PERTEMUAN 4
KOMPENSASI
DOSEN PENGAMPU:
LUH NIK OKTARINI,S.E.,M.M
POKOK BAHASAN
1. KOMPENSASI FINANSIAL
2. KOMPENSASI NON FINANSIAL
3. PEROSEDUR KOMPENSASI
4. MASALAH DAN KOMPENSASI
KOMPENSASI FINANSIAL
Pengertian Kompensasi
Kompensasi Kompensasi
Finansial Langsung Finansial tidak
(Gaji, Upah, Komisi, Langsung
Bonus, Insentif) (Tunjangan)
Kompensasi finansial adalah kompensasi berupa uang yang diberikan kepada karyawan
atas balas jasa yang sudah dikerjakan. Menurut Rivai (2004;359) langsung dan tidak
langsung. Kompensasi merupakan hak bagi karyawan dan menjadi kewajiban perusahaan
untuk membayarnya. Kompensasi langsung yang langsung diberikan dapat berupa gaji,
upah , insentif.
Kompensasi Non Finansial
Kompensasi non finansial terdiri atas kepuasan kayawan seperti peluang promosi, prestasi kerja,
sedangkan lingkungan kerja meliputi nyaman dalam bertugas, bersahabat dan mempunyai teman kerja
yang menyenangkan, serta kondusif.
Kompensasi Non
Finansial
3.Sebagai upaya untuk dapat mempertahankan karyawan atau pegawai dan untuk mengurangi turn over.
3.
4. Melakukan
Menentukan Survei
Harga Setiap Berbagai
Pekerjaan Sistem
Imbalan • Dalam tahapan ini suatu
• Dalam tahapan yang terakhir ini, organisasi dapat melakukan
dilakukan perbandingan antara nilai dari survey pada organisasi lain.
berbagai jenis pekerjaan yang ada di
dalam suatu organisasi dengan nilai yang
berlaku di pasaran kerja.
Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kompensasi
1. Produktivitas
Setiap organisasi tentunya mempunyai tujuan atau keinginan untuk mendapatkan
keuntungan.
Keuntungan tersebut bisa berupa material atau pun keuntungan non material. Oleh
karena itu suatu organisasi harus mempertimbangkan produktivitas para karyawan-
nya dalam kontribusi-nya pada keuntungan yang akan didapatkan.
Sehingga suatu organisasi tidak akan mau membayar atau memberikan kompensasi
yang melebihi kontribusi karyawan kepada organisasi.
Kontribusi karyawan tersebut dapat dinilai dengan melalui produktivitas karyawan.
2. Kemampuan untuk Membayar
Besarnya kompensasi karyawan yang melakukan pekerjaan di lapangan tentunya akan berbeda
dengan karyawan yang melakukan pekerjaan di dalam ruangan.
Demikian juga untuk pekerjaan klerikal akan berbeda dengan pekerjaan administratif, dan
pekerjaan manajemen dengan pekerjaan teknis.
Perbedaan pembayaran tersebut selain dikarenakan pertimbangan profesionalisme karyawan juga
dikarenakan perbedaan risiko dan tanggung jawab yang menjadi beban karyawan yang
bersangkutan.
MASALAH DALAM KOMPENSASI
Tercatat adanya 5 kesalahan yang merupakan problem terbesar dalam penyusunan sistem kompensasi dalam
perusahaan.
(1) Tidak Konsep dan pengembangan sistem kompensasi yang tidak disertai dengan uraian kerja yang tepat
tersedianya dapat menyebabkan konsep pengembangan kompensasi tidak mengikuti beban kerja yang ada
detail uraian dalam individu. Pada beberapa kasus, konsep kompensasi yang tidak disertai dengan beban kerja
kerja dan resiko yang muncul dapat menyebabkan permasalahan terhadap uraian kerja.
(2)
Memperhitung Menetapkan status kompensasi juga harus memperhatikan bursa pasar kerja yang ditetapkan
kan nilai dalam perusahaan. Pertimbangan ini dilakukan untuk mencegah kemunculan adanya resiko turn
pasaran over karyawan yang ditetapkan sesuai kompensasi yang ada.
kompensasi
Penetapan sistem kompensasi harus didasarkan pada acuan jalur karir yang ditetapkan dalam
(3) perusahaan. Pertimbangkan pengalaman dan usia kerja karyawan, jangan menetapkan unsur
Mempertimban kompensasi hanya berdasarkan beban resiko saja karena karyawan sendiri perlu untuk terlibat
gkan jalur karir dalam proses pengembangan karir. Dimana karir harus menjadi prioritas penting di luar
kompensasi
(4) Tidak Perusahaan yang menetapkan sistem kompensasi dengan tidak mengkaitkan dengan sistem
selaras dengan manajemen performa akan menyebabkan rendahnya stimulus dari karyawan itu sendiri untuk
performa mengembangkan aspek performa yang ada dalam perusahaan. Karyawan tersebut menjadi
demotivasi dan mengalami masalah untuk meningkatkan aspek karir dalam pekerjaannya.
(5) Tidak Perusahaan harus dapat mengkondisikan karyawan sebagai business owner dari perusahaan itu
adanya sistem sendiri. Adanya konsep stimulus bonus dan pembagian keuntungan yang tepat akan
penetapan menyebabkan karyawan mendapatkan pemahaman optimalisasi dari kinerjanya untuk
insentif mendapatkan profit yang setinggi-tingginya.