Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Dosen pembimbing :
Dr. Ketjuk Herminaju, SST, S.Pd, MM

Dibuat oleh :
META NANDAYU PUTRI
( A2R20025 )

PROGRAM STUDI : SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT IA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
2020- 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan pendidikan saat ini meningkat dengan pesat sebagai konsekwensi dari logis
globalisasi. Perkembangan pendidikan keperawatan hendaknya tidak hanya berupah peningkatan
kwantitas semata,namun harus di ikuti dengan peningkatan kwalitas pendidikan. Dengan
demikian akan di hasilkan perawat yang professional dan siap berkompotisi dengan enaga
kesehatan lain,baik di tingkat nasional atau internasonal.
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang  serta
meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya  tuntutan
masyarakat akan  mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan atau kebidanan.
Hal ini merupakan tantangan  bagi profesi keperawatan dan kebidanan dalam mengembangkan
profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi 
memerlukan  landasan komitmen yang kuat  dengan basis pada etik dan moral yang tinggi.
Perawat di tuntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk pasien/klien baik secara
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat dengan memandang manusia secara biopsikososial
spiritual yang komprehensi.Sebagai tenaga yang professional,dalam melaksanakan tugasnya
diperlukan suatu sikap yang menjamin terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan
bertanggung jawab secara moral.
Etika merupakan sesuatu yang dikenal,diketahui,diulang,serta menjadi suatu kebiasaan di
dalam suatu masyarakat,baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata. Etika
lebih menitik beratkan pada aturan-aturan,prinsip-prinsip yang melandasi perilaku yang
mendasar dan mendekati aturan-aturan,hukum,dan undang-unang yang membedakan benar atau
salah secara moralitas.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, atau
komunitas,perawat sangat memerlukan etika keperawatan. Karena itu,focus dari etika
keperawatan di tujukan terhadap sifat manusia yang unik.
1.2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Keperawatan
2) Tujuan Khusus
Untuk lebih mengerti, memahami, dan menerapkan prinsip-prinsip etika keperawatan.
Untuk lebih mengerti dan memahami nilai, norma dan budaya
Untuk memahami kebutuhan rasa aman dan nyaman pasien
Untuk mengaplikasikan etika keperawatan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan rasa aman
dan nyaman pasien.

1.2. Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan penulisan
1.3 istematika penulisan
BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Prinsip-prinsip Etika Keperawatan
         BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
          Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, ’ethos’ yang berarti kebiasaan/adat istiadat,
akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir.
          Kata ’etika’ dalam Kamus besar Bahasa Indonesia mempunyai arti :
         Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);
         Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
         Nilai mengenai benar dan salah suatu golongan atau masyarakat.
Etika Keperawatan yaitu norma yang dianut oleh perawat dalam bertingkah laku dengan
klien, keluarga, kolega atau tenaga kesehatan lainnya disuatu pelayanan kesehatan lainnya
disuatu pelayanan keperawatan yang bersifat profesional.

2.2. Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan


A. Otonomi (Autonomy/Self Determination)
Prinsip otonomi didasarkan pada hak seseorang untuk membuat keputusan sendiri. Orang
dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan
bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai
hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
B. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Prinsip ini berkaitan dengan
kewajiban melakukan yang terbaik dan tidak merugikan orang lain.
Tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan senantiasa memberikan yang
terbaik sehingga anggota profesi selalu bersikap untuk meningkatkan mutu yang lebih baik
dalam memberikan pelayanan.
C.   Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
D.   Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Mengerjakan sesuatu dengan teliti, hati-hati, cermat, dan tidak sembarangan.
E.   Moral Right
1. Advokasi adalah memberikan sarann dalam upaya melindungi dan mendukung hak-
hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi seorang perawat dalam
mengaplikasikannya dalam keperawatan profesional. 
2. Responsibilitas (tanggung jawab) Merupakan tugas seorang perawat yang berhubungan
dengan peran sesuai pedoman standar keperawatan. 
3. Loyalitas Konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan timbal balik terhadap
pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat.
F.  Norma Masyarakat
Patokan perilaku dalam satu kelompok tertentu, norma memungkinkan seseorang untuk
menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, norma juga
merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang.
G.     Nursing Advocacy
adalah proses dimana perawat secara objektif memberikan klien informasi yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang ia buat.
Menurut para ahli perawat advokat ada 3 yaitu:
1. Ana pada tahun 1985 Melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan
keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh
siapapun.
2. Fry pada tahun 1987 Advokasi sebagai dukungan aktif tarhadap setiap hal yang memiliki
penyebab atau dampak penting.
3. Gondow pada tahun 1983 Advokasi merupakan dasar falsafat dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya
sendiri. Perawat sebagai advokat merupakan penghubung antara klien tim kesehatan lain dalam
rangka pemenuhan kebutuhan klien,membela kepentingan klien dan membantu klien memahami
semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pedekatan
tradisional maupun profesional,narasumber dan fasilitator dalam tahap pengembalian keputusan
terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien.
Peran Advokat Keperawatan :
1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum
2. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan
3. Memberikan bantuan mengandung dua peran yaitu peran aksi dan peran nonaksi. Tanggung
jawab perawat secara umum dan khusus.
Secara Umum :
Mempunyai tanggung jawab dalam memberikan aspek,meningkatkan ilmu pengetahuan
dan menigkatkan diri sebagai profesi.

Secara khusus :
Memberikan kepada klien aspek-aspek mencakup bio-spiko-sosio-kultural-spiritual yang
kompehansif dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya. Dalam menjalankan tugasnya
perawat dilindungi oleh Undang-Undang no. 6 tahun 1960 UU ini membedakan tenaga
kesehatan sarjana dan bukan sarjana.Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan sarjana atau
tenaga kesehatan dengan pendidikan rendah, termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam
menjalankan tugas di bawah pengawasan dokter, dokter gigi, dan apotek. Permenkes No.
363/Menkes/Per/XX/1980 tahun 1980 Pemerintahan membuat suatu pernyataan yang jelas
perbedaan antara tenaga keperawatan dan bidang.Bidang seperti halnya dokter diijinkan
mengadakan praktik swasta sedangkan tenaga keperawatan secara resmi tidak diijinkan.

2.3. Soal kasus etika keperawatan


1. Klien datang ke RS dengan keluhan deman,lalu perawat akan memberikan obat untuk demam
dan perawat menjelaskan prosedur obat tsb!
Kasus diatas termasuk kasus?
A. Justice
B. Nonmaleficience
C. Otonomi
D. Beneficience
2. Seorang perawat alan menyintik pasien, dan sebelum menyuntik perawat menjelaskan
tindakan apa yg akan dilakukan perawat ke klien dan perawat memberikan penawaran pilihan
Kasus diatas termasuk apa?
A. Justice
B. Otonomi
C. Nonmaleficience
D. Moral right
3. seorang pasien mengalami perdarahan setelah melahirkan, menurut program terapi pasien
tersebut harus diberikan tranfusi darah, tetapi pasien mempunyai kepercayaan bahwa
pemberian tranfusi bertentangan dengan keyakinanya, dengan demikian perawat mengambil
tindakan yang terbaik dalam rangka penerapan prinsip moral ini yaitu tidak memberikan
tranfusi setelah pasien memberikan pernyataan tertulis tentang penolakanya. Perawat tidak
memberikan tranfusi, padahal hal tersebut membahayakan pasien, dalam hal ini perawat
berusaha berbuat yang terbaik dan menghargai pasien
A. Otonomi
B. Beneficience
C. Justice
D. Norma masyarakat
4. Perawat menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatansecara umum,
tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.
A. Otonomi
B. Beneficience
C. Justice
D. Norma masyarakat
5. Sebelum operasi px harus mendapatakan penjelasan tentang persiapan pembedahan baik
pasien diruang VIP maupun kelas III.
Contoh kasus diatas penjelasan tentang kasus apa?
A. Otonomi
B. Nursing advocacy
C. Justice
D. Norma masyarakat
6. Salah seorang perawat yang ditugaskan untuk menangani pasien yang kurang mampu dan
berada pada ruangan kelas III. Perawat ini awalnya merawat pasien tersebut ini dengan baik.
Namun, suatu hari keluarga dari perawat ini dirawat di rumah sakit yang sama juga tapi di
ruang VIP. Setiap hari perawat ini selalu berkunjung ke ruangan keluarganya tersebut sampai-
sampai melupakan seorang pasien yang ada di kelas III yang sudah menjadi tanggung jawab
sepenuhnya untuk perawat itu. Ketika ditanya kenapa perawat itu sering berkunjung ke
ruangan pasien yang merupakan keluarganya, perawat itu menjawab karena yang dirawat itu
tantenya. Jadi dia harus setiap saat mengecek keadaan tantenya itu dan melupakan tanggung
jawabnya yang terdahulu yaitu pasien di ruangan kelas III.
Contoh kasus diatas adalah?
A. Justice
B. Otonomi
C. Beneficience
D. veracity
7. Bila klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka harus dipasang slide drill.
Contoh kasus diatas termasuk?
A. Beneficience
B. Otonomi
C. Non maleficience
D. Justice

8. Seseorang datang untuk meminta sedot lemak, tetapi dokter menolak kerena bukan
kompetensinya. Hal ini merupakan prinsip?
A. Benedicience
B. Non maleficence
C. Altursm
D. Nursing advocacy
9. Tuan A berumur 52 tahun menderita penyakit kanker otak terbau minal dengan mata letak aset
yang telah Resintel terhadap tindakan, terapi dan radiasi pasien tersebut mengalami nyeri
kepala dan hebat di mana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian Dos is mobil nomor
PIN intravena hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah
hebat saat pasien itu beraktifitas walaupun klien tampak bisa tidur namun ia sering minta pap
diberikan obat analgesik dan keluarganya pun meminta untuk melakukan penambahan Dos is
pemberian obat analgesik saat dilakukan diskusi keperawatan disimpulkan bahwa penambahan
obat analgesik dapat mempercepat kematian klien
Etika professi keperawatan merupakan alat untuk mengukur
A. Perilaku moral dalam keperawatan
B. Tanggung jawab keperawatan
C. Kerja keras keperawatan
D. Tolak ukur pelayanan
10. Seorang perempuan berusia 70 thn dirawat diruangan penyakit dalam, dengan keluhan
pusing saat berjalan, sakit kepala, bila membuka mata terasa berputar-putar. Hasil
pemeriksaan TD: 160/100 mmHg, N: 68 x/mnt, S: 37o C, RR: 23 x/mnt, 1 jam kemudian NS. A
akan melakukan observasi , ternyata menemukan pasien sudah berada dilantai. Apakah
tindakan yang harus dilakukan pada perawat tersebut terhadap pasien?
A. Menanyakan keluhan pasien
B. Menganjurkan keluarga untuk menemani
C. Memasang kembali infus yang terlepas
D. Segera mengobservasi tanda-tanda cidera tubuh pasien
11. Perawat harus bisa menjaga kerahasiaan terhadap permasalahan yang dimiliki klien.
Pernyataan tersebut termasuk konsep dan prinsip dalam hal?
A. Konsep dan prinsip dalam keperawatan
B. Konsep dan prinsip budaya keperawatan
C. Konsep dan prinsip norma keperawatan
D. Prinsip etika keperawatan
12. Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit yang dideritanya
sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan kepadanya. Rasa kasih sayang keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat
keluarganya berniat menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tersebut dan
meminta perawat untuk tidak menginformasikannya kepada Tn. A dengan pertimbangan
keluarga takut jika Tn. A akan frustasi tidak bisa menerima kondisinya sekarang.
Kasus diatas termasuk?
A. Konsep dan prinsip dalam keperawatan
B. Konsep dan prinsip buadaya keperawatan
C. Konsep dan prinsip norma keperawatan
D. Moral Right
13. Seorang pasien di salah satu rumah sakit di Jawa Tengah yang dilakukan kuretase dan
mengalami perdarahan hebat, tubuh menggigil, lemas dan mata berkunang-kunang. Perawat
tidak melakukan tindakan apapun untuk mengatasi kondisi pasien.
Kasus diatas adalah?
A. Otonomi
B. Justice
C. Kejujuran
D. Nursing advocacy
14. Bapak Asep ( 70 tahun ) tinggal berdua dengan istrinya, Ibu Siti ( 65 tahun ). Dua hari yang
lalu beliau masuk ke RS dengan penyebab jatuh terpeleset di kamar mandi yang
menyebabkan kakinya memar dan sulit untuk digerakkan. Bapak Asep juga merupakan salah
satu pasien katarak sehingga penglihatannya sedikit kabur terutama saat gelap ( malam
hari ). Saat ini pasien menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.
Termasuk kasus?
A. Justice
B. Kejujuran
C. Nursing advocacy
D. Semua benar
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sering kali perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan untuk mengambil
tindakan. Sebagai perawat yang professional kita di tuntut untuk mengambil tindakan yang tidak
merugikan perawat maupun  pasien itu sendiri.
Dengan mengenal, mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip etika dalam diri seorang
perawat maka tujuan dari proses keperawatan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan hukum
dan norma yang berlaku. Seorang perawat juga akan mampu mengambil keputusan yang terbaik
dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang ada

3.2. Saran
Sebaiknya dalam melakukan tindak keperawatan,seorang perawat harus bertindak sesuai
dengan prinsip etika tersebut. Dalam menghadapi situasi yang memerlukan keputusan untuk
mengambil tindakan, seorang perawat harus mampu memberikan tindakan sesuai dengan norma
hukum yang berlaku.

.     

DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul Hidayat. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Meidiana Dwidiyanti. 1998. Aplikasi Model Konseptual Keperawatan.
Edisi 1.  Semarang: Akper Depkes Semarang
Soekidjo Notoatmodjo. 1993. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Manusia. 
Edisi revisi.  Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai