Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ASUHAN KEPERAWATAN
Disusun Oleh :
(202002040065)
2021
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Kanker merupakan sekelompok penyakit yang memiliki ciri-ciri
pertumbuhan dan penyebaran sel tidak terkontrol dan sel yang abnormal.
Dalam perkembangannya, sel-sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian (Misgiyanto, 2014).
Kanker payudara merupakan pertumbuhan sel payudara yang abnormal,
yaitu, terus tumbuh, dan tidak terkontrol yang akhirnya sel-sel ini
membentuk benjolan di payudara [ CITATION Put15 \l 1057 ]. Kanker
payudara merupakan kondisi sel yang kehilangan kendali dan mekanisme
normalnya, sehingga petumbuhannya tidak normal, cepat dan tidak
terkendali pada jaringan payudara (Mulyani & Nuryani, 2017). Kanker
payudara merupakan tumbuh dan berkembangnya sel di dalam payudara
yang tidak terkendali (Mulyani & Rinawati, 2017). Dapat disimpulkan
bahwa kanker payudara merupakan pertumbuhan sel payudara abnormal
dan tidak terkontrol yang menyerang jaringan payudara dan dapat
membentuk benjolan di payudara.
2. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum dapat dipastikan. Namun, ada
beberapa faktor resiko terjadinya kanker payudara yang sudah diketahui.
Berikut adalah faktor resiko terjadinya kanker payudara menurut
[ CITATION Han12 \l 1057 ] :
a. Jenis kelamin
Wanita berisiko lebih besar mengalami kanker payudara daripada
laki-laki. Karena pada laki-laki jumlah hormon estrogennya lebih
sedikit dan hormon progesteron yang dapat memicu pertumbuhan sel
kanker. Payudara laki-laki terdiri dari lemak dan bukan terdiri dari
kelenjar seperti pada wanita. Menurut Mulyani & Rinawati (2017)
kanker payudara bisa terjadi pada laki-laki, namun perbandingannya
sangat kecil yaitu 1:1000.
b. Usia
Rentang usia 3-39 tahun, resiko terjadinya kanker 1 dari 233 orang
atau 0,43%. Usia 60-an resiko terjadinya kanker 1 dari 27 orang atau
4%.
c. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga penderita kanker payudara beresiko
lebih besar menderita kanker payudara. Ada hubungan darah dengan
penderita meningkatkan resiko dua kali lipat.
d. Genetik
Sebanyak 5-10% kasus kanker payudara disebabkan karena ada
kerusakan genetik (mutasi) yang diturunkan dari orangtua. Anak
memiliki resiko lebih besar menderita kanker yang diturunkan dari
orangtua yang mengalami kerusakan genetik(mutasi).
e. Riwayat kanker
Resiko terkena kanker payudara 3-4 kali lebih besar jika seseorang
pernah menderita kanker payudara.
f. Paparan radiasi
Seseorang beresiko lebih tinggi terkena kanker payudara jika pernah
mengalami kanker dan mendapat terapi radiasi kanker. Semakin
muda seseorang mendapat terapi radiasi, semakin tinggi beresiko
terkena kanker payudara karena saat muda organ payudara sedang
mengalami pertumbuhan.
g. Riwayat kelainan payudara
Wanita beresiko lebih tinggi terkena kanker payudara jika pernah
memiliki tumor atau kelainan bersifat jinak pada payudara.
h. Ras
Perbedaan kualitas pelayanan kesehatan dan akses untuk melakukan
mamografi (pemeriksaan payudara dengan sinar x dosis rendah
untuk mendeteksi dini kanker payudara).
i. Obesitas
Wanita obesitas memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker
payudara dibanding dengan wanita yang memiliki berat badan ideal,
terutama pada wanita yang memasuki masa menopause. Semakin
banyak sel lemak seseorang, semakin tinggi kadar hormon estrogen
dalam tubuh. Salah satu pemicu pertumbuhan sel kanker payudara
adalah hormon estrogen.
j. Riwayat kehamilan
Wanita belum pernah hamil atau melahirkan anak pertama pada usia
lebih dari 30 tahun memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker
payudara. Sel payudara yang imatur(belum matang) lebih rentan
terhadap kelainan genetik (mutasi) jika terpapar hormon estrogen.
k. Riwayat menyusui
Dengan menyusui, wanita akan mengalami penundaan menstruasi
sehingga mengurangi siklus menstruasi yang dapat mengurangi
paparan hormon estrogen pada tubuh sehingga menurunkan resiko
kanker payudara.
l. Riwayat menstruasi
Semakin muda usia saat payudara mulai tumbuh dan terpapar
hormon dari dalam tubuh atau bahan kimia dari luar tubuh, semakin
meningkatkan resiko kanker payudara.
3. Manifestasi Klinik
Berikut adalah manifestasi klinis kanker payudara menurut
Smeltzer, 2017:
a. Lesi tidak nyeri saat ditekan, terfiksasi, dan keras dengan batas tidak
teratur yang sering terjadi di kuadran luar atas.
b. Beberapa wanita tidak mempunyai gejala dan tidak memiliki
benjolan yang teraba, tepapi pemeriksaan mammogram menunjukan
hasil yang abnormal.
c. Tanda-tanda lanjut mencakup lekukan di kulit, retraksi puting, atau
ulserasi kulit.
Berikut adalah manifestasi klinis kanker payudara menurut Dr.
Lestari, dkk, 2012 :
a. Benjolan teraba di payudara
b. Payudara maupun puting susu terasa nyeri
c. Ketika sedang tidak menyusui keluar cairan dari puting susu yang
memiliki warna dan kekentalan yang berbeda dengan ASI
d. Payudara bersisik
e. Kulit tertarik kedalam (retraksi)
f. Puting susu berubah menjadi kemerahan, kasar, dan menjadi lebih
tebal
g. Kulit payudara mengerut
4. Patofisiologi
Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila
sel tersebut sudah mengalami malignansi/keganasan atau bersifat kanker
maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan
kebutuhan. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang
menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi
jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut
terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua
tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antara sel-sel
normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase yaitu sebagai berikut :
a. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi
bourgeois lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam
terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
sampai bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini
tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen
tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya
zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan
individu
b. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-
cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-
paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di
payudara.
c. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melaluiui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu
sampai beberapa tahun.
d. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke
tempat-tempat lain bertambah.
5.
6. Pemeriksaan penunjang dan hasilnya
Penyakit kanker payudara dapat diketahui secara pasti dengan tindkaan
biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan sel payudara yang benjol.
Cara ini dapat mengetahui jenis pertumbuhan sel yang dialami. Apakah
bersifat tumor jinak atau tumor ganas (kanker). Selain itu Dokter
biasanya menyarankan untuk dilakukan tes penanda tumor CA 15-3
dengan cara mengambil sampel darah dengan tujuan untuk mengetahui
penyebaran tumor atau risiko kekambuhan.
Menurut Nurafif (2015) Pemeriksaan penunjang kanker payudara yaitu
sebagai berikut:
a. Scan (MRI, CT, gallium) dan ultrasound
Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
b. Biopsi
Untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
c. Penanda tumor
d. Mammografi
e. Sinar X dada
7. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Mastektomi
segmental (lumpektomi) melakukan pengangkatan benjolan dan
sejumlah kecil jaringan payudara di sekitarnya. Mastektomi
sederhana (atau dimodifikasi) mengangkat seluruh payudara.
Mastektomi radikal mengangkat seluruh payudara bersama dengan
otot yang mendasari dan kelenjar getah bening ketiak.
b. Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang
pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan
kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus
atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
c. Kemoterapi
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam
aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu
makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
d. Manipulasi hormonal
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy.
Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Klien dan Penanggung Jawab
b. Keluhan Utama
Nyeri, benjolan pada payudara
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna
merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit
pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada
bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti
kanker ovarium atau kanker serviks.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium
atau kanker serviks.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.
2) Rambut
Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
3) Mata
Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan
4) Telinga
Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran
5) Hidung
Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan
6) Mulut
Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa
7) Dada
Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange serta tanda-tanda
radang
8) Hepar
Biasanya tidak ada pembesaran hepar
9) Ekstremitas
Biasanya ektremitas lemah
g. Pengkajian Pola Fungsional
1) Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang
terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu
hanya benjolan biasa
2) Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada
riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
3) Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan
mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.
4) Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan
klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri
5) Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik
6) Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
7) Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau
kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya
diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
8) Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
9) Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan
pada tingkat kepuasan.
10) Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial
dan keputus asaan.
11) Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima
kondisinya dengan lapang dada.
5. Berikan substansi
gula
7. Berikan makanan
yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
8. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
9. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
Nutrition
Monitoring
17. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan
24. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
(walker pemenuhan
kebutuhan ADLs
secara mandiri
sesuai kemampuan
7. Dampingi dan
Bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan
ADLs ps.
8. Berikan alat Bantu
jika klien
memerlukan.
9. Ajarkan pasien
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika
diperluka
7 NOC : NIC :
§ Immune Status 1. Pertahankan teknik
§ Knowledge : Infection aseptif
control 2. Batasi pengunjung
§ Risk control bila perlu
3. Cuci tangan setiap
Setelah dilakukan tindakan
sebelum dan
keperawatan selama 3x24
sesudah tindakan
jam pasien tidak mengalami
keperawatan
infeksi dengan kriteria hasil:
4. Gunakan baju,
§ Klien bebas dari tanda dan
sarung tangan
gejala infeksi
sebagai alat
§ Menunjukkan kemampuan
pelindung
untuk mencegah timbulnya
5. Ganti letak IV
infeksi perifer dan dressing
§ Jumlah leukosit dalam batas sesuai dengan
normal petunjuk umum
§ Menunjukkan perilaku hidup 6. Gunakan kateter
sehat intermiten untuk
§ Status imun, gastrointestinal, menurunkan infeksi
genitourinaria dalam batas kandung kencing
normal 7. Tingkatkan intake
nutrisi
8. Berikan terapi
antibiotik
9. Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan lokal
10. Pertahankan teknik
isolasi
11. Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
12. Monitor adanya luka
13. Dorong masukan
cairan
14. Dorong istirahat
15. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
16. Kaji suhu badan
pada pasien
neutropenia setiap 4
jam
DAFTAR PUSTAKA