Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN PAI

BELAJAR TUNTAS DAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN


HASIL BELAJAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu: Hesti Aries Tina, S.Pd.I., M.Pd.

Kelompok 3

Disusun Oleh:

1. Whita Rizqy Rachmatika (23010190043)


2. Adawiyah (23010190012)
3. Agus Subekti (23010190237)

KELAS C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2021
KATA PENGANTAR
Bismilahirohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullohiwabarokatuh

Alhamdulillahhirobbil’alamin dengan mengucap puji syukur


kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa terlimpah
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata


kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI jurusan Pendidikan Agama Islam Institut
Agama Islam Negeri Salatiga Ibu Hesti Aries Tina, S.Pd.I., M.Pd. yang telah
membimbing dalam proses pembelajaran. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan
konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah
ini.
Harapannya melalui makalah ini mampu memberikan ilmu
pengetahuan mengenai “Belajar Tuntas Dan Penilaian Autentik Pada Proses
Dan Hasil Belajar”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan agar terciptanya pendekatan kepada taraf yang sempurna.
Semoga apa yang tersajikan dalam makalah ini berguna bagi pembaca pada
umumnya.

Wassalamu’alaikum warohmatullohiwabarokatuh

Salatiga, 14 September 2021

Penyusun
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B.


Rumusan Masalah ............................................................................... 1 C.
Tujuan Penulisan ................................................................................. 1 BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Definisi Dan Makna Belajar Tuntas .................................................... 3 B.


Definisi Dan Makna Asesmen Autentik ............................................. 4 C.
Asesmen Autentik Dan Tuntutan Kurikulum 2013 ............................ 5 D.
Asesmen Autentik Dan Belajar Autentik ............................................ 5 E.
Jenis-Jenis Asesmen Autentik ............................................................. 6 BAB III
PENUTUP ....................................................................................... 11

A. Kesimpulan ......................................................................................... 11 B.
Saran .................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar tuntas merupakan strategi pembelajaran yang dapat
dilaksanakan di dalam kelas, dan asumsi di dalam kondisi yang tepat semua
peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil
belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari.
Penilaian merupakan bagian yang sangat penting dan utama dari
proses pembelajaran. Penilaian dipandang sebagai salah satu faktor penting
dalam keberhasilan proses pembelajaran dan hasil belajar, dengan adanya
penilaian guru dapat melihat sejauh mana proses pembelajaran yang telah
dilakukannya apakah berhasil atau tidak berhasil. Standar Penilaian
Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan makna belajar tuntas ?
2. Apa definisi dan makna asesmen autentik ?
3. Bagaimana asesmen autentik dan tuntutan kurikulum 2013 ?
4. Bagaimana asesmen autentik dan belajar autentik ?
5. Apa saja jenis-jenis asesmen autentik ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan makna belajar tuntas.
2. Untuk mengetahui definisi dan makna asesmen autentik.
3. Untuk mengetahui asesmen autentik dan tuntutan kurikulum 2013.

1
Umi Salamah, Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan, EVALUASI, Vol. 2, No. 1, Maret
2018, hlm. 274.

1
4. Untuk mengetahui asesmen autentik dan belajar autentik.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis asesmen autentik.
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Dan Makna Belajar Tuntas


Belajar tuntas (mastery learning) merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas
seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran.2
Belajar tuntas dapat diartikan sebagai penguasaan (hasil belajar) siswa
secara penuh terhadap seluruh bahan yang dipelajari. Hal ini berlandaskan
kepada suatu gagasan bahwa kebanyakan siswa dapat menguasai apa yang
diajarkan di sekolah, bila pembelajaran dilakukan secara sistematis.3

Belajar tuntas (mastery learning) adalah filosofi pembelajaran yang


berdasar pada anggapan bahwa semua peserta didik dapat belajar bila
diberi waktu yang cukup dan kesempatan belajar yang memadai. Dalam
metode belajar tuntas, siswa tidak berpindah ke tujuan belajar selanjutnya
bila ia belum menunjukkan kecakapan dalam materi sebelumnya. Belajar
tuntas berdasar pada beberapa premis, diantaranya:

1. Semua individu dapat belajar


2. Orang belajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda
3. Dalam kondisi belajar yang memadai, dampak dari perbedaan
individu hampir tidak ada
4. Kesalahan belajar yang tidak dikoreksi menjadi sumber utama
kesulitan belajar.
Kurikulum belajar tuntas biasanya terdiri dari beberapa topik
berbeda yang mulai dipelajari oleh para siswa secara bersamaan. Belajar

2
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.
153.
3
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo
Offset, 2007), hlm. 95.
3
tuntas tidak berhubungan dengan isi topik, melainkan hanya dengan proses
penguasaannya.

B. Definisi dan Makna Asesmen Autentik

Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara


signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Istilah asesmen merupakan sinonim dari penilaian,
pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim
dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Dalam kehidupan akademik keseharian,
frasa asesmen autentik dan penilaian autentik sering dipertukarkan. Akan
tetapi, frasa pengukuran atau pengujian autentik, tidak lazim digunakan.
Secara konseptual asesmen autentik lebih bermakna secara signifikan
dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Dengan kata
lain asesmen autentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa dalam
bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang terjadi dalam
situasi atau konteks dunia nyata.4

Dalam American Librabry Association asesmen autentik


didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,
motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam
pembelajaran. Dalam Newton Public School, asesmen autentik diartikan
sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan
pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Wiggins mendefinisikan
asesmen autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas
aktifitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas
artikel, memberikan analisa oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan
antarsesama melalui debat, dan sebagainya.

4
Siti Zahrok, Asesmen Autentik Dalam Pembelajaran Bahasa, Jurnal Sosial Humaniorah,
Vol. 2 No. 2, November 2019, hlm. 170.

4
C. Asesmen Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
Asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan
ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013. Kata lain dari asesmen autentik adalah penilaian kinerja,
portofolio, dan penilaian proyek.

Asesmen autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru


mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik,
serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari
proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang
kriteria kinerja. Asesmen autentik sering digambarkan sebagai penilaian
atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan
mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.
Asesmen autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik,
bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka
sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.

D. Asesmen Autentik dan Belajar Autentik


Asesmen Autentik menicayakan proses belajar yang Autentik pula.
Menurut Ormiston belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan
masalah yang dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di luar
sekolah atau kehidupan pada umumnya.

Asesmen autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula.


Menurut Ormiston belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan
masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah. Asesmen
Autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran
langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka
panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian
atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang

5
kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan
respon peserta didik atas perolehan sikap, keteampilan, dan pengetahuan
yang ada. Dengan demikian, asesmen autentik akan bermakna bagi guru
untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil
akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda.

Data asesmen autentik digunakan untuk berbagai tujuan seperti


menentukan kelayakan akuntabilitas implementasi kurikulum dan
pembelajaran di kelas tertentu. Data asesmen autentik dapat dianalisis
dengan metode kualitatif, kuanitatif, maupun kuantitatif.

E. Jenis-jenis Asesmen Autentik


Dalam rangka melaksanakan asesmen autentik yang baik, guru
harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Penilaian otentik
menurut jenisnya ada empat (4) yaitu: Penilaian kinerja, Penilaian proyek,
Penilaian portofolio, dan Penilaian tertulis.5 Beberapa jenis asesmen
autentik disajikan berikut ini:

1. Penilaian Kinerja
Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta
didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai.
Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik
menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan
untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Ada beberapa cara
berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja:

a. Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau


tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang
harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.
5
Asrul, dkk, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Cipustaka Media, 2014), hlm. 35.

6
b. Catatan anekdot atau narasi (anecdotal/narative records). Digunakan
dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan
oleh masing-masing peserta didik selama melakukan tindakan.
c. Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan
menggunakan skala numerik berikut predikatnya.
d. Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru
dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu,
dengan tanpa membuat catatan.
Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam
berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan
tertentu. Untuk menilai keterampilan berbahasa peserta didik, dari aspek
keterampilan berbicara.

Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian


kinerja. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur
kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.Teknik penilaian-diri
bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif.

2. Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan


penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik
menurut periode atau waktu tertentu. Selama mengerjakan sebuah
proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk
mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu,
pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan
perhatian khusus dari guru, diantaranya:

a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan


mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

7
b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
c. Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang
dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan
produk proyek. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen
daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat
dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

3. Penilaian Portofolio

Berkaitan dengan tujuan penilaian portofolio, tiap item dalam


portofolio harus memiliki suatu nilai atau kegunaan bagi peserta didik
dan bagi orang yang mengamatinya. Guru dan peserta didik harus sama
sama memahami maksud, mengapa suatu item (artefak) dimasukkan
kedalam koleksi portofolio. Selain itu, sangat diperlukan komentar dan
refleksi baik dari guru ataupun pengamat tertentu yang memiliki
keterkaitan dengan artefak yang dikoleksi.6

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak


yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari
dunia nyata. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan
yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan
atau kemajuan belajar peserta didik. Maka, seperti dikemukakan oleh
Callison portofolio sebagai salah satu asesmen otentik tepat dipakai

6
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual, Panduan
Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 118.

8
7
dalam penilaian proses. Penilaian portofolio dilakukan dengan
menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini:

a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. b. Guru


atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. f. Jika
memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.

4. Penilaian Tertulis

Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat,memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah
dipelajari. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan
memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan
teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama.
Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat
mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi
atau kompleks.

Tes tertulis yang digunakan guru banyak fariasinya yang mana


digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi pengetahuan

7
Nurgiyantoro, Burhan, Penilaian Otentik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2011), hlm. 36

9
(kognitif) peserta didik, ter tertulis terdiri dari: soal pilihan ganda, isian,
jawaban singkat (pendek), benar-salah, penjodohan, dan uraian.8
8
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan
Anak Usia Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 263.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar tuntas (mastery learning) dapat diartikan sebagai
penguasaan (hasil belajar) siswa secara penuh terhadap seluruh bahan yang
dipelajari. Dalam metode belajar tuntas, siswa tidak berpindah ke tujuan
belajar selanjutnya bila ia belum menunjukkan kecakapan dalam materi
sebelumnya.
Dalam American Librabry Association asesmen autentik
didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,
motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam
pembelajaran.
Asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan
ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013. Karena, asesmen semacam ini mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
Asesmen autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula.
Menurut Ormiston belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan
masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah. Penilaian
otentik menurut jenisnya ada empat (4) yaitu: Penilaian kinerja, Penilaian
proyek, Penilaian portofolio, dan Penilaian tertulis.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk
perbaikan makalah ini. Harapan pemakalah, semoga makalah ini dapat
memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua.
11
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2007. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Asrul, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Cipustaka Media. Burhan,
Nurgiyantoro. 2011. Penilaian Otentik. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Komputer Dan Kontektual,
Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah, Dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Salamah, Umi. 2018. Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan. Evaluasi. Vol. 2,
No. 1.
Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia
Dini TK/RA, dan Anak Usia Awal SD/MI. Jakarta: Kencana.
Widiyanto, Joko. 2018. Evaluasi Pembelajaran. Madiun: UNIPMA PRESS.
Zahrok, Siti. 2019. Asesmen Autentik Dalam Pembelajaran Bahasa. Jurnal Sosial
Humaniorah. Vol. 2, No. 2.
12

Anda mungkin juga menyukai