1. Kode etik profesi adalah suatu sistem peraturan atau perangkat prinsip-prinsip keprilakuan yang telah diterima oleh kelompok orang-orang yang tergabung dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu.
2. Profesi adalah posisi yang dipegang oleh orang-orang
yang mempunyai dasar pengetahuan dan keterampilan dan sikap khusus tertentu dan mendapat pengakuan dan masyarakat sebagai suatu keahlian. Peta Konsep (Beberapa 3. Etos yaitu sumber-sumber nilai yang dijadikan rujukan 1 istilah dan definisi) di modul dalam pemilihan dan keputusan perilaku, merupakan bidang studi tuntutan internal untuk berperilaku etis dalam mewujudkan unjuk kerja yang baik dan produktif.
4. Loyalitas kerja merupakan kondisi internal dalam bentuk
komitmen dan pekerja terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan pekerjaannya, sekaligus merupakan landasan dan haluan berperilaku kerja dalam bentuk kesediaan untuk mengikuti dan menaati hal-hal yang menjadi keharusannya.
1. Pemaparan mengenai keterbatasan kode etik, disertai
dengan solusi atas keterbatasan tersebut yaitu bahwa pekerjaan keguruan memerlukan kode etik agar layanan terlaksana secara profesional dan akuntabel, pernyataan bahwa keterbatasan kode etik di atasi dengan kode etik ini Daftar materi bidang studi menjadi sulit difahami. 2 yang sulit dipahami pada modul 2. Disebutkan dalam modul bahwa Etika kerja dan etos kerja sangat menentukan perwujudan loyalitas kerja. Artinya, mereka yang menaati etika kerja dan memiliki etos kerja yang tinggi dan kuat, cenderung akan memiliki loyalitas kerja yang baik. sebenarnya mana yang ada terlebih dahulu, etika kerja, etos kerja ataukah loyalitas kerja.
1. Adanya Kode Etik juga bermakna sebagai suatu ikatan
komitmen dan pernyataan untuk mematuhinya dan kesiapan atas kemungkinan adanya kosekuensi jika terjadi kelalaian terhadapnya, namun dalam kode etik Guru berdasar AD/ART PGRI tidak dicantumkan konsekuensi yang dimaksud. Daftar materi yang sering 3 mengalami miskonsepsi 2. Demikian juga Alasan adanya Kode Etik adalah Untuk dalam pembelajaran melindungi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan berdasarkan perundang- undangan yang berlaku. Namun dalam rumusan kode Etik Guru Indonesia yang berdasar AD/ART PGRI sepertinya tidak dicantumkan dasar kekuatan hukum yang melindungi profesi guru.