Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PROFESI

NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA SAAT MENGHADAPI PELATIHAN


BASIC TRAUMA CARDIAC LIFE & SUPPORT (BTCLS)

NASKAH PUBLIKASI
“ Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan “

Oleh :
Andi Susilo
ST171005

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI
PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA SAAT MENGHADAPI
PELATIHAN BASIC TRAUMA CARDIAC LIFE & SUPPORT (BTCLS)

1
Andi Susilo, 2Happy Indri Nurhapsari, 3Sahuri Teguh Kurniawan
1) Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Andisusilo26@yahoo.co.id
2) Dosen Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
3) Dosen Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Abstrak

Mahasiswa keperawatan merupakan seorang calon perawat yang turut serta dalam
pemberian asuhan keperawatan, sehingga perlu dibekali kemampuan perawatan pasien sedini
mungkin untuk mencegah kesalahan yang dapat menyebabkan insiden keselamatan pasien.
Pada Program Profesi Ners mahasiswa dituntut harus mampu memliki ketrampilan khusus
dengan dibuktikan menggunakan sertifikat pelatihan. Ketrampilan khusus ini salah satunya
yaitu Basic Life Support (BLS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat
kecemasan mahasiswa program studi profesi Ners STIKes Kusuma Husada Surakarta saat
menghadapi pelatihan BTCLS.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi pada penelitian
ini adalah semua mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKes Kusuma Husada Surakarta
yang mengikuti pelatihan BTCLS sebanyak 87 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel 87 responden. Teknik
analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat.
Hasil uji univaariat didapatkan tingkat kecemasan mahasiswa program studi profesi
Ners STIKes Kusuma Husada Surakarta saat menghadapi ujian praktik pelatihan BTCLS
dengan nilai mean 49,31 dan standar deviasi sebesar 21,717. Kesimpulan pada penelitian ini
adalah gambaran tingkat kecemasan mahasiswa program studi profesi Ners STIKes Kusuma
Husada Surakarta saat menghadapi pelatihan BTCLS pada tingkat kecemasan sedang.

Kata Kunci : Mahasiswa, Pelatihan, BTCLS, Kecemasan


Daftar Pustaka : 38 (2007-2017)

2
NURSING STUDY PROGRAM
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019

Andi Susilo

DESCRIPTION OF THE LEVEL OF ANXIETY OF STUDENT PROGRAMS


NERS STIKES PROFESSION KUSUMA HUSADA SURAKARTA WHEN
FACING BTCLS TRAINING

ABSTRACT

Nursing students are prospective nurses who participate in providing nursing


care, so it needs to be equipped with abilities patient care as early as possible to
prevent errors that can causing incidents of patient safety. In the Student Professional
Profession Program required to be able to possess special skills with proven use
training certificates. One of these special skills is namely Basic Life Support (BLS).
This study aims to describe the picture anxiety level of STIKes professional study
program students Kusuma Husada Surakarta when facing BTCLS training.
This study uses a quantitative descriptive approach. Population at this
research is all STIKes Professional Study Program students Kusuma Husada
Surakarta who attended BTCLS training as many as 87 people. The sampling
technique was done using the total method sampling with a sample size of 87
respondents. The analysis technique used in this study using univariate analysis.
The results of the univariate test found the anxiety level of the study program
students Ners STIKes Kusuma Husada Surakarta profession when facing a practice
exam BTCLS training with a mean of 49.31 and a standard deviation of 21.717. The
conclusion of this study is a description of student anxiety levels Professional study
programs at STIKes Kusuma Husada Surakarta when facing BTCLS training at
moderate anxiety levels.

Keywords : Students, Training, BTCLS, Anxiety


Bibliography : 38 (2007-2017)

3
I. PENDAHULUAN 1 tahun pendidikan profesi keperawatan
Mahasiswa keperawatan sebanyak 10,84% (32.189) (Kemenkes,
merupakan seorang calon perawat yang 2017). Program Studi Pendidikan Ners
turut serta dalam pemberian asuhan terdiri dari dua tahap yang bersifat
keperawatan, sehingga perlu dibekali sekuensial yaitu tahap program
kemampuan perawatan pasien sedini akademik yang lebih menekankan pada
mungkin untuk mencegah kesalahan pemberian landasan akademik yang
yang dapat menyebabkan insiden kokoh dan tahap profesi yang
keselamatan pasien. Mahasiswa perlu merupakan proses sosialisasi
mengintegrasikan pelaksanaan profesional. Sosialisasi untuk
keselamatan pasien dalam proses melaksanakan praktek keperawatan
pembelajaran klinik yang dilakukan profesional adalah proses nilai dan
kepada pasien (Hayajneh, 2011). norma profesi keperawatan
Profesi keperawatan di Indonesia diinternalisasikan dalam perilaku dan
mengalami perkembangan yang konsep diri perawat. Proses mahasiswa
demikian pesat. Perkembangan ini atau peserta didik pendidikan tinggi
memberi dampak berupa perubahan keperawatan menjadi perawat
sifat pelayanan keperawatan dari profesional akan dilaksanakan di
pelayanan vokasional menjadi wahana praktek baik di setting klinik
profesional yang berpijak pada maupun komunitas sehingga terjadi
penguasaan iptek keperawatan interaksi antara mahasiswa dengan
termasuk dalam pelayanan mereka yang memiliki norma serta nilai
keperawatan. Perubahan ini tidak serta- profesi keperawatan. Mahasiswa akan
merta diterima oleh masyarakat. memperoleh pengetahuan, ketrampilan
Fenomena ini tentunya harus dan karakteristik sikap profesi serta
menumbuhkan sikap optimis pada diri belajar berespon kepada lingkungan
perawat, yang diikuti pembuktian sesuai yang diharapkan dan sesuai
eksistensi profesi keperawatan tuntutan akhlak (Khoiriyati, 2016).
(Rakhmawati, 2011) Mahasiswa Program Profesi Ners
Profil kesehatan Indonesia dituntut harus mampu memliki
Desember tahun 2016 mencatat jumlah ketrampilan khusus dengan dibuktikan
keseluruhan total perawat 296.876 menggunakan sertifikat pelatihan.
orang, dan perawat ners merupakan Ketrampilan khusus ini salah satunya
perawat lulusan S1 keperawatan dengan yaitu Basic Life Support (BLS).

4
Pengetahuan dan skill yang Kecemasan (ansietas) merupakan
berhubungan dengan Basic Life situasi yang menggambarkan keadaan
Support (BLS) adalah salah satu khawatir, gelisah, takut, tidak tentram
prasyarat yang harus dimiliki oleh disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan
seorang mahasiswa dalam tersebut dapat terjadi atau menyertai
melaksanakan praktik klinik kondisi situasi kehidupan dan berbagai
keperawatan gadar kritis (AIPNI, gangguan kesehatan (Dalami et al,
2015). Standar capaian pembelajaran 2009). Menurut Suprajitno (2012)
mahasiswa profesi ners di STIKes Kecemasan dapat timbul dengan
Kusuma Husada Surakarta berdasarkan intensitas yang berbeda-beda, tingkatan
AIPNI (2015) bahwa mahasiswa harus ini terbagi menjadi kecemasan ringan,
mampu menguasai prinsip dan sedang, berat hingga menimbulkan
penanganan trauma (Basic Life kepanikan dari individu itu sendiri,
Support/BLS) pada kondisi terkadang dapat menimbulkan halangan
kegawatdaruratan dan bencana. Kondisi untuk melakukan suatu pekerjaan.
tersebut di atas, mendorong STIKes Penelitian Rizka (2009)
Kusuma Husada membuat kebijakan dikatakan bahwa terdapat hubungan
dalam Buku Panduan Kurikulum antara kecemasan dengan prestasi
Program Profesi Ners No PA/LPM- belajar pada remaja. Sebanyak 33,3%
SPMI/KEP/1.1.01 bahwa setiap remaja mengalami kecemasan sedang
mahasiswa tingkat terakhir perlu dan sebanyak 66,7% mengalami
mengikuti pelatihan Basic Life kecemasan ringan. Remaja yang
Support (BLS) ataupun Basic Trauma mengalami kecemasan sedang
Cardiac Life Support (BTCLS). cenderung mempunyai nilai prestasi
(STIKes Kusuma Husada, 2016). belajar yang kurang baik dibandingkan
Pelatihan BTCLS digunakan dengan remaja yang mengalami
sebagai salah satu syarat wajib bagi kecemasan ringan. Hasil penelitian
mahasiswa Profesi Ners untuk dapat tersebut menunjukkan bahwa dampak
melakukan praktik klinik profesi ners. kecemasan dapat mempengaruhi proses
Mahasiswa dituntut untuk dapat lulus belajar seseorang tentang suatu hal.
dari segi pengetahuan dan ketrampilan Penelitian Arisandy (2018)
tentang BTCLS sehingga hal tersebut menunjukkan karakteristik perawat
menjadi stressor yang menimbukan rasa (usia, pendidikan, jenis kelamin, masa
kecemasan pada mahasiswa. kerja) dengan tingkat kecemasan

5
perawat dalam mengatasi pasien Gaduh dengan jumlah sampel 87 responden.
Gelisah. Kecemasan dapat dipengerahi Teknik analisa yang digunakan pada
oleh beberapa hal seperti keyakinan penelitian ini adalah dengan
terhadap kemampuan diri sendiri, menggunakan analisa univariat.
dukungan dari orang lain serta
mekanisme koping atau modelling saat
menghadapi sesuatu yang menimbulkan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kecemasan (Linayaningsih, 2007). 1. Karakteristik Responden
Hasil studi pendahuluan pada Tabel 1 Karakteristik responden
mahasiswa peserta BTCLS tahun 2018 berdasarkan jenis kelamin (n : 87)
menunjukkan bahwa 8 dari 10 Jenis kelamin f (%)
mahasiswa mengalami kecemasan Laki-laki 23 26,4
karena akan menghadapi ujian BTCLS Perempuan 64 73,6
serta merasa khawatir jika ujiannya Total 87 100
tidak lulus. Karakteristik responden
Dari latar belakang maka peneliti berdasarkan jenis kelamin yang
tertarik untuk melakukan penelitian paling banyak yaitu perempuan
dengan judul “Gambaran Tingkat sebanyak 64 orang (73,6%). Hasil
Kecemasan Mahasiswa Program Studi penelitian ini sama dengan hasil
Profesi Ners STIKes Kusuma Husada penelitian Rakhmawati & Widodo
Surakarta Saat Menghadapi Pelatihan (2010) yang menunjukkan
BTCLS ” karakteristik responden yang
mengalami kecemasan berdasarkan
jenis kelamin paling banyak adalah
II. METODOLOGI perempuan sebanyak 62 orang
Penelitian ini menggunakan (72,1%). Hasil penelitian Anggraini
pendekatan kuantitatif deskriptif. (2014) menunjukkan bahwa
Populasi pada penelitian ini adalah karakteristik responden yang paling
semua mahasiswa Program Studi banyak mengalami kecemasan
Profesi Ners STIKes Kusuma Husada adalah perempuan sebanyak 105
Surakarta yang mengikuti pelatihan orang (67,3%).
BTCLS sebanyak 87 orang. Teknik Kaplan dan Sadock (2015)
pengambilan sampel dilakukan dengan menyatakan kecemasan terjadi lebih
menggunakan metode total sampling banyak pada wanita. Perempuan

6
memilki tingkat kecemasan yang deviasi 5,706. Hasil penelitian ini
tinggi karena akibat dari reaksi saraf sama dengan hasil penelitian
otonom yang berlebihan dengan Rakhmawati & Widodo (2010)
naiknya sistem simpatis, naiknya yang menunjukkan karakteristik
norepineprin, terjadi peningkatan responden yang mengalami
pelepasan kotekalamin, dan adanya kecemasan berdasarkan umur
gangguan regulasi serotonergik yang adalah paling banyak berumur 22
abnormal. Trismiati (2016) tahun tahun yakni sebanyak 31
mengatakan bahwa perempuan lebih orang (36%). Rata-rata umur
mudah merasa cemas dibandingkan produktif dibawah 25 tahun
laki-laki karena laki-laki lebih aktif, menjadi usia-usia dimana
eksploratif, sedangkan perempuan seseorang menempuh pendidikan
lebih sensitif. strata 1 sehingga pada usia tersebut
Peneliti menyimpulkan bahwa masih banyak yang menempuh
penelitian ini menunjukkan pendidikan.
mayoritas responden yang paling Hasil penelitian Haynes
banyak mengalami kecemasan saat (2009) yang menyatakan bahwa
menghadapi pelatihan BTCLS faktor usia muda mudah terkena
adalah perempuan. Kecemasan yang stress dan cemas. Manuaba (2008)
timbul pada perempuan akibat menyatakan bahwa usia muda
adanya reaksi otonom yang berlebih lebih mudah terkena tekanan
yang disebabkan karena terlalu (stres) psikologis dan cemas,
memikirkan hasil dan khawatir tidak karena kesiapan mental dan jiwa
lulus serta rasa sensitif yang yang belum matang serta
berlebihan kurangnya pengalaman. Hal ini
sejalan dengan teori Kaplan dan
Tabel 2 Karakterstik responden Sadock (2017) yang menyatakan
berdasarkan umur (n=87) bahwa gangguan kecemasan dapat
Variabel Mean SD terjadi pada semua usia, lebih
Umur 25,37 5,706 sering pada usia muda dan dewasa
Karakteristik responden (21-45 tahun). Peneliti
berdasarkan umur yang paling menyimpulkan bahwa penelitian
banyak adalah umur 23 dengan ini menunjukkan mayoritas
nilai mean 25,37 dan nilai standar responden adalah usia muda

7
sehingga lebih mudah terkena mengancam dan berbahaya.
tekanan yang menyebabkan stress Kecemasan yang dialami dalam
psikologis yang ditandai dengan situasi semacam itu memberi isyarat
adanya kecemasan yang dirasakan. secara visual kepada makhluk hidup
agar melakukan tindakan
2. Distribusi tingkat kecemasan mempertahankan diri untuk
mahasiswa program studi profesi menghindar atau mengurangi bahaya
Ners STIKes Kusuma Husada atau ancaman (Anwar 2017).
Surakarta saat menghadapi ujian Menjadi cemas pada tingkat tertentu
praktik pelatihan BTCLS dapat dianggap sebagai bagian dari
Tabel 3 Distribusi tingkat respon normal untuk mengatasi
kecemasan mahasiswa masalah sehari-hari. Kecemasan
program studi profesi Ners yang berlebihan dan tidak sebanding
STIKes Kusuma Husada dengan situasi dapat dianggap
Surakarta saat sebagai hambatan dan dikenal
menghadapi ujian praktik sebagai masalah klinis (Anwar
pelatihan BTCLS 2017).
Variabel Mean SD Tingkat kecemasan ringan
kecemasan 49,31 21,717 yang dialami oleh responden
Tingkat kecemasan menurut Stuart (2011) berhubungan
mahasiswa program studi profesi dengan ketegangan yang dialami
Ners STIKes Kusuma Husada dalam kehidupan sehari-hari sebagai
Surakarta saat menghadapi ujian dampak adanya stressor dari luar,
praktik pelatihan BTCLS yang dan kecemasan ini meningkatkan
paling banyak adalah tingkat lapangan persepsi, dapat memotivasi
kecemasan pada nilai 50 dengan belajar, dan menghasilkan
nilai mean 49,31 dan standar deviasi pertumbuhan serta kreativitas.
sebesar 21,71 menggunakan alat Kecemasan adalah kekhawatiran
ukur VAS-A (Visual Analogue Scale yang tidak jelas dan menyebar, yang
of Anxiety). Gangguan kecemasan berkaitan dengan perasaan yang
dianggap berasal dari suatu tidak pasti dan ketidakaberdayaan.
mekanisme pertahanan diri yang Keadaan emosi yang dialami tidak
dipilih secara alamiah oleh makhluk memiliki objek secara spesifik,
hidup bila menghadapi sesuatu yang kecemasan dialami secara subjektif

8
dan dikomunikasikan secara tidak terkendali mengakibatkan
interpersonal dan berada dalam timbulnya perasaan akan terjadinya
suatu rentang. Tingkat kecemasan hal buruk, dan perilaku motorik
yang dialami tergantung reaksi dari yang tidak terkendali
diri mereka sendiri dan lama menyebabkan mahasiswa menjadi
paparan terhadap situasi atau objek gugup dan gemetar saat menghadapi
yang memiliki kapasitas untuk ujian dan pelatihan (Stuart, 2011).
menyebabkan, mengungkapkan, Tingkat kecemasan yang
kecemasan menjadi gangguan ketika dialami mahasiswa dipengaruhi oleh
konsistensi dan intesitasnya mampu rasa takut dan khawatir jika tidak
melemahkan dan mengganggu lulus dalam pelatihan BTCLS
kehidupan dari seseorang (Arisandy, sehingga nilai rata-rata kecemasan
2018). mahasiswa mencapai 49,31 dari
Penelitian Syarifah (2013) rentang 0-100. Hal ini menunjukkan
menunjukkan bahwa mayoritas bahwa ketakutan yang dialami oleh
mahasiswa mengalami kecemasan mahasiswa mampu memberikan
ringan sebanyak 22 responden dampak kecemasan yang tinggi.
(50,3%). Kecemasan yang dialami Tingkat kecemasan yang dialami
mahasiswa dipengeruhi oleh dipengaruhi karena mayoritas
perasaan khawatir dan waspada berjenis kelamin perempuan akibat
untuk menyelesaikan sebuah tugas adanya reaksi otonom yang berlebih
serta adanya stressor persepsi yang disebabkan karena terlalu
tentang kegagalan dalam memikirkan hasil dan khawatir tidak
menyelesaikan tugas. Rasa takut dan lulus serta rasa sensitif yang
stressor yang ada pada mahasiswa berlebihan. Tingkat kecemasan juga
membuat mereka merasa cemas dipengaruhi karena mayoritas
dalam menghadapi sebuah ujian dan berusia 23 tahun sehingga sehingga
pelatihan. Kecemasan menghadapi lebih mudah terkena tekanan yang
ujian dipicu oleh kondisi pikiran, menyebabkan stress psikologis yang
perasaan dan perilaku motorik yang ditandai dengan adanya kecemasan
tidak terkendali. Manifestasi yang dirasakan
kognitif yang tidak terkendali
menyebabkan pikiran menjadi
tegang, manifestasi afektif yang

9
IV. SIMPULAN Anggraini, Ira.2014. Hubungan antara
1. Karakteristik responden tingkat kecemasan dengan
berdasarkan jenis kelamin yang perilaku masturbasi pada
paling banyak adalah perempuan mahasiswa Fakultas Kedokteran
sebanyak 64 orang (73,6%) dengan Tahun Pertama. Jurnal Media
umur yang paling banyak umur 23 Medika Muda
tahun. Anwar, Astrid I.D. (2010). Hubungan
2. Tingkat kecemasan mahasiswa self efficacy dengan kecemasan
program studi profesi Ners STIKes insight yang telah diperoleh dalam
Kusuma Husada Surakarta saat situasi berbicara di depan umum
menghadapi ujian praktik pelatihan pada perkuliahan mahasiswa
BTCLS dengan nilai mean 49,31 fakultas psikologi usu 2. Medan :
dan standar deviasi sebesar peluang mortalitas Universitas
21,717. Sumatera Utara
Anggraeini, N. (2018). Gambaran tingkat
V. DAFTAR PUSTAKA kecemasan pada mahasiswa
AIPNI, (2015), Panduan Preceptorship tingkat tiga D-III Keperawatan
Pada Pendidikan Profesi Ners. dalam menghadapi uji kompetensi
AIPNI, (2015), Kurikulum Inti di Universitas Pendidikan
Pendidikan Ners Indonesia. JURNAL
Alimul Hidayat, Aziz. 2011. Metode PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Penelitian Kebidanan dan Teknik INDONESIA, 1(2), 131-139.
Analisis Data. Jakarta: Salemba Arisandy, Widya.2018. Karakteristik
Medika. perawat dengan tingkat kecemasan
American Heart Association. (2015). Part dalam mengatasi pasien gaduh
5: Adult Basic Life Support and gelisah di Rumah Sakit Ernaldi
Cardiopulmonary Resusitation Bahar Sumatera Selatan. GASTER
Quality: 2015 American Heart Vol. XVI No. 1
Association Guidelines Updated Berg, R.A., Hemphill, R., Abella, B.S.,
for Cardiopulmonary Resusitation Aufderheide, T.P., Cave, D.M.,
and Emergency Cardiovascular Halzinski, M.F., et al. (2010). Part
Care. AHA Journals, 132 (18) : 5: Adult basic life support: 2010
415-435 American Heart Association
guidelines for cardiopulmonary

10
resuscitation and emergency Kemenkes (2013). Ringkasan Eksekutif
cardiovascular care. Circulation, data dan Informasi Kesehatan
122. Provinsi
Dalami,E. et al. (2009). Asuhan Sulawesi Utara.
Keperawatan Jiwa Dengan www.depkes.go.id/downloads/kun
Masalah Psikososial. Jakarta: CV. ker/ sulut.pdf.
Trans Info Media Khoiriyati, A. (2016). Perawatan
Dharma (2011) Metodologi Penelitian Spiritual dalam Keperawatan :
Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Sebuah
Info Media. Pendekatan Sitematik. Universitas
Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stres Muhammadiyah Yogyakarta:
Cemas Dan Depresi. Jakarta: Yogyakarta
FKUI. Kindler, C. H., Harms, C., Amsler, F.,
Hayajneh, F. (2011). Role model clinical Ihde-Scholl, T., & Scheidegger,
instructor as perceived by D. (2000). The visual analog
Jordanian nursing students.
scale allows effective
Journal of Research in Nursing,
measurement of preoperative
16(1), 23–32.
anxiety and detection of
http://doi.org/10.1177/1744987110
patients’ anesthetic
364326
Kaplan, H.I & Saddock, B.J. 2017.
concerns. Anesthesia &

Sinopsis Psikiatri 8 th ed. Bina Analgesia, 90(3), 706-712.


Rupa Aksara. Jakarta Laoh, J. M., & Rako, K. Gambaran

Kemenkes, RI. (2011). MTKI, Pedoman Pengetahuan Perawat Pelaksana

Uji Kompetensi. [Online]. Dalam Penanganan Pasien Gawat

Tersedia:http://www.webh Darurat Di Ruangan Igdm Blu

akli.com/attachments/article Rsup. Prof. Dr. R. D Kandou

e/85/Pedoman% Anggraeni, Manado. Jurnal Ilmiah Perawat

NJurnal Pendidikan Keperawatan Manado, 3(2).

Indonesia 1(2) : 131-139 (2015) Linayaningsih, Fitria, 2007, Kecemasan

139 Pada Mahasiswa Psikologi

0Uji%20Kompetensi.pdf.html Universitas Katolik Soegijapranata


Dalam Mengerjakan Skripsi,
Semarang: Fakultas Psikologi

11
Universitas Katolik motivasi mahasiswa sarjana
Soegijapranata. keperawatan untuk melanjutkan
Manuaba.2008.Sikap Manusia: Teori dan pendidikan profesi ners di
Pengukurannya. Edisi Kedua Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Surakarta.
Masfuri. et al. (2012). Pedoman latihan Rankin, A., et al. (2013). Can Emergency
uji kompetensi perawat. Jakarta: Nurses Triage Skills Be Improved
Pengurus pusat PPNI By
Millar, K., Jelicic, M., Bonke, B., & Online Learning Result Of An
Asbury, A. J. (1995). Assessment Experiment. Journal Of
of preoperative anxiety: Emergency Nursing
comparison of measures in patients Rizka. (2009). Hubungan Kecemasan
awaiting surgery for breast dengan Prestasi Belajar pada
cancer. British Journal of Remaja Putri
Anaesthesia, 74(2), 180-183. dengan Obesitas pada Remaja
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Putri dengan Obesitas di SMU 1,
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. SMU 2
Rineka Cipta dan SMU 10 Padang Tahun 2009.
Pusbankes 118. (2013). Penanggulan Tesis, Fakultas Kedokteran
Penderita Gawat Darurat (PPGD). Simamora, H. (2007). Manajemen
Basic Trauma And Cardiac Sumber Daya Manusia, cetakan
Support (BTCLS). Yogyakarta : kedua. Yogyakarta: Sekolah
Persi DIY. Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Rakhmawati, Nur.2011. Faktor–Faktor STIKes Kusuma Husada, (2016). Buku
Yang Mempengaruhi Motivasi panduan profesi Ners
Mahasiswa Sarjana Keperawatan Stuart, G. Progran W., & Laraia. (2007).
Untuk Melanjutkan Pendidikan Principles and Practice of
Profesi Ners Di Universitas Psychiatric Nursing .Elsevier
Muhammadiyah Surakarta.Skripsi. Mosby, Alih Bahasa Budi Santosa:
Fakultas ilmu Kesehatan Philadelphia.
Universitas Muhammadiyah Stuart, G. W. (2013). Buku Saku
Surakarta Keperawatan Jiwa. Edisi 5, Alih

Rakhmawati, N., & Widodo, A. (2012). Bahasa Ramona P. Kapoh & Egi

Faktor–faktor yang mempengaruhi komara Yudha, EGC: Jakarta.

12
Suprajitno.2012.Asuhan Keperawatan Nursing. Edisi 4. Philadelphia :
Keluarga Aplikasi dalam F.A Davis Company.
Praktik.Jakarta: Penerbit Buku Trismiati. 2016. Perbedaan Tingkat
Kedokteran EGC Kecemasan Antara Pria dan
Syarifah, S.N.2013. Gambaran Tingkat Wanita Akseptor Kontrasepsi
Kecemasan Mahasiswa Mantap di RSUP dr Sarjito
Keperawatan saat Menghadapi Yogyakarta. Palembang :
Ujian Skill Lab di Universitas Universitas Bina Dharma
Islam Negeri Syarif Hidatullah World Health Statistics Report, 2011.
Jakarta.Skripsi. Universitas Islam Global Nursing Numbers.
Negeri Syarif Hidatullah. Jakarta www.learningnurse.org/index.php/
Townsend, C. M. (2008). Essensials of libr ary/nurse-numbers
Psychiatric Mental Health

13

Anda mungkin juga menyukai