Anda di halaman 1dari 10

40 Menurunkan Kebiasaan Mencontek Melalui Metode Apa? Lantas, Bagaimana?

Dan Sekarang

MENURUNKAN KEBIASAAN MENCONTEK MELALUI METODE


APA? LANTAS, BAGAIMANA? DAN SEKARANG BAGAIMANA?
DALAM BIMBINGAN KELOMPOK PADA PESERTA DIDIK
KELAS VIII.1 SMP N 1 CITEUREUP
Rahayu Prihantari1
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi berdasarkan kondisi realitas yang diperoleh melalui
pengamatan dan laporan dari beberapa guru mata pelajaran dan pengawas yang
terhimpun dalam catatan kasus yaitu 75 % peserta didik mencontek pada saat ulangan
Bila kondisi ini berkelanjutan dapat berakibat fatal karena bisa menyebabkan peserta
didik tidak percaya pada kemampuannya, dapat membentuk sifat pembohong,
memiliki potensi untuk menjadi koruptor atau penipu ulung. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus dengan tahapan kegiatan
perencanaan, melakukan tindakan, observasi serta refleksi. Subyek penelitiannya
adalah peserta didik kelas VIII.1 Tahun Pelajaran 2012/2013 SMP N 1 Citeureup
yang berjumlah 44 orang. Metode penelitiannya dengan menggunakan metode Apa?
Lantas Bagaimana? Dan Sekarang Bagaimana?dalam bimbingan Kelompok. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat kepuasan pada siklus 1 mencapai 80% pada siklus
2 mencapai 95%. Keaktifan pada siklus 1 mencapai 77,6% pada sklus 2 mencapai
83,2%. Sedangkan pada kebiasaan mencontek menurun yaitu dari 45% pada siklus 1
menjadi 40 % pada siklus 2. Dengan demikian kesimpulannya adalah Metode Apa?
Lantas Bagaimana? Dan Sekarang Bagaimana?dalam Bimbingan Kelompok dapat
menurunkan kebiasaan mencontek.
Kata Kunci: Metode Apa? Lantas Bagaimana? Dan Sekarang Bagaimana?dalam
Bimbingan Kelompok, kebiasaan mencontek,

Abstract
This research is based on reality condition obtained through observation and report
from some subject teachers and supervisor which collected in case note that 75%
learners cheat during replication If this condition sustained can be fatal because it
can cause learners do not believe in its ability, Can form the nature of a liar, have the
potential to become corrupt or impostor.This study is a classroom action research
consisting of 2 cycles with stages of planning activities, taking action, observation
and reflection. The subjects of the study were students of class VIII.1 Year 2012/2013
SMP N 1 Citeureup which amounted to 44 people. The research method using the
method What? So How? And Now How? In the guidance of the Group. The results
showed that satisfaction level in cycle 1 reach 80% in cycle 2 reach 95%. Activeness
in cycle 1 reached 77.6% in skus 2 reached 83.2%. While the habit of cheating
decreased from 45% in cycle 1 to 40% in cycle 2. Thus the conclusion is What
Method? So How? And Now How? In Group Guidance can lower cheating habits.

Keywords: What Method? So How? And Now How? In Group Guidance, habit of
cheating,
1
Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Citeureup, rahayuprihantari67@gmail.com

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6(1) Juni 2017


Menurunkan Kebiasaan Mencontek Melalui Metode Apa? Lantas, Bagaimana? Dan Sekarang 41

PENDAHULUAN membuat catatan kecil di kertas, membuka


buku atau LKS, bertanya kepada teman secara
Pendidikan merupakan aspek yang lisan atau dengan menggunakan isyarat atau
sangat penting dalam menunjang kemajuan bahkan menggunakan HP.
bangsa di masa depan. Melalui pendidikan
manusia sebagai subyek pembangunan dapat Jika kondisi ini terus dibiarkan secara
dididik, dibina dan dikembangkan potensinya. langsung atau tidak langsung hal ini akan
sangat mempengaruhi pembentukan karakter
Misi pendidikan khususnya di SLTP dan kepribadian bagi peserta didik itu sendiri
(MTS) dan SLTA (SMA,MA, SMK, MAK) dan berdampak dunia pendidikan semakin
diantaranya adalah mempersiapkan para rendah kualitasnya dan bangsa menjadi tidak
lulusannya agar memiliki akhlaq yang mulia, bermartabat karena memiliki generasi yang
mental yang kuat dan kepribadian yang mantap. tidak jujur, malas, tidak percaya diri dan selalu
ada kecenderungan untuk mencari jalan pintas
Dalam pasal 3 UU No.20 Tahun
yang menghalalkan segala cara untuk mencapai
2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
tujuan yang diinginkannya serta memiliki
bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi
potensi untuk menjadi koruptor atau penipu
mengembangkan kemampuan dan membentuk
ulung nantinya.
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, ACUAN TEORITIK
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman Teori Variabel Masalah.
dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa,
berakhlaq mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, 1. Pengertian mencontek
mandiri dan menjadi warga negara yang
Mencontek adalah kegiatan
demokratis dan bertanggung jawab.
menggunakan bahan atau materi yang
Sekolah sebagai salah satu lembaga tidak diperkenankan atau menggunakan
pendidikan formal harus berupaya secara pendampingan dalam tugas-tugas akademik
maksimal, konsisten dan kontinu agar dapat dan atau kegiatan yang dapat mempengaruhi
melahirkan lulusan yang dapat diandalkan, proses penilaian. Perilaku mencontek
memiliki kepribadian yang mantap, bersikap sering dikaitkan dengan kecurangan karena
jujur, pecaya diri dan dapat mandiri merugikan tidak hanya bagi diri sendiri
Kejujuran menjadi hal yang sangat tetapi orang lain. Mencontek adalah suatu
penting dan mendasar yang harus dimiliki kegiatan menghilangkan nilai-nilai yang
peserta didik. Namun kenyataan di sekolah berharga dengan melakukan ketidakjujuran
masih banyak peserta didik yang belum mampu atau penipuan.
bersikap jujur. Salah satunya adalah mencontek
Menurut Kelley R Taylor (2003)
di saat ulangan baik ulangan harian, ulangan
mencontek didefinisikan sebagai mengikuti
tengah semester, ulangan semester/ulangan
sebuah ujian dengan melalui jalan yang
kenaikan kelas bahkan ujian nasional.
tidak jujur, menjawab pertanyaan dengan
Di SMPN 1 Citeureup, berdasarkan cara yang tidak semestinya.
pengamatan dan laporan dari beberapa guru 2. Gejala dan Bentuk Perilaku Mencontek
mata pelajaran dan pengawas yang terhimpun
dalam catatan kasus ditemukan 75 % peserta Siswa memiliki yang self efficacy
didik mencontek pada saat ulangan. Mereka rendah (low self efficacy) merupakan indikasi
menggunakan berbagai cara diantaranya yang lain dalam perilaku mencontek. Self-

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6(1) Juni 2017


42 Menurunkan Kebiasaan Mencontek Melalui Metode Apa? Lantas, Bagaimana? Dan Sekarang

efficacy adalah kepercayaan seseorang Hal yang sama dinyatakan dalam survey
tentang kemampuan diri dalam bertindak, yang dilakukan oleh Franklyn-Stokes dan
sehingga dalam self-efficacy diperlukan Newstead (Anderman & Murdock, 2007)
adanya kecakapan. Istilah self-efficacy bahwa memberikan ijin kepada orang atau
dapat dimaknai sebagai keyakinan diri teman yang lain untuk menyalin pekerjaan
seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas merupakan peringkat pertama (72 persen),
atau permasalahan peringkat kedua adalah mengerjakan
pekerjaan orang lain (66 persen), menyalin
Siswa yang tidak memiliki motivasi atau mencatat tanpa mencantumkan
berprestasi dalam belajar menjadi gejala sumber literatur (66 persen), dan menyalin
yang muncul pada periku mencontek peserta pekerjaan orang atau teman yang lain tanpa
didik. Pendapat tersebut dipaparkan oleh pengetahuan yang bersangkutan (64 persen).
Pintrich dan Bong (dalam Hartanto, 2012) Survey terbaru Dawkins (Anderman &
yang menyatakan bahwa peserta didik yang Murdock, 2007) menunjukkan perubahan
memiliki motivasi belajar rendah akan perilaku mencontek yaitu dengan menyalin
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dari internet.
dengan apa adanya dan lebh memilih untuk
meminta bantuan dari orang lain. 3. Penyebab Perilaku Mencontek
Ada empat bentuk mencontek Faktor-faktor umum yang
menurut Hetherington and Feldman menyebabkan terjadinya perilaku
(1964) yaitu: individualistic-opportunistic, mencontek adalah: adanya kemalasan pada
individualistic planned, social-active,and diri seseorang, karena merasa strees, melihat
social-passive. Individualistic-opportunistic perilaku mencontek bukan merupakan hal
dapat dimaknai sebagai perilaku dimana yang salah dan merugikan, dan sebagian
peserta didik mengganti suatu jawaban yang lain mencontek karena memiliki
ketika ujuan atau tes sedang berlangsung keyakinan bahwa perilakunya tidak akan
dengan menggunakan catatan ketika guru diketahui.
keluar dari kelas. Individualistic-planned
dapat diidentifikasi sebagai menggunakan Perilaku mencontek meningkat
catatan ketika tes atau ujian berlangsung, dengan adanya hubungan sosial yang
atau membawa jawaban yang telah lengkap terjadi diantara peserta didik di sekolah. Hal
atau dipersiapkan dengan menulisnya ini terjadi karena siswa belajar mencontek
terlebih dahulu sebelum berlangsungnya dari teman-temannya dan kemudian belajar
ujian.Ketiga, social-active adalah perilaku untuk menerima bahwa hal tersebut bukan
mencontek dimana siswa mengcopi atau merupakan perilaku yang salah. Pendapat
melihat atau meminta jawaban dari orang tersebut didukung oleh Lambert (dalam
lain. Sementara social-passive adalah Hartanto, 2012) penyebab seorang individu
mengijinkan seseorang untuk melihat mencontek adalah:
atau mengcopi jawabannya. Menurut a. Adanya tekanan untuk mendapatkan
Baird (Anderman & Murdock, 2007) nilai yang tinggi,
perilaku yang paling sering dijumpai Pada dasarnya setiap peserta didik
dalam mencontek adalah: meminta memiliki keinginan yang sama yaitu
informasi atau jawaban dari orang atau mendapatkan nilai yang baik (tinggi).
teman yang lain, memberikan ijin kepada Keinginan tersebut terkadang membuat
orang lain untuk menyalin pekerjaannya, peserta didk menghalalkan segala
menyalin tugas orang lain, plagiarizing.

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6(1) Juni 2017


Menurunkan Kebiasaan Mencontek Melalui Metode Apa? Lantas, Bagaimana? Dan Sekarang 43

cara, termasuk dengan melakukan percaya diri dan kreativitas peserta didik
mencontek. dalam jangka pendek atau pun jangka
b. Keinginan untuk menghindari panjang. Peserta didk yang mempunyai
kegagalan, kebiasaan mencontek akan selalu merasa
tidak percaya dengan apa yang dirinya
Ketakutan peserta didik mendapat kerjakan.
kegagalan di sekolah merupakan hal
yang sering dialami oleh peserta didik. Dalam menyelesaikan soal ada
Kegagalan yang dimaksud antara lain perasaan tidak yakin sehingga selalu
dalam bentuk (takut tidak naik kelas, ingin melihat pekerjaan orang lain dan
takut mengikuti ulangan susulan) membandingkannya. Hal ini akan berakibat
tersebut memicu terjadinya perilaku siswa tersebut tidak mau lagi menyelesaikan
mencontek. soal dan lebih memilih melihat pekerjaan
orang lain kemudian menyalinnya. Lama-
c. Adanya persepsi bahwa sekolah kelamaan tidak akan ada ide-ide orisinil yang
melakukan hal yang tidak adil, keluar dari pemikiran yang mengakibatkan
Sekolah dianggap hanya tidak bisa berkreasi.
memberikan akses bagi siswa-siswi Dampak yang timbul dari
yang cerdas dan berprestasi sehingga praktek mencontek yang secara terus
siswa-siswi yang memiliki kemampuan menerus dilakukan akan mengakibatkan
menengah merasa tidak diperhatikan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan
dan dilayani dengan baik muncul malapetaka: peserta didik akan
d. Kurangnya waktu untuk menyelesaikan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur,
tugas sekolah, yang pada saatnya nanti akan menjadi
kandidat koruptor.
Siswa terkadang mendapatkan
tugas secara bersamaan. Waktu TEORI VARIABEL TINDAKAN
penyerahan tugas dalam waktu yang
Konsep Bimbingan Kelompok
bersamaan membuat siswa tidak dapat
membagi waktunya. Bimbingan kelompok sebagai alternatif
dalam menurunkan kebiasaan mencontek,
e. Tidak adanya sikap untuk menentang
karena dalam layanan bimbingan kelompok
perilaku mencontek di sekolah.
para peserta didik diajak untuk bersama-sama
Perilaku mencontek di sekolah mengemukakan pendapat tentang sesuatu
kadang dianggap sebagai suatu dan membicarakan topic-topik penting,
permasalahan yang biasa baik oleh mengembangkan nilai-nilai tentang hal
siswa maupun oleh guru. Sehingga tersebut dan mengembangkan langkah-langkah
banyak peserta didik yang membiarkan bersama untuk menangani permasalahan yang
perilaku ini atau terkadang justru dibahas dalam kelompok.
membantu terjadinya perilaku
mencontek. Tujuan dan fungsi bimbingan kelompok

4. Akibat mencontek Bimbingan kelompok bertujuan


agar peserta didik terlibat secara aktif dan
Akibat buruk mencontek tumbuhnya kebersamaan dalam memecahkan
diantaranya adalah menurunnya rasa suatu persoalan sekaligus memperoleh bahan

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6(1) Juni 2017


44 Menurunkan Kebiasaan Mencontek Melalui Metode Apa? Lantas, Bagaimana? Dan Sekarang

dari nara sumber (guru pembimbing) yang akan Pendekatan Active Learning dengan
sangat bermanfaat bagi kehidupannya, baik metode Apa? Lantas bagaimana? Dan
sebagai makhluk individu maupun makhluk Sekarang bagaimana?
sosial.
Metode Apa? Lantas Bagaimana?
Bimbingan kelompok mempunyai 3 Dan Sekarang Bagaimana? merupakan sebuah
(tiga) fungsi yaitu : pendekatan active learning untuk bagaimana
membantu peserta didik mendapatkan
1. Berfungsi informatif. pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara
2. Berfungsi pengembangan. aktif. Dalam metode ini nilai dari aktivitas
3. Berfungsi preventif dan kreatif. belajar eksperiensial akan meningkat dengan
Fungsi utama yang didukung dalam meminta peserta didik untuk merenungkan
bimbingan kelompok adalah fungsi pemahaman kembali pengalaman yang baru mereka alami
dan pengembangan. dan menggali implikasinya. Periode perenungan
seringkali disebut sebagai pengolahan atau
Langkah-langkah Penyelenggaraan
debriefing (pewawancaraan-pentanyajawaban).
Bimbingan Kelompok Sebagian kalangan pendidik kini menggunakan
Penyelenggaraan layanan boimbingan istilah harvesting (pemanenan). Berikut adalah
kelompok diawali dengan pembentukan urutan tiga tahap untuk memanen pengalaman
kelompok Dalam pembentukan kelompok , yang kaya akan pembelajaran. Prosedur
kelompok dapat dipilih secara homogen baik pelaksanaan:
ditinjau dari jenis kelamin, prestasi akademik
maupun berdasasrkan kedekatan jarak, dapat 1. Kondisikan peserta didik ke dalam
pula dipilih secara heterogen. Untuk beberapa pengalaman yang sesuai dengan topik yang
hal kelompok heterogen akan lebih efektif anda ajarkan. Pengalaman-pengalaman
untuk meningkatkan kerjasama dan saling ini mencakup permainan atau simulasi,
membantu. kunjungan lapangan, tayangan video
proyek belajar praktik,debat, drama, dan
Adapun tahap-tahap pelaksanaan latihan amajinasi mental
bimbingan kelompok adalah : 2. Perintahkan peserta didik untuk saling
1. Tahap Pembentukan Kelompok. bercerita tentang apa yang terjadi pada
Pada tahap ini anggota kelompok mereka selama latihan tersebut, seperti
diarahkan untuk mengetahui tujuan “Apa yang mereka lakukan?”, “Apa yang
dibentuknya kelompok. meraka amati? Pikirkan?”, dan “Apa yang
2. Tahap Peralihan. mereka rasakan selama latihan itu?”
Tahap ini merupakan tahapan untuk 3. Selanjutnya perintahkan peserta didik
meninjau pemahaman anggota kelompok untuk bertanya pada diri sendiri, “Lantas,
terhadap apa yang akan dilaksanakannya. Bagaimana?”, seperti “manfaat apa yang
3. Tahap Kegiatan. mereka dapatkan dari latihan tu?”“apa yang
Tahap dilaksanakannya kegiatan. mereka pelajari? Dan pelajari kembali?,
4. Tahap Pengakhiran. “apa implikasi dari aktivitas itu?”, dan
Tahap ini merupakan tahap “bagaimanakah kaitan antara pengalaman
pengecekan terhadap apa yang dicapai itu (jika itu berupa simulasi atau drama)
anggota kelompok (tahap evaluasi), dengan dunia nyata?”
termasuk penyampaian kesan dan pesan 4. Terakhir perintahkan peserta didik untuk
setelah mengikuti kegiatan kelompok. memikirkan,”Sekarang bagaimana?”,

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6(1) Juni 2017


Menurunkan Kebiasaan Mencontek Melalui Metode Apa? Lantas, Bagaimana? Dan Sekarang 45

seperti “bagaiman kalian ingin melakukan Rencana Tindakan.


sesuatu secara berbeda di masa
mendatang?”, “bagaimana kalian dapat Peneliti membuat perencanaan yaitu
memperluas pembelajaran yang kalian membentuk kelompok menjadi 6 kelompok
dapatkan?”, “Langkah-langkah apa yang yang terdiri dari 7 atau 8 anggota , menyiapkan
dapat kalian ambil untuk menerapkan apa satuan layanan, menentukan metode, menyusun
yang telah kalian pelajari?” kuisioner kebiasaan mencontek, membuat
VARIASI lembar observasi untuk kolabirator dan angket
peserta didik yang diberikan sebelum dan
Batasi diskusi pada ”Apa?”dan ”Lantas sesudah peserta didik mendapat perlakuan/
bagaimana?”. Gunakan kedua pertanyaan tindakan.
ini untuk menstimulir penulisa jurnal (lihat
strategi. 61, ”Jurnal Belajar”). Pelaksanaan Tindakan

METODE PENELITIAN Pelaksanaan tindakan ini meliputi


penelitian tindakan kelas dengan seting tahapan
Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. bimbingan kelompok dan tahapan metode yang
digunakan sebagai treatment terhadap perilaku
Penelitian ini adalah penelitian mencontek.
tindakan kelas (class room action research)
yang dilaksanakan dengan empat tahapan Sumber Data
yaitu, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi sesuai dengan model Pada penelitian tindakan kelas ini,
PTK oleh Kemmis & Mc. Taggart, yang sumber data diperoleh dari :
dilaksanakan secara kolaboratif dan partisipasif
1. Data (Proses) diperoleh dari peneliti dalam
antara guru BK (sebagai peneliti) dengan teman
memberikan layanan bimbingan kelompok,
sejawat sebagai observer dalam penelitian ini.
dan peserta didik sewaktu mengikuti
Penelitian tindakan kelas ini layanan dan situasi pada saat layanan.
dilakukan dalam layanan bimbingan kelompok 2. Data (Hasil) diperoleh dari pengamatan
menggunakan metode “Apa? Lantas, terhadap peserta didik berupa hasil tindakan
Bagaimana? umtuk menurunkan kebiasaan mencontek.
Data ini merupakan hasil pengamatan
Subyek Penelitian dengan kolaborator yang dituangkan dalam
tahap refleksi pada tiap – tiap siklus.
Subyek penelitian adalah peserta HASIL DAN PEMBAHASAN
didik kelas VIII.1 di SMP N I Citeureup yang
berjumlah 44 orang yang terdiri dari 21 laki- Deskrispsi Hasil Bimbingan Kelompok
laki dan 23 perempuan. Siklus 1
Prosedur Kerja Penelitian. Penelitian tindakan ini dirancang dan
dilaksanakan menjadi dua siklus yaitu siklus
Prosedur kerja penelitian dirancang 1 pada tanggal 29 September 2012 dan siklus
menjadi dua siklus yaitu: 2 pada tanggal 18 Oktober 2012. Setiap siklus
dilaksanakan satu kali pertemuan selama dua
1. Siklus 1 dilakukan 1 kali pertemuan dalam
jam pelajaran (80 menit).
seminggu
2. Siklus 2 dilakukan 1 kali pertemuan dalam
seminggu

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6(1) Juni 2017


46 Menurunkan Kebiasaan Mencontek Melalui Metode Apa? Lantas, Bagaimana? Dan Sekarang

Penelitian tindakan ini didasarkan


pada hasil pretest yang dilaksanakan sebelum
pelaksanaan tindakan di kelas VIII.1 yang
berjumlah 44 peserta didik dalam bentuk
bimbingan kelompok.

Dari hasil pretest diperoleh data


kebiasaan mencontek 21 peserta didik dalam
kategori tinggi, 20 peserta didik kategori
sedang dan 3 peserta didik kategori rendah.

Selanjutnya peserta didik diberikan


tindakan secara kelompok dengan Grafik 1.Grafik Data Keaktifan Peserta Didik pada
menggunakan metode apa? Lantas bagaimana Siklus 1
dan Sekarang bagaimana?
Data Respon Peserta Didik
Selama melaksanakan tindakan
,peneliti yang sekaligus berperan sebagai Berdasarkan analisa hasil responden
guru BK diobservasi tentang kesesuain antara peserta didik yang berkaitan dengan
perencanaan yang telah dibuat dengan prosedur pemahaman materi, penggunaan metode,
pelaksanaan tindakan dan keaktifan peserta media dan ditinjau secara keseluruhan tentang
didik selama mengikuti kegiatan bimbingan pelaksanaan tindakan diperoleh data bahwa
kelompok oleh teman sejawat yang sekaligus 80% siswa menyatakan puas secara keseluruhan
bertindak sebagai kolaborator. dan 20% siswa menyatakan tidak puas . Secara
rinci dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
Deskripsi Siklus 1
Prosedur Pelaksanaan Tindakan.
Berdasarkan hasil pengamatan
observer, guru BK telah melaksanakan
tindakan secara sistimatis dan sesuai dengan
langkah –langkah prosedur kegiatan yang
telah direncanakan dalam satuan layanan, yaitu
mencapai 94,49%. Dan 5, 51 % belum sesuai
dengan prosedur pelaksanaan tindakan karena
masalah yang dibahas kurang mendalam.

Data Keaktifan Peserta Didik


Hasil observasi aktivitas peserta Grafik 2.Grafik Data Respon Peserta Didik
didik menunjukkan bahwa tingkat keaktifan Siklus 1
peserta didik mencapai 77,6 % seperti yang
ditunjukkan dalam grafik berikut ini: Hasil
Selanjutnya di akhir siklus 1 peserta
didik diberikan posttest. Dari hasil posttest
secara keseluruhan menunjukkan adanya

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6(1) Juni 2017


Menurunkan Kebiasaan Mencontek Melalui Metode Apa? Lantas, Bagaimana? Dan Sekarang 47

penurunan kebiasaan mencontek dari 48%


sebelum diberi tindakan menjadi 45% setelah
tindakan seperti yang terlihat dalam tabel
berikut:
Tabel 1. Data Peserta Didik per Siklus

Persentase Siklus 1 Siklus 2 Kategori


49%-60% 21 siswa 18 siswa Tinggi
37%-48% 20 siswa 18 siswa Sedang
25%-36% 3 siawa 8 siswa Rendah

Deskripsi Siklus 2
Di akhir siklus 1 setelah posttest guru
BK (peneliti) bersama kolaborator melakukan
refleksi untuk mengetahui kelemahan/
kekurangan selama melaksanakan tindakan.
Berdasarkan hasil refleksi ditemukan beberapa
kelemahan sehingga belum dapat dilaksanakan
secara optimal oleh guru BK (Peneliti). Grafik 3. Grafik Data Keaktifan Peserta Didik
pada Siklus 2
Temuan-temuan tersebut dijadikan sebagai
rekomendasi untuk dilaksanakan pada siklus 2.
Data Respon Peserta Didik
Prosedur Pelaksanaan Tindakan. Berdasarkan analisa hasil responden
peserta didik yang berkaitan dengan
Berdasarkan hasil pengamatan pemahaman materi, penggunaan metode,
teman sejawat guru BK telah melaksanakan media dan ditinjau secara keseluruhan tentang
tindakan secara sistimatis dan sesuai dengan pelaksanaan tindakan terjadi peningkatan dari
langkah –langkah prosedur kegiatan yang 80% peserta didik menyatakan puas secara
telah direncanakan dalam satuan layanan, yaitu keseluruhan pada siklus 1 menjadi 95 % pada
mencapai 100 %. siklus 2. Secara rinci dapat dilihat dalam grafik
berikut ini:
Data Keaktifan Peserta Didik
Berdasarkan pengamatan pada siklus 2
diperoleh data bahwa tingkat keaktifan peserta
didik dalam mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok meningkat dari 77,6% pada siklus
1 menjadi 83,2 % dengan kategori berikut ini:

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6(1) Juni 2017


48 Menurunkan Kebiasaan Mencontek Melalui Metode Apa? Lantas, Bagaimana? Dan Sekarang

25%-36% 3 siswa 8 siswa 20 siswa Rendah


Dengan demikian berdasarkan data
tersebut di atas maka Metode Apa? Lantas
Bagaimana? Dan Sekarang Bagaimana
dalam bimbingan kelompok terbukti dapat
menurunkan kebiasaan mencontek pada peserta
didik kelas VIII.1 SMP N 1 Citeureup.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
hasil pengamatan maka dapat disimpulkan
bahwa Metode Apa? Lantas Bagaimana?
Dan Sekarang Bagaimana dalam Bimbingan
Kelompok
Grafik 5. Grafik Data Respon Peserta Didik pada 1. Lebih menyenangkan, menarik perhatian,
Silus 2 lebih diminati dan mudah dipahami
karena relevan dengan upaya menurunkan
Hasil kebiasaan mencontek.
Selanjutnya di akhir siklus 2 peserta 2. Dari hasil observasi metode tersebut dapat
didik diberikan posttest. Dari hasil posttest meningkatkan keaktifan peserta didik dari
secara keseluruhan menunjukkan adanya 77,6% menjadi 83,2%.
penurunan kebiasaan mencontek dari 45% 3. Dapat menurunkan kebiasaan mencontek
pada siklus 1 menjadi 40% pada siklus 2 seperti dari 45% menjadi 40%.
yang terlihat dalam table berikut: Saran

Tabel 2. Data Peserta Didik per Siklus 1. Bagi Guru BK:


Guru BK dalam memberikan
Persentase Siklus 1 Siklus 2 Kategori layanan bimbingan kelompok diharapkan
49%-60% 18 siswa 9 siswa Tinggi dapat menggunakan Metode Apa? Lantas
37%-48% 18 siswa 15 siswa Sedang Bagaimana? Dan Sekarang Bagaimana?
lebih kreatif dan inovatif untuk menurunkan
25%-36% 8 siswa 20 siswa Rendah
kebiasaan mencontek.
Sebagai bahan perbandingan secara
keseluruhan hasil penelitian tindakan terhadap 2. Bagi Guru Mata Pelajaran
kebiasaan mencontek dari sebelum tindakan, Guru mata pelajaran lebih kreatif
siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dalam tabel dan inovatif dalam membuat soal-soal
berikut ini: ulangan dan memberikan penilaian yang
Tabel 3. Data Keseluruhan Hasil Penelitian melibatkan aspek kognitif, afektif, emosi
dan spiritual serta melakukan pengawasan
Persentase Pra Siklus 1 Siklus 2 Kate- ketat dalam melaksanakan kegiatan
Siklus gori ulangan.
49%-60% 21 siswa 18 siswa 9 siswa Tinggi
37%-48% 20 siswa 18 siswa 15 siswa Sedang

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6(1) Juni 2017


Menurunkan Kebiasaan Mencontek Melalui Metode Apa? Lantas, Bagaimana? Dan Sekarang 49

3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya dapat
mendukung sepenuhnya agar
kegiatan layanan ini dapat dilakukan
secara menyeluruh, terprogram dan
berkesinambungan.

DAFTAR PUSTAKA
Anderman, E.M., & Murdock, T.B. (2007).
Psychology of Academic Cheating .USA.
Alfie Kohn

Hartanto, D. (2012). Bimbingan & Konseling;


Menyontek: Mengungkap Akar Masalah
dan Solusinya. Jakarta: INDEKS.

Hetherington, E.M., & Feldman, S.E. (1964).


College Ceharting as a Function of Subject
and Situational Variables. Journal fof
Educational Psychlogym 55.

Taylor, R Kelley. (2003). Cheater, Cheater....


Reston: National Association of Secondary
School Principals

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6(1) Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai