Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gibran Samudra Harja

Kelas : XII MIPA 3

No Absen : 15

Kejenuhan Siswa Dengan Adanya Sistem Pembelajaran Jarak Jauh

Sudah hampir 1 tahun negara Indonesia dilanda dengan virus Covid-19. Pandemi ini berdampak
terhadap bidang ekonomi, pariwisata, dan khususnya dibidang pendidikan. Yang sedang menjadi
perbincangan di kalangan masyarakat. Semua aktivitas yang melibatkan kerumunan harus dihentikan,
salah satunya adalah pembelajaran di sekolah. Saat ini, Kemendikbud sudah memberikan beberapa
kebijakan untuk penangan Covid-19, salah satunya dibidang pendidikan adalah pembelajaran jarak jauh.
Banyak hal yang terjadi selama sistem pembelajaran jarak jauh ini.

Dengan di terapkannya sistem pembelajaran jarak jauh, terdapat banyak pro kontra dikalangan
orang tua dan siswa. Pasalnya, orang tua harus menyediakan kuota internet yang cukup, hp atau leptop
yang memumpuni, dan tidak semua orang tua bisa mencukupi kebutuhan anaknya dalam pembelajaran
jarak jauh ini. Orang tua dan siswa juga mengeluhkan ketidaklancaran jaringan internet. Banyak pelajar
yang mengeluhkan bahwa sistem ini menyulitkan mereka dalam memahami materi, tugas yang lebih
banyak daripada sekolah tatap muka, juga menjadikan siswa tertekan dan bosan. Padahal pak Ganjar
Pranowo sudah memberitahu kepada seluruh guru untuk tidak memberikan tugas atau PR yang banyak.
“ Tolong bapak dan ibu guru jangan kasih tugas ataupun PR yang banyak, karena mereka nanti bisa
klenger, kasih saja mereka tugas tentang materi Covid-19 ini “ ujar Ganjar Pranowo.

Menurut survei UNICEF : 66 persen siswa mengaku tidak nyaman belajar di rumah
(Kompas.com,24/06/2020). Bukan tanpa alasan bila siswa merasa tak nyaman saat harus belajar dari
rumah ketimbang di sekolah. Survei juga mendapati, selama belajar di rumah, 38 persen siswa yang jadi
responden mengatakan kekurangan bimbingan dari guru menjadi kendala utama. Sementara 35 persen
menyebutkan akses internet yang buruk. Jika pembelajaran jarak jauh berlanjut, lebih dari setengah
atau 62 persen responden mengakui membutuhkan kuota internet.

Mayoritas siswa merasa pembelajaran daring dirasa tidak efektif, karena dalam praktiknya lebih
penekanan dalam pemberian tugas bukan penjelasan materi. Siswa merasa bosan selama pembelajaran
daring karena kegiatan sosial dengan teman-temanya terhambat. Tentu diperlukan kebijakan-kebijakan
dalam sektor pendidikan agar proses pembelajaran tidak terganggu. Masa pembelajaran jarak jauh atau
daring, sangat dibutuhkan partisipasi orang tua agar pembelajaran ini dapat terlaksana dengan optimal.
Dalam pembelajaran daring, orang tua merupakan rekan kerja guru dalam mengajar anak-anak di
rumah. Dengan kerja sama dari semua pihak, kita pasti mampu mengurangi rasa kebosanan dalam
pembelajaran daring seperti sekarang ini dan dapat mengurangi persebaran virus covid-19 selama
berada di rumah.

Anda mungkin juga menyukai