Anda di halaman 1dari 53

Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek

PPSDM Migas Cepu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Boiler merupakan salah satu peralatan penting yang digunakan di industri sebagai
pemanas air untuk memproduksi steam (uap) yang dapat digunakan untuk
proses/kebutuhan selanjutnya, seperti penggerak turbin generator yang akan
menghasilkan energi listrik, pemanas ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya. Di
PPSDM Migas Cepu uap yang dihasilkan boiler digunakan sebagai penggerak turbin
generator yang akan menghasilkan energi listrik dan sebagai pendorong residu pada
proses pengolahan crude oil di kilang minyak.

Dalam pengoprasian boiler di PPSDM Migas Cepu, uap yang dihasilkan boiler
harus dijaga pada tekanan tertentu untuk proses kebutuhan penghasil energi listrik
dan proses di kilang minyak. Supaya tekanan bisa dijaga pada nilai tertentu, maka
pada keluaran boiler terdapat manometer untuk memantau nilai tekanan uap yang
dihasilkan boiler. Ketika nilai tekanan pada uap menurun, maka pembakaran harus
diperbesar dengan memperbanyak aliran bahan bakar dengan udara. Sebaliknya,
ketika nilai tekanan pada uap naik, maka pembakaran harus diperkecil dengan
mengurangi aliran bahan bakar dengan udara. Aliran bahan bakar yang dilakukan
untuk mengatur keadaan pembakaran dan untuk menjaga tekanan uap yang dihasilkan
boiler di PPSDM Migas Cepu masih dilakukan dengan manual dengan cara dengan
memutar valve untuk mengalirkan bahan bakar secara perlahan-lahan serta
memperhatikan nilai tekanan di manometer. Hal ini mengindikasikan bahwa kerja
boiler dalam menjaga tekanan uap yang dihasilkan belum optimal dan penggunaan
bahan bakar untuk pembakaran yang belum efisien. Oleh karena itu, diperlukan
pengendali yang bisa memaksimalkan kerja boiler agar dapat menjaga tekanan pada
nilai tertentu dengan penggunaan bahan bakar yang efisien.

1
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Pada Laporan PKL ini akan membahas tentang perancangan serta simulasi sistem
kontrol rasio udara dan bahan bakar pada pembakaran pada Boiler di PPSDM Migas
Cepu dengan pengendali DCS. Pada Laporan PKL ini, diharapakan sistem dapat
berkembang mengikuti perkembangan zaman.

1.2 Tujuan

1. menerapkan teori yang telah diperoleh dalam perkuliahan.


2. Memberikan pengetahuan dan pengalaman dunia kerja bagi mahasiswa untuk
lebih siap dalam menghadapi persaingan dalam dunia kerja.
3. Mengetahui aplikasi sistem kontrol otomatis dalam industri minyak bumi dan
gas alam, khususnya sistem kontrol yang menggunakan PLC (Programable
Logic Control) dan DCS (Distributed Control Sistem).
1.3 Manfaat
1. persiapan dini untuk memasuki lingkungan kerja.
2. memperkaya ilmu dan memahami suatu profesi dalam dunia kerja.
3. Dapat menerapkan teori yang telah diperoleh dalam perkuliahan.

2
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

BAB II
ORIENTASI UMUM PPSDM MIGAS CEPU

Gambar 2.1 Logo Departemen Energi dan Sumber Daya Manusia

2.1.1 PROFIL UMUM PERUSAHAAN


Nama Instansi : Pusat Pengembangan Sumber Daya manusia
Minyak Dan Gas Bumi
Alamat : Jalan Sogaro No. 1 Kecamatan Cepu 58315
Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Telp. : (0296) 421888 Fax. (0296) 421891
Email : informasi@pusdiklatmigas.esdm.go.id
http://www.pusdiklatmigas.esmd.go.id
Tanggal Berdirinya : 4 Januari 1966, berdasarkan SK Menteri Minyak
dan Gas Bumi No.05M/Migas?1966
Fasilitas : Kilang CDU, Lab. Kimia, Lab. Minyak Bumi, Lab.
Lindungan Lingkungan, Lab. Instrumen,
Lab.Eksplorasi, Lab. Produksi, Lab. Proses, Lab.
Engineering, Lab. Teknik Sipil, Lab. Komputer, Lab.

3
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Telekomunikasi, Lab. Mekanik, Lab. Penggerak Mula,


Lab. Metalurgi dan Las, Listrik, Lab. Inspeksi, Lab.
Bahasa, lab. Simulator Proses, Lab. Simulator
Produksi, Lab. Simulator Bor, Perputakaan Ruang
Model, Pilot Plan, Fire Ground, wisma, Sarana Olah
Raga.
2.1.2 Lay Out PPSDM Migas Cepu

Gambar 2.2 Lay Out PPSDM Migas Cepu


Keterangan Gambar :
1. Kantor Besar 18. Water Treatment
2. Pos Keamanan 19. Fire and Safety
3. Tempat Parkir Karyawan 20. Garasi
4. Gedung Pilot Plant 21. Water Treatment

4
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

5. Gedung Perlengkapan 22. Rumah Pompa


6. Gedung Perlengkapan 23. Bengkel Las
7. Tempat Distribusi 24. Bengkel Mekanik
8. Kantor Wax Plant 25. Laboratorium Ilmu Dasar
9. Wax Plant 26. Lab. Bio Konversi
10. Lab dan Kantor Kilang 27. Bagian Rumah Tangga
11. Ruang Kontrol 28. Sarana Praktek Mekanik
12. CDU 29. Kantor
13. Boiler Housing 30. Kantor
14. Kantor Boiler 31. Kantor Teknik Sipil
15. PAM Housing 32. Mesin Pengeboran
16. Power Plant 33. Komplek AKAMIGAS
17. Tempat Percobaan Batu Bara

2.1.3 Struktur organisasi PPSDM Migas Cepu

Gambar 2.3 Struktur organisasi PPSDM Migas Cepu


5
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

2.1.4 Tugas Pokok PPSDM Migas Cepu


Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2016 memiliki
Tugas dan Fungsi sebagai berikut :
TUGAS POKOK :
Melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi

FUNGSI :

1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis pengembangan sumber daya manusia 


di bidang minyak dan gas bumi; 
2. Penyusunan program, akuntabilitas kinerja dan evaluasi serta pengelolaan
informasi pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan gas
bumi;
3. Penyusunan perencanaan dan standarisasi pengembangan sumber daya
manusia di bidang minyak dan gas bumi;
4. Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak dan
gas bumi;
5. Pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana dan informasi pengembangan
sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi;
6. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
pengembangan sumber daya manusia  Minyak dan Gas Bumi; dan
7. Pelaksanaan administrasi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia 
Minyak dan Gas Bumi.

2.2 HUMAS PPSDM MIGAS CEPU

2.2.1 Humas
Humas memiliki kegiatan tugas jabatan diantaranya :

6
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

1) Membuat konsep sambutan Naskah pidato untuk upacara dan kegiatan lain di
PPSDM Migas.
2) Melakukan koordinasi dan kerjasama unit kerja/Instansi terkait, lembaga
organisasi kewartawanan.
3) Memberikan orientasi umum kepada siswa maupun mahasiswa Kerja Praktek
Lapangan di PPSDM Migas.
4) Mempersiapkan dan mengkoordinasi acara(keprotokoleran), kerjasama dengan
bidang lain.
5) Meliput, menulis, dan mengedit berita untuk buletin.
6) Menerima dan memberikan pengarahan kepada tamu yang mengadakan
kunjungan.
7) Menyusun dan membuat kilas balik tentang PPSDM Migas.
8) Mengagendakan surat masuk, membalas surat dan mengarsip surat-surat PPSDM
Migas.
9) Membuat laporan bulanan kegiatan Humas.
10) Membuat laporan Triwulan kegiatan Humas.
11) Mengkoreksi Laporan Praktek Kerja Lapangan (Bab II).

2.2.2 Unit keamanan (security)


Bagian kemanan PPSDM Migas Cepu memiliki 4 macam obyek pengamanan,
yaitu :
1) Pengamanan personil
Pengamanan personil meliputi seluruh karyawan, peserta didik, peserta kerja
praktek maupun tamu. Hal ini karena orang-orang yang berada diwilayah PPSDM
Migas Cepu berasal dari berbagai daerah dan suku budaya supaya tidak terjadi
culture crash.
2) Pengamanan material

7
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Pengamanan material seluruh benda yang berada pada PPSDM Migas Cepu.
Dalam pengamanan material ini dikhususkan pada 3 hal, antara lain pagar, pintu
gerbang, dan pencahayaan.
3) Pengamanan informasi
Pengamanan informasi meliputi dokumen-dokumen penting negara atau
perusahaan yang sangat perlu untuk digunakan.
4) Pengamanan oprasional
Pengamanan oprasional meliputi beberapa area/zona, yaitu :
a. Zona pengawasan
Pada zona ini meliputi gerbang atau pos satpam jika ada peserta atau tamu
diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu dan jika membawa kendaraan harus
diparkir pada tempat yang telah disediakan.
b. Zona terbatas
Pada zona ini meliputi area Laboratorium perpustakaan, laboratorium instrumen
dan kalibrasi, laboratorium elektronik dan telekomunikasi, dan unit fire safety.
c. Zona terlarang
Pada zona ini meliputi area kilang, dimana tidak setiap orang diijinkan untuk
memasuki area ini, kecuali mendapatkan izin dari kepala security dan pembimbing.

Bagian unit keamanan PPSDM Migas Cepu dibagi menjadi beberapa kepala unit,
antara lain :
1) Kepala Unit Investigasi
2) Kepala Unit Pengamanan Fisik
3) Kepala Unit Operasi
4) Kepala Unit Pembinaan Anggota
5) Kepala Unit Administrasi dan Logistik

8
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

2.2.3Unit fire safety


Tugas umum dari unit ini adalah melaksanakan pendidikan dan latihan bagi
karyawan dilingkungan PPSDM Migas Cepu peserta diklat dari aparatur maupun
industri. Unit fire safety dibentuk dengan tujuan untuk mencegah dan menanggulangi
segala sesuatu yang menyebabkan kecelakaan kerja yang mempengaruhi terhadap
proses produksi, sehingga sumber-sumber produksi dapat digunakan secara efisien
dan produksi dapat berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti.
1) Unit lindung lingkungan
Tugas umum dari unit ini yaitu :
a) Memantau kondisi dari limbah sehingga presentasi minyak yang terkandung di
dalamnya kecil dan layak dibuang di lingkungan.
b) Memantau kondisi dilingkungan agar tetap aman.
2) Unit keselamatan kerja
Tugas umum dari unit ini yaitu :
a) Menjamin keselamatan kerja yang ada di lokasi kerja.
b) Mendata masalah kecelakaan kerja yang terjadi sebagai laporan ke Depnaker dan
Dirjen Migas di jakarta.
c) Melaksanakan tugas rutin yaitu untuk mengawasi pekerja yang ada dilingkungan
PPSDM Migas Cepu. Adapunn pekerja yang ditangani adalah masalah listrik,
sipil, mekanik, dan sebagainya.
d) Mengadakan pengarahan dan bimbingan kepada para praktikan, mahasiswa,
maupun perguruan tinggi lainnya.
e) Mengadakan inspeksi kerja diseluruh PPSDM Migas Cepu (listrik, mekanik,
sipil, dan lainnya).
f) Mengadakan pengarahan kepada para pekerja yang akan melakukan atau
melaksanakan pekerjaan didaerah-daerah rawan atau berbahaya.
Fasilitas dan penunjang unit fire safety

9
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

PPSDM Migas Cepu telah menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang


pelaksanaan pemadam api dan keselamatan kerja. Adapun fasilitas-fasilitas yang
dimiliki oleh unit pemadam api dan keselamatan kerja sebagai berikut:
a) Mobil pemadam kebakaran.
b) Jaringan Hydrant di semua lingkungan PPSDM Migas Cepu (60 buah hydrant).
c) 3 unit fasilitas jaringan pompa hydrant (2 listrik, 1 diesel).
d) Mesin pompa merk Godiva sebanyak 3 buah.
e) Mesin kompresor pengisi tabung Briting Aperatus.
f) Mobil penambah busa.
g) APAR, kurang lebih berjumlah 500 buah.

10
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

BAB III

SEJARAH SINGKAT PPSDM MIGAS CEPU

Lapangan minyak yang ada di Indonesia termasuk cukup banyak di berbagai


daerah dan salah satunya yang sudah lama adalah lapangan minyak di daerah Cepu,
pertama kali ditemukan oleh seorang Insinyur dari Belanda bernama Andrian Stoop
pada tahun 1886. Cepu merupakan suatu daerah yang terletak di perbatasan Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
Perkembangan sejarah Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan
Gas Bumi, telah mengalami pergantian nama sejak ditemukan minyak di Cepu
sampai sekarang. Pada awal berdirinya sekitar abad XIX, tempat ini diberi nama
DPM (Dordtsche Petroleum Maarschappij).
Seiring perkembangannya, tempat ini mengalami perubahan nama, hingga pada
tahun 2016 sampai sekarang berubah nama menjadi Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas). Selain diterangkan di atas,
sejarah mencatat bahwa perkembangan perminyakan di Cepu dapat diuraikan dalam
tiga periode, yaitu:
3.1 Periode zaman Hindia Belanda (tahun 1886-1942)
Zaman ini telah ditemukan rembesan minyak di daerah pulau Jawa yaitu Kuwu,
Merapen, Watudakon, Mojokerto serta penemuan minyak dan gas di Sumatera.
Eksplorasi minyak bumi di Indonesia di mulai pada tahun 1870 oleh seorang Insinyur
dari Belanda bernama P. Vandijk, di daerah Purwodadi Semarang dengan mulai
pengamatan rembesan-rembesan minyak di permukaan.
Kecamatan Cepu Provinsi Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, dalam kota
kecil di tepi Bengawan Solo, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang bernama
Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB. Versteegh. Kemudian
beliau mengontrakkannya ke perusahaan DPM (Dordtsche Petroleum Maarschappij)

11
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

di Surabaya dengan membayar ganti rugi sebesar F. 10000 dan F. 0.1 untuk tiap peti
(37,5 liter minyak tanah dari hasil pengilangan).
Penemuan sumur minyak bumi bermula di desa Ledok oleh Mr. Adrian Stoop.
Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan rakit dari Ngawi menuju Ngareng
Cepu dan akhirnya memilih Ngareng sebagai tempat pabrik penyulingan minyak dan
sumurnya dibor pada Juli 1893. Daerah tersebut kemudian dikenal dengan nama
Kilang Cepu. Selanjutnya, berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret 1923 DPM
diambil alih oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu perusahaan
minyak milik Belanda.
3.2 Periode zaman Jepang (tahun 1942-1945)
Periode zaman Jepang, dilukiskan tentang peristiwa penyerbuan tentara Jepang
ke Indonesia pada perang Asia Timur yaitu keinginan Jepang untuk menguasai
daerah-daerah yang kaya akan sumber minyak, untuk keperluan perang dan
kebutuhan minyak dalam negeri Jepang.
Terjadi perebutan kekuasaan Jepang terhadap Belanda, para pegawai perusahaan
minyak Belanda ditugaskan untuk menangani taktik bumi hangus instalasi penting,
terutama kilang minyak yang ditujukan untuk menghambat laju serangan Jepang.
Namun akhirnya, Jepang menyadari bahwa pemboman atas daerah minyak akan
merugikan pemerintah Jepang sendiri.
Sumber-sumber minyak segera dibangun bersama oleh tenaga sipil Jepang,
tukang-tukang bor sumur tawanan perang dan tenaga rakyat Indonesia yang
berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan, serta tenaga kasar diambil dari
penduduk Cepu dan daerah lainnya dalam jumlah besar. Setelah Belanda menyerah
dan Cepu diduduki oleh Jepang maka lembaga itu dibuka kembali dengan nama
“Shokko Gakko”.
Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa
dan pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru di lapangan minyak
Kawengan, Ledok, Nglobo, dan Semanggi.

12
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

3.3 Periode zaman kemerdekaan (tahun 1945)


Zaman kemerdekaan, kilang minyak di Cepu mengalami beberapa perkembangan
sebagai berikut:
a. Periode 1945-1950
Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini
menyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia. Pada tanggal 17
Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan sehingga Kilang minyak
Cepu diambil alih oleh Indonesia. Pemerintah kemudian mendirikan Perusahaan
Tambang Minyak Nasional (PTMN) berdasarkan Maklumat Menteri Kemakmuran
No. 05. Desember 1949 dan menjelang 1950 setelah adanya penyerahan kedaulatan,
Kilang minyak Cepu dan lapangan Kawengan diserahkan dan diusahakan kembali
oleh BPM perusahaan milik Belanda.
b. Periode 1950-1951
Selepas kegiatan PTMN dibekukan pada akhir tahun 1949, pengelolaan lapangan
Ledok, Nglobo dan Semanggi yang pada saat itu dikenal sebagai Cepu Barat
berpindah tangan kepada ASM (Administrasi Sumber Minyak) yang dikuasai oleh
Komando Rayon Militer Blora.
c. Periode 1951-1957
Pada tahun 1951 perusahaan minyak lapangan Ledok, Nglobo, dan Semanggi
oleh ASM diserahkan kepada pemerintah sipil. Untuk kepentingan tersebut dibentuk
panitia kerja yaitu Badan Penyelenggaraan Perusahaan Negara di bulan Januari 1951,
yang kemudian melahirkan Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia
(PTMRI).
d. Periode 1957-1961
Pada tahun 1957, PTMRI diganti menjadi tambang Minyak Nglobo CA (Combie
Anexis).
e. Periode 1961-1966

13
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo CA diganti PN PERMIGAN (Perusahaan


Minyak dan Gas Nasional) dan pemurnian minyak di lapangan minyak Ledok dan
Nglobo dihentikan. Pada tahun 1962, kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan
dibeli oleh pemerintah RI dari Shell dan diserahkan ke PN PERMIGAN.
f. Periode 1966-1978
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.
5/M/Migas/1966 tanggal 04 Januari 1966, yang menerangkan bahwa seluruh
fasilitas/instalasi PN PERMIGAN Daerah Administrasi Cepu dialihkan menjadi Pusat
Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi
(PUSDIKLAP Migas). Yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS) Jakarta. Kemudian pada tanggal 07
Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (AKAMIGAS) Cepu
Angkatan I (Pertama).
g. Periode 1978-1984
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 646
tanggal 26 Desember 1977 PUSDIKLAP Migas yang merupakan bagian dari
Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS) diubah menjadi Pusat Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi Lembaga Minyak dan Gas Bumi (PPTMGB
LEMIGAS) dan berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 15 tanggal 15 Maret 1984
pasal 107, LEMIGAS Cepu ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah dengan nama
Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT Migas).
h. Periode 1984-2001
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 0177/1987
tanggal 05 Desember 1987, dimana wilayah PPT Migas yang dimanfaatkan Diklat
Operasional/ Laboratorium Lapangan Produksi diserahkan ke PERTAMINA EP
ASSET 4 Cepu, sehingga kilang Cepu mengoperasikan pengolahan crude oil milik
PERTAMINA.

14
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Kedudukan PPT Migas dibawah Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi,
Departemen Pertambangan dan Energi yang merupakan pelaksana teknis minyak dan
gas di bidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi.
Keberadaan PPT Migas ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984 tanggal 18
Maret 1984, dan struktur organisasinya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertambangan dan Energi No.1092 tanggal 05 November 1984.
3.4 Periode 2001-2016
Tahun 2001 PPT Migas Cepu diubah menjadi Pusdiklat Migas (Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi) Cepu sesuai Surat Keputusan Menteri ESDM
(Energi dan Sumber Daya Mineral) nomor 150 Tahun 2001 dan telah diubah
Peraturan Menteri ESDM nomor 030 Tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005. Kemudian
diperbarui Peraturan Menteri No. 18 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010.
3.5 Periode 2016-sekarang
Sesuai Peraturan Menteri No. 13 tahun 2016 tentang organisasi dan tata kerja
kementrian energi dan sumber daya mineral, Pusdiklat Migas Cepu berubah nama
menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas Bumi
(PPSDM Migas) Cepu.

15
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

BAB IV

Teori yang Terkait dengan Praktek Kerja


4.1.1 instrumentasi
Secara garis besar instrumentasi dibagi menjadi dua, yaitu sistem pengukuran
dan sistem pengendalian.
1. Sistem Pengukuran
Antara lain :
 Pengukuran Suhu
 Pengukuran Tekanan
 Pengukuuran Aliran
 Pengukuran Tinggi
 dll
2. Sistem Pengendalian
terbagi menjadi dua jenis yaitu:
 Sistem pengendalian manual
Sistem pengendalian manual membutuhkan operator dalam melakukan respon
terhadap perubahan yang terjadi pada keluaran proses. Berikut gambar diagram
bloknya:

manusia valve proses output

Gambar 4.1 Sistem Pengendalian Manual


 Sistem Pengendalian Otomatis
Sistem pengendalian ini mengganti fungsi operator dan controller. Untuk
bentuk loop sistem pengendalian otomatis, sebagai berikut:

SV MV

16
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

controller Final element Proses Output

Primary sensing
transmiter element

Gambar 4.2 Loop sistem pengendalian otomatis


4.1.2 Transmitter
Transmitter berfungsi sebagai pengubah besaran fisik menjadi sinyal yang
kemudian ditansmisikan ke kontrol element. Berdasarkan besaran fisis yang
ditransmisikan, transmitter dibagi menjadi:
a. Flow Transmitter
Flow transmitter digunakan untuk mentransmisikan atau meneruskan sinyal-sinyal
dari sensor aliran.
b. Level Transmiter
Level transmitter berfungsi untuk meneruskan sinyal-sinyal dari sensor ketinggian
atau level.
c. Pressure Transmiter
Pressure transmitter meneruskan sinyal-sinyal dari sensor tekanan.
d. Temperature Transmitter
Temperature Transmitter mentransmisikan sinyal dari sensor temperatur

4.1.3 Controller
Controller merupakan peralatan utama dalam pengendalian suatu variabel proses.
disini terjadi proses pengolahan sinyal input pengendalian dari transmitter. Kontroller
akan membandingkan sinyal input dengan setting value yang kita kehendaki apabila
sinyal input terlalu terlalu besar dari setting value yang diberikan maka controller
akan berusaha memperkecilnya dan begitu sebaliknya.
a. Proporsional (P) Controller

17
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Proporsional Controller merupakan output yang sebanding dengan inputnya


tergantung dari sensitivitasnya. Sensitivitasnya tergantung dari Proportional
Band (PB), yaitu presentase perubahan input yang dapat menghasilkan 100%
perubahan output. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Mv = Kc.e + b…………………… (1)
100 %
Sekanjutnya ditulis sebagai Kc yaitu gain controller, Kc =
PB
Dimana: Mv = Output controller (%)
PB = Proportional Band (%)
e = Error (%)
b = Bias
b. Integral (Proporsional)
Pada Proportional (P) Controller selalu menghasilkan offset agar menghasilkan
output-output lebih besar atau lebih kecil dari bias pada saat input (error) sama
dengan nol. Pengendalian yang memenuhi kriteria adalah pengendalian integral
(I) Controller. Sifat dasar dari (I) Controller yang dapat menghasikan output pada
saat input nol. Secara matematis persamaan integral controller dapat ditulis:
1
edt +b…………………(3)
Ti ∫
Mv = Kc.

Dimana: Mv = Output controller (%)


Ti = Time Integral
e = Error (%)
b = Bias
c. Proporsional + Integral (PI) Controller
Proportional Integral Controller digunakan dalam aksi pengendalian untuk
menghilangkan offset yang terjadi pada pengendalian proportional. Offset perlu
dihilangkan karena untuk pengendalian besaran fisis yang harus konstan dan
berenergi cukup besar akan sangat berbahaya. Pengendalian integral juga

18
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

memperlambat respon. Secara matematis persamaan PI Controller dapat ditulis


sebagai berikut:
1
edt ) + b………….(4)
Ti ∫
Mv = Kc (e +

d. Derivative (D) Controller


Pengendalian ini merupakan pengendalian yang dapat mengeluarkan output
disaat-saat awal. Hal ini menyebabkan pengendalian D sangat cocok untuk
mengendalikan proses variabel temperatur, sebab dapat bereaksi secara cepat
terhadap perubahan input. Secara matematis perubahan ini dapat ditulis sebagai
berikut:
de
Mv = Kc.Td + b……………….(5)
dt
Dimana: Mv = Output Controller (%)
Td = Time Deriavative
e = Error (%)
b = Bias
e. Proportional + Derivetive (PD) Controller
Pengendalian derivative tidak pernah dipakai sendirian karena sifatnya hanya
mengeluarkan output bila ada perubahan input. Maka dari itu pengendalian D
dapat dipasang parallel dengan pengendalian propotional. Jenis pengendalian ini
biasanya disebut dengan pengendali PD. Secara matematis pengendali PD dapat
dinyatakan sebagai berikut:
de
Mv = Kc (e + Td ) + b……………..(6)
dt
Dimana: Mv = Output controller (%)
Td = Time Derivative
e = Error (%)
b = Bias

19
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

f. Proportional Integral Derivetive (PID) Controller


Untuk menutup semua kekurangan dari pengendali PI dan PD, maka ketiga mode
yang digabungkan menjadi pengendali PID. Unsur P, I dan D masing-masing
berguna untuk mempercepat reaksi sistem.
Secara matematis pengendali ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
1 de
Mv = kc (e + ∫ edt + Td ) + b……(7)
Ti dt
Dimana: Mv = Output controller (%)
Ti = Time Integral
Td = Time Derivative
e = Error (%)

Dari semua tipe pengedali yang telah dibahas di atas, beberapa hal penting adalah
PB yang kecil akan membuat pengendali yang lebih sensitif dan cenderung
membawa loop berosilasi.
Sedangkan untuk PB besar akan meninggalkan offset yang besar pula. Dan Ti
yang kecil bermanfaat untuk menghilangkan offset, tetapi juga dapat membawa
sistem pengendali menjadi lebih sensitif dan lebih mudah berisolasi. Sedangkan
Ti yang besar cenderung membuat respon menjadi lambat.

20
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

4.2 TUGAS SELAMA KKN–PREKTEK DI PPSDM MIGAS CEPU

4.2.1 PRAKTIKUM KALIBRASI RTD (RESISTANCE TEMPERATURE


DETECTOR)
A. Tujuan Percobaan
1. Mampu melakukan kalibrasi RTD dengan cara membandingkan suhu
pengukuran dengan alat standart (dalam hal ini Thermometer gelas).
2. Membandingkan perubahan resistansi yang terjadi dengan perubahan suhu.
B. Alat dan Bahan
Kebutuhan bahan untuk satu kali praktikum yaitu sbb :

No. Bahan/Reagen Volume Satuan

1. Minyak pelumas 500 Ml

Kebutuhan alat untuk satu kali praktikum yaitu sbb:


1. RTD
2. Multimeter
3. Breaker glass
4. Hot plate
5. Thermometer glass (sebagai standart)
6. Handler stand
C. Dasar Teori
RTD (Resitansi Temperatur Detector) merupakan salah satu sensor dalam
pengaturan temperatur. RTD sering dipakai dalam pengukuran dikarenakan
sifatnya yang linier dan mempunyai range yang cukup lebar. Nilai resitansi dari
konduktor metal akan meningkat sesuai dengan kenaikan suhu.
Rumus dasar: R = R0 (1 + α (t – t0))

21
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Dengan α = koefisien temperatur dari resitansi


Ada beberapa koefsien dari RTD:
1. 2 wire RTD
2. 3 wire RTD
3. 4 wire RTD
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan peralatan kerja
2. Merangkai peralatan sesuai dengan percobaan

Gambar 4.3 Rangkaian Percobaan


3. Menghidupkan hot plate untuk memanaskan pelumas yang berada dalam breaker
glass
4. Mengamati besar perubahan temperature pada thermometer dan tegangan yang
terjadi melalui multimeter dari suhu 500 C - 1000 C pada setiap kenaikan 100 C
5. Mematikan hot plate untuk menurunkan suhu

22
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

6. Mengamati besar perubahan temperature pada thermometer dan resistansi yang


terjadi melalui multimeter dari suhu 1000 C sampai 500 C pada setiap penurunan
100 C
7. Membandingkan data hasil pengamatan dan perhitungan (dengan menggunakan
table RTD)
E. Perhitungan
1. Dengan menggunakan table RTD, ubah titik pengukuran ke dalam resistansi dan
masukkan ke dalam table.
2. Nilai standar = ohm titik pengukuran
3. Hitung deviasi (error) = data hasil pengukuran – nilai standar.
F. Tugas
1. Mencatat data hasil percobaan dan memasukkan ke dalam tabel
Titik Resistance Pengukuran
Error
Ukur (ohm) Standard
Celcius Naik Turun Ohm Naik Turun
50 120.1 119.8 119.4 -0.7 -0.4

60 123.4 123.8 123.24 -0.16 -0.56

70 126.9 127.4 127.08 0.18 -0.32

80 130.1 131.2 130.9 0.8 -0.3

90 134.1 134.5 134.71 0.61 0.21

100 138.9 137.3 138.51 -0.39 1.21

Tabel 4.1 Kalibrasi RTD

2. Membuat grafik hubungan antara RTD dan thermometer glass

23
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Grafik Kalibrasi RTD


145
140
135
Resistansi (Ohm)

130
125
120
115
110
105
50 60 70 80 90 100
Naik Suhu (Celcius)
Turun Pengukuran Standard

Grafik 4.4 Hubungan antara RTD dan Thermometer


G. Analisis Percobaan
Pada praktikum kalibrasi RTD dilakukan pengamatan hubungan antara
resistansi dengan suhu. Pengkalibrasian RTD ini dengan cara meletakkan
sensor RTD pada suatu cairan fluida yang dipanaskan lalu sensor ini
dihubungkan dengan multimeter untuk mengetahui resistansinya. Error pada
kalibrasi kali ini tidak terlalu besar. Itu dapat dilihat dari nilai perbandingan
antara nilai percobaan dengan nilai standar.
H. Kesimpulan
1. Error pada kalibrasi kali ini tidak terlalu besar. Itu dapat dilihat dari nilai
perbandingan antara nilai percobaan dengan nilai standar. Maka error yang
tidak terlalu besar, dapat dikatan kalibrasi ini berhasil.
2. Nilai dari resistansi berbanding lurus dengan perubahan suhu. Semakin tinggi
suhu maka semakin besar pula nilai resistansinya. Begitu pula sebaliknya.

24
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

4.2.2 PRAKTIKUM KALIBRASI D/P CELL PNEUMATIC LEVEL


TRANSMITTER
A. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini peserta mampu
1. Menjelaskan prinsip kerja D/P Cell Pneumatic Level Transmitter
2. Mengidentifikasi elemen-elemen pada D/P Cell Pneumatic Level Transmitter
3. Melakukan kalibrasi pada D/P Cell Pneumatic Level Transmitter
4. Melakukan adjustment pada D/P Cell Pneumatic Level Transmitter
B. Peralatan
a) D/P Cell Pneumatic Level Transmitter
b) Pressure Gauge
c) Water Column & Water Tank/Reservoir
d) Kunci pas
e) Obeng
C. Dasar Teori
D/P Cell Pneumatic Level Transmitter adalah Differential Cell
Transmitter, yang bisa untuk mengukur ketinggian fluida berdasarkan prinsip
beda tekanan. Dalam hal ini menggunakan rumus P = ρgh. Sedangkan
transmitter sendiri adalah alat instrumen yang berfungsi untuk mengukur
besaran proses sehingga menghasilkan output berupa sinyal standar yang
nilainya sebanding dengan besaran yang diukur. Instrumen ini menggunakan
sensor diafragma capsule yang tergantung range pengukuran. Besaran-besaran
fisis dari proses akan dikonversikan ke besaran sinyal standar pneumatik 3-15
psi.
D. Langkah Kerja
1. Membuat rangkaian seperti gambar

25
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Gambar 4.5 Rangkaian Praktikum D/P Cell Pneumatic Level Transmitter

2. Mengatur air supply dengan memutar regulator air supply sampai 20 psi.
3. Atur regulator input sehingga level di water column pada posisi minimum (0
%).
4. Amati pressure gauge output dan catat hasilnya.
5. Atur regulator input sehingga level di water column pada posisi maksimum
(100 %).
6. Amati pressure gauge output dan catat hasilnya.
7. Ulangi langkah 3 sampai dengan 6 untuk nilai 25%, 50% dan 75%.
8. Apabila terjadi deviasi lakukan adjustment dengan cara :
8.1 Lakukan langkah no 3 dan no 4, kemudian atur zero adjuster pada
transmitter menggunakan obeng
8.2 Lakukan langkah no 5 dan no 6, kemudian atur span adjuster pada
transmitter menggunakan kunci

26
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

8.3 Ulangi langkah 8.1 dan 8.2 beberapa kali sehingga menunjukkan hasil
yang tepat.
8.4 Ulangi langkah no 4 sampai dengan 8 dan catat hasilnya.
E. Perhitungan
Besarnya sinyal output transmitter, secara perhitungan dapat dicari dengan
rumus:

terukur−min . range
Output =
( span )
spansignal +min . range

terukur−min . range
=
( span
(15−3) +3 )
terukur−min . range
=
( span
12 +3 )
F. Data Hasil Praktikum
Output
Input Error
Persentase (%) Percobaan Perhitungan
(inch H2O) (psi)
(psi) (psi)
20 0 2.5 3 0.5
30 25 5.75 6 0.25
40 50 8.85 9 0.15
50 75 12 12 0
60 100 15.2 15 0.2

Table 4.2 Data kalibrasi D/P pneumatic level sebelum adjustment

Input Persentase (%) Output Error

27
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Percobaan Perhitungan
(inch H2O) (psi)
(psi) (psi)
20 0 3 3 0
30 25 6 6 0
40 50 9 9 0
50 75 12 12 0
60 100 15 15 0

Table 4.3 Data kalibrasi D/P pneumatic level setelah adjustment

G. Grafik Percobaan
Grafik Perbandingan Input dan Output
D/P Cell Pneumatic Level Transmitter
16
14
12
(inch H2O)

10
8
Input

6
4
2
0
20 30 40 50 60
Output (Psi)

Sebelum Adjustment Sesudah Adjustment

Grafik 4.6 Perbandingan Input dan Output D/P Cell Pneumatic Level Transmitter
4.2.3 PRAKTIKUM TROUBLE SHOOTING CONTROL
VALVE

Tujuan
1. Memasang Control Valve dengan benar

28
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

2. Memperbaiki control valve


3. Mengetahui karakteristik kerja control valve
4. Mengetahui jenis aksi control valve
5. Mampu untuk menjelaskan cara kerja dan melakukan maintenance
control valve
Alat dan Bahan
 Set Kunci Pas
 Tang
 Presure gauge
 Kompressor
 Obeng
a) Bahan
 Stempet
 Control valve
 Manual book control valve
 Selang udara
 Konektor selang udara
Dasar Teori
Control valve merupakan elemen akhir kontrol sistem loop. Fungsinya
untuk mengatur aliran zat cair yang melewatinya sebagai realisasi koneksi yang
diterima dari kontroler.
A. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
2. Memeriksa dan menyesuaikan ukuran alat-alat yang digunakan.
3. Melepaskan stem konektor
4. Melepas diafragma
5. Melepaskan body dan yoke

29
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

6. Melepaskan plug, mengamati posisi dengan seat


7. Mendokumentasikan bagian-bagian dari keseluruhan sistem
8. Setelah seluruh bagian teramati kemudian memasang kembali alat ke
keadaan semula
9. Menguji sistem dengan memberi tekanan
10. Melakukan pengamatan apakah sistem bekerja sesuai prosedur.

B. Gambar Rangkaian dan Dokumentasi

Gambar 3.19 Control Valve Utuh


Gambar 3.20 Isi Bagian Control
Valve

Gambar 4.7 Control valve Gambar 4.8 Control valve


bag.dalam

Analisis dan Pembahasan


Control valve yang digunakan adalah control valve tipe Air to Open. Jenis
control valve ini merupakan control valve yang akan menutup dengan sendirinya

30
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

jika terjadi kesalahan saat proses pengontrolan. Valve ini banyak digunakan di
perusahaan perminyakan, karena dilihat dari sifatnya yang akan menutup saat
terjadi kesalahan control.

Kesimpulan
1. Control valve yang diuji memiliki sifat ATO (Air To Open).
2. Control valve digunakan untuk mengatur aliran dan pengaman pada plan
pengendalian.

4.2.4 PRAKTIKUM KARAKTERISTIK CONTROL VALVE

A. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini peserta mampu :
a. Menggambarkan grafik hubungan antara bukaan valve (stroke) dengan flow rate.
b. Menentukan jenis plug dari control valve
c. Mengamati penyimpanan (histerisis) dari control valve.
B. Dasar Teori
Hubungan stroke (bukaan valve) terhadap flow rate tergantung dari jenis
plugnya yang akan mempengaruhi karakteristik dari kontrol valve. Pada dasarnya
ada 3 (tiga) jenis karakteristik dari kontrol valve:
1. Linear.
2. Quick opening.
3. Equal percentage.

31
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Gambar 4.9 Grafik Karakteristik Control Valve

Ada beberapa jenis kontrol valve :


1. ATO (Air To Open)
Merupakan kontrol valve yang akan membuka jika ada penambahan udara.
2.ATC (Air To Close)
Merupakan kontrol valve yang akan menutup jika ada penambahan udara.
Alat dan Bahan
1. Simulator proses satu loop.
2. Conrol valve.
3. Stopwatch.
Langkah-Langkah Percobaan
1. Mengukur diameter tangki T11 dengan alat ukur.
2. Menggambar rangkaian percobaan.

32
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Gambar 4.10 diagram alir valve

3. Mengatur selector, hand valve dan controller.


a. Selektor pada posisi LIC11
b. LIC11 pada posisi manual
c. Bukaan hand valve sesuai yang tertera pada tabel hand valve
4. Hidupkan pompa P11 untik mengosongkan tangki T11
5. Matikan pompa P11 ketika level di tangki T11 berada di level 10 cm (dengan
melihat level-gauge)
6. Memberikan input control valve dengan mengatur MV pada LIC sesuai dengan
tabel secara bertahap dari 0% sampai dengan 100%.
7. Menghidupkan pompa P12 untuk mengisi tangki T11.
8. Pada saat mencapai level 20 cm tekan start pada stopwatch.
9. Pada saat mencapai level 70 cm tekan stop pada stopwatch.
10. Catat waktunya dan masukkan ke dalam tabel.
11. Ulangi langkah 10 sampai dengan 14 penuruan nilai bukaan valve (stoke) dari
100% sampai 0%.

33
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

C. Data Percobaan.
Tabel 1 bukaan 0% sampai dengan 100%
Bukaan valve (stroke) Time naik Flow Rate “Q=V/t”
“MV” (%) “t” (sec) (m3/sec)
0 - -
10 - -
20 224 0.175312
30 76 0.516709
40 54 0.727221
50 46 0.853694
60 43 0.913254
70 40 0.981748
80 37 1.061349
90 36 1.090831
100 35 1.121997

Table 4.4 Kalibrasi Control Valve naik

Tabel 2 bukaan 100% sampai dengan 0%


Bukaan valve (stroke) Time naik Flow Rate “Q=V/t”
“MV” (%) “t” (sec) (m3/sec)
100 35 1.121997

34
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

90 36 1.090831
80 37 1.061349
70 40 0.981748
60 42 0.934998
50 45 0.872665
40 52 0.755191
30 71 0.553097
20 173 0.226994
10 - -
0 - -
Table 4.5Kalibrasi Control Valve Turun

Grafik Percobaan

35
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Grafik Karakteristik Control Valve


1.20

1.00
Flow Rate (m3/sec)

0.80

0.60

0.40

0.20

0.00
20 30 40 50 60 70 80 90 100
Flowrate NaikValve (MV)Flowrate
Bukaan (%) Turun

Gambar Perbandingan Flowrate Naik dan Turun

D. Analisa dan Pembahasan


Valve ini dapat mengendalikan sistem dengan mulus karena dapat
mengendalikan dengan lebih presisi.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapatkan bebrapa kesimpulan sebagai berikut :
a. semakin besar nilai presentase bukaan valve (stroke) maka semakin cepat pula
pengisian air ke dalam tabung.
b. Dari grafik yang ditunjukkan dari data hasil percobaan kontrol valve pada
percobaan ini termasuk karakteristik Quick Opening.

36
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

BAB V
TUGAS KHUSUS
Boiler
Boiler adalah bejana bertekanan dengan bentuk dan ukuran yang didesain
untuk menghasilkan uap panas atau steam.Steam dengan tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
Secara umum boiler dapat digambarkan seperti Gambar 2.1.

Gambar 5.1 Diagram sederhana boiler

Proses boiler secara sederhana dapat digambarkan seperti proses memasak air,
dimana dalam pemasakan air dibutuhkan sumber energi panas. Pemanasan diperoleh
dari pemanasan bahan bakar padat, cair, gas, ataupun dari tenaga listrik dan tenaga-
tenaga lainnya.

Proses pada boier dilaksanakan dengan 3 tahap ssebagai berikut:

37
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

1. Proses pemanasan sehingga air menjadi uap basah (wet steam).


2. Proses pemanasan sehingga uap basah menjadi uap jenuh (saturated steam).

3. Proses pemanasan sehingga uap jenuh menjadi uap panas lanjut (superheated
steam).

Fungsi boiler yaitu sebagai penghasil uap ini didalam dunia perminyakan
digunakan untuk:

1. Proses pengolahan minyak.


2. Pemanasan minyak berat.
3. Penggerak turbin uap, kompresor dan pompa torak.
4. Proses pengeringan kayu yang masih mengandung kadar air.
5. Proses pengeringan tambahan sebagai pengganti matahari.

6. Membersihkan pipa dari minyak yang masih tersisa dalam pipa.

1. Klasifikasi Boiler

1.fluida yang mengalir dalam pipa

 Fire tube boiler (boiler pipa api) yaitu gas hasil pembakaran berada dalam
pipa sedangkan air disekeliling luarnya.
 Water tube boiler (boiler pipa air) yaiutu air yang dipanaskan berada dalam
bejana sedangkan gas hasil pembakaran di luar pipa.
2.posisi dapur
 Internal furnace,yaitu boiler yang kedudukan furnacenya berada didalam
ketel.
 Eksternal furnace,yaitu boiler yang kedudukan furnace berada diluar ketel.
3.jumlah tube
 single tube boiler,yaitu boiler yang hanya mempunyai satu pipa.

38
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

 Multi tube boiler,yaitu boiler yang memiliki dua atau lebih pipa
4.bentuk dan letak pipa

 Bent tube,yaitu boiler yang memiliki bentuk pipa yang bengkok.


 Straight tube,yaitu boiler yang memiliki bentuk pipa yang lurus
5.sumbu shell

 Vertical shell boiler,yaitu boiler yang sumbu shellnya tegak


 Horizontal shell,yaitu boiler yang sumbu shellnya mendatar.
6.sistem sirkulasi dalam boiler

 Natural circulation,yaitu sirkulasi yang terjadi dalam boiler terjadi secara alami.
 forse circulation,yaitu sirkulasi yang terjadi dalam boiler terjadi secara paksa
(menggunakan pompa sirkulasi).
7.pemanas

 boiler yang menggunakan bahan bakar.


 boiler yang menggunakan listrik.
 boiler yang menggunakan tenaga nuklir.
 boiler yang menggunakan panas bumi.
8.penggunaan

 stationer boiler,yaitu boiler yang penggunaanya secara permanen.


 Mobile boiler,yaitu boiler yang penggunaanya dapat berpindah-pindah.
9.tekanan boiler

 Boiler yang memiliki tekanan rendah:8-20 kg/cm2


 Boiler yang memiliki tekanan sedang:20-50 kg/cm2
 Boiler yang memiliki tekanan tinggi:50-100 kg/cm2
 Boiler yang memiliki tekanan sangat tinggi:>100 kg/cm2

39
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

10.kapasitas uap yang dihasilkan

 Boiler kapasitas rendah:1-10 ton/jam.


 Boiler kapasitas sedang:10-100 ton/jam
 Boiler kapasitas tinggi:100-500 ton/jam
 Boiler kapasitas sangat tinggi:>500 ton/jam
Boiler WANSON

Boiler WANSON termasuk jenis :

 Fire tube boiler


 Internal furnace
 Multi tube boiler
 Straight tube boiler
 Horizontal shell boiler
 Boiler menggunakan bahan bakar (LPG,solar dan residu)
 Stationer boiler
 Boiler bertekanan rendah (beroperasi pada 10 kg/cm2
 Boiler berkapasitas rendah (beroperasi 6,6 ton/jam)
Data-data teknisi

- Manufacture :steam block wanson -perancis


- Type :MS 550
- Lbm :H-100-IC
- Code :SNCT
- Flow rate :6600 kg/hari
- Differential presure :10 kg/cm2
- Design temperature :1900C
- Handle fluid :steam

40
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

- Total weight :2400 kg


- BHP :410rpm
- Year :1974
- Made in :perancis
- Tekanan maksimum :10 kg/cm2
- Tekanan operasi :6 kg/cm2
- Kapasitas operasi :5ton/jam
- Bahan bakar :solar/residu
- Suhu bahan bakar :900C
- Air umpan :800C
- Suhu steam normal :1900C
Peralatan boiler WANSON terdiri dari:

1. Peralatan utama
2. Peralatan keamanan
3. Peralatan penunjang
Peralatan utama

a) Drum
Berfungsi sebagai penampung air umpan yang merupakan bahan baku serta
sebagai temoat steam yang telah terbentuk.selain itu juga sebagai body dari boiler.

b) Lorong api
Lorong api berbentuk gelombang untuk memperluas pemanasan sehingga
mempercepat pembentukan steam dan juga agar tidak mudah retak jika terjadi
pemuaian atau pengerutan.

c) Tube/pipa
Berfungsi sebagai tempat haluan api atau gas panas dari ruang bakar

41
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

d) Super heat tube


Berbentuk melingkar dan mendapatkan panas dari gas-gas panas yang akan menuju
cerobong asap yaitu diantara fase kedua dan ketiga (didalam boiler ada 3fase
pemanasan yaitu :furnace,fire tube bawah dan fire tube atas).super heat tube terdiri
atas 20pipa yang tersusun menjadi 5 baris.

e) Burner
Merupana alat pengabut bahan bakar dibentuk menjadi partikel-partikel kecil dan
bercampur dengan udara sehingga mudah terbakar (flammable).

f) Blower fan
Berfungsi menydiakan udara untuk proses pembakaran di ruang bakar.

g) Cerobong asap
Berfungsi untuk mengluarkan gas sisa pembakaran yang telah keluar dari fire tube
fase ketiga,cerobong asap boiler wanson mempunyai ketinggian 12m dan telah
memenuhi syarat ISO 14001.

Peralatan pengamanan (Apandages):

a) Katub pengaman (safety valve)


berfungsi untuk mengamankan ketel dari kelebihan tekanan dari tekanan maksimum
yang telah ditentukan
b) Gelas Penduga Gelas penduga
berfungsi untuk mengetahui batas permukaan air.
c) Manometer
Manometer ini berfungsi untuk mengetahui dan mengukur tekanan uap dari drum
ataupun pada super heater header.
d) Kran penguras (blow down valve)
Berfungsi untuk membuang air beserta endapan-endapan yang terjadi pada dasar

42
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

drum ketel.
e) Katub induk (Main steam valve)
Katub induk ini berfungsi untuk mengatur bukaan pada saat uap dari ketel akan
dialirkan ke steam distributor header
f) Peluit bahaya (alarm)
Alat ini berfungsi untuk memberi tanda apabila ketel kekurangan air (level atau
permukaan air pada batas minimum yang telah ditentukan).
g) Lubang lalu orang (Manhole)
Lubang lalu orang ini berfungsi untuk keluar masuknya orang pada saat ketel
mengalami perbaikan, pembersihan dan pemeriksaan.
h) Pelat Cap (Name plate)
Dalam undang-undang uap pasal 12 setiap ketel harus mempunyai plat cap sesi empat
dengan ukuran 80 x 140 mm. Pada plate cap tersebut harus tertera dengan jelas :
1.Nama pabrik pembuat ketel
2. Tahun pembuatannya
3. Tekanan kerja yang diijinkan
4. Seri nomor
5. Negara tempat pabrik pembuat ketel
i) Katub Pengisi Ketel
Katub ini berfungsi untuk mengatur level air di dalam ketel.
Peralatan penujang

Agar boiler dapat bekerja sesuai dengan kondisi operasi yang diinginkan,maka
diperlukan sarana dan peralatan penunjang.peralatan penujang tersebut yaitu:

a) Sand filter
Berfungsi untuk menjernihkan dan menyaring kotoran-kotoran yang terkandung
didalam air.

43
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

b) Softener
Alat yang berguna untuk melunakkan air dengan cara pertukaran ion agar air umpan
boiler memenuhi syarat.

c) Tangki penampung air umpan


Digunakan untuk penampungan air lunak sebelum dipompakan ke daerator dengan
kapasitas tangki 56m3

d) Pompa air
Di unit boiler ada 3 buah pompa sentrifugal yang berfungsi sebagai boster pump dan
water pump.

 Boster pump berfungsi untuk memompakan air dari tangki


penampungan air lunak ke bejana daerator
 Boiler water pump berfungsi untuk memompakan air umpan dari
daerator ke boiler.
e) Daerator
Merupakan bejana berbentuk silinder yang digunakan untuk menghilangkan gas-gas
O2 dan CO2 didalam air umpan dan berfungsi sebagai pemanas awal air umpan.

f) Kompresor
Berfungsi untuk memproduksi udara bertekanan yang dibutukan untuk keperluan
peralatan instrumentasi pada boiler,kilang dan untuk keperluan back wash pada
proses penjernihan air.

g) Accumulator
Berfungsi sebagai penampung uap sementara sebelum didistribusikan.

h) Instrument
Berfungsi untuk mengatur operasi pengolahan dan sebagai pengendali variable
proses.

44
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Distributed Control System (DCS)

Distributed Control System (DCS) adalah suatu system control yang


menggunakan komputer dan alat elektronik lainnya agar didapat pengontrol suatu
loop system yang lebih terpadu dan dapat dikendalikan oleh semua orang dengan
cepat dan mudah.Alat ini dapat digunakan untuk mengontrol proses dalam skala
menengah sampai besar.

Fungsi DCS

 DCS berfungsi sebagai alat untuk melakukan kontrol suatu loop sistem
dimana satu loop dapat mengerjakan beberapa proses control.
 Berfungsi sebagai  pengontrol  otomatis .
 Sarana pengumpul dan pengolah data agar didapat output proses yang tepat.

Cara Kerja DCS

DCS digunakan sebagai alat control suatu proses. Untuk mempelajari suatu sistem
kontrol dengan DCS, harus dipahami terlebih dahulu apa yang disebut dengan loop
sistem, dimana pada suatu loop sistem terdiri dari :

1. Alat pengukur ( Sensor Equipment)


2. Alat control untuk pengaturan proses (Controller)
3. Alat untuk aktualisasi ( Actuator)

45
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

DCS terhubung dengan sensor dan actuator serta menggunakan setpoint untuk
mengatur aliran material dalam sebuah plant/proses. Sebagai contoh adalah
pengaturan setpoint control loop yang terdiri dari sensor tekanan, controller, dan
control valve. Pengukuran tekanan atau aliran ditransmisikan ke kontroler melalui I/O
device. Ketika pengukuran variable tidak sesuai dengan set point (melebihi atau
kurang dari setpoint), kontroller memerintahkan actuator untuk membuka atau
menutup sampai aliran proses mencapai set point yang diinginkan.

Kelebihan DCS

–          Fungsi control terdistribusi

–          Sistem redundancy tersedia di setiap level

–          pembuatan sistem sangat mudah dan fleksible

–          Informasi variable proses dapat ditampilkan sesuai dengan keinginan user

–          Maintenance dan troubleshooting menjadi lebih mudah

Komponen – komponen DCS

Secara  umum  komponen  dari  DCS  terdiri  dari  3  komponen  dasar  yaitu: 
Operator Station, Control Module, dan I/O module.

a.         Operator Station

Operator station merupakan tempat dimana user melakukan pengawasan atau


monitoring proses yang berjalan. Operator station digunakan sebagai interface dari
sistem secara keseluruhan atau biasa juga dikenal dengan kumpulan dari beberapa
HIS (Human Interface Station).

46
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

b.         Control Module

Control modul adalah pusat kontrol atau sebagai otak dari seluruh pengendalian
proses. Control modul melakukan proses komputasi algoritma dan menjalankan
ekspresi logika.

Pada umumnya control module berbentuk blackbox yang dapat ditemui di control
room. Control module biasanya menggunakan mode redundant untuk meningkatkan
kehandalan control.

Fungsi dari control module adalah mengambil input variable yang akan dkontrol.
Nilai variable tersebut akan dikalkulasi. Hasil dari kalkulasi ini akan dibandingkan
dengan set point yang sudah ditentukan. Set point ini adalah nilai yang diharapkan
sebuah proses. Jika hasil kalkulasi berbeda dengan set point, nilai tersebut harus
dimanipulasi sehingga mencapai set point yang sudah ditentukan. Hasil manipulasi
nilai akan dikirim ke input output modul dan untuk disampaikan ke aktuator.

c.         I/O Module

I/O Module merupakan interface antara control module dengan field instrument.  I/O
module berfungsi mengubah sinyal dari digital ke analog dan sebaliknya.

2.1 Sistem Kontrol Rasio


Sistem kontrol rasio digunakan untuk menjaga hubungan antara dua variabel
untuk mengontrol variabel ketiga. Sistem kontrol rasio sebenarnya adalah bentuk
paling dasar pengendalian feedforward. Beban sistem disebut aliran liar (wild
variable) yang tidak mungkin terkendali, dikontrol secara independen atau
dikendalikan oleh kontroler lain yang merespon variabel tekanan, level, suhu, dan
aliran (flow).

47
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Dalam sistem pembakaran di Boiler, perbandingan antara udara dan bahan bakar
memerankan peranan yang penting dalam kualitas pembakaran. Jumlah udara yang
terlalu sedikit, akan menyebabkan terlalu sedikit oksigen yang digunakan untuk
mengubah bahan bakar hidrokarbon menjadi karbon dioksida dan air. Jumlah udara
terlalu sedikit juga berarti pemborosan bahan bakar, karena tidak semua bahan bakar
yang digunakan terbakar dan menjadi energi. Selain itu jumlah udara yang terlalu
banyak juga akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna. Hal ini disebabkan
karena kelebihan oksigen dan nitrogen akan menyebabkan terserapnya energi dalam
pembakaran dan sisa gas buang ini akan dibuang melewati stack, sehingga sebagian
energi yang dihasilkan akan terbuang dan menyebabkan tekanan operasi menurun.
Kondisi pembakaran dapat ditinjau dari sisa oksigen yang dihasilkan. Prosentase
oksigen pada gas sisa untuk pembakaran yang optimal untuk bahan bakar gas alam
berada di rentang 1.5% - 3 %. Untuk menjaga perbandingan jumlah udara dan bahan
bakar pada nilai yang optimal dengan menggunakan air/fuel ratio control (ratio
antara udara/bahan bakar).

Boiler adalah salah satu peralatan yang banyak digunakan dalam industri proses
sebagai penghasil uap pada tekanan tertentu. Dalam suatu sistem boiler, untuk
menjaga tekanan uap pada nilai yang diinginkan, dilakukan dengan mengatur
besarnya pembakaran, yaitu dengan cara mengatur besarnya aliran bahan bakar dan
udara yang masuk ke ruang bakar. Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 adalah diagram
proses serta diagram blok perancangan sistem kontrol rasio udara dan bahan bakar
pada boiler.

48
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Gambar 5.2 Diagram proses sistem kontrol rasio pada boiler


Sumber: Perancangan.

49
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Keterangan :
Pset : Setpoint Pressure FIC : Flow Indicator Controller
P : Pressure FT : Flow Transmitter
PIC : Pressure Indicator Controller CVF : Control Valve fuel

PT : Pressure Transmitter CVA : Control Valve air

Dalam konfigurasi kontrol pada Gambar 2. 2, pressure indicator controller


(PIC 11) akan mengeset besarnya flow/aliran bahan bakar. Output pressure indicator
control (PIC 11) sebagai setpoint untuk flow indicator controller (FIC 12), sementara
besarnya flow udara mengikuti flow bahan bakar, melalui penggunaan air/fuel ratio
(FY 13). Saat pressure dari uap turun, pressure indicator controller (PIC 11) akan
menaikan setpoint flow indicator controller (FIC 12), sehingga flow bahan bakar akan
naik. Dari Gambar 2. 2 terlihat bahwa sinyal dari flow transmiter (FT 12) dikalikan
dengan rasio R (FY 13) untuk menghasilkan setpoint untuk flow indicator controller
(FIC 14), jadi kenaikan flow bahan bakar akan menaikan setpoint untuk flow
indicator controller (FIC 14), yang selanjutnya akan membuka control valve
sehingga flow udara akan meningkat hingga ke nilai optimalnya (sesuai rasio).
Dengan bertambahnya flow bahan bakar dan udara maka pembakaran di ruang bakar
juga bertambah sehingga pressure dari uap akan naik hingga mencapai nilai yang
diinginkan sesuai setpoint di PIC 11. Hal yang sama juga terjadi pada kondisi
sebaliknya, yaitu jika pressure dari uap naik melebihi setpoint, PIC 11 akan
menurunkan setpoint untuk flow indicator controller (FIC 12), yang menyebabkan

Gambar 5.3 Diagram blok sistem kontrol rasio pada boiler


Sumber: Perancangan.

50
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

flow bahan bakar turun yang diikuti oleh flow udara. Penurunan flow kedua
komponen pembakaran ini akan mengurangi pembakaran di ruang bakar sehingga
pressure dari uap akan turun hingga mencapai nilai yang diinginkan di setpoint PIC
11.

BAB VI

Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di PPSDM MIGAS CEPU,


diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Besaran variabel yang mendominasi proses di Pusdiklat Migas Cepu


adalah temperature, pressure, flow dan level.
2. DCS ialah suatu sistem yang dapat digunakan oleh operator untuk
mengontrol dan memantau plant dari jarak jauh, sehingga dapat
mempermudah suatu pekerjaan.
3. Dalam mengontrol suatu proses, penggunaan DCS lebih mudah dan
praktis dari pada menggukanan PLC.

Saran

Saran yang dapat penulis berikan kepada Pusdiklat Migas Cepu adalah :

1. Memperbanyak pekerja yang memiliki skill dalam bidang instrumentasi


control khususnya DCS.
2. Proses pengilangan minyak seharusnya disertai dengan proses control
(DCS,PID atau PLC) terutama di boiler agar lebih efisien.

51
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

DAFTAR PUSTAKA

Adila, Virtu. 2013. Pengendalian Rasio Bahan Bakar dan Udara Pada Boiler
Menggunakan Metode Kontrol Optimal Linier Quadratic Regulator (LQR).
Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Ardiansyah, Mohammad Nova. 2007. Perancangan dan Simulasi Kontrol Optimal


dengan Metode Linear Quadratic Gaussian Dalam Pengendalian Level dan
Feedwater pada Steam Drum Boiler di PLTU Paiton Unit 7 dan 8. Malang:
Skripsi Teknik Elektro Universitas Brawijaya.

Haiming Qiu dan Ming Rao. 1993. Process Control Engineering. Pennsylvania:
gordon and breach science publishers

Jack, Hugh. 2001. Dynamic System Modeling and Control. Michigan: Padnos School
of Engineering.

Lennart Ljung dan Torkel Glad. 1994. Modeling of Dynamic Systems. New Jersey:
PTR Prentice Hall.

52
Laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktek
PPSDM Migas Cepu

Ogata, K. 1995. Teknik Kontrol Automatik Automatik (Sistem Pengaturan). Jilid 1.


Diterjemahkan oleh: Leksono, Edi. Jakarta: Erlangga.

Santoso M.H, Handi., Nazaruddin,Yul Y., Muchtadi, Farida I,Martin. 2007. Boiler
Performance Optimization Using Fuzzy Logic Controller. Teknik Fisika
Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sudiono, Kodar. 2010. Perancangan Sistem Kontrol dan Optimasi Rasio Udara dan
Bahan Bakar pada Boiler di Pt. Petrokimia Gresik Berbasis Jaringan Syaraf
Tiruan dan Algoritma Genetik. Surabaya: Skripsi Teknik Fisika Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).

53

Anda mungkin juga menyukai