Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“DAYA SAING USAHA TANI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


DAN ERA MASYARAKAT 5.0”

DISUSUN OLEH :

ANDRES MARK HEHANUSSA


19305004
4A / ILMU EKONOMI
EKONOMI PERTANIAN

DOSEN : Prof.Dr. Arie . F . Kawulur, MS

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah
“Ekonomi Pertanian”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami secara
mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk Mahasiswa pada umumnya. Saya
penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.

Langowan, 21 Juni 2021


DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………………………………….…………….. i
Daftar isi …………………………………………………………………...………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………………………….………… 1
Rumusan Masalah …………………………………………………………………...………. 2
Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………..…… 2
BAB II PEMBAHASAN
Perkembangan Industri di Indonesia ………………………………………………………… 3
Indonesia Dalam Menghadapi Industri 4.0 ……………………………………...….……….. 4
Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Industri 4.0 .............................................................. 4
Potensi Revolusi Industry 4.0 dalam Bidang Pertanian ........................................................... 5
Kendala Revolusi Industri 4.0 pada Sektor Pertanian .............................................................. 5
Perkembangan di era 5.0 ………………………………………………………………….…. 6
Penerapan Society 5.0 di Indonesia ………………………………………………………….. 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………………………….…….. 8
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………. iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri 4.0 adalah sebuah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi
pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan
komputasi kognitif.Industri4.0menghasilkan"pabrikcerdas".Di dalampabrik cerdas
berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia
fisik secara virtual, dan membuat keputusanyangtidakterpusat.LewatInternetuntuksegala
(IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia
secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan
dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai. Artinya bahwa industri 4.0
merupakan revolusi baru dalam dunia penindustrian yang segala pemprosesannya dilakukan
dengan teknologi yang terkini dengan bantuan internet yang dapat membuat pergerakan
mekanisme pemprosessan secara otomatis, dengan begini bagaimana peran perusahaan
manufaktur di Indonesia dalam revolusi Making Indonesia 4.0 dalam menuju top 10 ekonomi
global tahun 2030. Dari artikel yang di lansir dari (Kementrian Penindustrian, 2018) Menurut
Bapak Presiden Joko Widodo, nama program ini sangat tepat karena dua hal, yakni ‘making’
dapat diartikan membuat, membangun, atau mewujudkan sesuatu di mana dalam hal ini
diartikan sebagai membangun kembali perindustrian. Kedua, kombinasi ‘making’ dengan
‘Indonesia’ berarti mewujudkan, membangun Indonesia ke era baru, yaitu Indonesia 4.0,
yang di dalamnya terdapat beberapa aspirasi besar untuk merevitalisasiindustri
Indonesiasecaramenyeluruh.KepalaNegaraberharap,implementasi Industri 4.0 akan
membawa Indonesia mencapai Top 10 ekonomi global pada tahun 2030. Pada saat itu, ekspor
netto diharapkan kembali ke angka 10% dari PDB, peningkatan produktivitas dengan adopsi
teknologi dan inovasi, serta pembukaan 10 juta lapangan kerja baru. Dari artikel (Kementrian
Penindustrian, 2018) Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, peran
manufakturterhadapperekonomian(PDB)pada2017 masihsignifikanyakni 20,16 persen atau
tertinggi dibandingkandengansektorutamalainnya,seperti pertanian 13,14 persen,
perdagangan 13,01 persen, konstruksi 10,38 persen,danpertambangan 7,57 persen. Tidak
hanya itu, industri pengolahan menjadi kontributor terbesar ekspor. Pada 2017, nilai ekspor
industri ini tercatat USD125 miliar atau 76 persen dari total nilai ekspor Indonesia sebesar
USD168,73 miliar. Catatan positif ini sejalan dengan upaya pemerintah menciptakan
kemudahan berusaha sehingga mendorong investasi ke dalam negeri dan ekspor.ekspor
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan industri di Indonesia ?
2. Bagaimana Indonesia menghadapi Industri 4.0 ?
3. Apa aja kesiapan dari Indonesia dalam menghadapi Industri 4.0 ?
4. Bagaimana potensi Revolusi Industry 4.0 dalam Bidang Pertanian ?
5. Apa kendala Revolusi Industri 4.0 pada Sektor Pertanian ?
6. Bagaimana perkembangan di era masyarakat 5.0 ?
7. Bagaimana penerapan era 5.0 di masyarakat Indonesia ?
Tujuan Penulisan
Tujuan dalam menulis makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana persiapan dari
Indonesia dalam menghadapi revolusi Industri
BAB II
PEMBAHASAN
Pada saat ini perkembangan industri di dunia sedang mengalami peningkatan dengan cetap,
dengan adanya perkembangan industri ini dapat membuat perekonomian di negaranya
menjadi meningkat. Saat ini perkembangan industri memasuki revolusi industri 4.0, dimana
industri ini yang bersifatnya gabungan dengan teknologi, bagaimana kesiapan dari Indonesia
dapat menghadapi perkembangan atau revolusi industri 4.0 saat ini.
1. Perkembangan Industri di Indonesia
Perkembangan Industri Di Indonesia Selamaberabad-abad,kebutuhanmanusiaseperti
makanan, pakaian, rumah dan persenjataan diproduksi dengan tangan atau dengan bantuan
hewan pekerja, pada awal abad ke-19, manufaktur mulai
berubahsecaradramatisdengandiperkenalkannyaindustri 1.0 dan teknologi berkembang pesat.
 Industri 1.0 Pada tahun 1800-an, mesin mesin bertenaga air dan uap dikembangkan
untuk membantu para pekerja. Seiring dengan meningkatnya kemampuan prooduuksi,
bisnis juga tumbuh dari pemilik usaha perorangan yang mengurus sendiri bisnisnya
dan atau meminta bantuan tetangganya sebagai pekerja.
 Industri 2.0 Pada awal abad ke-2.0, listrik menjadi sumber utama kekuasaan.
Penggunaan listrik lebihefektif dari pada tenaga uap atau air karena produksi
difokuskan ke satu mesin. Akhirnya mesin dirancang dengan sumber daya mereka
sendiri, membuatnya lebih portebel.
 Industri 3.0 Dalam beberapa dekade terakhir abad ke-20, penemuan dan pembuatan
perangkat elektronik,seperti
transistordan,kemudian,chipsirkuitterintegrasi,memungkinkanuntuklebih
mengotomatisasimesin-mesinindividual untuk melengkapi atau mengganti operator.
Periode ini juga melahirkan pengembangan sistem perangkat lunak untuk
memanfaatkan perangkat keraselektronik. Sistemterintegrasi,seperti perencanaan
kebutuhan material, digantikan oleh alat
perencanaansumberdayaperusahaanyangmemungkinkanmanusiauntukmerencanakan,
menjadwalkan, dan melacak arus produk melalui pabrik. Tekanan untuk mengurangi
biaya menyebabkan banyak produsen memindahkan komponen dan operasi perakitan
ke negara- negara berbiaya rendah. Perpanjangan dispersi geografis menghasilkan
formalisasi konsep manajemen rantai pasokan.
 Industri 4.0 Pada abad 21, Industri 4.0 menghubungkan Internet Of Things (IOT)
dengan teknik manufaktur untuk memungkinkan sistem berbagi informasi,
menganalisanya, dan menggunakannyauntukmemandutindakan cerdas. Ini
jugamenggabungkanteknologi mutakhir termasuk manufaktur aditif, robotika,
kecerdasan buatan dan teknologi kognitif lainnya, material canggih, dan augmented
reality, menurut artikel “Industri 4.0 dan Ekosistem Manufaktur” oleh Deloitte
University Press.
Perkembangan teknologi baru telah menjadi pendorong utama pergerakan ke Industry 4.0.
Beberapa program yang pertama kali dikembangkan pada tahap akhir abad ke-20, seperti
sistem eksekusi manufaktur, kontrol lantai toko dan manajemen siklus hidup produk,
merupakan konsep berpandangan jauh ke depan yang tidak memiliki teknologi yang
dibutuhkan untuk membuat implementasi lengkapnyamenjadi mungkin. Sekarang, Industri
4.0 dapat membantu program-program ini mencapai potensi penuh mereka.

2. Indonesia Dalam Menghadapi Industri 4.0


Industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi
cyber. Ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Ini
termasuk sistem cyber-fisik, Internet of Things (IoT), komputasi awan dan komputasi
kognitif. (mobnasesemka.com, 2018) Menurut (Rafsanjani, 2018) Revolusi industri 4.0
membuka kesempatan dan memberi tantangan baru bagi setiap negara agar bisa bertahan
dalam persaingan global yang kompetitif. Indonesia termasuk menjadi negara yang harus siap
menghadapi revolusi industri 4.0. tentu kompetisi baru ini harus ditopang dengan dukungan
penuh dari pemerintah. Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Perindustrian menyatakan terdapat 5 sektor industri yang akan ditonjolkan
dalam kompetisi industri ini. Yakni industri makanan dan minuman, elektronik, otomotif,
tekstil, alas kaki, dan industri kimia yang menjadi fokus pengembangnya. Meningkatnya
indek daya Indonesia membawa langkah yang cukup positif. Indeks daya saing Indonesia
menurut Global Competiveness Index (GCI) 2017-2018 berada di ranking ke 36 dari 137
negara. Peringkat tersebut menanjak 10 peringkat dari posisi sebelumnya di periode 2015-
2016 yang masih berada di posisi 62. kerap menjadi pembahasan yang hangat di Indonesia.
Terlebih sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan roadmap MakingIndonesia4.0.
Jokowi berharap, sektor industri generasi keempat ini bisa menciptakan lapangan kerja lebih
banyak dan investasi baru yang berbasis teknologi. Namun, implementasi revolusi industri
4.0 harus diikuti dengan pembentukan ekosistem yang sehat dan berkesinambungan agar
dapat menggerakkan seluruh sektor ekonomi. Untuk mencapai keberhasilan di era digital
,Dosen ITB Richard Mengko menilai, diperlukan ekosistem dan komunikasi terstruktural
oleh para pelaku bisnis. Dengan demikian, ekosistem yang kuat dan saling menguntungkan
bisa terwujud.

3. Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Industri 4.0


Dari artikel yang di keluarkan oleh (Kemenprin, 2018) Kementerian Perindustrian telah
merancang Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap (peta jalan) yang terintegrasi
untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era Industry 4.0. Guna
mencapai sasaran tersebut, langkah kolaboratif ini perlu melibatkan beberapa pemangku
kepentingan, mulai dari institusi pemerintahan, asosiasi dan pelaku industri, hingga unsur
akademisi. “Sejak tahun 2011, kita telah memasuki Industry 4.0, yang ditandai meningkatnya
konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumberdaya lainnya yang
semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi,” kata Menteri Perindustrian
Airlangga Hartarto pada acara Sosialisasi Roadmap Implementasi Industry 4.0. langkah dasar
yang sudah diawali oleh Indonesia, yakni meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
melalui program link and matchantara pendidikaan dengan industri. Upaya ini dilaksanakan
secara sinergi antara Kemenperin dengan kementerian dan lembaga terkait seperti Bappenas,
Kementerian BUMN, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dengan
menerapkan Industry 4.0, Airlangga menargetkan, aspirasi besar nasional dapat tercapai.
Aspirasi tersebut secara garis besar, yaitu membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi di
tahun 2030, mengembalikan angka net export industri 10 persen, peningkatan produktivitas
tenaga kerja hingga dua kali lipat dibanding peningkatan biaya tenaga kerja, serta
pengalokasian 2 persen dari GDP untuk aktivitas R&D teknologi dan inovasi atau tujuh kali
lipat dari saat ini.

4. Potensi Revolusi Industry 4.0 dalam Bidang Pertanian


Pembangunan Pertanian semakin berkembang menuju pertanian modern seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam bidang teknologi komunikasi
yang sangat cepat. Sejarah perekonomian dunia menunjukkan bahwa peran pertanian
semakin penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan Nasional. (Rangkuti,
2010). Salah satu ciri-ciri majunya pertanian adalah memiliki peningkatan daya saing. Negara
yang memiliki daya saing yang kuat dibuktikan dengan banyaknya mengekspor produk.
Untuk menghasilkan produk yang bestandar pasar global memerlukan kualitas bibit, lahan,
serta perawatan yang berkualitas. untuk mewujudkan hal tersebut memerlukan solusi yang
terbaik. adalah Industri 4.0 dengan menggunakan banyak kecanggihan, salah satunya
Artificial Intelligence mampu memberikan solusi. Dengan menggunakan mesin canggih yang
terhubung ke Internet, petani bahkan dapat mengontrol lahan mereka dengan menggunakan
remote. beberapa program yang sudah berhasil dijalankan oleh Kementrian Pertanian adalah :
1. Smart Green House
Semua aktifitas yang memengaruhi petumbuhan tanaman yang berada dalam cakupan Smart
Green House ini akan diatur oleh internet yang menggunakan sistem Artificial Intellegence.
Contoh aplikasi diantaranya melakukan pengaturan terhadap cahaya, air dan hal yang
memengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut agar dapat tumbuh dengan kualitas yang
terbaik.
2. Smart Irrigation System
Irigasi bawah tanah yang dimanfaatkan untuk tanah kering dengan sistem kerja mengatur
kelembapan tanah sehingga tanah tidak gersang lagi dan dapat menjadi lembab sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
3. Automatic Tractor
Sebuah teknologi dimana petani dapat mengontrol traktor dengan menggunakan remote,
bahkan dapat dikontrol. Dampak Revolusi Industri secara langsung akan berpengaruh
terhadap sektor pertanian di Indonesia. Revolusi Industri yang berkembang semakin cepat
menuntut adanya adaptasi di semua sektor perekonomian. Sektor pertanian menjadi salah satu
bagian dari 4 sektor ekonomi yang diharapkan pemerintah mampu bersaing diera Revolusi
Industri 4.0 khususnya melalui sub sektor makanan dan minuman. Oleh karena itu
ketersediaan lahan pertanian sangat penting untuk mencukupi pangan nasional.
5. Kendala Revolusi Industri 4.0 pada Sektor Pertanian
Manfaat Revolusi Industri 4.0 memiliki dampak yang baik bagi petani, pun bagi masyarakat
umum yang dapat mengonsumsi hasil pertanian yang berkualitas. Walaupun sudah ada
beberapa capaian pemerintah dalam Penerapan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian. di
sisi lain ada pula tantangan yang harus dihadapi, diantaranya :
 Perlunya perbaikan infrastruktur
Untuk menerapkan Internet of Thing (IoT) memerlukan akses internet yang baik, sementara
itu di seluruh indonesia tidaklah semua akses internetnya berjalan dengan baik.

 Perlunya biaya
Alat teknologi yang canggih bukan murah harganya, apalagi luasnya wilayah perkebunan dan
pertanian Indonesia membutuhkan alat yang banyak.
 Petani yang belum melek teknologi
Walaupun Revolusi Industri 4.0 difokuskan terhadap petani milenial namun pentingnya
teknologi juga berpengaruh terhadap petani yang bukan milenial, sebab petani indonesia saat
ini masih banyak tamatan SD dan SMP yang masih berusia Produktif, mereka juga masih
berperan dalam dunia pertanian dan dalam hal kemajuan teknologi pertanian di 35 tahun yang
akan datang.

6. Perkembangan di era 5.0


Society 5.0 dapat dikatakan sebagai pengembangan untuk membenahi beberapa masalah
yang saat ini dihadapi karena terlalu cepatnya perkembangan teknologi. Pemerintah Jepang
menyebut society 5.0 adalah di mana ruang maya dan ruang fisik konvergen atau dalam kata
lain terintegrasi. Semua hal akan semakin mudah dengan penggunaan artificial intelegence
(AI) atau kecerdasan buatan yang akan membantu kita memproses data sehingga kita
menerima hasil yang sudah jadi. Keterbatasan fisik kita akan dibantu dengan robot yang
mudah dikendalikan dengan komputer dan internet. Singkatnya semua hidup kita akan serba
praktis dan otomatis.
Definisi dari Society 5.0 : "Masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan
kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem yang sangat
mengintegrasikan ruang dunia maya dan ruang fisik."
Penerapan Society 5.0 pada sektor pertanian :
Dengan sistem AI anda bisa mengontrol pertanian yang anda kelola, seperti Traktor pintar
yang bisa anda kendalikan secara online IoT yang bisa membajak dan menanam langsung
secara otomatis ataupun sistem monitoring tanaman yang di kelola langsung dengan AI yang
dapat memanagement sistem pemupukan atau penyiraman air.Atau AI mengambil data
pengalaman proses pertanian dari tahun sebelumnya kemudian memproses dan menganalisa
data tersebut kemudian menyarankan anda konsep bertanam yang lebih efisien dari tahun
sebelumnnya.

7. Penerapan Society 5.0 di Indonesia


Negara kita, Indonesia, sudah mengikuti dan melalui beberapa konsep revolusi Industri. Saat
ini sedang mengejar ketinggalan untuk mengaplikasikan revolusi Industri 4.0. Disaat Jepang
sedang gencar mengenalkan Society 5.0 kepada dunia sejak Januari 2019, Indonesia masih
berkutat pada penerapan Industrial Revolution 4.0. Keterlambatan bukan satu-satunya
persoalan, proses mencapai revolusi Industri 4.0 sampai hari ini tidak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat Indonesia. Industri asal dikembangkan tanpa arah kebijakan yang
sesuai kebutuhan, pembanguanan infrastruktur dimaksimalkan. Namun, apakah industri dan
infrastruktur yang ada benar-benar berguna mendukung pengembangan masyarakat (society
development)? Sejak berdirinya Republik Indonesia hingga hari ini, profesi mayoritas
penduduk Indonesia adalah nelayan dan petani. Kemudian, Sudah berkembangkah teknologi
untuk penangkapan ikan? Tidak ada yang berubah sejak 20 tahun yang lalu. Sebaiknya
perencanaan cermat dan cerdas menentukan prioritas untuk pengembangan masyarakat
(Society Development), industri dipastikan berkembang untuk memenuhi kebutuhan guna
mendukung peradaban masyarakat yang lebih maju dan efisien. Konsep kebijakan
pemerintah dan swasta semestinya bercermin pada kebutuhan bukan permintaan dan
keinginan masyarakat. Sejatinya usaha untuk merealisasi Industrial Revolution 4.0 adalah
sesat pikir, jangan sampai dengan telah dimulainya kampanye Society 5.0, Indonesia
melakukan akselerasi Industrial Revolution 4.0 hanya demi menyongsong Society 5.0.
Society 5.0 mustahil berhasil diterapkan di Indonesia. Mengapa? Karena latar belakang
dibentuknya konsep adalah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh
pemerintah Jepang, begitu juga dengan Industrial Revolution 4.0 dicetuskan oleh Jerman
sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas secara massal dengan mengurangi durasi
pengerjaan sehingga menjadi solusi ketersediaan sumber daya manusia di berbagai macam
bidang industri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Revolusi industri di dunia telah memasuki revolusinya yang ke 4, dimana revolusi ini adalah
revolusi terbesar bagi industri yang terutama bergerak dalam bidang manufaktur, dengan
teknik manufaktur untuk memungkinkan sistem berbagi informasi, menganalisanya, dan
menggunakannya untuk memandu tindakan cerdas. Ini juga menggabungkan teknologi
mutakhir termasuk manufaktur aditif, robotika, kecerdasan buatan dan teknologi kognitif
lainnya, material canggih, dan augmented reality. Revolusi ini di sebut sebagai revolusi
industri 4.0. Dengan masuknya revolusi Industri 4.0 di Indonesia dapat membuat peningkatan
ekonomi yang baik bagi Indonesia terutama perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur,
kebijakan pemerintah yang di keluarkan oleh Kemenprin dan di setuju oleh Presiden
Republik Indonesia Bapak Joko Widodo yaitu Revolusi Making Indonesia 4.0 dapat
mendorong semua perusahaan manufaktur agar bisa menerapkan atau menggunakan sistem
ini, karena dengan menggunakan sistem ini Indonesia akan mengalami pertumbuhan PDB riil
yang diperkirakan akan naik dari 5% menjadi 6-7% pada periode 2018- 2030. Dengan begini
industri di Indonesia akan berkontribusi menyumbang PDB di Indonesia dalam bentuk ekspor
sebesar 74,10% dalam struktur ekspor Indonesia dengan nilai mencapai US$125 miliar, naik
13,14% dibanding 2016 sekitar US$109,76 miliar.

1. Society 5.0 adalah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan
kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem yang sangat
mengintegrasikan ruang dunia maya dan ruang fisik.
2. Hanya Jepang yang baru menerapkan Society 5.0 ini.
3. Penerapan Society 5.0 sangat menguntungkan di masa depan yang akan datang.
4. Dampak negatif secara besar tidak terdapat di Society 5.0 ini.
5. Society 5.0 akan memudahkan kita dalam melakukan hal apapun, dikarenakan sistem
Society 5.0 ini merupakan gabungan dari AI (Artificial Intelligence) dan IoT.
6. Indonesia tidak bisa menerapkan sistem / konsep Society 5.0 dikarenakan
keterlambatan dan banyaknya kegagalan mengaplikasian Society generasi
sebelumnya (Society 4.0).

DAFTAR PUSTAKA
1. Azmar,N. J.(2018). Masa depan perpustakaan seiring perkembangan revolusi industri
4.0: mengevaluasi peranan pustakawan. JurnalIqra’,40-41.
2. Caraka, R. E. (2018, Maret 19). RevolusiIndustri4.0. Retrieved from PPI Malaysia
:http://ppi- malaysia.org/sumbangan-tulisan/view/revolusi-industri-4-0-5/
3. CEIC. (n.d.). CEIC data.com.RetrievedfromAmerikaSerikatPdbPerKapita:
https://www.ceicdata.com/id/indicator/united-states/gdp-per-capita
4. Deny,S.(2018, 05 28). Target yang Ingin Dicapai RI dalam Era RevolusiIndustrike-4.
Retrieved from Liputan6: https://www.liputan6.com/bisnis/read/3541076/target-yang-
ingin-dicapai-ri-dalam- era-revolusi-industri-ke-4
5. Fatmawati,E.(2018). Disruptif diri pustakawan dalam menghadapi era revolusi
industri 4.0. JurnalIqra’, 13. Himasif,H.(2018, Mei).
6. HIMASIF. Retrieved from PERBEDAAN REVOLUSIINDUSTRI1.0 – 4.0:
http://himasif.ilkom.unej.ac.id/2018/05/26/perbedaan-revolusi-industri-1-0-4-0
7. Steve . 12/07/2019. Mengenal Perkembangan Peradaban Society 1.0
Hingga Society 5.0. Line todays [Internet]. diakses 2019 November 17:46
]; Tersediapada
https://today.line.me/id/pc/article/Mengenal+Perkembangan+Peradaban+
Society+1+0+Hingga+Society+5+0-nLxlyo
8. Prima, E. (2019). Mengenal Visi Jepang Society 5.0: Integrasi Ruang
Maya dan Ruang Fisik: https://tekno.tempo.co. Diakses pada tanggal 24
Mei 2019.
9. Lia Fitri Aulia.(2019). Konsep Society 5.0 Sebagai Upaya
Mengembalikan Pusat Peradaban:
https://www.kompasiana.com/liafitriauliah/5ce80ece3ba7f772f267e16c/k
onsep-society-5-0-upaya-mengembalikan-pusat-peradaban?page=all
10. Cabinet Office Government of Japan All Rights Reversed. 2019, “Society
5.0” : https://www.gov-online.go.jp/cam/s5/eng/
11. Cabinet Office. 2019, “Society 5.0” :
https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/index.html
12. Y maulana Aditya (2019). 2019 “ Masih Tertinggal, Society 5.0?
Mustahil ! ” :
https://www.kompasiana.com/ymaulanaaditya/5c9ded6ecc528316a96978
14/2019-masih-tertinggal-society-5-0-mustahil?page=all
13. Centipedia (Januari 29, 2019) “Apakah itu Society 5.0 ?” :
https://www.centipedia.net/apakah-itu-society-5-0/

Anda mungkin juga menyukai