Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR ELIMINASI


Diajukan Guna Memenuhi Tugas Pada Stase Kebutuhan Dasar Profesi

Disusun oleh :

1. Dwi Priharsiwi (202102040058


2. Dyah Pratiwi (202102040037)
3. Ganjar Widagdo (202102040086)
4. Ilva Noviyanti (202102040060)
5. Kurnia fitri (202102040049)
6. Laeli Nurul Husna (202102040057)
7. Maulida Yulianti (202102040043)
8. Rendra Setiawan (202102040073)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR ELIMINASI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Eleminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh atau
pengeluaran racun atau produk limbah dari dalam tubuh. Eliminasi adalah proses
pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine atupun bowel feses.
2. Klasifikasi
1. Eliminasi Urine
Gangguan eleminasi urine adalah keadaan ketika seorang individu  mengalami
atau berisiko mengalami disfungsi eleminasi urine  (Lynda Juall, 2010).
2. Eliminasi Bowel/Fekal
Gangguan eleminasi fekal adalah penurunan pada frekuensi normal defekasi
yang disertai oleh kesulitan atau pengeluaran tidak lengkap feses dan/ atau
pengelaran feses yang keras, kering dan banyak (Nanda, 2011).
3. Tanda dan Gejala
1. Gangguan Eliminasi Urine
a. Retensi Urine
1) Distensi kandung kemih
2) Sering berkemih atau urin menetes
3) Residu urine 100 cc atau lebih
4) Pasien menyatakan bahwa kandung kemihnya tidak kosong setelah
berkemih.
b. Inkontinensia urine
1) Ketidakmampuan pasien dalam menahan berkemih sebelum mencapai
toilet tepat waktu.
2) Ketidakmampuan pasien untuk mengontrol ekskresi urine
2. Gangguan Eliminasi Fekal
a. Konstipasi
1) Nyeri pada saat defekassi
2) Feses keras dan berbentuk
3) Kesulitan dalam defekasi
4) Defekasi dilakukan kurang dari tiga kali seminggu
5) Mengejan pada saat defekasi
6) Darah merah pada feses
7) Mengeluh rektal terasa penuh
b. Diare
1) Pengeluaran feses yang cair dan tidak berbentuk
2) Peningkatan frekuensi defekasi
3) Ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses
4) Peningkatan bising usus
5) Peningkatan dalam volume feses
4. Pemeriksaan Diagnostik
1. Gangguan eliminasi urine
Adapun pemeriksaan diagnostik yang dilakukan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan urine ( urinalisis)
1) Warna urine normal yaitu jernih
2) pH normal yaitu 4,6-8,0
3) glukosa dalam keadaan normal negatif
4) Ukuran protein normal sampai 10 mg/100ml
5) Keton dalam kondisi normal yaitu negatif
6) Berat jenis yang normal 1,010-1,030
7) Bakteri dalam keadaan normal negatif
b. Pemeriksaan darah meliputi : HB, SDM, kalium, natrium, pencitraan
radionulida, klorida, fosfat dan magnesium meningkat.
c. Pemeriksaaan ultrasound ginjal
d. Arteriogram ginjal
e. Endourologi
f. Urografi
2. Gangguan eliminasi fekal
Adapun pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada gangguan eliminasi
fekal yaitu :
a. Anuskopi
b. Pemeriksaan laboratorium feses

5. Penatalaksanaan Medis

1. Gangguan eliminasi urine

a. Penatalaksanaan medis inkontinensia urine yaitu:


1) Terapi non farmakologi
2) Terapi farmakologi
3) Terapi pembedahan
b. Penatalaksanaan medis retensio urine yaitu
1) Kateterisasi urethra.
2) Dilatasi urethra
3) Drainage suprapubik
2. Gangguan eliminasi fekal
a. Penatalaksanaan medis konstipasi
1) Pengobatan non-farmakologis
2) Pengobatan farmakologis
b. Penatalaksanaan medis diare
1) Pemberian cairan
2) Pengobatan diet (cara pemberian makanan)
c. Obat- obatan (supositoria, oralit)
6. Faktor yang Memengaruhi
a. Faktor – faktor yang memengaruhi eliminasi urine
1) Pertumbuhan dan perkembangan
2) Sosiokultural
3) Psikologis
4) Kebiasaan seseorang
5) Tonus otot
6) Intake cairan dan makanan
7) Kondisi penyakit
8) Pembedahan
9) Pengobatan
10) Pemeriksaan diagnostik
b. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Proses Defekasi
1) Usia
2) Diet
3) Intake cairan
4) Aktivitas
5) Fisiologis
6) Pengobatan
7) Gaya hidup
8) Prosedur diagnostik
9) Penyakit
10) Anestesi dan pembedahan
11) Nyeri
12) Kerusakan sensorik dan motorik  

c. Masalah-masalah Eliminasi
1) Masalah-masalah eliminasi urine
a) Retensi urine
Merupakan penumpukan urine dalam bladder dan
ketidakmampuan bladder untuk mengosongkan kandung kemih.
Penyebab distensi bladder adalah urine yang terdapat dalam
bladder melebihi 400 ml. Normalnya adalah 250-400 ml.
b) Inkontinensia urine
Adalah ketidakmampuan otot spinter eksternal sementara atau
menetap untuk mengontrol ekskresi urine.
c) Enurisis
Merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol)
yang diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan spinter
eksterna. Biasanya terjadi pada anak-anak atau pada orang jompo.
d. Masalah-masalah eliminasi fekal
1) Konstipasi
Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau
beresiko tinggi mengalami statis usus besar sehingga mengalami
eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu
kering dan keras.
2) Diare
Diare merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko
sering mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair.
3) Inkontinensia alvi
Inkontinensia alvi merupakan hilangnya kemampuan otot untuk
mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui sfingter akibat
kerusakan sfingter.

4) Kembung

Kembung merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena


pengumpulan gas berlebihan dalam lambung atau usus.

5) Hemorroid

Hemorrhoid merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di


daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah anus yang
dapat disebabkan karena konstipasi, peregangan saat defekasi dan lain-
lain.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian pada kebutuhan eleminasi urine meliputi :
a. Riwayat keperawatan

Riwayat keperawatan mencakup tinjauan ulang pola eleminasi dan

gejala-gejala perubahan urinarius serta mengkaji faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi klien untuk berkemih secara normal.

b. Pola perkemihan

Perawat menanyakan pada klien mengenai pola berkemih hariannya,

tremasuk frekuensi dan waktunya, volume normal urine yang dikeluarkan

setiap kali berkemih, dan adanya perubahan yang terjadi baru-baru ini.

Dibawah merupakan gejala umum pada perubahan perkemihan :

1) Urgensi : merasakan kebutuhan untuk segera berkemih

2) Disuria : merasa nyeri saat berkemih

3) Frekuensi : sering berkemih

4) Keraguan : sulit memulai berkemih

5) Poliuria : produksi urin berlebih

6) Oliguria : haluaran urine menurun dibandingkan cairan yang masuk

(biasanya kurang dari 400 ml dalam 24 jam )

7) Nokturia : berkemih berlebihan atau sering pada malam hari

8) Dribling ( urine yang menetes) : rembesan urine walaupun ada kontrol

terhadap pengeluaran urine.

9) Hematuria : terdapat darah dalam urine

10) Retensi : akumulasi urine di dalam kandung kemih disertai

ketidakmampuan kandung kemih untuk benar-benar mengosongkan

diri

11) Residu urine : volume urine yang tersisa setalah berkemih ( volume

100 ml atau lebih)

c. Gejala perubahan perkemihan


Gejala tertentu yang khusus terkait dengan perubahan perkemihan,

dapat timbul dalam lebih dari satu jenis gangguan. Perawat perlu

mengkaji pengetahuan klien mengenai kondisi atau faktor-faktor yang

dapat memperburuk gejala tersebut.

d. Pengkajian fisik

Pengkajian fisik memungkinkan perawat untuk menentukan keberadaan

dan tingkat keparahan masalah eleminasi urine, organ utama yang

ditinjau kembali meliputi kulit, ginjal, kandung kemih, dan uretra.

e. Pengkajian urine

Pengkajian urine dilakukan dengan mengukur asupan cairan dan

haluaran urine serta mengobservasi karakteristik urine klien.

1) Asupan dan haluaran

2) Karatekristik urine

3) Pemeriksaan urine

Pengkajian pada kebutuhan eleminasi alvi meliputi :

a. Riwayat keperawatan

1) Pola defekasi : frekuensi, pernah berubah

2) Perilaku defekasi : penggunaan laksatif, cara mempertahankan pola.

3) Deskripsi feses : warna, bau, dan tekstur.

4) Diet : makanamempengaruhi defekasi, makanan yang biasa dimakan,

makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak

5) Cairan : jumlah dan jenis minuman/hari

6) Aktivitas : kegiatan sehari-hari

7) Stres : stres berkepanjangan atau pendek, koping untuk menghadapi atau

bagaimana menerima.

8) Pembedahan/penyakit menetap.

b. Pengkajian fisik fekal


Perawat melakukan pengkajian fisik sistem dan fungsi tubuh yang
kemungkinan dipengaruhi oleh adanya masalah eleminasi. Ada beberapa
pemeriksaan fisik pada seorang klien yaitu :

1) Abdomen : perawat menginspeksi keempat kuadaran abdomen untuk


melihat warna, bentuk, kesimetrisan, dan warna kulit..

2) Rektum : perawat menginspeksi daerah sekitar anus untuk melihat


adanya lesi, perubahan warna, inflamasi dan hemoroid.

3) Karakteristik feses

a) Warna yang normal : kuning (bayi), cokelat (dewasa)

b) Bau yang normal : menyengat yang dipengaruhi oleh tipe makanan

c) Konsistensi yang normal : lunak, berbentuk

d) Frekuensi yang normal bervariasi, orang dewasa biasanya setiap hari


atau 2-3 kali seminggu

e) Jumlah yang normal : 150 gr per hari ( orang dewasa)

f) Bentuk yang normal : menyerupai diameter rektum

g) Unsur-unsur yang normal : makanan tidak dicerna, bakteri mati,


lemak, pigmen empedu, sel-sel yang melapisi mukosa usus, air

2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan

Tujuan dan Kriteria


Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil

Gangguan eliminasi urin NOC NIC NIC


Urinary Retention Care
Definisi : Disfungsi pada Urinary eliminatio
- Lakukan penilaian kemih yang
eliminasi urine Urinary Contiunence komprehensif berfokus pada
inkontinensia (misalnya, output urin,
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil : pola berkemih kemih, fungsi
- Disuria kognitif, dan masalah kencing
- Kandung kemih praeksisten)
- Sering berkemih kosong secara- Memantau penggunaan obat dengan
- Anyang-anyangan sifat antikolinergik atau properti
penuh alpha agonis
- Inkontinensia - Tidak ada residu Memonitor efek dari obat-obatan
-
- Nokturia yang diresepkan, seperti calcium
urine > 100-200 channel blockers dan antikolinergik
- Retensi cc - Menyediakan penghapusan privasi
- Dorongan - Gunakan kekuatan sugesti dengan
- Intake cairan menjalankan air atau disiram toilet
dalam rentang- Merangsang refleks kandung kemih
Faktor yang Berhubungan : normal dengan menerapkan dingin untuk
perut, membelai tinggi batin, atau air
- Obstruksi anatomic - Bebas dari ISK
- Sediakan waktu yang cukup untuk
- Penyebab multiple - Tidak ada spasme pengosongan kandung kemih (10
menit)
- Gangguan sensori motorik bladder
- Gunakan spirit wintergreen di pispot
- lnfeksi saluran kemih - Balance cairan atau urinal
- Menyediakan manuver Crede, yang
seimbang
diperlukan
- Gunakan double-void teknik
- Masukkan kateter kemih
- Anjurkan pasien / keluarga untuk
mencatat output urin
- Memantau asupan dan keluaran
- Memantau tingkat distensi kandung
kemih dengan palpasi dan perkusi
- Membantu toilet trainning
- Merujuk ke spesialis kontinensia
kemih

NIC :
- Monitor eliminasi urin, frekuensi,
konsistensi,bau, volume,dan warna.
NOC : - Monitor tanda gejala retensi urine
Inkontinenesia urinarius
fungsional - Perawatan diri: - Anjurkan pasien untuk minum
eliminasi (toileting) minimum 1500cc perhari
Definisi: Ketidakmampuan
- Kontinensia urin - Kurangi konsumsi yang
individu yang biasanya
- Eliminasi urine menyebabkan iritasi pada bladder
kontinen untuk mencapai
(seperti minum bersoda, the, kopi
toilet tepat waktu untuk Kriteria Hasil
dan cokelat)
menghindari kehilangan urine - Mengidentifikasi
- Tetapkan interval jadwal eliminasi
tanpa disengaja keinginan berkemih
dengan rutinitas yang dilakukan
Batasan karakteristik - Tidak ada rasa sakit
setiap hari
saat berkemih
- Mampu mengosongkan - Kolaborasikan pada tim medis
- Tidak terjadi
kandung kemih dengan pemberian obat untuk melancarkan
hematuria dan
komplet jumlah waktu BAK klien
partikel pada urin
yang diperlukan untuk
- Urine residu pasca
mencapai toilet melebihi
berkemih >100-
lama waktu antara
200ml
merasakan dorongan
- Melakukan
untuk berkemih dan tidak
eliminasi secara
dapat mengontrol kemih
- mengeluarkan urine - mandiri
sebelum mencapai toilet

Faktor yang berhubungan:

- factor lingkungan yang


berubah
- gangguan kognisi
- gangguan penglihatan
- keterbatasan
neuromuscular
- factor psikologis
- kelemahan struktur
panggul tertentu.
NOC NIC

- Urinary - Monitor intake dan output klien


Retensi Urine elimination - Monitor tanda gejala ISK (panas,
- Urinary hematuria, perubahan baud an
Definisi: Pengosongan
continence konsistensi urine)
kandung kemih tidak komplit
Kriteria hasil: - Stimulasi reflex kompres dingin
Batasan karakteristik:
pada abdomen
- Kandung kemih
- tidak ada keluaran urine - Instruksikan pada klien dan
kosong secara
- distensi kandung kemih keluarga untuk menjaga intake
penuh
- menetes cairan klien
- Tidak ada residu
- dysuria - Kolaborasikan pada dokter
urin > 100-200cc
- sering berkemih pemberian obat sesuai dengan
- Bebas dari ISK
- inkontnensia aliran kebutuhan klien
- Tidak ada spasme
berlebih
bladder
- residu urine
- Balance cairan
- sensasi kandung kemih
seimbang
penuh
- berkemih sedikit

Faktor yang berhubungan:

- sumbatan
- tekanan ureter tinggi
- inhibisi arkus reflek
- sfingter kuat
Tujuan dan
Diagnosa Keperawatan Intervensi
Kriteria Hasil
Gangguan eliminasi bowel : NOC : Bowel NIC : Konstipation atau impaction
konstipasi elimination management
Definisi : penurunan
pada Indikator: Aktivitas :
frekuensi normal defekasi yang
- Buang air besar / - Monitor tanda dan gejala
disertai oleh kesulitan
BAB dengan konstipasi
pengeluaran fases yang kering,
keras dan banyak. konsistensi - Monitor pergerakan usus,
lembek frekuensi, konsistensI
Batasan karakteristik :
- Pasien - Anjurkan pada pasien untuk
- Nyeri abdomen
menyatakan makan buahbuahan dan serat
- Nyeri tekan abdomen
mampu tinggi
- Anoreksia
mengontrol pola - Mobilisasi bertahap
- Penurunan frekuensi
BAB - Evaluasi intake makanan dan
- Perubahan pola defekasi
- Mempertahankan minuman
- Distensi abdomen
pola eliminasi - Kolaborasikan dengan
- Fases keras dan berbentuk.
usus tanpa ileus tenaga medis mengenai pemberian
Faktor yang berhubungan : laksatif, enema dan pengobatan
- Kelemahan otot abdomen - Berikan pendidikan kesehatan
- Kebiasaan defekasi tidak tentang : personal hygiene,
teratur kebiasaan diet, cairan dan
- Obesitas makanan yang mengandung gas,
- Gangguan neurologis aktivitas dan kebiasaan BAB
- Perubahan pola makan
- Penurunan mortilitas traktus
Gangguan eliminasi bowel : NOC: NIC : Diarhea Management
diare
- Bowel eliminatio - Evaluasi efek samping pengobatan
Definisi : fases lunak dan tak - Fluid Balance terhadap gastrointestinal
berbentuk.
- Hydration - Ajarkan pasien untuk
Batasan karakteristik - Electrolyte and menggunakan obat antidiare
- Nyeri abdomen sedikitnya 3x - Acid base - Instruksikan pasien/keluarga untuk
defekasi/ hari Balance mencatat warna, jumlah, frekuensi
- Biring usus hiperaktif dan konsistensi dari feses
Kriteria Hasil :
- Ada dorongan - Evaluasi intake makanan yang
- Feses berbentuk,
- Faktor yang berhubungan : masuk
BAB sehari
- Ansietas - Identifikasi faktor penyebab dari
sekali- tiga hari
- Stress tinggi - Menjaga daerah diare
- Efek samping obat sekitar rectal dari - Monitor tanda dan gejala diare
- Proses infeksi iritasi - Observasi turgor kulit secara rutin
- Inflami dan iritasi - Tidak mengalami - Ukur diare/keluaran BAB
diare - Hubungi dokter jika ada kenaikan
- Menjelaskan bising usus
penyebab diare - Instruksikan pasien untuk makan
dan rasional rendah serat, tinggi protein dan
tindakan tinggi kalori jika memungkinkan
- Mempertahankan - Instruksikan untuk menghindari
turgor kulit laksative
- Ajarkan tehnik menurunkan stress
- Monitor persiapan makanan yang
aman
Gangguan eliminasi bowel : NOC : NIC : Bowel incontinence care
inkontinensia - Bowel eliminatio - Identifikasi penyebab fisik dan
Definisi:perubahan pada - Bowel psikis dari inkontinensia bowel
kebiasaan defekasi normal incontinence - Diskusikan prosedur dan
yang dikarakteristikkan Kriteria hasil : dampaknya bersama pasien
dengan pasase fases - Instruksikan pasien / keluarganya
- Tidak mengalami
involunter. untuk mencatat keluaran feses
diare
Batasan kerakteristik - Jaga agar pakaian dan tempat tidur
- Dapat
tetap bersih
- Rembesan konstan feses memperkirakan
lunak - Monitor keadekuatan evakuasi
pola evakuasi
- Ketidakmampuan bowel
feses
menunda defekasi - Monitor pemberian diet dan cairan
- Ketidak mampuan untuk - Mencari toilet
- Bersihkan area perianal dengan air
mengendali doronga sendiri sebelum
defekasi dan sabun kemudian keringkan
defekasi
- Tidak perhatian terhadap setelah proses defekasi
dorongan defekasi - Pola makan dan
- Mengenal fekal penuh aktivitas yang
tetapimenyatakan tidak
adekuat
mampu mengeluarkan
fases padat
- Kulit perianal kemerahan
- Menyatakan sendiri
ketidak mampuan
mengenali kepenuhan
rectal
- Dorongan
Faktor yang berhubungan:
- Tekanan abdomen
abnormal tinggi
- Tekanan usus abnormal
tinggi
- Diare kronik
- Lesi kolorektal
- Kebiasaan diet
- Faktor lingkungan (mis,,
tidak dapat mengakses
kamar mandi)
- Penurunan umum tonus
otot
- Imabilitas, impaksi
- Gangguan kapasitas
reservoir
- Pengosongan usus tidak
tuntas
- Penyalahgunaan laksatif
- Penurunan control sfingter
rectal
- Kerusakan saraf monorik
bawah
- Medikasi
- Abdormalitas sfingter
rektal
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, A. H. dan Kusuma, H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction. 

Lynda Juall Carpenitro-Moyet. 2010. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi


13. Jakarta: EGC.

Nanda International. 2011. Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai