Anda di halaman 1dari 7

Evaluasi BAB 4

1. Jelaskan pengertian, manfaat dan tujuan peramalan (forcasting)


 Pengertian Peramalan (Forcasting) :
Peramalan atau forecasting yaitu aktivitas memprediksi atau memperkirakan apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Pengertian lain
dari peramaan (forecasting) adalah suatu teknik analisa perhitungan yang dilakukan
dengan pendekatan kualitatif ataupun keuantitatif untuk melakukan perkiraan
peristiwa pada masa depan dengan penggunaan referensi data-data pada masa lalu.
Peramalan memiliki tujuan untuk memprediksi prospek ekonomi dan aktivitas usaha
dan juga pengaruh lingkungan kepada prospek tersebut. Peramalan (forecasting)
adalah suatu bagian yang paling penting untuk setiap perusahaan maupun organisai
bisnis dalam saat mengambil keputusan manajemen.
Peramalan sendiri dapat menjadi dasar untuk suatu rencana jangka pendek mengengah
ataupun jangka panjang sebuah perusahaan. Dalam suatu peramalan (forecasting)
diperlukan seminim mungkin kesalahan (error) didalamnya. Supaya bisa
meminimalisir tingkat kesalahan tersebut maka akan lebih baik apabila peramalan itu
dilaksanakan dalam satuan angka atau kuantitatif.

 Tujuan Peramalan (Forecasting) :


Menurut Heizer dan Render (2009:47), peramalan (forecasting) mempunyai tujuan
antara lain:
 Sebagai pengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku disaat ini dan dimasa lalu dan
juga melihat sejauh mana pengaruh dimasa datang.
 Peramalan dibutuhkan karena terdapat time lag atau delay antara ketika suatu
kebijakan perusahaan ditetapkan dengan ketika implementasi
 Peramalan adalah dasar penyusutan bisnis di suatu perusahaan sehinga bisa
meningkatkan efektivitas sebuah rencana bisnis.

 Manfaat Peramalan (Forecasting) :


 Kegunaan atau manfaat dari peramalan adalah sebagai berikut:
 Sebagai alat bantu untuk merencanakan yang efektif dan efisien
 Untuk menetapkan kebutuhan sumber daya pada masa yang akan datang
 Untuk membuat keputusan yang tepat

2. Bandingkan antara beberapa metode peramalan (forcasting) yang telah di pelajari dengan
mengambil contoh kasus pada salah satu perusahaan !
 Secara umum ada dua metode yang digunakan dalam membuat peramalan (forcasting)
dalam dunia bisnis, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
 Metode Kualitatif adalah metode yang menganalisis kondisi obyektif dengan apa
adanya. Metode ini meliputi : metode Delphi, Metode nominal grup, Survey pasar
& Analisis historikal analogy and life cycle.
 Metode Kuantitatif yang sering disebut time series/runtun waktu merupakan suatu
analisis yang mengambarkan pola perkembangan produksi/penjualan pada pada
runtun waktu yang telah lewat untuk dapat memperoleh besar kecilnya tingkat
perkembangan penjualan/produksi tahunan. metode kuantitatif dapat diterapkan
apabila :
Tersedia data , Informasi Masa Lalu , Data , Informasi tersebut dapat
dikuantitafkan dlm bentuk Numerik , Diasumsikan beberapa aspek masa lala akan
terus berlanjt dimasa datang.
Metode peramalan kualitatif dan kuantitatif dapat dilakukan melalui tujuh langkah
yaitu:
 Tentukan Pemakai/Pengguna
 Pemilihan Pernyataan
 Penentuan Jangka Waktu
 Pemilihan Model
 Pengumpulan Data
 Buat Peramalan
 Validiti & Penerapan Hasil Peramalan
Selanjutnya dalam pembuatan peramalan (forcasting) dengan pendekatan kuantitatif
(time series) terdiri atas empet metode yaitu:
 Naive Approach Pendekatan naïve merupakan metode peramalan yang
mengasumsikan permintaan antara priode waktu sama. Mis: Penjualan bulan
januari 30 unit, sama dengan penjualan bulan maret30, keuntungannya cost
effective & efficient.
 Moving Average Method Moving Average adalah metode peramalan rata-rata
bergerak sederhana yang dianggap mampu menghilangkan pengaruh fluktuatif
random dalam peramalan, dengan formulasi:
Contoh :
Evaluasi BAB 5
1. Buatlah contoh rancangan pengembangan desain produk yang efektif dengan mengambil
kasus pada perusahaan jasa maupun manufaktur di daerah saudara dan interprestasikan
atas desain barang dan jasa yang anda buat.

 Pengembangan dan desain produk yang baik mutunya merupakan kunci kesuksesan di
dalam dunia bisnis. Segala sesuatu yang kurang berkaitan dengan strategi produk
dapat menjadi masalah besar bagi perusahaan. Untuk memaksimumkan peluang
sukses tersebut, perusahaan-perusahaan besar harus memfokuskan dirinya
(berspesialisasi) hanya pada beberapa produk saja, kemudian mempertahankan tingkat
mutu produknya setinggi mungkin. Meskipun demikian, kebanyakan siklus hidup
produk terbatas dan malahan tidak dapat diprediksi kapan mulai menurun, sehingga
perusahaan harus terus menerus mencari produk baru, dikembangkan dan dipasarkan.
Menejer operasi yang baik akan selalu menjalin komunikasi yang baik dengan
konsumen, mengelola produk, proses, dan pemasok, sehingga tingkat kesuksesan
produk yang baru akan berhasil.

Seperti contohnya pada kasus penjual bunga di Bali, mewabahnya virus corona atau
COVID-19 membuat kerugian dari berbagai aspek, terutama ekonomi yang salah
satunya berdampak pada penjual bunga yang kesulitan menjual bunga-bunganya.
Karena kurangnya strategi dalam pengembangan produk mereka. Banyak pengusaha
yang mengalami kerugian akibat turunnya permintaan konsumen yang disebabkan
wabah virus. Kendalanya layu akibat pandemi Corona, ada banyak pengusaha yang
terkena dampaknya, mulai dari usaha kecil-kecilan hingga perusahaan besar.
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, Karyawan toko bunga terlihat sibuk
menghancurkan bunga - bunga yang tak laku terjual.

Umumnya, bunga hanya dapat bertahan dalam 4-5 hari sebelum layu. Upaya yang
sering dilakukan untuk memperlambat laju layu dari bunga potong adalah dengan
merendam ujung bunga potong dalam air. Metode tersebut tidak efektif karena
pembusukan pada bagian yang terendam air semakin cepat. Untuk mengatasi hal
tersebut kita memelukan pengembangan produk dan strategi pengembangan produk
yang efektif.
Untuk mengatasi masalah tersebut, disini saya akan membuat rancangan strategi
pengembangan produk untuk para pengusaha bunga yang sudah saya terapkan
terhadap usaha saya sendiri yang bernama troisflorist.

Pada gambar di atas menunjukan tahapan pengembangan produk dimulai dari


menganalisis kebutuhan pelanggan. Disini akan dilakukan penganalisisan mengenai
kebutuhan pelanggan terhadap pengembangan dari desain produk yang akan
dilakukan agar lebih terkonsep baik dari segi desain maupun kebutuhan pelanggan.
Kemudian muncul beberapa gagasan dan penyaringan ide serta evaluasi terhadap
beberapa teori penelitian. Lalu melakukan analisis bisnis dan pengembangan strategi
pemasaran dimana permasalahan pada kasus di atas yakni berlangsung pada saat
pandemic Corona, lalu barulah melakukan pengembangan produk dari beberapa
analisis di atas sesuai dengan konsep yang sudah di rencanakan. Tahap akhir ada
pengujian pasar, dapat dilakukan setelah melaksanakan pengembangan design produk
dan komersialisasi yang menjadikan suatu produk sebagai barang dagangan.
Ada beberapa cara untuk mengolah bunga agar saat layu tidak langsung dibuang,
salah satu nya yaitu dengan mengeringkan bunga - bunga tersebut. Mengeringkan
bunga dengan menjemurnya, cara ini adalah cara yang paling sederhana namun tidak
mengurangi nilai jual, bahkan harga bunga kering saat ini jauh lebih mahal ketimbang
bunga hidup. Pertama, tangkai bunga yang telah dipotong, dihilangkan daun yang
tidak diinginkan, lalu bagilah bunganya menjadi beberapa tandan kecil dan ikatlah
ujung batang
dengan tali, benang atau karet gelang, gantungkan bunga dalam posisi terbalik
ditempat yang hangat, kering dan gelap. Harus ditempat yang kering agar bunganya
tidak membusuk dan tetap dapat mempertahankan warnanya. Jika diletakkan di
ruangan yang terang, cahaya dapat memudarkan warna bunga. Metode ini biasanya
memakan waktu beberapa minggu. Lamanya waktu akan bervariasi tergantung jenis
bunga, pengeringannya, kelembaban dan suhu ruangan. Periksalah bunga setiap 2-3

hari sekali.
Berikut pengembangan design produk yang sudah di hasilkan :

Cara-cara yang diuraikan diatas akan menghasilkan bunga kering yang rapuh sehingga
harus dilindungi oleh bahan lain agar dapat dinikmati keindahannya; sementara
metode yang dikembangkan kedepannya dapat menghasilkan bunga yang tetap alami,
tidak rapuh, masih dapat dipegang dan dapat tampak segar dalam waktu yang lama.
Metode tersebut adalah dengan merendamnya dalam cairan gliserin untuk jangka
waktu tertentu tergantung dari jenis bunga yang akan diolah, kemudian bunga tersebut
ditimbun dalam campuran silika gel dan pasir Zanzibar. Penelitian terhadap berbagai
bunga dan komposisi gliserin, silika gel serta pasir Zansibar telah dilakukan dan
menghasilkan produk inovasi berupa bunga yang tidak lagi mengandung air tetapi
tetap lentur, tidak rapuh bila disentuh dan warna tetap alami serta dapat bertahan segar
untuk jangka waktu yang lama. Nilai jual dari bunga yang telah diolah atau sering
disebut preserved flower saat ini cukup tinggi karena sebagian besar produk yang
dijual merupakan produk import. Upaya bisnis untuk memberdayakan bunga lokal
sehingga dapat bernilai jual tinggi menjadi sebuah tantangan tersendiri, sehingga
metode yang telah dikembangkan ini akan mendorong pengrajin atau toko bunga
mempergunakan bunga yang telah diolah dibandingkan bunga segar karena ketahanan
terhadap kelayuan sangat tinggi. Preserved flower merupakan upaya mengubah bunga
yang hampir layu dan tidak berharga menjadi produk yang bernilai jual. Sebagai
bunga alternatif dalam perangkaian bunga, preserved flower sangat menarik karena
mempunyai penampilan seperti bunga segar. Pengembangan untuk membuat
preserved flower bagi aneka jenis bunga dan tanaman harus terus dilakukan untuk
mendapatkan parameter waktu pencelupan dan penimbunan yang optimal serta
disusun tabel proses berbagai bunga dan tanaman.

Anda mungkin juga menyukai