Anda di halaman 1dari 8

TUGAS EKONOMI MAKRO

KONJUNGTUR

NAMA KELOMPOK 13
1. I NYOMAN ADI SWARDIKA 1902013750
2. I KADEK DWI ARIAWAN 1902013724
3. A A NGURAH BAGUS DWIKA BASKARA 1902013727
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konsep flow dan konjungtur selalu berkaitan sebab terjadi aliran/flow yang
menjelaskan tentang konjungtur itu sendiri dalam ekonomi. Berbicara tentang
konjungtur, tidak dapat lepas dari sistem ekonomi. Sistem ekonomi suatu negara, akan
selalu mengalami gelombang pasang surut pertumbuhan ekonomi beserta indikator-
indikatornya seperti kesempatan kerja, investasi, tabungan, tingkat suku bunga, besarnya
anggaran negara.
Makalah ini membahas tentang Teori Konjungtor dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan kami bahas adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan konjungtor?
2. Bagaimana kegiatan ekonomi dalam gelombang konjungtor?
3. Apa penyebab gelombang konjungtor?
4. Kasus – kasus Konjungtur?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konjungtor
2. Untuk mengetahui kegiatan ekonomi dalam gelombang konjungtor
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya gelombang konjungtor

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Teori Konjungtor
Teori konjungtur Menurut Sadono, konjungtur adalah kenyataan yang berlaku
dalam perekonomian yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang
secara teratur tetapi mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari
waktu ke waktu. Gambaran atau grafik mengenai konjungtur adalah suatu grafik yang
menunjukkan perubahan pendapatan nasional dan kegiatan ekonomi dari satu waktu ke
waktu lain.
Ekonomi tidak bisa tumbuh terus tanpa batas. Kehidupannya selalu ditandai oleh
fluktuasi dengan periode meningkatnya kegiatan ekonomi, disusul dengan titik puncak
yang sekaligus merupakan titik balik (the upper turning point). Terjadi krisis, yang
disusul dengan periode menurunnya kegiatan ekonomi, atau baisse, sampai tingkat
pertumbuhan dan besaran-besaran makro ekonomi lainnya mencapai titik paling rendah.
Terjadilah titik balik terendah (the lower turning point), disusul dengan periode kenaikan
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, atau economic boom, atau hausselagi. Gejala
pasang surutnya kegiatan ekonomi secara periodik di dalam teori ekonomi disebut
business cycle atau conjunctur.
Gelombang konjungtur (economic cycle) adalah naik turunnya kegiatan ekonomi
dari waktu ke waktu (Business Cycle). Naik turunnya kegiatan ekonomi membentuk satu
gelombang. Fluktuasi atau perubahan yang terjadi kegiatan perekonomian disebut sebagai
konjungtur atau business cycle. Yang menjadi pokok permasalahan timbulnya konjungtur
menurut teori moneter adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila
masyarakat banyak memegang uang, maka akan timbul kecenderungan mempergunakan
uangnya untuk keperluan konsumsi dan investasi, sedangkan sebaliknya, apabila uang
sulit diperoleh, maka pengeluaran dunia bisnis dan masyarakat juga akan berkurang.
Pengurangan jumlah uang sampai pada tingkat minimum ini akan menghalangi upaya
dari perusahaan untuk melakukan ekspansi.
Kecenderungan masyarakat untuk mengurangi tingkat konsumsinya dan lebih
banyak melakukan kegiatan menabung akan menyebabkan pengeluaran total tidak akan
mencukupi untuk mempekerjakan semua angkatan kerja. Besarnya tingkat tabungan
masyarakat ini, walaupun bisa dijadikan sebagai sumber investasi tapi kurang
menguntungkan karena adanya tabungan masyarakat tersebut diikuti dengan rendahnya
tingkat konsumsi masyarakat. Investasi sebagai kekuatan pendorong yang menentukan
konjungtur akan berpengaruh terhadap gerakan konjungtur.
Adanya peperangan, penemuan tambang emas, kejadian-kejadian politik, dan
perubahan cuaca juga menyebabkan terjadinya goncangan ekstern yang mendorong
timbulnya konjungtur. Goncangan-goncangan ini akan memberikan dorongan ke atas
maupun ke bawah pada sistem perekonomian dan akan lebih diperkuat lagi oleh faktor-
faktor intern.
Pengaruh dari adanya konjungtur terhadap perekonomian Indonesia sangat terasa
pada neraca perdagangan Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia selama ini
mengadakan hubungan dagang dengan negara-negara di dunia, karena itu terjadinya
perubahan volume ekspor dan impor akan tampak sekali. Selain berpengaruh terhadap
neraca perdagangan aktivitas perekonomian di dalam negeri, juga akan berpengaruh
terhadap aktivitas usaha, penyerapan tenaga kerja, tingkat investasi, tingkat harga di
dalam negeri, dan sebagainya.
Usaha pemerintah Indonesia untuk menanggulangi akibat adanya konjungtur
adalah melalui beberapa kebijaksanaan fiskal dan moneter seperti deregulasi,
diberlakukannya undang-undang perpajakan yang baru, dan menjaga kestabilan nilai
rupiah terhadap mata uang asing.

2.2. Kegiatan Ekonomi dalam Gelombang Konjungtor


Kegiatan ekonomi dalam gelombang konjungtor adalah sebagai berikut.

1. Menaik (recovery) = Pemulihan


Maksud dari pemulihan itu sendiri adalah bisnis yang
sudah mengalami kebangkrutan harus disuntikkan lagi
agar dapat memulihkanperusahaannya sendiri agar dapat
berproduksi lagi.
2. Sampai pada puncak paling atas (prosperity) / Ekspansi
Maksud dari menanjak dan ekspansi adalah jika
perusahaan tersebut sudah mulai berproduksi, maka perusahaan akan memulai
memasarkan produk. Jika perusahaan tersebut sudah memasarkan dan merambah seluruh
pasar, maka bisa dikatakan perusahaan tersebut sudah melakukan ekspansi dan sudah
sampai pada puncak paling atas.
3. Menurun (recession) = kelesuan
Maksud dari kelesuan disini, adalah jika perusahaan sudah memasarkan produk,
ternyata produk dari perusahaan tersebut sudah tidak laku, maka perusahaan tersebut
mengalami kelesuan dalam berproduksi.
4. Sampai puncak paling bawah (depression)= kemerosotan
Maksud dari kemerosotan adalah setelah mengalami resesi, jika segera ditangani
maka perusahaan tersebut bisa bangkrut dan mengalami kemerosotan. Kemerosotan
tersebut disebabkan banyak produksi berkurang, tidak menjaga kualitas produk serta
terjadi KKN dalam perusahaan tersebut.
Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya
1. Siklus Jangka Pendek (Kitchin Cycle)
Penemu: Joseph Kitchin (1923) Durasi: 40 bulan
Faktor yang mempengaruhi: Custom & NaturePengaruh alamiah (Nature): iklim,
pengaruh sinar matahari, curah hujan, kekuatan angin, gelombang laut memengaruhi
aktivitas ekonomi.Pengaruh adat-istiadat (Custom): perayaan hari raya mempengaruhi
permintaan masyarakat.
2. Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle)
Penemu: Clement Juglar (1860) Durasi: 7-11 tahun. Faktor yang memengaruhi:
SunspotWilliam Stanley Jevon menjelaskan: siklus ekonomi di bumi (perekonomian di
Inggris) dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu bintik matahari(sunspot) yang berdaur
ulang 11 tahun sekali, dimana akan mempengaruhi iklim/cuaca, sehingga memengaruhi
output perekonomian, dan muaranya akan mempengaruhi output perekonomian nasional.
3. Siklus Jangka Panjang (Kondratief Cycle)
Penemu: Nikolai D. Kondratief (1925)
Durasi: 48-60 tahun. Faktor yang memengaruhi : Invention dan Innovation Schumpeter
menunjukkan bahwa siklus jangka panjang yang dialami di AS tahun 1787-1842
dipenngaruhi oleh penemuan & penerapan teknologi baru mesin uap dan melahirkan
revolusi industri. Siklus panjang tahun 1843-1897 disebabkan penemuan kereta api.
2.3. Teori Penyebab Gelombang Konjungtor
1. Jevons dan Moore (1923) : Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya
perubahan alam
2. Pigou (1927): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya faktor psikologis para
pelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis)
3. Malthus (1936): penyebab munculnya krisis ekonomi karena adanya kekurangan
konsumsi (under consumption). Alasan: sektor industri manufaktur makin berkembang
dan masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi pada sektor tersebut.
4. Mitchell (1951): Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sistem
ekonomi kapitalis-liberalis.
5. Hawtrey (1928) dan Friedman (1957): Fluktuasi ekonomidisebabkan oleh sistem
moneter dan sistem kredit.
6. Shcumpeter (1934) menyebut penyebab utama tidak stabilnya inovasi teknologi.
7. Lucas dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997): Ekspektasi masyarakat yang
rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
8. Keynes: Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi merupakan akibat.
Penyebab utama adalah tidak stabilnya investasi.·
9. Siklus konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis (1991) berbeda-beda.·Kondratif:
setiap 50 tahun sekali·Juglar: 11 tahun sekali·Kitchin: 4 tahun sekali
10. Batra (1990): 60 tahun sekali
11. Mubyarto : 7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia (jawa : pitulungan)
Dibawah ini merupakan kurva konjungtur yang terjadi pada ekonomi :
Keterkaitan antara konsep flow dan konjungtur dalam kasus dunia nyata adalah mengenai
aliran yang terjadi tentang konjungtur antara jumlah pertumbuhan yang stabil dengan
pendapatan nasional sebenarnya. Maksud dari penjelasan diatas, terjadi aliran atau siklus
yang terjadi pada ekonomi 4 sektor yaitu sektor rumah tangga, perusahaan, pemerintah
dan luar negeri yang mengakibatkan kurva yang diperkirakan akan lurus seperti garis
anggaran, malah justru membentuk kurva konjungtur.
Masalah perekonomian dalam suatu negara antara lain:
1. Pendapatan nasional dari sektor pajak dan sektor penghasilan lainnya mengalami
penurunan yang tidak sesuai dengan harapan
2. Konsumsi rumah tangga yang tidak sesuai dengan perkirakan yang ditaksir pemerintah.
3. Faktor ekspor dan impor yang dilakukan suatu negara.
4. Kontraksi ekonomi yang terjadi disuatu negara, seperti inflasi, deflasi, melemahnya
rupiah dll. Masalah-masalah diatas dapat menyebabkan kurva pendapatan nasional tidak
sesuai dengan gambaran aslinya menjadi kurva konjungtur.
Berikut kejadian-kejadian di negara indonesia yang disebabkan karena kurva konjugtur :
Kondisi Krisis Moneter 1997 dan Krisis Keuangan Global 2008. Dengan adanya penjelasaan
diatas, kita harus menangani kurva konjungtur agar tidak berdampak resesi atau jangan juga
selalu meningkat tetapi tiba-tiba merosot ke titik paling rendah.
Penanganan yang dilakukan yaitu : dengan melakukan kebijakan fiskal dan moneter yang
dilakukan oleh pemerintah, mendorong konsumsi rumah tangga dengan cara menetapkan
UMR sewajarnya, serta mendorong agar mata uang menguat terhadapmata uang asing
dengan cara memperbaiki neraca pembayaran hutang terhadap luar negeri.
2.4 Kasus Kasus Konjungtur
1.) Periode 1969-1995
Yaitu sebagai berikut:
Indikator PDB Riil
Bila menggunakan data PDB riil bertahun dasar 1990, perekonomian Indonesia selama 1969-
1994 terus mengalami pertumbuhan, dalam arti selama PJP I perekonomian Indonesia
mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif). Selama PJP I pemerintah dapat mempertahankan
pertumbuhan jangka panjang. Hal ini yang menyebabkan selama PJP I, PDB riil menjadi sekitar
6 kali lipat.
Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan indikator pertumbuhan ekonomi dapat disimpulkan bahwa selama PJP I mengalami
fluktuatif tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat fluktuatif
disebabkan perekonomian Indonesia sangat tergantung kepada kondisi eksternal. Misalnya
pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama periode 1970-an, khususnya 1971-1973 disebabkan
naiknya harga minyak bumi, yang meningkatkan penerimaan ekspor migas (oil boom).
Sedangkan pertumbuhan ekonomi yang rendah terutama pada periode 1982, disebabkan
perekonomian mengalami resesi.
2.) Periode 1990-an
Memasuki tahun 1990-an perekonomian Indonesia kembali menikmati pertumbuhan tinggi.
Tingkat pertumbuhan yang tinggi ini menyebabkan selama 7 tahun pertama periode 1990-an,
PDB riil hamper menjadi dua kali lipat yaitu dari RP 263 triliun di tahun 1990 menjadi RP 434
triliun di tahun 1997.
3.) Krisis Ekonomi 1998
Selama periode 1990an, resesi terjadi pada triwulan pertama dan kedua 1998. Resesi ini
menandai dimulainya krisis ekonomi Indonesia, setelah diawali krisis nilai tukar rupiah
pertengahan tahun 1997. Memasuki tahun 1999 perekonomian tidak mengalami penurunan
output lagi, sedangkan tahun 2000 output sudah mulai tumbuh kembali. Namun tingkat
pertumbuhan masih di bawah rata-rata 1990-1999.
Krisis ekonomi Indonesia merupakan konsekuensi dari mekanisme pasar yang ditempuh
pemerintah. Risiko dari mekanisme pasar adalah kegagalan pasar (market failure), yang
disebebkan ketidaksempurnaan informasi (imperfect information) dan penyimpangan moral
(moral hazard) para pelaku ekonomi.

BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
1. Teori konjungtur Menurut Sadono, konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam
perekonomian yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara
teratur tetapi mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari
waktu ke waktu.
2. Kegiatan Ekonomi dalam Gelombang Konjungtor terdiri atas : Menaik (recovery) =
Pemulihan, Sampai pada puncak paling atas (prosperity) / Ekspansi, Menurun
(recession) = kelesuan, Sampai puncak paling bawah (depression) = kemerosotan
3. Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu 1. Siklus Jangka Pendek
(Kitchin Cycle), 2. Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle), 3. Siklus Jangka Panjang
(Kondratief Cycle)
3.2. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah kami, kami meminta maaf
apabila ada kesalahan penulisan dari makalah ini, kami meminta kritik dan saran dari
rekan-rekan, karena kami sadari makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna,
semoga makalah ini bermanfaat dalam proses pembelajaran pada mata kuliah Sistem
Ekonomi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Udayana. (2015, Oktober 21). Google Corporation. Retrieved Oktober 23, 2015,
from http://www.fe.unud.ac.id: http://www.fe.unud.ac.id/ep/wp-content/uploads/15.-Peng-
Ekonomi-Makro-EKU-1121.doc
Winbiewimpie. (2012, Nopember). Google Corporation. Retrieved Oktober 23, 2015, from
Blogspot: http://winbiewimpie.blogspot.in/2012/11/konjungto-ekonomi.html

Anda mungkin juga menyukai