PEMBAHASAN
1. PengertianPenyakit HIV/AIDS
HIV (Human Immuno-deficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS yang
menyerang sel darahputih manusia yang
merupakanbagianterpentingdarisistemkekebalantubuhmanusia. AIDS (Aquired
Immune Deficency Syndrome)
adalahsuatusindromaataukumpulantanda/gejalapenyakit yang
terjadiakibattertular/terinfeksi virus HIV yang merusaksistemkekebalantubuh,
bukankarenaditurunkanataudibawasejaklahir. (Kementerian Negara
Pemberdayaan Perempuan RI, 2008)
2. Etiologi HIV/AIDS
HIV/AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II,
LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus
( HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan
oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T. Virus ini
ditransmisikan melalui kontak intim (seksual), darah atau produk darah yang
terinfeksi. Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi
retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang
pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya
disebut HIV. AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria
maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagihan obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system
tubuh, dan manifestasi neurologist.
Cara penularan HIV:
1. Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah
terinfeksi. Kondom adalah satu–satunya cara dimana penularan HIV dapat
dicegah.
2. Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah dimana
darah tersebut belum dideteksi virusnya atau pengunaan jarum suntik yang tidak
steril.
3. Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan
seseorang yang telah terinfeksi.
4. Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa
kehamilan atau persalinan dan juga melalui menyusui.
Penularan secara perinatal
1. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV pada bayi yang
dikandungnya.
2. Penularan dari ibu terjadi terutama pada saat proses melahirkan, karena pada
saat itu terjadi kontak secara lansung antara darah ibu dengan bayi sehingga
virus dari ibu dapat menular pada bayi. 7 3. Bayi juga dapat tertular virus HIV
dari ibu sewktu berada dalam kandungan atau juga melalui ASI 4. Ibu dengan
HIV dianjurkan untuk ASI
3. Gejala HIV pada Ibu Hamil atau Wanita
Ibu hamil atau wanita yang terinfeksi virus HIV biasanya akan mengalami
beberapa keluhan masalah kesehatan. Pada wanita, gangguan reproduksi akibat
virus ini dapat terjadi seperti gangguan siklus haid, infeksi radang panggul
bahkan kemungkinan terkenanya kanker serviks.
Berikut ini tahapan gejala HIV pada ibu hamil atau wanita:
A. Tahap Pertama
Orang yang terinfeksi virus HIV akan mengalami sakit mirip seperti flu,
beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan. Kemudian,
setelah kondisi tersebut, HIV dapat tidak menimbulkan gejala apa pun selama
beberapa tahun. Fase ini disebut sebagai serokonversi.
Gejala HIV yang paling umum terjadi adalah:
1. Demam
2. Tenggorokan sakit
3. Muncul ruam
4. Pembengkakan noda limfa
5. Diare
6. Kelelahan
7. Nyeri otot dan sendi
Namun, gejala HIV di atas bisa saja merupakan gejala dari penyakit lain. Untuk
mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak, harus dilakukan tes
HIV. Semakin cepat kondisi diketahui, maka tingkat keberhasilan pengobatan
akan semakin tinggi.
B. Tahap Kedua
Setelah gejala awal menghilang, biasanya HIV tidak menimbulkan gejala lebih
lanjut selama bertahun-tahun. Dalam periode ini infeksi HIV berlangsung tanpa
menimbulkan gejala.
Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Pengidap akan tetap
merasa sehat. Bahkan, ia bisa saja sudah menularkan infeksi kepada orang lain.
Tahap ini dapat berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
C. Tahap Ketiga
Tahap ini disebut juga sebagai tahap HIV simtomatik. Apabila pengidap HIV
tidak mendapat penanganan tepat, virus akan melemahkan tubuh dengan cepat.
Pada tahap ketiga ini, pengidap lebih mudah terserang penyakit serius. Tahap
akhir ini dapat berubah menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome).
Berikut adalah gejala-gejala HIV yang muncul:
1. Demam terus menerus lebih dari sepuluh hari
2. Merasa lelah setiap saat
3. Sulit bernapas
4. Diare parah
5. Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, dan vagina
6. Muncul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang
7. Hilang nafsu makan sehingga berat badan turun drastic
6. UpayaPenanggulangan HIV/AIDS
Upayakegiatanpenanggulangan HIV/AIDS
dilakukansebagaiupayameningkatkanpengetahuan yang benar dan
komprehensifmengenaipencegahanpenularan HIV/AIDS, menghilangkan stigma
dan diskriminasimelaluipromosikesehatan. Salah satupromosikesehatan yang
terintegrasi pada pelayanankesehatanyaitupemeriksaanasuhan antenatal. (Ina
Kuswanti. 2021)
7. Program PPIA
PPIA merupakanbagiandariupayapengendalian HIV-AIDS dan IMS
lainnyamelaluipelayanan KIA. Pada saatitu, upaya yang dilakukanterfokus pada
penyusunanpedomannasional, penyusunanmodulpelatihan, pelatihan PPIA,
pembentukanjejaringpelayanan dan memulaipembenahansistempencatatan dan
pelaporan. Pada waktuitupemeriksaan HIV pada ibuhamilhanyadilakukan pada
ibudenganperilakuberisiko. (Kemenkes RI, 2015)