Anda di halaman 1dari 10

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Integrasi Sensor Elektronik dan Automatic Data Backup pada Kompas Geologi untuk
Mempermudah Akuisisi Data Lapangan dan Olah Data Geologi Berbasis Sistem
Informasi Geografis

Hafizhan Abidin Setyowiyoto1, Riko Susetia Yuda1, Ahmad Faizal Amin1, Agung Setianto1,
Ghafar Ramadhan Faqih2, Ahmad Shalahuddin Abdullah2

1
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
2
Prodi Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Gadjah Mada
corresponding author: aminfaizal.a@gmail.com

SARI
Pengukuran data lapangan merupakan hal terpenting dalam setiap pekerjaan geologi. Dalam
pengukuran tersebut, salah satu alat yang dibutuhkan adalah kompas geologi. Data yang diukur dengan
alat ini antara lain: strike, dip, azimuth, slope, plotting lokasi, dan sebagainya. Pada dasarnya,
pengukuran ini membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi baik dari sisi instrumen maupun pengguna.
Pada kenyataannya proses pengukuran ini sering terkendala faktor medan yang berat dan kurangnya
daya konsentrasi pengguna sehingga terjadi error dan data hasil pengukuran menjadi kurang teliti dan
akurat. Berkaca dari kondisi tersebut, muncul gagasan penulis untuk membuat kompas geologi digital
dengan mengintegrasikan kompas biasa dengan beberapa sensor elektronik. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menciptakan kompas geologi yang user friendly dan memudahkan proses akuisi data
lapangan serta mengurangi resiko kecelakaan di lapangan. Metode yang digunakan adalah research
and development yang meliputi tahap pengerjaan di laboratorium dan uji coba lapangan. Tahap
pengerjaan di laboratorium meliputi perancangan alat, integrasi komponen elektronik, dan uji coba
program. Uji coba lapangan meliputi pengukuran data lapangan menggunakan kompas geologi biasa
dan kompas geologi digital kemudian membandingkan hasil keduanya untuk evaluasi. Komponen dari
kompas geologi digital ini adalah Digital Clinometer, Global Positioning System (GPS) Receiver, Laser
module, dan Storage Device (SD) Card module yang ditanamkan pada mikrokontroler Arduino Uno.
Alat ini bekerja dengan cara menerima sinyal dari beberapa satelit GPS dan mengukur sudut rotasi
bidang datar pada 3 sumbu: pitch(x), roll(y), yaw(z). Selanjutnya nilai yaw dan roll akan diterjemahkan
sebagai data strike/azimuth dan dip/slope. Data-data tersebut akan diproses oleh mikrokontroler
Arduino Uno lalu disimpan pada SD Card Storage dalam format file Excel(.xls) agar dapat diolah pada
software GIS. Pada medan yang kurang mendukung, pengukuran dapat dilakukan dengan mengarahkan
dua laser sejajar untuk mengukur kedudukan semu suatu bidang dari jarak jauh dan dilakukan kalkulasi
untuk menentukan kedudukan bidang yang sebenarnya.

Kata kunci : Kompas geologi digital, akuisisi data, sensor elektronik, GIS.
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang I.2. Rumusan Masalah
Dalam pengambilan data geologi Kegiatan akuisisi data lapangan
lapangan, pengukuran data geologi memerlukan tingkat presisi dan akurasi
merupakan salah satu hal penting yang yang tinggi, sehingga muncul permasalahan
harus dilakukan. Pengukuran tersebut di sebagai berikut:
antaranya adalah pengukuran strike-dip I.2.1. Bagaimana cara memperoleh proses
lapisan batuan dan struktur geologi, akuisisi data lapangan agar lebih
pengkuran arah objek dan kelerengan, serta cepat, akurat, dan efisien?
pencatatan koordinat dan waktu I.2.2. Bagaimana cara mempermudah
pengambilan data. Salah satu instrument proses akuisisi data lapangan pada
yang digunakan dalam pengkuruan ini medan yang sulit?
adalah kompas geologi. Akan tetapi, I.2.3. Bagaimana cara mempermudah
kompas geologi yang ada saat ini memiliki pekerjaan lapangan dalam akuisisi
kekurangan karena penggunaannya yang data pada skala besar dan luas secara
relatif sulit terutama bagi pengguna pemula. akurat?
Kondisi medan yang berat turut
mempersulit penggunaan sehingga I.3. Tujuan Penelitian
pengukuran dan akuisisi data menjadi tidak Adapun tujuan dari penelitian ini
akurat. Kalaupun proses pengukuran pada adalah:
kondisi tersebut tetap dilakukan, hasil yang I.3.1. Memperoleh proses akuisisi data
didapatkan akan kurang maksimal dan lapangan menjadi lebih cepat,
memungkinkan terjadinya kesalahan yang akurat, dan efisien.
cukup signifikan. I.3.2. Mempermudah proses akuisisi data
Berkaca pada kondisi tersebut, tim lapangan pada medan yang sulit.
penyusun mempunyai ide untuk I.3.3. Mempermudah pekerja lapangan
menciptakan kompas geologi yang user dalam akuisis data pada skala besar
friendly, memiliki akurasi tinggi, dan dan luas secara akurat.
mudah digunakan di berbagai medan. kebumian.
Kompas ini berupa integrase berbagai
sensor digital berupa digital clinometer, II. Tinjauan Pustaka
Global Positioning System, dan sensor II. 1. Kompas Geologi
medan magnet. Kompas ini juga dilengkapi Kompas Geologi adalah Alat yang
laser untuk melakukan pengukuran digunakan untuk menentukan arah dan
kedudukan semu suatu perlapisan dan besar sudut serta kedudukan lapisan batuan.
struktur geologi dari jarak jauh. Selain itu, Kompas, klinometer, dan “hand level”
kompas juga dilengkapi dengan penyimpan merupakan alat-alat yang dipakai dalam
data sehingga data dapat disimpan dan di- berbagai kegiatan survei, Kompas geologi
recall setiap kali dibutuhkan. Komponen merupakan kombinasi dari ketiga fungsi
tersebut dirangkai menjadi satu kesatuan alat tersebut. Komponen kompas geologi
pada mikrokontroller yang merupakan dapat dilihat pada gambar 1.
pusat kendali alat.
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

tersebut. Keadaan ini digambarkan oleh


gambar 3.

Gambar 3. Plot
Grafik Nilai
Ketiga Sumbu
Accelerometer
Sudut
Gambar 1. Komponen kompas geologi kemiringan dapat
diukur dengan
II.2. Digital Clinometer mencari kemiringan terhadap sumbu-X dan
Pada dasarnya digital clinometer kemiringan terhadap sumbu-Y, sehingga
menggunakan prinsip kerja yang sama kemiringan terhadap horizontal bumi dapat
dengan accelerometer. Accelerometer diketahui.
adalah alat untuk mengukur percepatan.
Ketika accelerometer diletakkan dalam II.3 Pusat Pengolah Data
posisi yang statis, maka percepatan yang (Mikrokontroler)
terukur adalah percepatan accelerometer Menurut Fisher (2011), mikrokontroler
terhadap gravitasi bumi. Percepatan yang adalah komputer dalam bentuk kecil yang
diukur adalah percepatan pada sumbu-X, sudah berbentuk dalam sirkuuit terpadu
sumbu-Y, dan sumbu-Z. Jika (chip). Dalam mikrokontroler sudah
accelerometer diletakkan pada keadaan terdapat prosesor, memori, dan saluran
tanpa gravitasi maka ketiga sumbu bernilai input-output yang dapat diprogram.
0. Keadaan dapat ini digambarkan dengan Mikrokontroler dirancang untuk digunakan
gambar 2. pada sistem tertanam, yaitu sistem yang
sudah memiliki tujuan tertentu dalam
pembuatannya (Andrejasic, 2008).
Mikrokontroler dapat diprogram
sesuai kebutuhan system dan memerlukan
Gambar 2. Accelerometer MMA daya rendah (low-power) untuk bekerja
7361 (kiri) dan ilustrasi (Kraft, dkk., 1998). Mikrokontroler dapat
Accelerometer pada keadaan tanpa bekerja dengan sumber listrik dari baterai.
gravitasi (kanan). Selain itu, ukuran dari mikrokontroler
Ketika accelerometer terpengaruh cukup kecil, sehingga penggunaan
oleh suatu percepatan, maka bola akan mikrokontroler sangat efektif pada sistem
bergerak ke arah percepatan tersebut yang portabel. Mikrokontroler yang banyak
mempengaruhinya. Jika accelerometer digunakan adalah mikrokontroler Arduino
diletakkan diam di suatu tempat di bumi, Uno dan Arduino Mega (gambar 4).
maka percepatan gravitasi yang dialami
ketiga sumbu dari tempat tersebut bisa Gambar 4.
diketahui. Setelah diketahui percepatan Mikrokontroler
gravitasi dari ketiga sumbu tersebut, maka Arduino Mega
dapat dicari sudut kemiringan dari tempat
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

II.4 Laser untuk menentukan letak, kecepatan, arah,


Laser adalah alat yang dan waktu. Sistem ini menggunakan
memancarkan cahaya sejumlah satelit yang berada di orbit bumi,
melewati proses yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan
penguatan optik ditangkap oleh sebuah alat penerima.
Gambar 5.
berdasarkan emisi dari Posisi dapat ditentukan dari
Pemancar
Sinar radiasi perhitungan posisi dan jarak minimal 3
Laser elektromagnetik. Laser satelit dari pengamat (triangulasi)
berbeda Dayadari sumber cahaya lainnya menggunakan sinyal elektromagnetik. Dari
berdasarkan
Rendah titik persebarannya. perhitungan jarak dan posisi relative 3
Persebaran dari sinar laser sangat kecil, satelit tersebut, dapat kita tentukan
sehingga dapat difokuskan pada sebuah koordinat 2 dimensi pengamat di
titik (Townes, 2003). Laser dalam kekuatan permukaan bumi. Selanjutnya, dengan
yang rendah (gambar 5), sekitar 1-5 mW, menghitung posisi dan jarak satelit
dapat digunakan sebagi alat penunjuk. keempat, dapat ditentukan koordinat 3
Daya yang rendah membuat besarnya dimensi pengamat (koordinat lintang,
sumber daya yang dibutuhkan juga kecil. bujur, dan ketinggian).
Dengan begitu ukuran dari pemancar laser
juga kecil, sehingga dapat dimanfaatkan III. Konsep Alat
untuk peralatan yang portabel. Konsep alat yang diciptakan merupakan
perpaduan antara rangkaian sensor
II.5 Global Positioning System (GPS) elektronik dengan komponen kompas
manual. Komponen elektronik bertujuan
untuk memudahkan dan mempercepat
proses pengukuran data geologi
menggunakan sensor elektronik yang
terpasang. Selain itu, komponen elektronik
ini juga mempermudah pencatatan karena
beberapa data seperti koordinat, waktu,
elevasi, dan kedudukan lapisan/struktur
geologi dapat disimpan ke dalam SD card
dalam bentuk database dengan format xls.
Gambar 6. Pesawat Global Positioning System Data ini selanjutnya dapat digunakan untuk
Receiver (atas) dan prinsip kerja GPS (bawah) olah digital menggunakan software
Global Positioning System (GPS) ArcGIS.
adalah sistem untuk menentukan letak di Selain komponen elektronik, alat
permukaan bumi dengan bantuan juga dilengkapi dengan beberapa
penyelarasan (synchronization) sinyal komponen manual untuk melakukan
satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit pengukuran saat daya pada komponen
yang mengirimkan sinyal gelombang mikro elektronik habis/tidak mendukung. Konsep
ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat dan komponen alat yang dikembangkan
penerima di permukaan, dan digunakan dapat dilihat pada gambar 7.
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

IMU GY86 merupakan sensor dengan


10 derajat kebebasan (10DOF) dengan
berupa 3 aksis accelero, 3 aksis gyro, 3
aksis magneto, serta 1 aksis ketinggian
relatif dengan mengacu pada tekanan udara.
3 aksis accelero dan 3 aksis gyrokemudian
digunakan untuk mengukur kemiringan
bidang baik pada sumbu x (pitch) maupun
sumbu z (roll). Sedangkan 3
Gambar 7. Konsep dan Komponen Alat aksis magneto digunakan untuk mengukur
IV. Komponen Alat arah mata angin di sumbu y (yaw).
IV. 1. LCD Display. Kemudian seperti yang telah disebutkan,
Berfungsi sebagai penampil data hasil ketinggian relatif diperoleh dari data
pengukuran lapangan, meliputi: data arah, tekanan udara yang diukur dari permukaan
kemiringan, ketinggian, koordinat lintang- tanah. Untuk mengakses sensor ini, penulis
bujur. menggunakan Library Inertia Measurement
IV. 2. Unit mikrokontroler. Unit yang tersedia untuk kemudian diakses
Mikrokontroler merupakan otak dari menggunakan bahasa C di Arduino IDE.
alat. Mikrokontroler mampu mengakses Dengan menggunakan filter Kalman,
sensor-sensor serta modul untuk antarmuka akurasi dalam pengukuran dapat
maupun penyimpanan. Namun ditingkatkan. Berfungsi mengukur arah dan
mikrokontroler ini dapat bekerja dengan besar medan magnet bumi, kemiringan, dan
adanya program yang dimasukkan ketinggian yang akan diolah oleh
kedalamnya. Dengan fitur GPIO, SPI, mikrokontroller sebagai arah kompas,
UART, dan I2C mikrokontroler ini mampu kemiringan, dan ketinggian pengamat di
mengakses semua komponen yang ada. permukaan bumi.
Kemudian dengan memori flash, IV. 5. Modul Sensor GPS Reciever
mikrokontroler ini mampu menyimpan (Adafruit Ultimate GPS Breakout)
program yang diberikan. Modul GPS digunakan untuk
IV. 3. Unit laser. mendapatkan informasi letak geografis
Modul laser berfungsi sebagai penunjuk menurut garis bujur maupun garis lintang
jarak jauh untuk menentukan suatu terhadap bumi, dengan menggunakan
kemiringan dari bidang yang akan di teliti. pengukuran satelit. Untuk mendapatkan
Sehingga proses pengukuran dapat nilai lintang dan bujur yang tepat, setidak-
dilaksanakan secara jarak jauh namun tetap tidaknya modul tersebut harus mendapatkan
akurat dan presisi. Selain itu juga mengurangi data pengukuran dari 3 buah satelit
resiko dalam melakukan penjelajahan di pemancar. Selain data lintang dan bujur,
lapangan. Modul ini juga berfungsi sebagai modul GPS juga mampu memberikan
pemberi isyarat SOS dengan mode berkedip. informasi waktu.
IV. 4. Sensor Digital clinometer (10 Modul GPS ini diakses mengunakan
DOF Stick-IMU GY 86) library TinyGPS++ untuk mengkonversi
data sinyal dari satelit ke dalam data digital
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

berbentuk angka lintang, bujur, serta data V. Hasil Penelitian


waktu. V.1 Pemrograman dan Ujicoba Program
IV. 6. SD Card Module. Alat diprogram dengan bahasa
Modul SD Card berfungsi untuk pemrograman C++ yang kemudian
menyimpan data selama dilapangan. Data dilanjutkan dengan pemrograman ulang
dilapangan berupa data kedudukan lapisan, menggunakan software Arduino Integrated
koordinat, waktu, dan ketinggian dapat Development Environment (Arduino IDE).
disimpan ke dalam kartu SD secara real time Pada program Arduino IDE ini dilakukan
dengan menggunakan format CSV (Comma pemrograman pada sensor Digital
Separated Value). Format ini dibaca di Clinometer Razor 10 DOF Stick dan GPS
komputer dalam bentuk enktensi xls. Data Adafruit Module. Algoritma program pada
ini dapat diolah menggunakan software GIS digital clinometer tersebut ditunjukkan oleh
seperti ArcGIS untuk keperluan tertentu. gambar 8.
IV. 7. Tombol Kendali
Berfungsi memberikan instruksi pada
mikrokontroler untuk melakukan fungsi
tertentu.
IV. 8. Tombol power (on/off)
Berfungsi menyalakan/mematikan alat.
IV. 9. Klinometer (waterpass).
Berfungsi sebagai indikator kemiringan.
IV. 10. Kisi pembidik. Berfungsi
untuk membidik objek secara manual
dengan meletakkannya sejajar mata
pengamat.
IV. 11. Jarum kompas. Gambar 8. Tampilan hasil algoritma
Menunjukkan arah dan besar sudut pada pemograman Klinometer
bidang horizontal terhadap arah utara/titik Adapun algoritma program untuk GPS
acuan tertentu. ditunjukkan oleh Gambar 9.
IV. 12. Papan sirkuit/PCB. Sebagai
Gambar 9.
tempat komponen elektronis saling
Tampilan hasil
terhubung. algoritma
IV. 13. Slot daya dan pemograman. pemograman
Berfungsi sebagai modul penyuplai daya GPS
dan sebagai modul pemrograman.
IV. 14. Busur derajat/clinometer
level. Berfungsi sebagai pengukur besar
sudut pengukuran.
IV. 15. Papan penyandar. Berfungsi
sebagai penyandar kompas ke bidang objek
yang diukur.
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Selain algoritma untuk pengaturan GPS dan diletakkan diam di suatu tempat di bumi,
Klinometer, penulis juga memelakukan maka ke tiga sumbu tersebut akan
pengintegrasian komponen dengan mengalami percepatan yang dapat diukur.
algoritma sebagaimana pada gambar 10. Setelah diketahui percepatan gravitasi dari
ke tiga sumbu tersebut, maka dapat dicari
sudut kemiringan suatu bidang dengan
mencari kemiringan bidang terhadap
sumbu-x dan sumbu-y. Jika kemiringan
bidang terhadap ke dua sumbu diketahui,
maka kemiringan bidang terhadap
horizontal bumi dapat diketahui.
Sensor lain berupa GPS Reciever
Module yang berfungsi untuk menangkap
sinyal elektromagnet dari satelit GPS
transmitter untuk menentukan posisi
mutlak pengamat di permukaan bumi. Saat
satelit GPS melintas di sekitar GPS
Receiver, satelit akan memancarkan sinyal
Gambar 10. Algoritma pemograman untuk elektromagnet dan mencatat waktu saat
integrasi komponen Arduino IDE sinyal dipancarkan (t1). Sinyal
elektromagnet selanjutnya diterima oleh
V.3 Cara Kerja Alat GPS Receiver yang kemudian juga akan
Sistem elektronis dari Long Ranger mencatat waktu saat sinyal diterima (t2). Di
Compass terdiri atas sebuah sini akan terdapat selisih waktu (delay)
mikrokontroller berupa Arduino Uno v.1 antara saat sinyal dipancarkan dan sinyal
atau Arduino Mega v.2 yang disuplai baterai diterima (∆t). Delay ini diformulasikan
Lithium Polymer (Li-Po) 2 cell. sebagai sebagaimana persamaa (1).
Mikrokontroller ini menjembatani ∆𝑡 = 𝑡2 − 𝑡1 (1)
pembacaan sensor Digital Clinometer Selanjutnya, dari delay (∆t) ini akan
Razor 10 DOF stick (GY 86) sebagai diketahui jarak satelit terhadap pengamat
pendeteksi kemiringan bidang dan (s) menggunakan hubungan antara
mendeteksi medan magnet bumi (berfungsi kecepatan sinyal elektromagnet (c=3 x 108
sebagai kompas). m/s) dengan nilai delay yang terjadi.
Pada dasarnya digital clinometer Hubungan ketiganya memenuhi
menggunakan prinsip kerja yang sama sebagaimana pada persamaan (2).
dengan accelerometer. Accelerometer 𝑠 = 𝑐 × ∆𝑡 (2)
adalah alat untuk mengukur percepatan Selanjutnya, jarak ini dikonversi
gravitasi bumi pada sumbu-x, sumbu-y, dan menjadi jari-jari (r) lingkaran yang
sumbu-z. Jika accelerometer diletakkan mengelilingi satelit. Posisi tepat pengamat
pada keadaan tanpa gravitasi maka ke tiga dapat ditentukan melalui perpotongan jari-
sumbu bernilai 0. Ketika accelerometer jari minimal dari 3 satelit dari pengamat
terpengaruh oleh percepatan gravitasi dan (triangulasi). Dari perpotongan tersebut,
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

dapat kita tentukan koordinat 2 dimensi terciptalah kompas geologi digital


(lintang-bujur) pengamat di permukaan fungsional yang memiliki berbagai
bumi. Untuk menentukan posisi pengamat keunggulan seperti yang disebutkan di atas.
dalam koordinat 3 dimensi (lintang, bujur, Pada medan yang sulit, pengukuran
dan ketinggian), dilakukan perpotongan dapat dilakukan dari jarak jauh untuk
dengan satelit keempat. mengetahui kedudukan suatu lapisan
batuan menggunakan dua laser sejajar. Dua
laser sejajar ini juga dapat digunakan untuk
melakukan shooting objek guna
menentukan lokasi pengguna terhadap
objek yang di-shoot. Fungsi lain dari laser
adalah untuk memberikan sinyal SOS dan
meminta bantuan seandainya pengguna
mengalami miss-orientasi medan saat
Gambar 11. Konsep triangulasi melakukan aktivitas di lapangan.
Selain operasi automatis berbasis
Data pengukuran yang diolah oleh perangkat elektronik, pengukuran juga
mikrokontroler tersebut kemudian dapat dilakukan secara manual ketika daya
ditampilkan pada LCD 16x2. Selain pada baterai tidak mencukupi. Data tersebut
menampilkan pada LCD, sistem juga selanjutnya dapat ditabulasi dan didigitasi
dilengkapi dengan pembaca MMC (Multi secara manual sehingga juga dapat
Media Card) untuk menyimpan data selama digunakan untuk olah data mengunakan
digunakan di lapangan dengan menekan software GIS (Geographic Information
tombol menu yang ada. Terdapat dua buah System).
laser yang dapat diatur di menu untuk Secara ringkas, komponen dan cara
mendukung pengambilan data lapangan kerja alat dapat digambarkan sebagaimana
seperti pengukuran arah, kemiringan pada gambar 12.
lapisan batuan dan kemiringan lereng dari
jarak jauh seperti di bagian seberang sungai.
Seluruh sistem elektronis tersebut
dipasang dan dihubungkan melalui board
dengan jalur tembaga/Printed Circuit
Board (PCB) yang didesain menggunakan
software Eagle 6.3.0. Untuk mengolah,
menyatukan, dan mengatur seluruh
Gambar 12. Sistem kerja alat
distribusi data digital yang dibuat pada
Dari penjelasan cara kerja di atas,
sistem, alat diprogram menggunakan
didapatkan bahwa kompas geologi digital
bahasa pemrograman C++ yang dapat ini memiliki beberapa fitur yang tidak
diprogram ulang dengan menggunakan
dimiliki oleh kompas geologi konvensional.
Arduino Integrated Development
Perbandingan tersebut dapat dilihat pada
Environment (Arduino IDE). Integrasi
table 1.
komponen elektronis tersebut kemudian
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Tabel 1. Perbandingan fungsi alat selalu mendukung dan memotivasi kami


dan komponen dalam berkarya. Terima kasih juga kami
Aspek Kompas Long sampaikan kepada Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang
Geologi Ranger
telah memberikan bantuan dana hibah
Biasa Compass untuk mengembangkan karya kami
Pengukur arah √ √ sehingga dapat terlaksana dengan baik.
Plotting lokasi √ √ Terima kasih juga kami tujukan kepada
manual Jurusan Teknik Geologi dan Prodi
Klinometer √ √ Elektronika dan Instrumentasi UGM serta
rekan-rekan di Himpunan Mahasiswa
Plot Lokasi - √
Teknik Geologi dan Himpunan Mahasisea
Otomatis Elektronika dan Instrumentasi UGM yang
GPS - √ telah memberikan masukan dan bantuan
Laser - √ tenaga selama pengerjaan karya ini.
Log Data Otomatis - √
Integrasi dengan - √ DAFTAR PUSTAKA
Software ArcGIS Avery, T.E. and Burkhart, H.E. 2002,
- Tidak Tersedia √ Tersedia "Height Measurement Principles":
Forest Measurements (5th ed.).
VI. Kesimpulan McGraw-Hill. p. 154.
Dari hasil penelitian di atas, dapat Parkinson, B.W. 1996, Global Positioning
disimpulkan bahwa integrasi sensor System: Theory and Applications,
elektronik dan automatic back up dapat chap. 1: Introduction and Heritage of
memberikan beberapa hasil sebagai berikut: NAVSTAR, the Global Positioning
VI.1. Tercipta kompas geologi yang System. pp. 3-28, American Institute
user friendly dan dapat digunakan untuk of Aeronautics and Astronautics,
proses akuisisi data lapangan dengan lebih Washington, D.C.
cepat, akurat, dan efisien. Rahmawati, O. S. 2009, Pengenalan Alat
VI.2. Tercipta Kompas geologi Lapangan Geologi. diakses dari
memnungkinkan proses akuisisi data http://otisaumirahmawati.wordpress.
lapangan pada medan yang sulit menjadi com/2009/11/29/pengenalan-alat-
lebih mudah. lapangan-geologi pada 16 September
VI.3. Tercipta kompas geologi yang 2014 pukul 09.00 WIB.
mempermudah pekerja lapangan dalam Staf Asisten. 1989, Pedoman Praktikum
akuisisi data pada skala besar dan luas Geologi Fisik. Yogyakarta:
secara akurat. Laboratorium Geologi Dinamik
Jurusan Teknik Geologi Fakultas
VII. Acknowledgement Teknik Universitas Gadjah Mada.
Puji syukur kami panjatkan kepada Sudarno, I., Salahuddin Husein, Subagyo
Tuhan Yang Maha Esa yang telah Pramumijoyo, dan Gayatri Indah
memberikan petunjukNya selama Marliani. 2008, Panduan Praktikum
pengerjaan karya ini. Ucapan terima kasih Geologi Struktur. Yogyakarta:
kami dedikasikan kepada Orang tua yang Laboratorium Geologi Dinamik
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Jurusan Teknik Geologi Fakultas


Teknik Universitas Gadjah Mada.
Tanoe, A.. 2009, GPS bagi Pemula,Dasar-
Dasar Pemakaian Sehari-Hari.
Williams, M. S., Bechtold M. A., LaBau
V.J.. 1994, "Five instruments for
measuring tree heights: an
evaluation". Southern Journal of
Applied Forestry.

Anda mungkin juga menyukai