Anda di halaman 1dari 9

Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PENGARUH TERAPI PURSED LIP BREATHING MENIUP BALON TERHADAP


STATUS OKSIGENASI ANAK DENGAN ASMA

Eva Oktaviani1, Ririn Putri Damaiyanti2, M Vaizul Rahman3, Kusrini4


1
Dosen Program Studi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang,
2, 3,4
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang
Alamat korespondensi: evaoktaviani@poltekkespalembang.ac.id

Abstrak
Asma merupakan masalah kesehatan dunia yang serius dan dapat mempengaruhi semua kelompok usia, termasuk
anak-anak. Gejala Asma pada anak dapat dikendalikan dengan pengelolaan yang dilakukan secara lengkap, tidak
hanya dengan pemberian terapi farmakologis tetapi juga menggunakan terapi nonfarmakologis Terapi
nonfarmakologis dapat membantu mengontrol serangan asma yaitu melalui latihan pernapasan. Latihan pernapasan
dapat dilakukan dengan pursed lip breathing melalui terapi bermain meniup balon. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui keefektifan penerapan teknik pursed lip breathing meniup balon terhadap status oksigenasi anak
dengan asma. Desain penelitian adalah pre_posttest group design. Status oksigenasi berupa frekuensi pernapasan,
nadi, saturasi oksigen yang diukur sebelum dan sesudah terapi pursed lip breathing. Pursed Lip Breathing dilakukan
selama 15 menit dengan tiupan insipirasi 4 kali hitungan dan ekspirasi 7 kali hitungan, jeda antar siklus 2 detik.
Sampel penelitian berjumlah 25 anak diambil secara purposive sampling. Tempat penelitian adalah di Desa Maur
Baru dan Maur Lama Kabupaten Muara Rupit Kecamatan Musi Rawas Utara. Analisis menggunakan uji Wilcoxon
pada frekuensi pernapasan, dan saturasi oksigen. Uji statistis dependent t-test digunakan pada variabel frekuensi
nadi. Ada perbedaan signifikan status oksigenasi sebelum dan sesudah dilakukan pursed lip breathing dengan
meniup balon. Teknik pernapasan pursed lip breathing terbukti efektif sebagai terapi nonfarmakologis yang dapat
diterapkan secara rutin untuk meningkatkan status oksigenasi pada anak dengan asma, sehingga dapat
mengoptimalkan fungsi mekanik paru

Kata kunci: Asma, Status Oksigenasi, Terapi Pursed Lip Breathing

Abstract
Asthma is a serious global health problem and can affect all age groups, including children. Asthma symptoms in
children can be controlled with complete management, not only by administering pharmacological therapy but also
using non-pharmacological therapy. Non-pharmacological therapy can help control asthma attacks, namely through
breathing exercises. Breathing exercises can be pursed lip breathing through balloon blowing therapy. The purpose
of this study was to determine the effectiveness of the pursed lip breathing technique by blowing a balloon on the
oxygenation status of children with asthma. The research design was pre_posttest group design. Oxygenation status
in the form of respiratory rate, pulse, oxygen saturation measured before and after pursed lip breathing therapy.
Pursed Lip Breathing is carried out for 15 minutes with 4 breaths of inspiration and 7 times of expiration, pausing
between cycles of 2 seconds. The research sample consisted of 25 children taken by purposive sampling. The
research sites are in the villages of Maur Baru and Maur Lama, Muara Rupit District, Musi Rawas Utara District.
The analysis used the Wilcoxon test on respiratory rate, and oxygen saturation. The dependent statistical t-test was
used on the pulse frequency variable. There was a significant difference in oxygenation status before and after
pursed lip breathing by blowing a balloon. Pursed lip breathing has proven to be effective as a non-pharmacological
therapy that can be applied routinely to improve oxygenation status in children with asthma, so as to optimize lung
mechanical function.

Keywords: Asthma, Oxygenation Status, Pursed Lip Breathing Technique

21
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PENDAHULUAN
Prevalensi asma di dunia akan Salah satu cara mengontrol gejala yang
meningkat dalam beberapa tahun timbul serta mengurangi keparahan
mendatang. Data dari Organization gejala Asma dengan memberikan
(2011) menunjukkan 300 juta orang di latihan pernapasan. Latihan pernapasan
dunia terdiagnosa asma dan bertujuan untuk melatih cara bernapas
diperkirakan akan meningkat menjadi yang benar, melenturkan dan
400 juta orang di tahun 2025. memperkuat otot pernapasan, melatih
Berdasarkan hasil Riset RI (2018) ekspektorasi yang efektif,
didapatkan prevalensi asma di meningkatkan sirkulasi, dan
Indonesia sebesar 2,4% dan merupakan menurunkan kadar IgE sebagai faktor
peringkat ke sepuluh penyebab inflamasi pada asma (Widjanegara,
kesakitan dan kematian. Provinsi Tirtayasa, & Pangkahila, 2015). Salah
Sumatera Selatan sendiri menduduki satu latihan pernapasan yang dapat
peringkat ke enam penyakit Asma digunakan pada anak dengan asma
terbanyak di Indonesia sebesar 1,9%. adalah Pursed Lip Breathing (PLB).
Kasus asma pada anak di Indonesia Pursed Lips Breathing ialah latihan
lebih tinggi sedikit dibandingkan pernapasan yang bertujuan untuk
dewasa. Prevalensi pada anak tertinggi mempermudah proses pengeluaran
pada usia 5-14 tahun sebesar 1,9% dan udara yang terjebak di dalam paru-paru
proporsi kekambuhan dalam 12 bulan dengan cara membantu melakukan
terakhir sebesar 53,9% (Kemenkes, penekanan pada proses ekspirasi
2018). (Qamila, Ulfah Azhar, Risnah, &
Asma didefinisikan sebagai Irwan, 2019). Teknik ini merupakan
suatu kondisi ketika terjadi gangguan salah satu upaya untuk membantu
pada sistem pernapasan yang mengurangi sesak napas, mengurangi
menyebabkan penderita mengalami kekambuhan, dan meningkatkan fungsi
mengi (wheezing), sesak napas, batuk, kapasitas paru (Mayuni, Kamayani, &
dan kesulitan bernafas terutama ketika Puspita, 2015; Royani, 2017;
malam hari atau dini hari (Boulet et al., Kartikasari, Jenie, & Primanda, 2019).
2019). Distress pernapasan merupakan Pursed lip breathing juga merupakan
kompensasi tubuh terhadap kekurangan cara yang paling mudah untuk
oksigen karena konsentrasi oksigen membantu pasien asma bernapas secara
yang rendah. Akibat terhambatnya efektif karena peningkatan oksigenasi
suplai oksigen dalam tubuh karena di paru ((Jie et al., 2019).
kesulitan bernapas, tubuh akan Latihan pursed lip ini dapat
menstimulasi syaraf pusat untuk dimodifikasi dengan mengintegrasikan
meningkatkan frekuensi pernapasan. aktivitas bermain dengan cara meniup
Jika upaya tersebut tidak balon (Wong, Hockenberry-Eaton,
terkompensasi maka akan terjadi Wilson, Winkelstein, & Schwartz,
gangguan status oksigenasi, dan 2010). Kombinasi dengan teknik
apabila tidak ditangani dengan tepat bermain saat menerapkan intervensi
dapat menyebabkan kematian (Ekarini, PLB merupakan pilihan yang tepat
2012; Sari, 2016). karena anak-anak pada dasarnya masih
Secara medis, penyakit asma sangat senang dengan permainan. Hal
sulit disembuhkan, namun penyakit ini ini membuat anak akan semakin relaks
dapat dikontrol sehingga tidak dan melakukan teknik ini dengan
mengganggu aktivitas sehari-hari. perasaan riang gembira. Penelitian

22
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

sebelumnya membuktikan bahwa METODE PENELITIAN


bermain meniup balon (balloon Penelitian ini merupakan
therapy) dapat meningkatkan status penelitian action riset dengan one
oksigenasi anak (frekuensi pernapasan, group pre_post test design. Populasi
nadi, dan saturasi oksigen) pada anak penelitian adalah anak-anak yang
dengan gangguan saluran pernapasan memiliki riwayat Asma di Desa Maur
(Nugroho, Dewi, & Alam, 2018). Lama dan Maur Baru Kabupaten
Teknik ini dapat meningkatkan Muara Rupit, Kecamatan Musi Rawas
tekanan alveolus pada setiap lobus Utara. Pengambilan sampel
paru, sehingga dapat meningkatkan menggunakan teknik purposive
aliran udara saat ekspirasi yang mampu sampling sebanyak 25 anak. Kriteria
mengaktifkan silia mukosa jalan napas inklusi pada penelitian ini adalah anak
untuk mengevakuasi sekret ke luar dari yang memiliki riwayat asma dengan
saluran napas, sehingga dapat rentang usia 3-18 tahun, anak tidak
meningkatkan status oksigenasi dalam keadaan demam, keluarga yang
(Brunner, Smeltzer, & Suddarth, 2010). bersedia anaknya menjadi responden
Berdasarkan hasil studi Kriteria eksklusi pada
pendahuluan bahwa kejadian asma penelitian ini yaitu anak pada saat
pada anak di Desa Maur Lama dan pengambilan data tidak sedang
mengalami serangan, kondisi anak
Maur Baru cukup banyak dan
sangat lemah sehingga tidak mampu
mayoritas disebabkan karena untuk meniup balon, anak asma dengan
keturunan, namun edukasi mengenai penyakit komplikasi lainnya.
latihan mengontrol gejala asma belum Pengumpulan data dilakukan hanya
pernah dilakukan. Padahal latihan satu kali pada responden dengan
pernapasan secara rutin dapat langsung datang ke rumah responden.
mengurangi sesak dan konsumsi, obat- Informed consent diisi oleh orang tua.
Prosedur PLB yaitu peneliti
obatan. Selain itu, kedua desa tersebut
menginstruksikan responden untuk
terletak di dekat jalur perlintasan rileks, kemudian responden bernapas
dengan paparan polusi udara yang melalui hidung dalam 4 hitungan
tinggi. Polusi udara merupakan salah dengan mulut tetap tertutup,
satu faktor risiko timbulnya asma selanjutnya menginstruksikan
(Dharmayanti, Hapsari, & Azhar, 2013; reponden mengeluarkan napas secara
Laksana et al., 2015). perlahan dalam 7 hitungan dengan
mengerucutkan mulut dan meniupkan
Berdasarkan hal tersebut
ke balon pada model paru yang sudah
peneliti tertarik untuk mengeskplorasi didesign oleh peneliti. Peneliti
sejauh mana pengaruh teknik pursed lip menginstruksikan responden untuk
breathing dengan meniup balon melakukan PLB selama 15 menit,
terhadap status oksigenasi di Desa dengan jeda antar siklus 2 detik,
Maur Lama dan Maur Baru sebagai kemudian mengevaluasi kondisi
responden setelah perlakuan.
tempat penelitian.
Pemeriksaan status oksigenasi
meliputi pengukuran frekuensi
pernapasan, nadi, dan saturasi oksigen.
Saturasi oksigen dan nadi diukur
menggunakan oksimetri kutaneous

23
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

yang dipasang di jari tangan Status oksigen. Uji dependent t-test digunakan
oksigenasi diukur sebelum dan sesudah pada kelompok data frekuensi nadi.
latihan PLB. Penelitian ini sudah lolos
uji etik dari Komite Etik Poltekkes HASIL PENELITIAN
Kemenkes Palembang. Berikut ini merupakan hasil
Analisis data menggunakan uji penelitian mengenai karakteristik
Wilcoxon pada kelompok data responden.
frekuensi pernapasan dan saturasi
.
Tabel 1.
Karakteristik Responden di Desa Maur Lama dan Maur Baru Muara Rupit
Total Sampel
Karakteristik n (%)
Jenis kelamin Laki-laki 12 (48) - -
Perempuan 13 (52) - -

Mean (SD) Min-Max 95%CI


Usia Anak (tahun) 7,04 (3,285) 3-14 5,68-8,040
Berat badan (gram) 21,32 (9,651) 9-50 17,34-25,30
Tinggi Badan (cm) 114,36 (18,572) 84-155 106,69-122,03

Hasil penelitian ini 52%, dengan rerata usia anak 7,04


menunjukkan bahwa mayoritas sampel tahun. Rerata berat badan 21,32 gram
berjenis kelamin perempuan sebesar dan tinggi badan 114,36 cm.
Tabel 2.
Rerata Frekuensi Pernapasan, Nadi, Saturasi Oksigen Sebelum dan Sesudah Teknik PLB (n=25)
Kelompok p value
Sebelum PLB Sesudah PLB
Karakteristik
Mean SD Range Mean SD Range
Pernapasan 22,68 1,725 20-25 21,04 2,169 18-24 0,001*

Nadi 90,36 13,143 64-115 98,12 13,007 70-120 0,001**

Saturasi Oksigen 95,40 0,707 94-97 98,16 0,850 96-100 0,001*


(SpO2)

Keterangan: *Uji Wilcoxon; ** Dependent t-test

Hasil analisis pada tabel 2 Rerata saturasi oksigen menjadi lebih


menunjukkan bahwa rerata frekuensi tinggi setelah dilakukannya intervensi
pernapasan sesudah dilakukan PLB PLB yaitu 95,40 persen meningkat
lebih rendah daripada sebelum menjadi 98,16 persen. Hasil uji statistik
dilakukannya intervensi PLB yaitu yang ditampilkan pada tabel 2
22,68 kali per menit menjadi 21,04 kali menunjukkan terdapat perbedaan yang
per menit. Rerata perubahan frekensi bermakna rerata frekuensi pernapasan,
nadi sesudah PLB lebih tinggi dari pada nadi, dan saturasi oksigen sebelum dan
sebelum intervensi yaitu 90,36 kali per setelah dilakukannya PLB (p value:
menit menjadi 98,12 kali per menit. 0,001; p value: 0,001, p value<α ).

24
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PEMBAHASAN Karakteristik responden lainnya


Mayoritas jenis kelamin pada yang dapat mempengaruhi status
sampel penelitian ini adalah perempuan oksigenasi adalah tinggi badan. Tinggi
sebanyak 52 %. Usman, Chundrayetti, badan seseorang mempengaruhi
dan Khairsyaf (2015) membuktikan kapasitas paru. Semakin tinggi badan
bahwa faktor dominan yang seseorang berarti parunya semakin luas
mempengaruhi kejadian asma pada sehingga kapasitas paru semakin baik
anak adalah adalah perubahan cuaca (Mengkidi, 2006). Pertumbuhan anak
(65,91%), debu (63,64%), jenis berhubungan erat dengan peningkatan
kelamin (52,80%), makanan (43,19%). percabangan dari bronkiolus perifer
Namun, jenis kelamin tidak selalu dan jumlah alveoli. Berat badan
diikuti perubahan tingkat kontrol asma digunakan untuk mengetahui indeks
(Atmoko, Hana, Evans, Masbimoro, & massa tubuh responden yang
Faisal, 2011). Insidensi asma pada dibandingkan dengan tinggi badan.
perempuan lebih tinggi dari pada laki- Indeks massa tubuh responden dalam
laki karena perempuan lebih sering penelitian ini rata-rata dalam kategori
mengalami Asma yang tidak terkontrol. normal. Berat badan berlebih dapat
Menurut penelitian Andrianty dan menurunkan ekspansi paru dan
Adiputra (2017) jenis kelamin akan menyebabkan kebutuhan oksigenasi
mempengaruhi kapasitas vital paru berlebih untuk memenuhi kebutuhan
karena secara anatomi sudah berbeda. metabolisme tubuh.
Volume dan kapasitas paru pada wanita Hasil status oksigenasi
kira-kira 20-25 % lebih kecil dari pada pernapasan diperoleh adanya
pria. perubahan frekuensi pernapasan
Rerata usia sampel pada menjadi lebih rendah sebelum dan
penelitian ini adalah 7 tahun. Faktor sesudah PLB karena ketika anak
usia juga turut mempengaruhi melakukan aktivitas bermain meniup
prevalensi penyakit asma (Laksana & balon yang dianalogikan dengan
Berawi, 2015). Anak usia sekolah Pursed Lips Breathing (PLB), jumlah
merupakan kelompok yang rentan penyerapan atau pengambilan oksigen
terserang penyakit saluran pernapasan (inspirasi) lebih besar dibandingkan
dan banyak yang terdiagnosis dengan bernafas secara normal, hal tersebut
asma (Setyaningrum, Rofi’i, & terjadi agar balon dapat mengembang
Setyanti, 2016). dan terisi udara dari hembusan udara
Berdasarkan hasil wawancara ekspirasi. Hal ini memungkinkan
dengan orang tua anak bahwa oksigen yang masuk dalam jumlah
mayoritas asma pada anak diperoleh besar dan dapat diserap oleh
karena keturunan. Hal ini sesuai hemoglobin untuk di transportasikan ke
dengan penelitian sebelumnya alveoli. Inspirasi maksimal sistem
menyebutkan bahwa faktor risiko asma pertukaran O2 dan CO2 lancar akibat
yang sangat berhubungan siginifikan dari stimulasi aplikasi bermain meniup
pada anak-anak adalah riwayat asma balon. Penelitian yang serupa
pada orang tua, anak yang merokok dilakukan oleh Sutini (2011) yang
atau pernah merokok, dan orang tua menunjukkan bahwa aktivitas bermain
yang merokok atau pernah merokok meniup “tiupan lidah” memberikan
(Dharmayanti Hapsari, & Azhar, pengaruh positif terhadap status
2013). oksigenasi Heart Rate anak usia
prasekolah dengan pneumonia.

25
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Latihan pernapasan pursed lip penelitian ini yaitu terjadi peningkatan


dapat membantu melenturkan dan saturasi oksigen setelah dilakukan PLB
memperkuat otot pernapasan karena dan hasil uji statistik menunjukkan
penderita asma akan membutuhkan perbedaan yang signifikan. Hal ini
kerja keras saat ekspirasi akibat sesuai dengan penelitian yang
bronkiolus yang sempit, sehingga dapat dilakukan Sreeletha (2016)
meningkatkan sirkulasi (Samsuardi, membuktikan terapi meniup balon atau
2012; Widarti, 2013). ballon therapy terbukti secara
Mengerucutkan bibir saat signifikan berpengaruh pada status
pernapasan membantu penderita oksigenasi saturasi oksigen serta dapat
mengosongkan paru-paru dan mengurangi gejala pernapasan.
memperlambat laju pernapasan. Hal ini Menurut Sutini (2011) semakin
terbukti setelah dilakukan terapi PLB kuat meniup diharapkan semakin kuat
frekuensi pernapasan responden pula silia bergerak untuk mendorong
menjadi lebih lambat. PLB juga benda asing atau sekret keluar dari jalan
menyebabkan otot perut berkontraksi nafas, sehingga pada akhirnya dapat
ketika ekspirasi, hal ini akan memaksa memberikan dampak positif terhadap
diafragma ke atas, dan membantu perubahan pernapasan, nadi, dan SpO2.
untuk mengosongkan paru-paru, Terapi pursed lip breathing
akibatnya penderita asma akan yang diintegrasikan dalam permainan
bernapas lebih lambat dan lebih efisien meniup balon memungkinkan untuk
(Suryantoro, Isworo, & Upoyo, 2017). membawa oksigen ke dalam tubuh
Pursed lip breathing dapat lebih besar saat dihirup dibanding
menurunkan sesak napas, sehingga dengan bernapas normal dan
pasien dapat toleransi terhadap hemoglobin dapat mengikat lebih
aktivitas dan meningkatkan banyak oksigen untuk di
kemampuan memenuhi kebutuhan transportasikan ke alveoli. Aktivitas
sehari hari. meniup balon ini juga dapat dapat
Terapi bermain meniup balon menguatkan otot jantung, sehingga
merupakan permainan yang fungsi jantung dapat lebih optimal.
memerlukan inspirasi dalam dan Semakin banyak oksigen yang dihirup
ekspirasi yang memanjang untuk maka balon yang ditiup juga akan
memfasilitasi pengeluaran mengembang lebih besar.
karbondioksida dari tubuh yang Walaupun nilai saturasi oksigen
tertahan karena obstruksi jalan napas sebelum dan sesudah di lakukan PLB
(Zul’Irfan, Suza, & Sitepu, 2019). masih dalam batas normal namun
Terapi bermain dengan meniup balon tampak perubahan nilai saturasi kearah
terbukti efektif meningkatkan fungsi yang lebih baik setelah dilakukan PLB.
paru pada anak dengan asma Hal ini menunjukkan bahwa tindakan
(Sumartini, Somantri, Suparto, PLB membawa pengaruh yang positif
Andriyani, & Salasa, 2020). pada nilai saturasi oksigen anak. Porsi
Salah satu akibat dari serangan oksigen yang cukup didalam tubuh
asma akut adalah penurunan kadar anak sangat penting karena oksigen
saturasi oksigen darah (SpO2). dibutuhkan untuk mempertahankan
Penurunan saturasi oksigen ini jika kehidupan. Sistem pernapasan dan
tidak segera ditanggulangi akan jantung mempunyai peranan penting
menyebabkan terjadinya hipoksia dalam menyuplai kebutuhan oksigen
jaringan. Hasil status oksigenasi pada keseluruh tubuh.

26
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Pada penderita asma latihan & O’Byrne, P. M. (2019). The


pernapasan selain ditujukan untuk global initiative for asthma
memperbaiki fungsi alat pernapasan, (GINA): 25 years later. European
juga bertujuan melatih penderita Respiratory Journal, 54(2).
mengatur pernapasan jika terasa akan Brunner, L. S., Smeltzer, S. C. O., &
datang serangan, ataupun sewaktu Suddarth, D. S. (2010). Brunner &
serangan asma. Jika teknik ini Suddarth’s textbook of medical-
dilakukan secara rutin dan benar, dapat surgical nursing; Vol. 1.
mengoptimalkan fungsi mekanik paru. Language, 27, 1114–2240p.
Dharmayanti, I., Hapsari, D., & Azhar,
SIMPULAN DAN SARAN K. (2013). Asma pada anak di
Penelitian ini membuktikan Indonesia : Penyebab dan
bahwa penerapan teknik pursed lip pencetus Asthma among children
breathing melalui tiupan balon terbukti in Indonesia :causes and triggers.
efektif dapat meningkatkan status Jurnal Kesehatan Masyarakat
oksigenasi pada anak dengan asma. Hal Nasional, Volume 9(29), 320 –
ini dapat dilihat dari adanya perbedaan 326.
yang signifikan status oksigenasi Ekarini, N. L. P. (2012). Analisis
berupa rerata frekuensi pernapasan, faktor–faktor pemicu dominan
nadi, dan saturasi oksigen sebelum dan terjadinya serangan asma pada
sesudah di lakukan pursed lip pasien asma. Tesis tidak
breathing. dipublikasikan. Depok: Fakultas
Peneliti selanjutnya diharapkan Ilmu Keperawatan Program
dapat meneliti dan menganalisis lebih Magister Ilmu Keperawatan.
dalam mengenai faktor-faktor yang Jie, L. W., Govind, S., Singh, K., Wah,
mempengaruhi status oksigenasi pada Y. C., Vamsi, G. S., Chinnavan,
anak dengan asma dengan jumlah E., … Kaur, M. (2019). A
sampel yang lebih banyak. comparative study between
breathing control and pursed lip
DAFTAR PUSTAKA breathing among bronchial asthma
Andrianty, F., Adiputra, N., & -, S. patients. International Journal of
(2017). Penambahan pursed lip Advanced Science and
abdominal breathing pada latihan Technology, 28(16), 1643–1648.
aerobik lebih baik dalam Kartikasari, D., Jenie, I. M., &
meningkatkan kapasitas fungsi Primanda, Y. (2019). Latihan
paru penderita asma bronkial. pernapasan diafragma
Sport and Fitness Journal, 5(1), meningkatkan arus puncak
42–51. ekspirasi (ape) dan menurunkan
Atmoko, W., Hana, K. P., Evans, T. B., frekuensi kekambuhan pasien
Masbimoro, W. A., & Faisal, Y. asma. Jurnal Keperawatan
(2011). Prevalens asma tidak Indonesia, 22(1), 53–64.
terkontrol dan faktor-faktor yang http://doi.org/10.7454/jki.v22i1.6
berhubungan dengan tingkat 91
kontrol asma di poliklinik asma Kemenkes. (2018). Salam Sehat !
rumah sakit persahabatan. J Semoga fakta yang disajikan
Respir Indo, 31(2), 53–60. dalam buku ini , bermanfaat untuk
Boulet, L.-P., Reddel, H. K., Bateman, perbaikan perencanaan
E., Pedersen, S., FitzGerald, J. M., pembangunan kesehatan. Laporan

27
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Riskesdas Nasional 2018, 120. http://doi.org/10.24252/kesehatan


Laksana, M. A., Berawi, K. N., .v12i2.10180
Kedokteran, F., Lampung, U., RI, K. (2018). Hasil utama riskesdas
Fisiologi, B., Kedokteran, F., & 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
Lampung, U. (2015). Faktor – Royani, E., Amerika, D., & Balon, T.
faktor yang berpengaruh pada M. (2017). Pengaruh terapi
timbulnya kejadian sesak napas aktivitas bermain meniup balon
penderita asma bronkial factors - terhadap perubahan fungsi paru
factors influencing the incidence pada anak dengan asma di rumah
of genesis shortness of breath sakit islam siti khodijah
bronchial asthma sufferers. palembang. Maker Medika, 5, 79–
Majority, 4. Retrieved from 87.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/ Samsuardi, S. (2012). Manfaat latihan
index.php/majority/article/view/1 penguatan otot-otot pernapasan
409/1253 terhadap peningkatan kapasitas
Mayuni, A.I.D., Kamayani, M.O.A., & vital paru pada penderita asma.
Puspita, L.M. (2015). Pengaruh Disertasi tidak dipublikasikan.
diaphragmatic breathing exercise Universitas Muhammadiyah
terhadap kapasitas vital paru pada Surakarta.
pasien asma di wilayah kerja Sari, S. N. (2016). Penerapan asuhan
puskesmas III Denpasar Utara keperawatan gawat darurat pada
COPING Ners Journal, 3(2), 31– pasien dengan asma bronchial di
36. ruang rawat inap paru rsup dr. M.
Mengkidi, D. (2006). Gangguan fungsi Djamil padang tahun 2016.
paru dan faktor-faktor yang Setyaningrum, R., Rofi’i, A., &
mempengaruhinya pada karyawan setyanti, a. (2016). tingkat
pt. Semen tonasa pangkep pengetahuan dan sikap tentang
sulawesi selatan. Program cuci tangan pakai sabun (ctps)
Pascasarjana Universitas pada siswa SDN Batuah I dan
Diponegoro. batuah III Pagatan. Jurnal Berkala
Nugroho, A., Dewi, I., & Alam, A. Kesehatan, 1(1), 43–47.
(2018). Pengaruh bermain pursed http://doi.org/10.20527/jbk.v1i1.6
lips breathing terhadap status 60
oksigenasi anak usia 3-5 tahun Sreeletha, A. (2016). Effect of balloon
dengan pneumonia di rumah sakit therapy v/s spirometry in
tk . Ii pelamonia. Bimiki, 6(2), 39– promotion of respiratory function
45. in children with respiratory
Organization, W. H. (2011). Atlas of infection. International Journal of
headache disorders and resources Nursing Research (IJNR). 2(1),
in the world 2011. Geneva: World 123–132.
Health Organisation. Sumartini, S., Somantri, B., Suparto, T.
Qamila, B., Ulfah Azhar, M., Risnah, A., Andriyani, S., & Salasa, S.
R., & Irwan, M. (2019). (2020). The effect of playing
Efektivitas teknik pursed blowing balloon therapy to
lipsbreathing pada pasien penyakit changes in lung function in
paru obstruksi kronik (ppok): preschool children (3–5 years old)
Study systematic review. Jurnal with asthma, 21(Icsshpe 2019),
Kesehatan, 12(2), 137. 238–241.

28
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

http://doi.org/10.2991/ahsr.k.200 6, St. Louis, 2001. Copyrighted by


214.063 Mosby, Inc, 1301.
Suryantoro, E., Isworo, A., & Upoyo, Zul’Irfan, M., Suza, D. E., & Sitepu, N.
A. S. (2017). Perbedaan F. (2019). Perbandingan latihan
efektivitas pursed lips breathing napas buteyko dan latihan
dengan six minutes walk test blowing balloons terhadap
terhadap forced expiratory. Jurnal perubahan arus puncak ekspirasi
Keperawatan Padjadjaran, 5(2), pada pasien asma. Jurnal Perawat
99–112. Indonesia, 3(2), 93–100.
http://doi.org/10.24198/jkp.v5i2.4
48
Sutini, T. (2011). Pengaruh aktivitas
bermain meniup tiupan lidah
terhadap status oksigenasi pada
anak usia prasekolah dengan
pneumonia di Rumah sakit Islam
Jakarta. Tesis FIK-UI.
Usman, I., Chundrayetti, E., &
Khairsyaf, O. (2015). Faktor
risiko dan faktor pencetus yang
mempengaruhi kejadian asma
pada anak di rsup dr. M. Djamil
padang. Jurnal Kesehatan
Andalas, 4(2), 392–397.
http://doi.org/10.25077/jka.v4i2.2
60
Widarti, R. (2013). Pengaruh
Diafragmatic Breathing Exercise
terhadap Peningkatan Kualitas
Hidup Penderita Asma.
Widjanegara, I. G., Tirtayasa, K., &
Pangkahila, A. (2015). Senam
asma mengurangi kekambuhan
dan meningkatkan saturasi
oksigen pada penderita asma di
poliklinik paru rumah sakit umum
daerah wangaya denpasar. Sport
and Fitness Journal, 3(2), 1.
Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M.,
Wilson, D., Winkelstein, M. L., &
Schwartz, P. (2010). Wong’s
essentials of pediatric nursing, ed.

29
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai