Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PETROLEUM SYSTEM

Log Petroleum System

Disusun Oleh:

Gibran Samudra Harja

111.210.155

PLUG 06

LABORATORIUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA
2024
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2024

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pada industri minyak dan gas dipengaruhi oleh tingkat


keterdapatan, eksplorasi, pengembangan, dan produksi dari sumber daya hidrokarbon.
Eksplorasi, pengembangan, dan produksi pada sumber daya hidrokarbon ini berguna
dalam menentukan kondisi bawah permukaan dan sifat pada formasi pembawa minyak
dan gas (Chilingar, 2005).
Cadangan minyak dan gas utama ditemukan di cekungan sedimen yang terdiri dari
batuan asli (silisiklastik), karbonat, dan, kadang-kadang, batuan vulkanik atau
vulkaniklastik. Pelestarian tekanan reservoir yang tinggi dan sifat-sifat yang baik dari
batuan reservoir dan penutupnya (cap rock) di cekungan-cekungan ini sangat tergantung
pada asal-usul dan evolusi lebih lanjut. Proses sedimentasi, dan proses-proses diagenesis
(yaitu proses fisika, kimia, dan biokimia, yang terjadi pada sedimen setelah sedimentasi
dan melalui litifikasi pada temperatur dan tekanan di dekat permukaan) dan katagenesis
(atau epigenesis) (yaitu proses-proses fisika dan kimia yang terjadi pada batuan sedimen
pada temperatur dan tekanan yang tinggi setelah litifikasi dan hingga metamorfosis),
menyebabkan perubahan-perubahan yang memungkinkan seseorang untuk memprediksi
potensi migas (Chilingar, 2005).
Cekungan sedimen tersebut kemudian diteliti lebih lanjut dalam penyelidikan
petroleum system dengan memperhatikan 5 komponen utama, yaitu: cap rock, reservoir
rock, source rock, trap, dan migration.
Dilakukan eksplorasi dan melakukan pemboran untuk mendapatkan data mud log
yang kemudian dapat ditentukan satuan batuan, formasi daerah penelitian, dan petroleum
system yang bekerja sebagai daerah yang diduga mempunyai petroleum system yang aktif
untuk melihat apakah minyak dan gas pada daerah tersebut dieksploitasi lebih lanjut.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dibuat laporan ini adalah sebagai pemahaman langkah kerja dalam
menganalisis dan menginterpretasi pada mud log.
Tujuan dibuat laporan ini adalah untuk menentukan satuan batuan, formasi, dan
petroleum system.
Nama : Gibran Samudra Harja
NIM : 111.210.155
Plug : 06 1
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2024

BAB II
LANGKAH KERJA
 Membuat kolom satuan batuan, formasi, dan petroleum system
 Melakukan penentuan satuan batuan
o Penentuan satuan batuan dengan melihat dominasi dari cuttings lithology
%
 Melakukan penentuan formasi
o Penentuan satuan batuan dengan melihat stratigrafi formasi daerah
penelitian yang sesuai terhadap satuan batuan
 Melakukan penentuan petroleum system
o Penentuan petroleum system dengan melihat litologi pada cutting lithology
yang sesuai sebagai cap rock, reservoir rock, atau source rock
 Melakukan pewarnaan pada kolom satuan batuan, formasi, dan petroleum system
sesuai kriteria masing-masing
 Membuat singkatan pada kolom satuan batuan, formasi, dan petroleum system
 Membuat keterangan satuan batuan, formasi, dan petroleum system
o Membagi sub-keterangan menjadi satuan batuan, formasi, dan petroleum
system
o Membuat kotak 2x1 di bawah masing-masing sub-keterangan yang
kemudian diwarnai sesuai dengan warna pada kolom satuan batuan,
formasi, dan petroleum system dan menuliskan kriteria tersebut
 Membuat kepanjangan singkatan sebagai informasi tambahan pada keterangan

Nama : Gibran Samudra Harja


NIM : 111.210.155
Plug : 06 2
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2024

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Satuan Batuan

Hasil analisis dan interpretasi mud log petroleum system didapatkan ada 5 macam
satuan batuan yang ditemukan, yaitu: batu lempung, serpih, batupasir, batupasir kuarsit,
dan meta vulkanik.
Terdapat juga interpretasi yang menunjukkan sebagai satuan batupasir walaupun
secara cuttings lithology % menunjukkan dominasi serpih. Interpretasi tersebut
dikarenakan adanya kandungan hidrokarbon yang tinggi dengan ditunjukkan blok hitam
di samping kolom cuttings lithology %.
Masing-masing ditemukan pada kedalaman tertentu, antara lain:
 Pada batu lempung ditemukan pada kedalaman 5-72 meter.
 Pada serpih ditemukan pada kedalaman 72-194 meter, 306-348 meter, 469-694 meter,
699-846 meter, 849-858 meter, 861-978 meter, 980-1032 meter, 1050-1125 meter,
dan 1137-1170 meter.
 Pada batupasir ditemukan pada kedalaman 259-276 meter, 282-306 meter, 348-469
meter. 694-699 meter, 846-849 meter, 858-861 meter, 978-980 meter, 1032-1050
meter, 1125-1137 meter, dan 1170-1179 meter.
 Pada batupasir kuarsit ditemukan pada kedalaman 1179-1236 meter.
 Pada meta vulkanik ditemukan pada kedalaman 1236-1302 meter.

3.2 Formasi
Daerah penelitian pada data mud log petroleum system berada pada Cekungan
Sumatera Selatan. Pada cekungan sumatera selatan sendiri memiliki urutan formasi dari
tua ke muda, yaitu: basement, Formasi Lahat, Formasi Talang Akar, Formasi Batu Raja,
Formasi Gumai, Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim, dan Formasi Kasai.
Hasil analisis dan interpretasi mud log petroleum system didapatkan formasi dari
basement hingga ke Formasi Air Benakat.

Nama : Gibran Samudra Harja


NIM : 111.210.155
Plug : 06 3
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2024

Masing-masing ditemukan pada kedalaman tertentu, antara lain:


 Pada Formasi Air Benakat ditemukan pada kedalaman 5-194 meter, 258-276 meter,
dan 282-306 meter. Daerah ini sebagai penciri laut-transisi. Litologi bersifat
perulangan batupasir dan serpih.

 Pada Formasi Gumai ditemukan pada kedalaman 306-351 meter. Daerah ini penciri
laut dangkal-laut dalam. Memiliki hubungan menjari dengan Formasi Batu Raja
dengan dominasi litologi batulempung dan sedikit batugamping, pada formasi ini
merupakan penutup dari formasi Batu Raja.
 Pada Formasi Batu Raja ditemukan pada kedalaman 351-720 meter. Daerah ini
sebagai penciri laut dangkal. Adanya batugamping glaukonitan dan batupasir bersifat
karbonatan.
 Pada Formasi Talang Akar ditemukan pada kedalaman 720-1105 meter. Daerah ini
sebagai penciri lingkungan transisi-laut dengan penanda glaukonitan. Lapisan
batubara pada formasi Talang Akar lebih tebal dibandingkan dengan formasi Lahat
 Pada Formasi Lahat ditemukan pada kedalaman 1105-1236 meter. Daerah ini sebagai
penciri lingkungan air tawar-payau. Terdapat serpih, lapisan batubara yang tipis, dan
batupasir.
 Pada Basement ditemukan pada kedalaman 1236-1302 meter. Pada kedalaman
tersebut ditemukan sekis hijau.

3.3 Petroleum System


Hasil analisis dan interpretasi mud log petroleum system didapatkan ada 3 unsur
petroleum system berupa cap rock, reservoir rock, dan source rock.
Masing-masing ditemukan pada kedalaman tertentu, antara lain:
 Pada cap rock ditemukan pada kedalaman 5-72 meter, 72-194 meter, 306-350 meter,
468-694 meter, 720-844 meter, 862-956 meter, 982-1030 meter.
 Pada reservoir rock ditemukan pada kedalaman 259-275 meter, 351-468 meter, 348-
469 meter. 694-721 meter, 845-862 meter, 954-982 meter, 1032-1053 meter, 1125-
1133 meter, 1170-1177 meter, dan 1177-1302 meter
 Pada source rock ditemukan pada kedalaman 1053-1125 meter dan 1136-1170 meter.

Nama : Gibran Samudra Harja


NIM : 111.210.155
Plug : 06 4
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2024

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

 Terdapat 5 macam satuan batuan yang ditemukan, yaitu: batu lempung, serpih,
batupasir, batupasir kuarsit, dan meta vulkanik
 Formasi hasil data mud log petroleum system memasuki basement, Formasi Lahat,
Formasi Talang Akar, Formasi Batu Raja, Formasi Gumai, Formasi Air Benakat
 Terdapat 3 unsur petroleum system berupa cap rock, reservoir rock, dan source rock.

 Analisis log, satuan batuan, formasi, dan petroleum system menunjukkan suatu

petroleum system yang aktif sehingga dapat dilakukan eksploitasi migas.

Nama : Gibran Samudra Harja


NIM : 111.210.155
Plug : 06 5
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, MV., dkk. 2017. Sekuen Stratigrafi Sub-Cekungan Palembang Selatan


Berdasarkan Data Pemboran Pada Sumur “SSB”, Kabupaten Musi
Waras, Provinsi Sumatera Selatan. Yogyakarta : Seminar Nasional
Kebumian Ke-10, Grha Sabha Pramana
Dewan Energi Nasioanal.2015.Outlook Energi Indonesia.Jakarta : Sekretariat
Jenderal Dewan Energi Nasional
Haqqi, A. S. F., dkk. Analisis Fasies dan Sikuen Stratigrafi Formasi Air Benakat
Berdasarkan Data Well Log, Pada Lapangan “EA”, Cekungan Sumatra
Selatan : Universitas Padjajaran.
Hidayat, Fitriani. 2012. Petroleum System dan Rock Properties. SKK-Migas.
Luqman, F., dkk. 2019. Tektonostratigrafi Berdasarkan Analisis Seismik 2D Pada
Sub Cekungan Jambi, Cekungan Sumatera Selatan : Padjajaran
Geoscience Journal. 3(1). 18-28.

13

Anda mungkin juga menyukai