Anda di halaman 1dari 5

Silahkan diskusikan mengenai Permintaan Faktor

Produksi Menurut Anggapan Pasar Output

Permintaan Faktor Produksi Menurut Anggapan Pasar Output


a. Persaingan Murni di Pasar Output
Permintaan faktor produksi pada kasus pertama, yaitu persaingan murni di pasar output.
Permintaan akan sebuah faktor produksi tergantung pada kapasitasnya untuk memproduksi
suatu barang dan harganya. Dengan kata lain, faktor produksi yang mempunyai produktivitas
tinggi untuk memproduksi barang yang harganya tinggi, mempunyai permintaan yang tinggi
pula, dan demikian sebaliknya. Selain itu, meskipun suatu input mempunyai produktivitas tinggi
untuk memproduksi suatu barang, tetapi bila tidak seorang pun bersedia membeli produknya
maka tak ada permintaan akan input tersebut.
Bagaimana produktivitas suatu faktor produksi serta nilai atau harga produk menentukan
permintaan faktor produksi tersebut. Besarnya Produk Fisik Marjinal (Marginal Physical Product
= MPP) akan menurun dengan makin banyaknya satuan input yang digunakan dalam proses
produksi, keadaan ini menunjukkan berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang Menurun,
sejak penggunaan satuan faktor produksi variabel yang pertama. Di sini perusahaan
menggun4an satu macam faktor produksi atau tepatnya faktor produksi variabel yaitu tenaga
kerja bersama-sama dengan sejumlah tertentu kapital (seperti pabrik beserta mesin-mesin dan
peralatan). Karena perusahaan menghadapi pasar persaingan murni di pasar produk maka
harga output tetap tidak berubah berapa pun jumlah output yang diproduksi dan dijual.
Produk Pendapatan Marjinal (Marginal Revenue Product = MRP) merupakan tambahan
pendapatan total yang diperoleh untuk setiap tambahan input sebesar satu satuan. Atau
dengan kata lain, MRP adalah tambahan pendapatan total yang diperoleh karena dipekerjakan
tambahan satu satuan faktor produksi variabel. MRP diperoleh dengan mengurangi Pendapatan
Total yang diperoleh dengan menggunakan atau mempekerjakan (t) satuan faktor produksi
variabel dengan Pendapatan Total yang diperoleh dengan menggunakan (t-1) satuan faktor
produksi variabel.

b. Monopoli Murni di Pasar Output


Ini merupakan kasus kedua dibandingkan kasus pertama, di sini harga output menurun bila
semakin banyak output yang diproduksi dan dijual. Dalam kasus ini, produsen adalah
perusahaan monopolis murni yang bisa mempengaruhi harga pasar dengan mengubah
kuantitas output yang ditawarkan.
Permintaan tenaga kerja di mana pasar output merupakan pasar monopoli murni, terlihat harga
output turun bila output yang diproduksi dan ditawarkan bertambah. Harga output per satuan
harus diturunkan agar perusahaan monopolis dapat menjual lebih banyak yang merupakan
tambahan pendapatan akibat digunakannya satu satuan tambahan tenaga kerja. Pada
perusahaan yang bergerak di pasar persaingan murni, bila tenaga kerja yang digunakan naik
maka MRP perusahaan turun hanya karena turunnya MPP, sementara harga output tetap
meskipun kuantitas output bertambah. Tetapi MRP perusahaan monopolis murni turun lebih
cepat daripada penurunan MRP perusahaan pesaing murni. MRP perusahaan monopolis murni
turun karena dua sebab, yaitu karena penurunan Produk Fisik Marjinal dan karena penurunan
harga produk sementara output yang diproduksi bertambah.
Untuk menyederhanakan, misalkan perusahaan monopolis membeli faktor produksi di pasar
persaingan murni, untuk mencapai keuntungan maksimal, perusahaan harus menggunakan
tenaga kerja sampai tingkat di mana MRP = ME. Karena pasar tenaga kerja merupakan pasar
persaingan murni maka tingkat upah tak berubah berapa pun kuantitas yang diminta.

Pustaka BMP/BA Digital: Mansoer, Faried Widjaya. 2019. Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 2.
Halaman 7.5-7.11.
Pustaka: Inisiasi 6

Permintaan Faktor Produksi Menurut Anggapan Pasar Output

Seperti juga output maka input atau faktor-faktor produksi pun mempunyai harga yang


ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Penawaran berasal dari sector rumsh tangga
konsumen dan permintaan dating dari sector produsen yang menggunakan untuk
memproduksi output karena itu, permintaan faktor produksi disebut permintaan turunan.
Permintaan faktor produksi tak lepas dari pasar output atau produk yang diproduksi yang
menggunakan faktor produksi tersebut. Ada empat kasus dasar kemungkinan bentuk pasar
yang dihadapi oleh perusahaan di pasar input dan output.

Berbagai Kemungkinan Bentuk Pasar Input dan Pasar Output

Macam Kedua Pasar Faktor Produksi Pasar Produk

(Input) (Output)

Pertama Persaingan murni Persaingan murni

Kedua Persaingan murni Monopoli

Ketiga Monopsoni Persaingan murni

Keempat Monopsoni Monopoli murni

Permintaan Faktor Produksi Menurut Anggapan Pasar Output :

a. Persaingan Murni di Pasar Output

Permintaan faktor produksi pada kasus pertama, yaitu persaingan murni di pasar output.
Permintaan akan sebuah faktor produksi tergantung pada kapasitasnya untuk memproduksi
suatu barang dan harganya. Dengan kata lain, faktor produksi yang mempunyai produktivitas
tinggi untuk memproduksi barang yang harganya tinggi, mempunyai permintaan yang tinggi
pula, dan demikian sebaliknya. Selain itu, meskipun suatu input mempunyai produktivitas tinggi
untuk memproduksi suatu barang, tetapi bila tidak seorang pun bersedia membeli produknya
maka tak ada permintaan akan input tersebut.
Bagaimana produktivitas suatu faktor produksi serta nilai atau harga produk menentukan
permintaan faktor produksi tersebut. Besarnya Produk Fisik Marjinal (Marginal Physical
Product = MPP) akan menurun dengan makin banyaknya satuan input yang digunakan dalam
proses produksi, keadaan ini menunjukkan berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang
Menurun, sejak penggunaan satuan faktor produksi variabel yang pertama. Di sini perusahaan
menggun4an satu macam faktor produksi atau tepatnya faktor produksi variabel yaitu tenaga
kerja bersama-sama dengan sejumlah tertentu kapital (seperti pabrik beserta mesin-mesin dan
peralatan). Karena perusahaan menghadapi pasar persaingan murni di pasar produk maka
harga output tetap tidak berubah berapa pun jumlah output yang diproduksi dan dijual.

Produk Pendapatan Marjinal (Marginal Revenue Product = MRP) merupakan tambahan


pendapatan total yang diperoleh untuk setiap tambahan input sebesar satu satuan. Atau
dengan kata lain, MRP adalah tambahanpendapatan total yang diperoleh karena dipekerjakan
tambahan satu satuan faktor produksi variabel. MRP diperoleh dengan mengurangi Pendapatan
Total yang diperoleh dengan menggunakan atau mempekerjakan (t) satuan faktor produksi
variabel dengan Pendapatan Total yang diperoleh dengan menggunakan (t-1) satuan faktor
produksi variabel.

b. Monopoli Murni di Pasar Output

Di sini harga output menurun bila semakin banyak output yang diproduksi dan dijual. Dalam


kasus ini, produsen adalah perusahaan monopolis murni yang bisa mempengaruhi harga pasar
dengan mengubah kuantitas output yang ditawarkan.

Permintaan tenaga kerja di mana pasar output merupakan pasar monopoli murni, terlihat


harga output turun bila output yang diproduksi dan ditawarkan bertambah. Harga output per
satuan harus diturunkan agar perusahaan monopolis dapat menjual lebih banyak yang
merupakan tambahan pendapatan akibat digunakannya satu satuan tambahan tenaga kerja.
Pada perusahaan yang bergerak di pasar persaingan murni, bila tenaga kerja yang digunakan
naik maka MRP perusahaan turun hanya karena turunnya MPP, sementara harga output tetap
meskipun kuantitas output bertambah. Tetapi MRP perusahaan monopolis murni turun lebih
cepat daripada penurunan MRP perusahaan pesaing murni. MRP perusahaan monopolis murni
turun karena dua sebab, yaitu karena penurunan Produk Fisik Marjinal dan karena penurunan
harga produk sementara output yang diproduksi bertambah.

Untuk menyederhanakan, misalkan perusahaan monopolis membeli faktor produksi di pasar


persaingan murni, untuk mencapai keuntungan maksimal, perusahaan harus menggunakan
tenaga kerja sampai tingkat di mana MRP = ME. Karena pasar tenaga kerja merupakan pasar
persaingan murni maka tingkat upah tak berubah berapa pun kuantitas yang diminta.

c. Perubahan Kurva dan Elastisitas Permintaan Faktor Produksi

1. Perubahan kurva permintaan faktor produksi

Ada  tiga  hal  yang  mempengaruhi  kurva  permintaan  input  yaituproduktivitas, harga pasar
produk yang diproduksi dengan menggunakan input tersebut, serta harga input-input lain.
Perubahan kurva permintaan input disebabkan oleh hal-hal tersebut.
- Perubahan permintaan produk. Perubahan permintaan produk menyebabkan perubahan
harga, dan selanjutnya mempengaruhi skedul MRP karena permintaan faktor produksi
merupakan permintaan turunan.

- Perubahan produktivitas. Hal ini pada gilirannya dipengaruhi oleh kuantitas faktor produksi lain
yang digunakan bersama dengan faktor produksi tersebut, tingkat teknologi dan perbaikan
kualitas faktor produksi itu sendiri.

- Harga faktor produksi lain. Penggunaan beberapa input dalam proses produksi menimbulkan


hubungan antara input-input tersebut yang bisa merupakan hubungan substitusi (saling
mengganti) atau hubungan komplementer (saling melengkapi). Dalam batas-batas tertentu,
umumnya input-input dapat saling mengganti, bila harga barang-barang kapital turun maka
perusahaan akan mengganti tenaga kerja dengan mesin-mesin agar dapat memproduksi
dengan kombinasi biaya terendah, karena itu permintaan tenaga kerja akan mengalami
penurunan, ini disebut sebagai efek substitusi. Tetapi ada efek lain yang disebut efek output.
Efek ini bisa dijelaskan sebagai berikut, karena harga mesin-mesin turun, sementara tingkat
upah tetap, biaya produksi turun. Perusahaan bisa menjual produk lebih banyak. Dengan
memproduksi output lebih banyak akan menaikkan permintaan faktor produksitermasuk tenaga
kerja. Jadi, efek substitusi diimbangi oleh efek output. Bila efek output lebih kecil daripada efek
substitusi seperti pada umumnya terjadi, maka penurunan harga barang-barang kapital atau
kenaikan tingkat upah menyebabkan permintaan tenaga kerja turun, tetapi bila efek output lebih
besar daripada efek substitusi maka akibatnya adalah sebaliknya.

Bila hubungan antar faktor produksi adalah komplementer yaitu saling melengkapi dalam
proses produksi suatu produk, yang dalam situasi khusus faktor tersebut dikombinasikan secara
proporsional, maka penurunan harga suatu faktor produksi akan menyebabkan kenaikan
permintaannya dan juga akan menaikkan permintaan faktor produksi komplemennya,
sementara harga faktor produksi komplemen tetap.

2. Elastisitas permintaan faktor produksi

Dalam hubungannya dengan variabel-variabel yang mempengaruhi. Dengan demikian, harus


dibedakan antara perubahan jumlah faktor produksi yang diminta (yang ditunjukkan oleh
pergeseran antar titik sepanjang kurva permintaan) dan perubahan permintaan (yang
ditunjukkan oleh pergeseran kurva permintaan). Variabel-variabel yang mempengaruhi
elastisitas harga permintaan faktor produksi adalah sebagai berikut.

1. Tingkat penurunan MRP. Ini ditentukan oleh MPP. Bila MPP tenaga kerja turun secara
lambat maka MRP akan turun dengan lambat pula. Karena MRP merupakan kurva permintaan
faktor produksi, maka kurva permintaan tersebut sangat elastis, demikian pula sebaliknya bila
MPP dan juga MRP turun secara cepat maka permintaan faktor produksi tak elastis.

 2. Derajat penggantian faktor produksi. Semakin banyak tersedia barang


substitusi input tersebut maka semakin elastis permintaannya.

 3. Elastisitas permintaan produk. Semakin besar elastisitas permintaan akan produk yang
diproduksi dengan menggunakan suatu faktor produksi maka semakin besar elastisitas
permintaannya. Penurunan harga sedikit saja atas produk yang permintaannya elastis akan
menyebabkan penurunan output cukup banyak, dan karena itu juga akan menurunkan kuantitas
berbagai input yang diminta dalam jumlah cukup besar.

Nisbah biaya input dengan besarnya biaya total Semakin besar porsi atau bagian biaya
produksi total yang dikeluarkan untuk suatu input, katakanlah tenaga kerja, maka semakin
besar pula elastisitas permintaan input tersebut. Bila biaya tenaga kerja mencakup 3/4 dari
besarnya biayaproduksi total, maka kenaikan upah akan menyebabkan kenaikan biaya yang
cukup besar. Kenaikan harga mengakibatkan penurunan penjualan serta penurunan
permintaan tenaga kerja dalam jumlah besar. Demikian sebaliknya, bila biaya tenaga kerja
merupakan, porsi kecil dari biaya produksi total.

d. Permintaan Beberapa Faktor Produksi Lain

Analisis permintaan input sejauh ini dilakukan dengan menganggap perusahaan menggunakan


satu faktor produksi variable saja. Selanjutnya akan diuraikan permintaan oleh perusahaan
yang menggunakan beberapa fakor produksi. Untuk penyederhanaan, disini dianggap
perusahaan hanya menggunakan dua faktor produksi variable yaitu tenaga kerja dan capital.

Referensi : BMP ESPA4111 Pengantar Ekonomi Mikro dan Materi Inisiasi 6

Anda mungkin juga menyukai