kerja yang licin. Kerugian akibat kecelakaan kerja dapat
berdampak pada karyawan, keluarga karyawan dan kerugian pada perusahaan.
Pemeriksaan kecelakaan sangat penting dilakukan untuk memperkecil timbulnya
resiko kecelakaan kerja, misalnya dengan memberikan pengaman ataupun
memberikan tanda-tanda bahaya.
I. Evaluasi
1. Apasajakah yang menjadi penyebab dari kecelakaan kerja !
2. Jelaskan kerugian dari kecelakaan kerja pada perusahaan !
3. Apakah maksud dari gambar di bawah ini !
28
Pelatihan SMK3 Konstruksi Pengetahuan Dasar K3
BAB 4
SOSIALISASI K3 MELALUI PELATIHAN
Indikator Keberhasilan :
Menyusun perencanaan pelatihan sosialisasi K3
A. Pelatihan
Pelatihan tidak hanya terbatas pada pelaksanaan terget realisasi yang
hasilnya dilaporkan sebagai bentuk pertanggung jawaban, tetapi dapat
tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan pelatihan masih sering
dilakukan dengan pemahaman mengenai pelatihan yang masih kurang,
sehingga hasil dari pelatihan tersebut secara kualitatif (kualitas) masih abstrak.
Pentingnya pemahaman mengenai pelatihan, wajib dimiliki oleh
penyelenggara pelatihan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai yaitu
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Sumber : chris-elliott.co.uk
B. Sistem Pelatihan
Tujuan pelatihan bukan hanya sekedar realisasi target, tetapi
pengelolaan peningkatan kualitas SDM melalui suatu proses pelatihan.
Terdapat mata rantai yang tidak dapat dipisahkan ataupun dilewati sebagai
bentuk proses pengembangan pelatihan berdasarkan kompetensi yang telah
Pusdiklat SDA dan Konstruksi 30
Pelatihan SMK3 Konstruksi Pengetahuan Dasar K3
RKK
(CCD)
PEU
(MEF)
SIMD
(TMIS)
PP
(TD)
Sumber : yourtrainingedge.com
Merubah
Pola Pikir
Tujuan
Pelatihan
Merubah Pola
Merubah Tingkah
Pola Sikap Laku/Keteram
pilan
Merubah pola pikir peserta dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
seminar dan diskusi. Pembicara-pembicara atau narasumber memberikan
ceramah umum dan melakukan tanya-jawab dengan peserta. Kegiatan yang
dilakukan tersebut dapat mengajak peserta untuk merubah cara berpikirnya
sesuai dengan pokok bahasan kajian.
Merubah pola sikap peserta dapat dilakukan melalui pelatihan K3
Konstruksi sebagai salah satu cara yang bisa dilaksanakan lewat sarana diskusi
dan kerja kelompok yang difasilitasi oleh pembicara atau narasumber. Kegiatan
tersebut dapat memberikan contoh dan pengaruh terhadap sikap peserta sesuai
dengan materi latihan.
Merubah pola tingkah laku peserta melalui pelatihan K3 Konstruksi dapat
dilakukan dengan melaksanakan percontohan pola tingkah laku dan diskusi antar
peserta sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan. Kegiatan yang dilakukan
melalui bimbingan dari narasumber. Merubah pola tingkah laku peserta berarti
merubah cara berpikir dan cara kerja sesuai dengan isi latihan dan mampu
mempraktikannya dengan gerakan anggota tubuh.
Berikut ini contoh dari perubahan yang terjadi baik pada pola pikir, pola sikap,
dan pola tingkah laku peserta :
Perubahan Kemampuan yang di capai
Pola Pikir Mendaftar secara berurutan, langkah yang diambil
dalam menggunakan safety belt– alat pelindung diri
Menguraikan sedikitnya 5 (lima) jenis-jenis alat
pelindung diri (APD)
Menjelaskan apa yang dimaksud P3K
Pola Sikap Menjelaskan bahwa safety belt yang sesuai dengan
ukuran masing-masing orang dan kapan saat dan
kondisi yang tepat, bila digunakan.
Mengamankan dan menempatkan peralatan APD pada
tempatnya.
Memberikan contoh pentingnya memahami
kelengkapan dan peruntukan masing-masing isi Kotak
P3K sesuai dengan derita pasien.
Pola Tingkah Menggunakan safety belt dengan benar dan sesuai
dengan urutan.
Laku/Keterampilan
Menggunakan kaca mata las secara benar.
Menjalankan bantuan pernafasan buatan kepada
penderita.
Memahami kebutuhan dan tujuan diklat akan memudahkan dalam
menentukan program pelatihan dan rencana pembelajaran yang terarah.
Merencanakan
Pengertian Menentukan
kegiatan- Format rencana
rencana tujuan
kegiatan pembelajaran
pembelajaran pembelajaran
pelatihan
1. Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran merupakan hal yang penting untuk
dipersiapkan sebelum proses belajar mengajar terjadi. Perencanaan
pembelajaran sama pentingnya dengan perencanaan pembangunan
sebuah rumah di atas sebidang tanah. Sejumlah kegiatan perlu dilakukan
dan membutuhkan sebuah pengorganisasian perencanaan agar urutan
kegiatan berjalan dengan baik.
Langkah pertama dalam perencanaan ialah membuat sebuah
gambar, kemudian mendistribusian beton, besi dan kayu yang harus
diangkut menuju sebidang tanah tersebut agar pekerjaan fondasi dapat
dilaksanakan. Pekerjaan selanjutnya yang harus dilakukan ialah pekerjaan
struktur, mekanikal dan plumbing. Pekerjaan terus berlanjut hingga
finishing yang melibatkan tukang listrik, tukang kayu dan tukang cat.
Hal yang sama juga dilakukan dalam rencana kegiatan pelatihan,
diperlukan urutan pelaksanaan kegiatan, penyelenggara, waktu serta
sumber daya yang diperlukan agar kegiatan pelatihan tersebut dapat
berjalan dengan lancar. Kelancaran kegiatan pelatihan akan menghasilkan
peserta yang bermutu. Rencana pembelajaran dapat terdiri satu pelajaran
tunggal atau beberapa pelajaran yang berkaitan dengan tujuan yang lebih
besar. Setiap pelajaran mempunyai tujuan tertentu yang membantu
peserta memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pelatihan.
d. Pelaporan kegiatan
Berikut ini terdapat contoh format rencana pembelajaran mengenai
Pelatihan mediator dan arbiter yang terdiri dari lembar :
a. Materi pelatihan
b. Biaya Instruktur
c. Identitas Instruktur
d. Simulasi Biaya dan Pendapatan
e. Check list kegiatan
2. Model B :
Pelatihan dalam pekerjaan nyata yang terencana (planned on the Job
Training). Dilaksanakan dalam pekerjaan sebenarnya atau sering disebut
Training by doing, model ini lebih ditekankan kepada peningkatan
keterampilan (psychomotoric).
3. Model C :
Panduan ini disusun terbatas untuk model pelatihan kursus singkat formal dan
dapat digabung dengan model Widya Wisata (Study Tour) untuk melihat atau
membandingkan kenyataan dilapangan dengan teori yang diajarkan.
Sedangkan khusus untuk kualifikasi keterampilan ada kegiatan pembelajaran
praktek lapangan.
G. Rangkuman
Pentingnya pemahaman mengenai pelatihan, wajib dimiliki oleh
penyelenggara pelatihan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai yaitu
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Terdapat mata rantai yang
tidak dapat dipisahkan ataupun dilewati sebagai bentuk proses pengembangan
pelatihan berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan dan digambarkan
sebagai siklus sistem pelatihan. Kebutuhan pendidikan dan pelatihan adalah
suatu keadaan meniadakan atau memperkecil perbedaan kompetensi yang
H. Evaluasi
1. Apakah tujuan diadakannya pelatihan ?
2. Terdapat tujuan dari diadakannya pelatihan, salah satunya ialah pola tingkah
laku atau keterampilan. Jelaskan mengenai perilaku yang mencakup pola
tersebut !
3. Mengapa perencanaan sangat penting dilakukan sebelum dilaksanakan
pembelajaran ?
4. Salah satu yang harus dipersiapkan sebelum terjadinya kegiatan
pembelajaran ialah merumuskan tujuan pembelajaran. Menngapa hal
tersebut salah satu jal yang penting?
5. Bagaimanakah format yang harus dipersiapkan dalam merencanakan
pembelajaran ?
BAB 5
SIKLUS K3
Indikator Keberhasilan :
Menguraikan Siklus-siklus K3
A. Siklus Harian K3
Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle) adalah suatu siklus aktifitas safety
yang mempunyai periode ulang setiap hari. Aktfitas ini sebaiknya dilakukan oleh
kelompok-kelompok kecil pekerja yang menangani pekerjaan sejenis, dipimpin
langsung oleh kepala grup kerja.
10
minutes
safety talk
morning
meeting
Inspectio
Final
DAILY n prior to
check
start of
SAFETY
work
WORK
CYCLE
Site Patrol,
clean up guidance
, and
supervisio
n
B. Siklus Mingguan K3
Siklus Mingguan K3 (Weekly safety work cycle) dilakukan periodik mingguan,
biasanya pada akhir minggu. Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan :
1. evaluasi oleh manajemen proyek terhadap grup-grup kerja
2. penyampaian informasi-informasi dari manajemen proyek kepada grup-grup
kerja
3. adanya interaksi satu grup kerja dengan grup kerja lainnya, sehingga akan
terjadi tukar menukar peng alaman yang diperoleh suatu grup kerja selama
satu minggu berjalan.
Secara mudah weekly safety work cycle diuraikan sebagaimana tabel pada
lampiran-2.a.
C. Siklus Bulanan K3
Siklus Bulanan K3 (Monthly safety work cycle) dilakukan periodik bulanan,
biasanya pada akhir bulan. Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan :
1. penyampaian informasi-informasi dari manajemen proyek kepada personil
kunci proyek,
2. evaluasi oleh manajemen proyek terhadap pelaksanaan proyek selama
satu bulan,
3. penentuan program-program kerja yang bersifat strategis
Secara mudah monthly safety work cycle diuraikan sebagaimana tabel
pada lampiran-2.b.
D. Ringkasan Siklus
Ringkasan siklus : harian, mingguan dan bulanan tertuang dalam halaman
berikut :
Lampiran -1
Siklus Harian K3 (DAILY SAFETY WORK CYCLE)
NO URAIAN WAKTU PELAKSANAAN KETERLIBATAN TEMPAT DILAKSANAKAN MATERI
I 10 Minutes a. Setiap hari kerja a. Semua pekerja a. Di terbuka disite a. Meng-absen
safety Talk b. 08.00 – 08.10 = 10 b. Pekerja pekerja &
Meeting menit kontraktor utama pemeriksaan
dan sub kesehatan secara
kontraktor visual
c. Dipimpin oleh: b. Senam pagi
pemimpin group c. Pengumuman
kerja informasi yang
bersifat umum
d. Pelatihan praktis
e. Bukti kegiatan:
daftar hadir,
risalah, dll
IV Site Check a. Setiap hari kerja a. Setiap grup kerja a. Tempat kerja a. Pembersihan
tempat kerja dan
V Final Check a. Setiap hari kerja a. Kepala grup kerja a. Tempat kerja a. Pemeriksaan hasil
b. 16.55 – 17.00 = 15 b. Pekerja site Clean Up
menit kontraktor utama b. Bukti kegiatan:
dan sub daftar hadir,
kontraktor risalah, dll
Lampiran 2.a.
Siklus Mingguan K3 (WEEKLY SAFETY WORK CYCLE)
NO URAIAN WAKTU KETERLIBATAN TEMPAT MATERI
PELAKSANAAN DILAKSANAKAN
I Weekly a. Setiap hari Sabtu a. Kontraktor utama Di kantor kontraktor a Pemantauan kebersihan,
Meeting b. 10.30 – 11.30 = 60 a.1. Site manager utama 30 menit sebelum meeting
menit a.2. Supervisor b Materi meeting:
a.3. Safety b.1 Evaluasi pelaksanaan
supervisor daily meeting
b Kontraktor utama b.2 Kompiling data daily
b.1 Foreman meeting
c Dipimpin oleh: Site b.3 Informasi lainnya
Manager c. Bukti kegiatan: daftar
hadir, risalah, dll
Lampiran 2.b.
Siklus Bulanan K3 (MONTHLY SAFETY WORK CYCLE)
NO URAIAN WAKTU PELAKSANAAN KETERLIBATAN TEMPAT MATERI
DILAKSANAKAN
I Monthly c. Setiap hari Sabtu a. Kontraktor utama Di kantor kontraktor a. Evaluasi pelaksanaan
Meeting pada minggu a.1. Project manager utama weekly meeting
terakhir a.2. Safety koordinator b. Kompiling data daily
d. 13.00 – 15.00 = a.3. Constrction meeting dan weekly
120 menit manager meeting
a.4. Site manager c. Penyusunan laporan
a.5. Safety supervisor kepada P2K3
b. Dipimpin oleh: Project d. Informasi lainnya
Manager e. Bukti kegiatan: daftar
hadir, risalah, dll
E. Rangkuman
Terdapat tiga siklus dalam K3 yaitu siklus harian, mingguan dan bulanan. Siklus
Harian K3 merupakan aktfitas yang dilakukan dilakukan oleh kelompok-
kelompok kecil pekerja yang menangani pekerjaan sejenis, dipimpin langsung
oleh kepala grup kerja. Siklus Mingguan K3 merupakan evaluasi oleh manajemen
proyek terhadap grup-grup kerja. Penyampaian informasi-informasi dari
manajemen proyek kepada grup-grup kerja. Siklus Bulanan K3 merupakan
penyampaian informasi-informasi dari manajemen proyek kepada personil
kunci proyek. Evaluasi oleh manajemen proyek terhadap pelaksanaan proyek
selama satu bulan.
F. Evaluasi
1. Apakah perbedaan dari siklus harian, mingguan dan bulanan ?
2. Materi apa saja yang diberikan pada siklus mingguan K3 ?
3. Materi apa saja yang diberikan pada siklus bulanan K3 ?
BAB 6
PENGETAHUAN ASURANSI
Indikator Keberhasilan :
Mendeskripsikan asuransi serta tata cara pengajuan jaminan pekerjaan konstruksi
A. Pengertian
Asuransi merupakan upaya yang dilakukan saat ini untuk mencegah
kerugian yang mungkin timbul di masa mendatang. Besarnya nilai rupiah yang
terlibat, banyaknya macam pekerjaan serta pihak-pihak yang terlibat
menyebabkan pekerja konstruksi mengandung banyak risiko finansil maupun
ancaman kecelakaan dan kesehatan kerja bagi pekerja yang terlibat.
1. Kelompok Asuransi
a. Asuransi atau jaminan berguna untuk menutup kemungkinan kerugian
antara pemilik proyek dengan pihak pelaksana pekerjaan atau Kontraktor
selama berlangsungnya proses pelaksanaan kontruksi. Seperti diketahui
kontrak atau perjanjian pemborongan merupakan persetujuan antara
pihak Kontraktor yang mengikatkan diri untuk menyelenggarakan
pekerjaan dengan pihak pemilik proyek yang mengikatkan diri untuk
membayar harga kontrak yang sudah diperjanjikan. Karena adanya jangka
waktu yang diperlukan antara penandatanganan kontrak dengan
penyerahan hasil akhir pekerjaan, maka selama jangka waktu tersebut
berbagai kemungkinan bisa terjadi sehingga kemngkinan terdapat pihak
yang melalukan wanprestasi atau tidak mampu menepati apa yang telah
diperjanjikan, sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak lainnya. Maka
dalam situasi demikian muncul pihak ketiga untuk menjamin dan berjanji
utuk menutup kemungkinan kerugian tersebut yang dalam
pelaksanaannya diwakili oleh Bank atau perusahaan Asuransi.
b. Asuransi atau jaminan bagi kemungkinan kerugian yang timbul karena
kecelakaan yang menimpa sumber daya manusia yang terlibat selama
Pusdiklat SDA dan Konstruksi 50
Pelatihan SMK3 Konstruksi Pengetahuan Dasar K3
f. Retensi (Retention)
Retensi merupakan jaminan untuk melindungi pemilik proyek bahwa
Kontraktor akan melakukan perbaikan bila terjaid kerusakan dalam masa
pemeliharaan. Pada saat preatasi mencapai 100%, Kontraktor akan
menyerahkan hasil pekerjaannya kepada pemilik proyek. Hal ini disebut
Pusdiklat SDA dan Konstruksi 53
Pelatihan SMK3 Konstruksi Pengetahuan Dasar K3
Adapun tata cara pengajuan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) diatur sebagai
berikut:
a. Apabila ada yang mengalami kecelakaan kerja, tenaga kerja atau siapa
saja harus secepatnya memberitahukan ke perusahaan/Pengusaha
(Kontraktor).
b. Pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
bagi tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan.
c. Pengusaha wajib mengisi dan mengirimkan Formulir Jamsostek 3
kepada Depnakertrans dan PT Jamsostek setempat sebagai laporan
Kecelakaan Kerja Tahap 1 tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung sejak
terjadinya kecelakaan.
d. Pengusaha wajib melaporkan Kecelakaan Tahap ke II kepada Kantor
Depnakertrans dan PT Jamsostek setempat dengan mengisi Formulir
Jamsostek 3a dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah
menerima surat keterangan dokter (Formulir Jamsostek 3b), yang
menerangkan :
1). Keadaan sementara tida mampu bekerja telah berakhir;
2). Keadaan cacat sebagian untuk selama-lamanya; atau
3). Keadaan cacat total tetap untuk selama-lamanya baik fisik maupun
mental;
4). Meninggal dunia.
2. Bila tenaga kerja tertimpa penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
pengusaha wajib mengisi dan mengirimkan Formulir Jamsostek 3 tidak
lebih dari 2 x 24 jam sejak menerima diagnosis dari Dokter Pemeriksa
(Form Jamsostek 3c).
5. Santunan Cacat :
a. Cacat Fungsi : % berkurang fungsi x % table cacat x 70 bulan upah.
b. Cacat Tetap Sebagian : % table cacat x 70 bulan.
c. Cacat total : 70%x70 bulan upah ditambah tunjangan sebesar Rp.
50.000,- per bulan yang dibayar secara berkala selama 24 bulan.
d. Bila jiwanya tidak tertolong (meninggal) kepada ahli warisnya
diberikan santunan kematian sebesar 60% x 70 bulan upah ditambah
tunjangan sebesar Rp 50.000,- perbulan yang dibayarkan secara
berkala selama 24 bulan.
e. Biaya pemakaman sebesar Rp.1.000.000,- ditambah biaya perawatan
/ pengobatan sebesar Rp 6.400.000,- (maksimum).
C. Rangkuman
Asuransi merupakan upaya yang dilakukan saat ini untuk mencegah
kerugian yang mungkin timbul di masa mendatang. Terdapat dua kelompok
asuransi, yaitu asuransi atau jaminan berguna untuk menutup kemungkinan
kerugian antara pemilik proyek dengan pihak pelaksana pekerjaan atau
Kontraktor selama berlangsungnya proses pelaksanaan kontruksi, dan asuransi
atau jaminan bagi kemungkinan kerugian yang timbul karena kecelakaan yang
menimpa sumber daya manusia yang terlibat selama berlangsungnya pekerjaan.
Menurut ketentuan, jaminan dalam hal ini berarti perjanjian dimana pihak ketiga,
guna kepentingan pihak yang mempunyai piutang, mengikatkan diri untuk
memenuhi perutangan ataupun mengganti kerugian
Terdapat dua kategori pekerja yang terlibat di setiap proyek, yaitu tenaga
kerja degan ikatan kerja permanen dengan Kontraktor, dan tenaga kerja
borongan dan harian lepas yang hanya bekerja untuk jangka waktu tertentu
dengan Kontraktor, biasanya melalui Mandor. Santunan kecelakaan kerja
diberikan bila tenaga kerja mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat
hubungan kerja. Dalam hal ini juga termasuk meninggal dunia akibat kecelakaan
kerja. Besarnya santunan yang dibayarkan senatiasa mengalami perubahan dan
didasarakan kepada jenis kecelakaan dan jenis cacat yang diderita, keperluan
perawatan dan keperluan alat bantu (orthose) atau alat ganti (prothose) dalam
perawatan.
D. Evaluasi
1. Mengapa asuransi penting bagi pekerja konstruksi ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) ?
3. Bagaimanakah penentuan besarnya biaya iuran asuransi ?
4. Bagaimanakah tata cara pengajuan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) ?
5. Keadaan seperti apakah yang dapat mengajukan Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK)?
BAB 7
PENUTUP
B. Tindak Lanjut
1. Bahan bacaan yang telah digunakan untuk menulis modul ini, sebagaimana
tersebut dalam referensi
2. Modul mata pelajaran lain seperti tentang Kebijakan K3, Kesehatan kerja,
manajemen resiko, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM