Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING

20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

A. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90
mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang
sebelumnya normotensi. Bila ditemukan tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg) pada ibu
hamil, lakukan pemeriksaan kadar protein urin dengan tes celup urin atau protein urin 24
jam dan tentukan diagnosis.

B. Klasifikasi
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis seteiah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
2. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria
3. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejang-keiang danlatau koma
4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia adalah hipertensi kronik disertai
tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria
5. Hipertensi gestasional (disebur juga transient lrypertension) adalah hipertensi yang
timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipenensi menghilang setelah 3
bulan pascapersaiinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia retapi tanpa
proteinuria

C. Faktor Risiko
Faktor risiko dapat dikelompokkan dalam sebagai berikut:
1. Primigravida, primiparernims.
2. Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes
mellitus, hidrops fetalis, bayi besar
3. Umur yang ekstrim
4. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
5. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas
D. Patofisiologi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini beium diketahui dengan jelas. Banyak
teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada
satu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak
dianut adalah:
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
4. Teori adaptasi kardiovaskuiarori genetik
5. Teori defisiensi gizi
6. Teori inflamasi

Preeklampsia
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra,
dan postpartum. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi
preekiampsia ringan dan preeklampsia berat. Pembagian preeklampsia menjadi berat dan
ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali
ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan
jatuh daiam koma. Gambaran klinik preeklampsia bervariasi luas dan sangat individual.
Kadang-kadang sukar untuk menentukan gejala preeklampsia mana yang timbul lebih
dahulu. Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul pada preeklampsia ialah edema,
hipertensi, dan terakhir proteinuria; sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam
urutan di atas, dapat dianggap bukan preeklampsia. Dari semua gejala tersebut, timbulnya
hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting. Namun, sayangnya
penderita seringkali tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh
adanya gangguan nyeri kepala, gangguan penglihatan, atau nyeri epigastrium, maka
penyakit ini sudah cukup lanjut.

 Preeklampsia ringan
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
o Definisi
Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan
menumnnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah
dan aktivasi endotel.
o Diagnosis
Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi
disertai proteinuria dan/atau edema setelah kehamilan 20 minggu.
 Hipertensi: sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik ≥ 30 mmHg
dan kenaikan diastolik ≥ 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria
preeklampsia.
 Proteinuria: ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1 + dipstik.
 Edema: edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia, kecuali
edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata
o Manajemen umum preeklampsia ringan
Pada setiap kehamilan disertai penyulit suatu penyakit, maka selalu
dipertanyakan, bagaimana:
 sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat-obatan, atau terapi
medikamentosa
 sikap terhadap kehamilannya; berarti mau diapakan kehamilan ini .
 apakah kehamilan akan diteruskan sampai aterm?
Disebut perawatan kehamilan "konservatif" atau "ekspektatif"
 apakah kehamilan akan diakhiri (diterminasi)?
Disebut perawatan kehamilan "aktif" atau "agresif"
o Tujuan utama perawatan preeklampsia
Mencegah kejang, perdarahan intrakranial, mencegah gangguan fungsi organ
vital, dan melahirkan bayi sehat. o
o Rawat jalan (ambulatoir)
Ibu hamil dengan preeklampsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan.
Dianjurkan ibu hamil banyak istirahat (berbaring/tidur miring), tetapi tidak harus
mutlak selalu tirah baring.
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
Pada umur kehamilan di atas 20 minggu, tirah baring dengan posisi miring
menghilangkan tekanan rahim pada v. kava inferior, sehingga meningkatkan
aiiran darah balik dan akan menambah curah jantung. Hal ini berarti pula
meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital. Penambahan aliran darah ke
ginjal akan meningkatkan filtrasi glomeruli dan meningkatkan diuresis. Diuresis
dengan sendirinya meningkatkan ekskresi natrium, menurunkan reaktivitas
kardiovaskular, sehingga mengurangi vasospasme. Peningkatan curah jantung
akan meningkatkan pula aliran darah rahim, menambah oksigenasi plasenta, dan
memperbaiki kondisi janin dalam rahim.
Pada preeklampsia tidak perlu dilakukan restriksi garam sepanjang fungsi ginjal
masih normal. Pada preeklampsia, ibu hamil umumnya masih muda, berarti
fungsi ginjal masih bagus, sehingga tidak perlu restriksi garam. Diet yang
mengandung 2g natrium atau 4-6g NaCl (garam dapur) adalah cukup. Kehamilan
sendiri lebih banyak membuang garam lewat ginjal, tetapi pertumbuhan janin
justeru membutuhkan lebih banyak konsumsi garam. Bila konsumsi garam
hendak dibatasi, hendaknya diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak,
berupa susu atau air buah.
Diet diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam secukupnya, dan
roboransia pranatal.
Tidak diberikan obat-obat diuretik, antihipertensi, dan sedatif. Dilakukan
pemeriksaan laboratorium Hb, hematokrit, fungsi hati, urin lengkap, dan fungsi
ginjal.
o Rawat inap (dirawat di rumah sakit)
Pada keadaan tertentu ibu hamil dengan preeklampsia ringan perlu dirawat di
rumah sakit. Kriteria preeklampsia ringan dirawat di rumah sakit, ialah (a) bila
tidak ada perbaikan : tekanan darah, kadar proteinuria selama 2 minggu; (b)
adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda preeklampsia berat. Selama di
rumah sakit dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorik. Pemeriksaan
kesejahteraan janin, berupa pemeriksaan USG dan Doppler khususnya untuk
evaluasi pertumbuhan janin dan jumlah cairan amnion. Pemeriksaan nonstress
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
test dilakukan 2 kali seminggu dan konsultasi dengan bagian mata, janrung, dan
lain-lain.
o Perawatan obstetrik yaitu sikap terhadap kehamilannya Menurut \Williarns,
kehamilan preterm ialah kehamilan antara 22 minggu sampai < 37 minggu32.
Pada kehamilan preterm (< 37 minggu), bila rekanan darah mencapai
normotensif, selama perawatan, persalinannya ditunggu sampai arerm. Sementara
itu, pada kehamilan aterm (> 37 minggu), persalinan ditunggu sampai terjadi
onset persaiinan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada
taksiran tanggal persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara spontan; bila perlu
memperpendek kala II.
 Preeklampsia berat
o Definisi
Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5g/24
jam.
o Diagnosis
o Diagnosis ditegakkan berdasar kriteria preeklampsia berat sebagaimana tercantum
di bawah ini. Preeklampsia digolongkan preeklampsia berat bila ditemukan satu
atau lebih gejala sebagai berikut:
 Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110
mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat
di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring.
 Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif.
 Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam.
 Kenaikan kadar kreatinin plasma.
 Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma
dan pandangan kabur.
 Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat
teregangnya kapsula Glisson).
 Edema paru-paru dan sianosis.
 Hemolisis mikroangiopatik.
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
 Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mml atau penurunan trombosit dengan
cepat.
 Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular): peningkatan kadar alanin
dan aspartate aminotransferase
 Pertumbuhan ianin intrauterin yang terhambat.
 Sindrom HELLP.
o Pembagian preeklampsia berat
Preeklampsia berat dibagi menjadi (a) preeklampsia berat tanpa impending
eklampsia dan (b) preeklampsia berat dengan impending eklampsia. Disebut
impending eklampsia bila preeklampsia berat disertai gejala-gejala subjektif
berupa nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium,
dan kenaikan progresif tekanan darah.
o Perawatan dan pengobatan preeklampsia berat
Pengelolaan preeklampsia dan eklampsia mencakup pencegahan kejang,
pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan, pelayanan suportif terhadap penyulit
organ yang terlibat, dan saat yang tepat untuk persalinan.
o Monitoring selama di rumah sakit
Pemeriksaan sangat teliti diikuti dengan observasi harian tentang tanda-tanda
klinik berupa: nyeri kepala, gangguan visus, nyeri epigastrium, dan kenaikan
cepat berat badan. Selain itu, perlu dilakukan penimbangan berat badan,
pengukuran proteinuria, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan laboratorium,
dan pemeriksaan USG dan NST.
o Manajemen umum perawatan preeklampsia berat
Perawatan preeclampsia berat sama halnya dengan perawatan preeklampsia
ringan, dibagi menjadi dua unsur:
 Sikap terhadap penyakitnya, yaitu pemberian obat-obat atau terapi
medisinalis.
 Sikap terhadap kehamilannya ialah:
Aktif: manajemen agresif, kehamilan diakhiri (terminasi) seriap saat bila
keadaan hemodinamika sudah stabil.
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
Sikap terhadap penyakit: pengobatan medikamentosa.
Penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap
dan dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri).
Perawatan yang penting pada preeklampsia berat ialah pengelolaan cairan karena
penderita preeklampsia dan eklampsia mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya
edema paru dan oliguria. Sebab terjadinya kedua keadaan tersebut belum jelas,
tetapi fakror yang sangat menentukan terjadinya edema paru dan oliguria ialah
hipovolemia, vasospasme, kerusakan sel endotel, penurunan gradien tekanan
onkotik koloid/pulmonary capillary wedge pressure.
OIeh karena itu, monitoring input cairan (melalui oral ataupun infus) dan output
cairan (melalui urin) menjadi sangat penting. Artinya harus dilakukan pengukuran
secara tepat berapa jumlah cairan yang dimasukkan dan dikeluarkan melalui urin.
Bila terjadi tanda-tanda edema paru, segera dilakukan tindakan koreksi. Cairan
yang diberikan dapat berupa (a) 5 % Ringer-dekstrose atau cairan garam faali
jumlah tetesan: < 1.25 cc/jam atau (b) Infus Dekstrose 5 % yang tiap 1 liternya
diselingi dengan infus Ringer laktat (60 - 125 cc/jam) 500 cc.
Dipasang Folat catheter untuk mengukur pengeluaran urin. Oliguria terjadi bila
produksi urin < 30 cc/jam dalam 2 - 3 jam atau < 500 cc/24 jam. Diberikan
antasida untuk menetralisir asam lambung sehingga bila mendadak kejang, dapat
menghindari risiko aspirasi asam lambung yang sangat asam. Diet yang cukup
protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam.
o Pemberian obat antikejang
 Obat antikejang adalah:
 MgSO4 .
 Contoh obat-obat lain yang dipakai untuk antikejang:
o Diasepam
o Fenitoin
Difenihidantoin obat antikejang untuk epilepsi telah banyak dicoba
pada penderita eklampsia.
Beberapa peneliti telah memakai bermacam-macam regimen. Fenitoin
sodium mempunyai khasiat stabilisasi membran neuron) cepat masuk
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
jaringan otak dan efek antikejang terjadi 3 menit setelah injeksi
intravena. Fenitoin sodium diberikan dalam dosis 15 mg/kg berat
badan dengan pemberian intravena 50 mg/menit. Hasilnya tidak lebih
baik dari magnesium sulfat. Pengalaman pemakaian Fenitoin di
beberapa senter di dunia masih sedikit.
 Bila terjadi refrakter terhadap pemberian MgSO4, maka diberikan salah satu
obat berikut: tiopental sodium, sodium amobarbital, diasepam, atau fenitoin.
o Diuretikum tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema paru-paru, payah
jantung kongestif atau anasarka. Diuretikum yang dipakai ialah Furosemida.
Pemberian diuretikum dapat merugikan, yaitu memperberat hipovolemia,
memperburuk perfusi utero-plasenta, meningkatkan hemokonsentrasi,
menimbulkan dehidrasi pada janin, dan menurunkan berat janin. .
o Pemberian antihipertensi.
Masih banyak pendapat dari beberapa negara tentang penentuan batas (cut off)
tekanan darah, untuk pemberian antihipertensi. Misalnya Belfort mengusulkan cut
off yang dipakai adalah ≥ 160/110 mmHg dan MAP ≥ 126 mmHg. Di RSU Dr.
Soetomo Surabaya batas tekanan darah pemberian anrihipertensi ialah apabila
rekanan sistolik ≥ 180 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥ 110 mmHg. Tekanan
darah diturunkan secara bertahap, yaitu penurunan awal 25 % dari tekanan sistolik
dan tekanan darah diturunkan mencapai < 160/105 atau MAP < 125. Jenis
antihipertensi yang diberikan sangat bervariasi.
o Edema paru
Pada preeklampsia berat, dapat terjadi edema paru akibat kardiogenik (payah
jantung ventrikel kiri akibat peningkatan arterload) atau non-kardiogenik (akibat
kerusakan sel endotel pembuluh darah kapilar paru). Prognosis preeklampsia berat
menjadi buruk bila edema paru disertai oliguria.
o Glukokortikoid
o Pemberian glukokortikoid untuk pematangan paru janin tidak merugikan ibu.
Diberikan pada kehamilan 32 - 34 minggu, 2 x 24 jam. Obat ini fuga diberikan
pada sindrom HELLP.
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
Sikap terhadap kehamilannya
Penelitian Duley, berdasar Cochrane Review, terhadap dua uji klinik, terdiri atas
133 ibu dengan preeklampsia berat hamil preterm, menyimpulkan bahwa belum
ada cukup data untuk memberi rekomendasi tentang sikap terhadap kehamilannya
pada kehamilan preterm.
Berdasar Villiams Obstetrics, ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan
gejala-gejala preeklampsia berat selama perawatan; maka sikap terhadap
kehamilannya dibagi menjadi:
1. Aktif (agressive management): berarti kehamilan segera diakhiri/diterminasi
bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa.
2. Konservatif (ekspektatif): berarti kehamilan tetap dipertahankan bersamaan
dengan pemberian pengobatan medikamentosa.

Eklampsia
 Gambaran klinik
Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai dengan kejang
menyeluruh dan koma. Sama halnya dengan preeklampsia, eklampsia dapat timbul pada ante,
intra, dan posrpartum. Eklampsia posrpartum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam
pertama setelah persalinan.
Pada penderita preeklampsia yang akan kejang, umumnya memberi gejala-gejala atau tanda-
tanda yang khas, yang dapat dianggap sebagai tanda prodoma akan terjadinya kejang.
Preeklampsia yang disertai dengan tanda-tanda prodoma ini disebut sebagai impending
eclampsia atau imminent eclampsia
 Diagnosis banding
Kejang pada eklampsia harus dipikirkan kemungkinan kejang akibat penyakit lain. Oleh
karena itu, diagnosis banding eklampsia menjadi sangat penting, misalnya perdarahan otak,
hipertensi, lesi otak, kelainan metabolik, meningitis, epilepsi iatrogenik. Eklampsia selalu
didahului oleh preeklampsia. Perawatan praratal untuk kehamilan dengan predisposisi
preeklampsia perlu ketat dilakukan agar dapat dikenal sedini mungkin gejala-gejala prodoma
eklampsia. Sering dijumpai perempuan hamil yang tampak sehat mendadak menjadi kejang-
keiang eklampsia, karena tidak terdeteksi adanya preeklampsia sebelumnya.
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
 Perawatan eklampsia
Perawatan dasar eklampsia yang utama ialah terapi suportif untuk stabilisasi fungsi vital,
yang harus selalu diingat Airway, Breathing Circwlation (ABC), mengatasi dan mencegah
kejang, mengatasi hipoksemia dan asidemia mencegah trauma pada pasien pada waktu
kejang, mengendalikan tekanan darah, khususnya pada waktu krisis hipertensi, melahirkan
janin pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat.
Perawatan medikamentosa dan perawaran suportif eklampsia, merupakan perawatan yang
sangat penting. Tujuan utama pengobatan medikamentosa eklampsia ialah mencegah dan
menghentikan kejang, mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis,
mencapai stabilisasi ibu seoptimal mungkin sehingga dapat melahirkan janin pada saat dan
dengan cara yang tepat.
 Pengobatan medikamentosa
o Obat antikejang
Obat antikejang yang menjadi pilihan peftama ialah magnesium sulfat. Bila dengan jenis
obat ini kejang masih sukar diatasi, dapat dipakai obat jenis lain, misalnya tiopental.
Diazepam dapat dipakai sebagai alternatif pilihan, namun mengingat dosis yang
diperlukan sangat tinggi, pemberian diazepam hanya dilakukan oleh mereka yang telah
berpengalaman.
o Magnesium sulfat (MgSO4)
Pemberian magnesium sulfat pada dasarnya sama seperti pemberian magnesium sulfat
pada preeklampsia berat. Pengobatan suportif terutama ditujukan untuk gangguan fungsi
organ-organ penting. Pada penderita yang mengalami kejang dan koma, nursing care
sangat penting, misalnya meliputi cara-cara perawatan penderita dalam suatu kamar
isolasi, mencegah aspirasi, mengatur infus penderita, dan monitoring produksi urin.
o Perawatan pada waktu kejang
Pada penderita yang mengalami kejang, tujuan pertama pertolongan ialah mencegah
penderita mengalami trauma akibat kejang-kejang tersebut. Dirawat di kamar isolasi
cukup terang, tidak di kamar gelap, agar bila terjadi sianosis segera dapat diketahui.
Penderita dibaringkan di tempat tidur yang lebar, dengan rail rcmpat tidur harus dipasang
dan dikunci dengan kuat. Selanjutnya masukkan sudap lidah ke dalam mulut penderita
dan jangan mencoba melepas sudap lidah yang sedang tergigit karena dapat mematahkan
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
gigi. Kepala direndahkan dan daerah orofaring diisap. Hendaknya dijaga agar kepala dan
ekstremitas penderita yang kejang tidak terlalu kuat menghentak-hentak benda keras di
se-kitarnya. Fiksasi badan pada tempat tidur harus cukup kendor, guna menghindari
fraktur. Bila penderita selesai kejang-kejang, segera beri oksigenasi
o Perawatan koma
o Perawatan edema paru
 Pengobatan obstetrik
Sikap terhadap kehamilan ialah semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri, tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin. Persalinan diakhiri bila sudah mencapai
stabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu. Pada perawatan pascapersalinan,
bila persalinan terjadi pervaginam, monitoring tanda-tanda vital dilakukan sebagaimana
lazimnya.
 Prognosis
Bila penderita tidak terlambat dalam pemberian pengobatan, maka gejala perbaikan akan
tampak jelas setelah kehamilannya diakhiri.

Sindroma HELLP
 Definisi klinik
Sindroma HELLP ialah preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan
enzim hepar, disfungsi hepar, dan trombositopenia.
H: Hemolysis
EL: Elevated Liver Enzyme
LP : Low Platelets Count
 Diagnosis
 Didahului tanda dan gejala yang tidak khas malaise, lemah, nyeri kepala, mual, muntah
(semuanya ini mirip tanda dan gejala infeksi virus)
 Adanya tanda dan gejala preeklampsia
 Tanda-tanda hemolisis intravaskular, khususnya kenaikan LDH, AST, dan bilirubin
indirek
 Tanda kerusakan/disfungsi sel hepatosit hepar: kenaikan ALT, AST, LDH
 Trombositopenia
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
Trombosit < 150.000/ml
Semua perempuan hamil dengan keluhan nyeri pada kuadran atas abdomen, ranpa
memandang ada tidaknya tanda dan gejala preekiampsia, harus dipertimbangkan
sindroma HELLP.
 Klasifikasi
o Berdasar kadar trombosit darah, maka sindroma HELLP diklasifikasi dengan nama
"Klasifikasi Mississippi''.
 Klas 1: Kadar trombosit : < 50.000/ml, LDH > 5OO IU/l, AST dan/atau ALT > 40 IU/l
 Klas 2: Kadar trombosit > 50.000 < 100.000/ml, LDH > 600 IU/l, AST dan/atau ALT >
40 IU/l
 KIas 3: Kadar trombosit > 100.000 < 150.000/ml LDH > 600 IU/l AST dan/atau ALT >
40TU/l
 Diagnosa banding
o Trombotik angiopati
o Kelainan konsumtif fibrinogen, misalnya: acute fatty liver of pregnancy, hipovolemia
berat / perdarahan berat ,sepsis
o Kelainan jaringan ikat: SLE
o Penyakit ginjal primer
 Terapi medikamentosa
Mengikuti terapi medikamentosa preeklampsia-eklampsia dengan melakukan monitoring
kadar trombosit tiap 12 jam. Bila trombosit < 50.000/ml atau adanya tanda koagulopati
konsumtif, maka harus diperiksa waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, dan
fibrinogen.
Pemberian dexamethasone rescue, pada antepartum diberikan dalam bentuk double strength
dexamethasone (double dose).
Jika didapatkan kadar trombosit < 100.000/ml atau trombosit 100.000 - 150.000/ml dengan
disertai tanda-tanda, eklampsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium, maka diberikan
deksametason 10 mg i.v. tiap 12 jam. Pada postpartum deksametason diberikan 10 mg i.v.
tiap 12 jam 2 kali, kemudian diikuti 5 mg i.v. tiap 12 jam 2 kali. Terapi deksametason
dihentikan, bila telah terjadi perbaikan laboratorium, yaitu trombosit > 100.000/ml dan
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
penurunan LDH serta perbaikan tanda dan gejala-gejala klinik preeklampsia-eklampsia.
Dapat dipertimbangkan pemberian transfusi trombosit, bila kadar trombosit < 50.000/ml dan
antioksidan.

Hipertensi Kronik
 Definisi
Hipertensi kronik dalam kehamilan ialah hipertensi yang didapatkan sebelum timbulnya
kehamilan. Apabila tidak diketahui adanya hipertensi sebelum kehamilan, maka hipertensi
kronik didefinisikan bila didapatkan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah
diastolik > 90 mmHg sebelum umur kehamilan 20 minggu.
 Etiologi
Hipertensi Kronik Hipertensi kronik dapat disebabkan primer: idiopatik: 90 % dan sekunder:
10 %, berhubungan dengan penyakit ginjal, vaskular kolagen, endokrin, dan pembuluh darah
 Diagnosis
Diagnosis hipertensi kronik ialah bila didapatkan hipertensi yang telah timbul sebelum
kehamilan, atau timbul hipertensi < 20 minggu umur kehamilan.
Ciri-ciri hipertensi kronik:
 Umur ibu relatif tua di atas 35 tahun
 Tekanan darah sangat tinggi
 Umumnya multipara
 Umumnya ditemukan kelainan jantung, ginjal, dan diabetes mellitus
 Obesitas
 Penggunaan obat-obat antihipertensi sebelum kehamilan
 Hipertensi yang menetap pascapersalinan
 Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan khusus berupa ECG (eko kardiografi), pemeriksaan mata, dan pemeriksaan
USG ginjal. Pemeriksaan laboratorium lain ialah fungsi ginjal, fungsi hepar, Hb, hematokrit,
dan trombosit.
 Pemeriksaan janin
Perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi janin. Bila dicurigai IUGR dilakukan NST dan
profil biofisik.
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
 Obat antibipertensi
Jenis antihipertensi yang digunakan pada hipertensi kronik, ialah
1. α-Metildopa: Suatu α - reseptor agonis. Dosis awal 500 mg 3 x per hari, maksimal
3 gram per hari
2. Calcium - channel – blockers. Nifedipin: dosis bervariasi antara 30 - 90 mg per
hari.
3. Diuretik thiazide Tidak diberikan karena akan mengganggu volume plasma
sehingga mengganggu aliran darah utero-plasenta
 Perawatan pascapersalinan
Perawatan pascapersalinan sama seperti preeklampsia. Edema serebri, edema paru, gangguan
ginjal, dapat terjadi 24 - 36 jam pascapersalinan. Setelah persalinan: 6 jam pertama resistensi
(tahanan) perifer meningkat. Akibatnya, terjadi peningkatan kerja ventrikel

E. Pencegahan
Pencegahan Preeklampsia Yang dimaksud pencegahan ialah upaya untuk mencegah
terjadinya preeklampsia pada perempuan hamil yang mempunyai risiko terjadinya
preeklampsia. Preeklampsia adalah suatu sindroma dari proses implantasi sehingga tidak
secara keseluruhan dapat dicegah. Pencegahan dapat dilakukan dengan nonmedikal dan
medikal.
Pencegahan dengan nonmedikal
Pencegahan nonmedikal ialah pencegahan dengan tidak memberikan obat. Cara yang
paling sederhana ialah melakukan tirah baring. Di Indonesia tirah baring masih
diperlukan pada mereka yang mempunyai risiko tinggi terjadinya preeklampsia meskipun
tirah baring tidak terbukti mencegah terjadinya preeklampsia dan mencegah persalinan
preterm. Restriksi garam tidak terbukti dapat mencegah terjadinya preeklampsia.
Hendaknya diet ditambah suplemen yang mengandung (a) minyak ikan yang kaya
dengan asam lemak tidak jenuh, misalnya omega-3 PUFA, (b) antioksidan: vitamin C,
vitamin E, B-karoten, CoQro, N-Asetilsistein, asam lipoik, dan (c) elemen logam berat:
zlnc, magnesium, kalsium.
Pencegahan dengan medikal
TUGAS PJJ AGUSTINA TAMBING
20014101032
09 AGUSTUS - 17 OKTOBER 2021
Pencegahan dapat pula dilakukan dengan pemberian obat meskipun belum ada bukti yang
kuat. Pemberian diuretik tidak terbukti mencegah terjadinya preeklampsia bahkan
memperberat hipovolemia. Antihipertensi tidak terbukti mencegah terjadinya
preeklampsia. Pemberian kalsium: 1.500 - 2.000 mg/hari dapat dipakai sebagai suplemen
pada risiko tinggi terjadinya preeklampsia. Selain itu dapat pula diberikan zinc 2OO
mg/hari, magnesium 365 mg/hari. Obat antitrombotik yang dianggap dapat mencegah
preeklampsia ialah aspirin dosis rendah rata-rata di bawah 100 mg/hari, atau
dipiridamole. Dapat juga diberikan obat-obat antioksidan, misalnya vitamin C, vitamin E,
B-karoten, CoQro, N-Asetilsistein, asam lipoik.

Referensi:

1. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Edisi
pertama oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Hal 202-5.
2. Panduan Praktek Klinis Dan Standar Prosedur Operasional Kedokteran Fetomaternal.
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 2016. Hal 530-59.

Anda mungkin juga menyukai