Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan 11 dan 12

BAB V
METODE HARGA POKOK VARIABEL (VARIABLE COSTING)

A. PERBANDINGAN METODE FULL COSTING DENGAN METODE VARIABLE


COSTING
Metode full costing maupun variable costing merupakan penentuan harga pokok
produksi. Perbedaan pokok yang ada di antara kedua metode tersebut yaitu perlakuan
terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap, perlakuan terhadap biaya produksi ini
mempunyai akibat pada: Perhitungan harga produksi, dan penyajian laporan laba rugi.
Perbedaan metode full costing dengan metode variable costing ditinjau dari sudut penentu
harga produksi, Full Costing atau sering pula disebut obsorption , atau Conventional Costing
adalah Metode penentu harga produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, baik
yang berperilaku tatap maupun variabel kepada Produk.
Dalam metode full Costing, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap
maupun variabel dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan
di muka pada kapasitas normal atau atas dasar overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena
itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persedian produk dalam
proses dan persedian produk yang belum laku dijual dan baru dianggap sebagai biaya (unsur
harga pokok penjualan) apabila produk jadi tersebut sudah terjual.
Karena Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan di muka pada kapsitas normal, jika dalam suatu periode biaya ovehead
sesungguhnya dengan yang dibebankan dan akan terjadi pembebanan overhead lebih
(verapplied factory overhead) atau pembebanan biaya overhead kurang (underapplied
factory overhead). Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual
maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tersebut digunakan untuk
mengurangi atau menambah harga produk yang masih dalam persedian tersebut (baik produk
yang berupa proses, maupun yang sudah jadi). Jika dalam suatu periode akuntansi tidak
terjadi pembebanan overhead pabrik lebih atau kurang dan pabrik tetap tidak mempunyai
pengaruh terhadap rugi–laba sebelum produk laku dijual.
Metode Full Costing menunda biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya
sampai saat produk yang bersangkutan dijual, penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari
terjadinya biaya yang sama dalam periode yang akan datang.

47
B. PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI METODE FULL COSTING DAN METODE
VARIABLE COSTING
Ditinjau dari penyajian laporan laba rugi, perbedaan pokok antara metode variable
costing dengan full costing adalah terletak pada klasifikasi pos-pos yang disajikan dalam
laporan laba rugi tersebut. Laporan laba rugi yang disusun dengan metode full costing
menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi-
fungsi pokok yang ada dalam perusahaan (functional-cost classification). Dengan demikian
laporan laba rugi metode full costing tampak pada gambar di bawah ini:
Lporan laba rugi Full Costing
Hasil penjualan Rp 500.000
Harga pokok penjualan (termasuk biaya overhead pabrik tetap) Rp 250.000
Laba bruto Rp 250.000
Biaya administrasi dan umum Rp 50.000
Biaya Pemasaran Rp 75.000
Rp 125.000
Laba bersih usaha Rp 125.000
Laporan laba rugi tersebut di atas menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya
dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, pemasaran, dan
fungsi administrasi dan umum. Di lain pihak laporan laba rugi metode variable costing lebih
menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan (classification by cost behaviour). Sehingga laporan laba rugi
metode variable costing tampak sebagai berikut:
Laporan laba rugi variable costing
Hasil penjualan Rp 500.000
Dikurangi biaya variabel:
Biaya produksi variabel Rp 150.000
Biaya pemasaran Variabel Rp 50.000
Biaya administrasi & variabel Rp 30.000
Rp 230.000
Laba Konstribusi (contribution margin) Rp 270.000
Dikurangi biaya tetap:
Biaya produksi tetap Rp 100.000
Biaya pemasaran tetap Rp 25.000
Biaya administrsi & Umum Rp 20.000
Rp 145.000
Laba Bersih usaha Rp 125.000
48
C. PERHITUNGAN LABA RUGI MENURUT METODE VARIABLE COSTING
PT. Anita memproduksi satu jenis produk. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada
produk atas dasar unit produk yang dihasilkan. Tarif biaya overhead pabrik dihitung atas
dasar kapasitas produksi normal per bulan sebanyak 200kg, dengan taksiran biaya overhead
pabrik variabel sebanyak Rp 800 dan biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp 1.600 sebulan.
Tarif standar biaya overhead pabrik tersebut berasal dari perhitungan berikut ini:
Tariff biaya overhead pabrik variabel : Rp 800 : 200 = Rp 4/kg
Tariff biaya overhead pabrik tetap : Rp 1.600 : 200 = Rp 8/kg
Berikut data biaya produksi PT. Anita pada bulan Januari, februari, dan maret:
Tabel 5.1
Data Biaya Produksi PT. Anita

Biaya produksi per unit menurut metode full costing dan variable costing nampak sebagai
berikut:

49
Dengan demikian perhitungan laba rugi menurut metode full costing dan variable
costing nampak sebagai berikut:
Tabel 5.2
Laporan Laba Rugi PT. Anita

D. PENGUMPULAN BIAYA DALAM METODE VARIABLE COSTING


Menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan, biaya dapat dibagi
menjadi tiga golongan: biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. Biaya tetap
adalah biaya yang dalam kisar perubahan kegiatan tertentu tidak berubah dengan adanya
perubahan volume kegiatan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel adalah biaya yang mengandung

50
unsur tetap dan unsur variabel, yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.
Jika perusahaan menggunakan variable costing di dalam akuntansi biaya produksinya,
biaya produksi dan biaya non-produksi perlu dipisahkan menurut perilakunya dalam
hubungannnya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam rekeninng buku besar perlu pula
disediakan rekening–rekeninng kontrol untuk menampung dan memisahkan biaya tetap dan
biaya variabel.
Oleh karena itu jika metode variable costing diterapkan dalam akuntansi biaya, didalam
buku besar perlu disediakan rekening–rekening kontrol berikut ini:
1. Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan
2. Biaya overhead pabrik sesungguhnya
3. Biaya overhead pabrik sesungguhnnya variabel
4. Biaya overhead pabrik sesungguhnya tetap
5. Biaya administrasi & umum
Biaya administrasi & umum variabel
Biaya administrasi & umum tetap
6. Biaya pemasaran
Biaya pemasaran variabel
Biaya pemasaran tetap

51

Anda mungkin juga menyukai