2. Bandingkan antara beberapa metode peramalan (forcasting) yang telah di pelajari dengan
mengambil contoh kasus pada salah satu perusahaan !
➢ Secara umum ada dua metode yang digunakan dalam membuat peramalan (forcasting)
dalam dunia bisnis, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
✓ Metode Kualitatif adalah metode yang menganalisis kondisi obyektif dengan apa
adanya. Metode ini meliputi : metode Delphi, Metode nominal grup, Survey pasar
& Analisis historikal analogy and life cycle.
✓ Metode Kuantitatif yang sering disebut time series/runtun waktu merupakan suatu
analisis yang mengambarkan pola perkembangan produksi/penjualan pada pada
runtun waktu yang telah lewat untuk dapat memperoleh besar kecilnya tingkat
perkembangan penjualan/produksi tahunan. metode kuantitatif dapat diterapkan
apabila :
Tersedia data , Informasi Masa Lalu , Data , Informasi tersebut dapat dikuantitafkan
dlm bentuk Numerik , Diasumsikan beberapa aspek masa lala akan terus berlanjt
dimasa datang.
Metode peramalan kualitatif dan kuantitatif dapat dilakukan melalui tujuh langkah
yaitu:
• Tentukan Pemakai/Pengguna
• Pemilihan Pernyataan
• Penentuan Jangka Waktu
• Pemilihan Model
• Pengumpulan Data
• Buat Peramalan
• Validiti & Penerapan Hasil Peramalan
Selanjutnya dalam pembuatan peramalan (forcasting) dengan pendekatan kuantitatif
(time series) terdiri atas empet metode yaitu:
• Naive Approach Pendekatan naïve merupakan metode peramalan yang
mengasumsikan permintaan antara priode waktu sama. Mis: Penjualan bulan januari
30 unit, sama dengan penjualan bulan maret30, keuntungannya cost effective &
efficient.
• Moving Average Method Moving Average adalah metode peramalan rata-rata
bergerak sederhana yang dianggap mampu menghilangkan pengaruh fluktuatif
random dalam peramalan, dengan formulasi:
Contoh :
Evaluasi BAB 5
1. Buatlah contoh rancangan pengembangan desain produk yang efektif dengan mengambil
kasus pada perusahaan jasa maupun manufaktur di daerah saudara dan interprestasikan atas
desain barang dan jasa yang anda buat.
➢ Pengembangan dan desain produk yang baik mutunya merupakan kunci kesuksesan di
dalam dunia bisnis. Segala sesuatu yang kurang berkaitan dengan strategi produk dapat
menjadi masalah besar bagi perusahaan. Untuk memaksimumkan peluang sukses
tersebut, perusahaan-perusahaan besar harus memfokuskan dirinya (berspesialisasi)
hanya pada beberapa produk saja, kemudian mempertahankan tingkat mutu produknya
setinggi mungkin. Meskipun demikian, kebanyakan siklus hidup produk terbatas dan
malahan tidak dapat diprediksi kapan mulai menurun, sehingga perusahaan harus terus
menerus mencari produk baru, dikembangkan dan dipasarkan. Menejer operasi yang
baik akan selalu menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen, mengelola produk,
proses, dan pemasok, sehingga tingkat kesuksesan produk yang baru akan berhasil.
Seperti contohnya pada kasus penjual bunga di Bali, mewabahnya virus corona atau
COVID-19 membuat kerugian dari berbagai aspek, terutama ekonomi yang salah
satunya berdampak pada penjual bunga yang kesulitan menjual bunga-bunganya.
Karena kurangnya strategi dalam pengembangan produk mereka. Banyak pengusaha
yang mengalami kerugian akibat turunnya permintaan konsumen yang disebabkan
wabah virus. Kendalanya layu akibat pandemi Corona, ada banyak pengusaha yang
terkena dampaknya, mulai dari usaha kecil-kecilan hingga perusahaan besar.
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, Karyawan toko bunga terlihat sibuk
menghancurkan bunga - bunga yang tak laku terjual.
Umumnya, bunga hanya dapat bertahan dalam 4-5 hari sebelum layu. Upaya yang
sering dilakukan untuk memperlambat laju layu dari bunga potong adalah dengan
merendam ujung bunga potong dalam air. Metode tersebut tidak efektif karena
pembusukan pada bagian yang terendam air semakin cepat. Untuk mengatasi hal
tersebut kita memelukan pengembangan produk dan strategi pengembangan produk
yang efektif.
Untuk mengatasi masalah tersebut, disini saya akan membuat rancangan strategi
pengembangan produk untuk para pengusaha bunga yang sudah saya terapkan terhadap
usaha saya sendiri yang bernama troisflorist.
Ada beberapa cara untuk mengolah bunga agar saat layu tidak langsung dibuang, salah
satu nya yaitu dengan mengeringkan bunga - bunga tersebut. Mengeringkan bunga
dengan menjemurnya, cara ini adalah cara yang paling sederhana namun tidak
mengurangi nilai jual, bahkan harga bunga kering saat ini jauh lebih mahal ketimbang
bunga hidup. Pertama, tangkai bunga yang telah dipotong, dihilangkan daun yang tidak
diinginkan, lalu bagilah bunganya menjadi beberapa tandan kecil dan ikatlah ujung
batang
dengan tali, benang atau karet gelang, gantungkan bunga dalam posisi terbalik ditempat
yang hangat, kering dan gelap. Harus ditempat yang kering agar bunganya tidak
membusuk dan tetap dapat mempertahankan warnanya. Jika diletakkan di ruangan yang
terang, cahaya dapat memudarkan warna bunga. Metode ini biasanya memakan waktu
beberapa minggu. Lamanya waktu akan bervariasi tergantung jenis bunga,
pengeringannya, kelembaban dan suhu ruangan. Periksalah bunga setiap 2-3 hari sekali.
Cara-cara yang diuraikan diatas akan menghasilkan bunga kering yang rapuh sehingga
harus dilindungi oleh bahan lain agar dapat dinikmati keindahannya; sementara metode
yang dikembangkan kedepannya dapat menghasilkan bunga yang tetap alami, tidak
rapuh, masih dapat dipegang dan dapat tampak segar dalam waktu yang lama. Metode
tersebut adalah dengan merendamnya dalam cairan gliserin untuk jangka waktu tertentu
tergantung dari jenis bunga yang akan diolah, kemudian bunga tersebut ditimbun dalam
campuran silika gel dan pasir Zanzibar. Penelitian terhadap berbagai bunga dan
komposisi gliserin, silika gel serta pasir Zansibar telah dilakukan dan menghasilkan
produk inovasi berupa bunga yang tidak lagi mengandung air tetapi tetap lentur, tidak
rapuh bila disentuh dan warna tetap alami serta dapat bertahan segar untuk jangka waktu
yang lama. Nilai jual dari bunga yang telah diolah atau sering disebut preserved flower
saat ini cukup tinggi karena sebagian besar produk yang dijual merupakan produk
import. Upaya bisnis untuk memberdayakan bunga lokal sehingga dapat bernilai jual
tinggi menjadi sebuah tantangan tersendiri, sehingga metode yang telah dikembangkan
ini akan mendorong pengrajin atau toko bunga mempergunakan bunga yang telah
diolah dibandingkan bunga segar karena ketahanan terhadap kelayuan sangat tinggi.
Preserved flower merupakan upaya mengubah bunga yang hampir layu dan tidak
berharga menjadi produk yang bernilai jual. Sebagai bunga alternatif dalam
perangkaian bunga, preserved flower sangat menarik karena mempunyai penampilan
seperti bunga segar. Pengembangan untuk membuat preserved flower bagi aneka jenis
bunga dan tanaman harus terus dilakukan untuk mendapatkan parameter waktu
pencelupan dan penimbunan yang optimal serta disusun tabel proses berbagai bunga
dan tanaman.