Anda di halaman 1dari 123

BERITA ACARA

REVIU DOKUMEN LAPORAN PENDAHULUAN


EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS DAN BIAYA KAWASAN PUSAT PENDIDIKAN PELATIHAN DAN SEKOLAH OLAHRAGA
NASIONAL HAMBALANG
Nomor : ………………………………..

Pada rentang waktu mulai hari Jumat tanggal 29 Oktober 2021 sampai hari Jumat tanggal 5 November 2021 telah dilakukan pembahasan Reviu Dokumen Teknis
Laporan Pendahuluan, untuk pekerjaan sebagai berikut :

A. Dokumen Administrasi
1. Kelengkapan Dokumen Kurva S
No Kurva S Memenuhi/Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan
Memenuhi PT WIratman-WCI KSO
1. Kurva-S Total Tidak Memenuhi Belum ada progres realisasi Tertuang dalam Laporan Pendahuluan Revisi
subbab. 5.6

2. Laporan Invoice
No Kurva S Memenuhi/Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan
Memenuhi PT WIratman-WCI KSO
1. Laporan Invoice Tidak Memenuhi Tidak disertakan dalam laporan Sedang Disiapkan

Catatan:
 Laporan Invoice terdiri dari analisis harga kegiatan dan rekapitulasi kegiatan
 Laporan invoice terdiri dari bukti-bukti pengeluaran (barang, sewa, peralatan, man-month tenaga ahli, barang habis pakai, akomodasi dan pengeluaran lain
yang terkait dengan pekerjaan)
 Bukti-bukti pengeluaran di atas merupakan dokumen yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan
 Hasil Reviu “Memenuhi” apabila laporan invoice tersusun terstruktur dengan jumlah yang sama dengan atau lebih dari termin yang ditagihkan

1
 Waktu penyerahan invoice bersamaan dengan laporan teknis (pendahuluan, interim dan akhir).

B. Dokumen Teknis

1. Reviu Dokumen Teknis Laporan Pendahuluan


Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Pendahuluan
1. Latar belakang
 Permasalahan TIDAK Belum menjelaskan Latar Belakang Geologi Geoteknik :
Geologi dan MEMENUHI permasalahan spesifik aspek Berdasarkan peta geologi regional Kawasan Citeureup (skala 1:100.000),
Geoteknik geologi dan geoteknik Kawasan P3SON Hambalang ini terletak pada produk vulkanik muda Kuarter
dikaitkan dengan Keandalan (Qvk) Gunung Kencana dan Gunung Limo. Di bawah material vulkanik ini
Bangunan Gedung (4K) terdapat Formasi Jatiluhur berumur Miosen, yang terdiri dari interkalasi antara
napal, clay shale, dan lapisan batu pasir kuarsa.

Formasi Jatiluhur terkenal dengan kelimpahan mineral montmorillonite hingga


illite, yang termasuk dalam jenis lempung kembang dan susut pada lapisan clay
shale. Lapisan batu pasir kuarsa yang porous dan permeable pada formasi ini
juga mampu menjadi lapisan akuifer. Struktur geologi terutama terletak di
Formasi Jatiluhur, menunjukkan bahwa material vulkanik muda terendapkan
setelah peristiwa tektonik dan terletak tidak selaras di atas formasi ini.

Terjadinya ketidakselarasan bidang sebagai batas antara Formasi Jatiluhur dan


material vulkanik merupakan bidang perlemahan apabila batas tersebut berupa
kemiringan sudut, karena air tanah akan mengalir melalui batas tersebut.
Longsoran umumnya mudah terbentuk dengan bidang gelincir yang terletak
antara endapan material vulkanik dan batu lempung atau antara pelapukan batu
lempung dan batu lempung segar.

2
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Clay shale atau batu lempung termasuk dalam jenis tanah lempung yang dapat
mengalami fase kembang dan fase susut. Berikut ini merupakan sketsa
perkembangan retakan batu lempung pada proses slaking dalam kondisi batuan
tersebut tersingkap (under exposure condition).

Berdasarkan catatan sejarah pembangunan Wisma Atlet Hambalang, pada pert


engahan Desember 2011 terjadi kelongsoran tanah pada area konstruksi yang
menyebabkan kerusakan pada Jalan No. 13, Gedung Hall Bulutangkis dan Ged
ung Powe House – 3. Selanjutnya, beberapa studi dilakukan di lokasi proyek bai
k dari pihak pemerintah maupun konsultan yang disertai dengan pemasangan al
at-alat monitoring untuk merekam pergerakan tanah.
Beberapa kejadian longsor dan kegagalan tanah di kawasan Wisma Atlet Hamb
alang ini lah yang menjadi pendorong dilakukannya Evaluasi Kelayakan Teknis
dan Biaya P3SON Hambalang

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 2-3

 Permasalahan TIDAK Belum menjelaskan Latar Belakang Tata Salir:


Tata Salir & MEMENUHI permasalahan spesifik aspek Kawasan Pusat Pelatihan, Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional
Hidrologi tata salir dikaitkan dengan Hambalang (P3SON) dibangun pada kondisi geologi yang kurang memadai dan
Keandalan Bangunan sangat rentan terjadi longsor jika terjadi hujan lebat. Kondisi tanah seperti ini
Gedung (4K) tidak mengizinkan air untuk banyak diresapkan, karena jenis lapisan yang
terdapat di bawah permukaan merupakan lapisan clayshale yang menjadi labil
jika terkena air. Intensitas hujan yang cukup tinggi menyebabkan air hujan
mampu meresap ke dalam lereng dan mendorong tanah sehingga longsor. Hal
ini juga disebabkan oleh belum sempurnanya kegiatan konstruksi, terutama
pada saluran drainase yang belum dapat memfasilitasi air permukaan agar
secepatnya mengalir ke sungai. Selain itu, beberapa lokasi juga belum
difasilitasi oleh sub drain atau saluran drainase bawah permukaan yang
mengalirkan air tanah menuju saluran permukaan agar tidak berpengaruh
negatif terhadap kondisi bangunan. Berdasarkan kondisi tersebut, pihak

3
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
konsultan perlu melakukan kajian hidrologi khususnya terkait sistem tata air
(drainase) di lingkungan P3SON Hambalang. Isu lain yang berkaitan adalah
mengenai penyediaan air bersih, air limbah, dan persampahan. Penyediaan air
bersih perlu dikaji mengenai ketersediaan sumber dan sistemnya. Demikian pula
dengan kajian sistem persampahan dan air limbah, sehingga baik secara teknis
maupun biaya kawasan P3SON Hambalang ini dapat dianalisis secara
menyeluruh.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 3-4

 Permasalahan TIDAK Belum menjelaskan Latar Belakang Struktur:


Struktur MEMENUHI permasalahan spesifik aspek Seperti yang telah diketahui, bahwa proyek kawasan P3SON Hambalang ini sud
Bangunan struktur dikaitkan dengan ah terhenti pembangunannya sejak tahun 2012. Kawasan ini memiliki 28 bangu
Keandalan Bangunan nan utama yang masing-masing memiliki progress pekerjaan yang berbeda ketik
Gedung (4K) a proyek ini berhenti. Untuk pekerjaan struktur, ada yang sudah selesai 100%, a
da pula yang belum dibangun sama sekali. Studi 2021 ini dilakukan sebagai kela
njutan dari studi terdahulu untuk memastikan kelayakan teknis bangunan gedun
g yang telah terbangun, dan yang belum terbangun serta kawasan P3SON Ham
balang di sekitar bangunan karena mengingat waktu yang cukup lama antara 20
16 dan tahun 2021. Beberapa perubahan penting yang mendasar yang berbeda
dengan studi terdahulu terutama pada kesepakatan untuk melakukan kajian
bangunan menggunakan peta gempa 2017 dan SNI 1726:2019. Evaluasi
struktur tersebut akan mengacu pada metode evaluasi ketahanan terhadap
gempa menggunakan draft SNI Evaluasi dan Rehabilitasi Seismik Bangunan
Eksisting yaitu ASCE 41-17 untuk mengetahui kehandalan dari bangunan dan
juga menggunakan SNI 1726:2019 untuk pengecekan kekuatan strukturnya.
Tentunya sebagai tahap awal, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui
kondisi mutu material dari bangunan saat ini sebagai dasar melakukan evaluasi,
karena mutu material pada saat bangunan dihentikan bisa saja berbeda dengan
kondisi sekarang karena banyak faktor, contohnya bangunan tersebut tidak
terawat dan terekpos cuaca secara langsung dalam waktu lama.

4
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 4

 Permasalahan TIDAK Belum menjelaskan Latar Belakang Arsitektur, Lanskap & Kawasan:
Arsitektur MEMENUHI permasalahan spesifik aspek
arsitektur dikaitkan dengan Kajian arsitektur,lanskap & kawasan bangunan mencakup pemeriksaan visual
Keandalan Bangunan komponen arsitektur dan kesesuaian antara kondisi eksisting, dokumen
Gedung yang meliputi aspek perencanaan dengan peraturan terkait khususnya mengenai Keandalan
keselamatan, kesehatan, bangunan (seperti tertuang dalam PP 16/2021) yang ditinjau dari Aspek
kenyamanan dan Keselamatan terkait akses pemadam kebakaran, akses eksit sarana jalan keluar
kemudahan (4K) Bangunan beserta FCC; Aspek Kenyamanan terkait kenyamanan ruang gerak dan
Gedung pandangan; Aspek Kesehatan terkait sistem penghawaan, pencahayaan,
sanitasi dan bahan bangunan; Aspek Kemudahan terkait penerapan prinsip
desain universal dan aksesibiltas dalam bangunan. Permasalahan aksesibilitas
sirkulasi vertikal ruang dalam pada bangunan elevasi berkontur dan sirkulasi
pejalan kaki pada ruang luar kawasan menjadi satu hal penting untuk
kemudahan akses.
Dengan latar belakang kondisi lahan yang masuk dalam kawasan rawan
gerakan tanah tinggi dan karakteristik tanah clay shale, yang mengakibat
kan terjadinya  kelongsoran pada areal konstruksi, salah satunya kerusak
an pada ruang luar yaitu badan jalan no. 13 (2011); serta studi terdahulu
(2016) yang menyatakan bahwa perlunya penanganan khusus sirkulasi ja
lan di kawasan ini, terkait isu relokasi jalan di daerah rawan longsor; hal i
ni akan menjadi prioritas evaluasi terutama pada aspek arsitektur terkait r
uang luar.   Dalam memenuhi aspek keseimbangan, keserasian dan kese
larasan bangunan gedung dengan lingkungannya (seperti tertuang dalam
PP 16/2021), maka khususnya jalur utama kendaraan pada kawasan P3
SON, membutuhkan penataan jalan yang tidak dapat terpisahkan dari pe
destrian bagi pejalan kaki, penghijauan dan ruang terbuka umum.  Sirkula

5
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
si antar bangunan, sistem sirkulasi eksternal dan internal bangunan yang
harus saling terintegrasi agar memiliki kesatuan baik skala kawasan dan
zona, serta memenuhi syarat kemudahan dalam pencapaian, dengan leb
ar jalan sesuai standar bagi pencapaian darurat serta ramah bagi orang d
engan kebutuhan khusus/difabilitas (terpenuhi aspek kesetaraan, kesela
matan dan keamanan, kemudahan, kemandirian, efisiensi, kesesuaian
ukuran dan ruang) dengan menggunakan standar universal, menjadi krite
ria utama yang akan dirujuk dalam menghasilkan usulan rekomendasi ya
ng tepat; terutama untuk menjawab tantangan kondisi tapak yang memilik
i kontur bervariasi sehingga perlu memperhatikan jarak maksimum penca
paian, kemiringan lintasan serta peran vegetasi yang tidak hanya sebagai
pelindung pada sirkulasi pejalan kaki dan sebagai estetika kawasan, nam
un dapat menjadi bagian dari upaya mitigasi bencana.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 4-5

 Permasalahan TIDAK Belum menjelaskan Latar Belakang Mekanikal dan Elektrikal:


Mekanikal, MEMENUHI permasalahan spesifik aspek
elektrikal dan MEP dikaitkan dengan Data histori proyek Kawasan Hambalang dari mulai konstruksi mengalami
plambing Keandalan Bangunan kendala. Proyek kawasan P3SON Hambalang ini sudah terhenti
Gedung (4K) pembangunannya sejak tahun 2012.
Kawasan ini memiliki 28 bangunan yang masing-masing memiliki progress
pekerjaan yang berbeda ketika proyek ini berhenti. Untuk pekerjaan mekanikal
dan elektrikal, progress pekerjaan ada yang mencapai 80%, ada pula yang
belum dibangun sama sekali. Studi 2021 ini dilakukan sebagai kelanjutan dari
studi terdahulu untuk memastikan kelayakan teknis bangunan gedung yang
telah terbangun, dan yang belum terbangun serta kawasan P3SON Hambalang

6
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
di sekitar bangunan karena mengingat waktu yang cukup lama antara 2016 dan
tahun 2021.
Untuk menjadikan agar kawasan Hambalang perlu beberpa perubahan yang
mendasar agar sesuai dengan standar peraturan bangunan yang berlaku saat
ini, khususnya mengenai keandalan bangunan yang ditinjau dari aspek
keselamatan, kenyamanan, kesehatan dan kemudahan.
Evaluasi Mekanikal dan Elektrikal tersebut akan mengacu pada metode evaluasi
terhadap kondisi saat ini pada kawasan Hambalang
Tentunya sebagai tahap awal, perlu dilakukan pengecekan secara visual untuk
mengetahui kondisi mutu material dari bangunan saat ini sebagai dasar
melakukan evaluasi.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 5

2. Maksud dan Tujuan MEMENUHI Memenuhi KAK namun perlu


DENGAN diperbaiki agar sesuai
CATATAN dengan PP 16/2021.
 Output akhir kegiatan ini
adalah Surat Pernyataan
Kelaikan Fungsi Bangunan
Gedung yang dibubuhi
materai Rp 10.000,-
(sesuai PP 16/2021 &
Permen PUPR 27/2018
pasal 44 & Lampiran III).
 Surat Pernyataan Kelaikan
Fungsi Bangunan Gedung
dibuat untuk masing-

7
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
masing bangunan gedung,
ditandatangani oleh:
Pimpinan Perusahaan,
Team Leader dengan
tenaga ahli terkait.
 Surat Pernyataan Kelaikan
Fungsi Bangunan Gedung
sebagai dasar proses
permohoan PBG dan SLF
kepada Pemda Kab.
Bogor
 Output akhir berupa:
 Kelaikan teknis: yang
laik dilanjutkan
penyusunan basic
design dan/atau
gambar as built
drawing atau gambar
rencana atau gambar
redrawing serta
menyusun RAB;
 Kelaikan teknis: yang
tidak laik dilakukan
retrofiting, dilanjutkan
penyusunan basic
design dan/atau
gambar as built
drawing atau gambar
rencana atau gambar
redrawing serta

8
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
menyusun RAB;
 Kelayakan yang dimaksud
dalam kegiatan ini adalah
kelayakan yang sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku
 Objek kegiatan ini adalah
Bangunan Gedung dalam
sebuah Kawasan
 Undang-undang yang
berlaku adalah UU
28/2002 dengan aturan
pelaksanaan PP 16/2021
pasal 1 ayat 36 3 No
Unsur Reviu
Memenuhi/Tidak
Memenuhi Keterangan (1)
(2) (3) (4)
 Kegiatan ini adalah
kegiatan Pengkajian
Teknis sesuai PP 16/2021
pasal 204 ayat (5) dan
pasal 205
A. Maksud & MEMENUHI Merujuk pada KAK, maksud dan tujuan bidang geologi dan geoteknik ini, antara
Tujuan bidang DENGAN lain:
CATATAN
Geologi &  Mendapatkan informasi terkait perkembangan pergerakan tanah melalui
Geoteknik inclinometer yang telah terpasang maupun tambahan baru sesuai
kebutuhan.
 Mendapatkan informasi terkait pola aliran air pada permukaan tanah

9
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
(sebelum dan sesudah pekerjaan cut and fill). Pengamatan lereng
kemiringan tanah, pengamatan curah hujan, pengamatan jenis tanah di
permukaan, khususnya pengamatan clayshale yang terbuka akibat
pekerjaan cut and fill.

Di dalam laporan pendahuluan ini, kami lengkapi maksud dan tujuan lainnya,
adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi tanah bawah permukaan
pada masing-masing gedung melalui uji bor, sondir, dan data laboratorium
sehingga dapat diketahui perkiraan jenis tanah yang diwakilkan oleh 1 titik bor
dan 1 titik sondir di masing-masing bangunan gedung.
Selain itu, maksud dan tujuan juga untuk mengetahui informasi panjang tiang
melalui uji georadar, geolistrik, dan usulan baru berupa PIT (Pile Integrity Test).

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 6

B. Maksud MEMENUHI Khususnya pada bidang drainase di tata salir dan hidrologi, pekerjaan kajian
&Tujuan Bidang DENGAN kelayakan teknik dan biaya P3SON Hambalang ini bertujuan untuk mengetahui
Tata Salir & CATATAN kondisi teraktual sistem dan bangunan drainase komplek P3SON, pola aliran air
Hidrologi permukaan dan tanah, serta genangan yang terjadi baik melalui pemeriksaan
visual, maupun melalui kegiatan investigasi topografi, dan geolistrik. Dalam hal
neraca air, dilakukan analisis ketersediaan dari potensi sumber air di sekitar
kawasan. Kemudian dilakukan justifikasi kelayakan teknis dan biaya terkait
prasarana yang telah dan belum terbangun, serta menyampaikan rekomendasi
kelayakannya.

Dalam hal air minum kajian ini bertujuan untuk memastikan pasokan air yang
cukup dengan membangun sarana IPA dan/atau bekerjasama dengan PDAM
untuk kebutuhan P3SON saat beroperasi. Demikian juga dengan air limbah,
kajian ini bertujuan untuk memastikan adanya Instalasi Pengelolaa Air Limbah
yang tepat dengan kondisi di P3SON.

10
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Adapun terkait persampahan, kajian ini bertujuan untuk memastikan adanya
sistem yang dapat diterapkan untuk pengelolaan sampah dari titik munculnya
timbulan sampah hingga tempat akhir pembuangan

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 7

C. Maksud & MEMENUHI Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan rekomendasi teknis tentang tindak
Tujuan Bidang DENGAN lanjut penanganan proyek konstruksi komplek P3SON dari aspek keamanan
Struktur CATATAN struktural sesuai dengan kaedah perencanaan yang berlaku pada masa
Bangunan pekerjaan berlangsung. (bukan pekerjaan audit & perancangan)

Tujuan dari kegiatan ini antara lain:


1. Mendapatkan informasi mengenai kondisi teraktual terkait struktur atas
komplek P3SON di desa Hambalang melalui pemeriksaan ketegakan
bangunan, pemeriksaan visual dan pengukuran konfigurasi gedung serta
pengujian bahan dan struktur bangunan gedung;
2. Melakukan justifikasi kelayakan teknis struktur dan biaya terkait dengan
bangunan eksisting terbangun maupun yang belum terbangun;
3. Membuat rekomendasi kelayakan teknis dan biaya bangunan dan kawasan
secara keseluruhan kompleks P3SON jika layak dilanjutkan dan jika tidak
layak dilanjutkan dari sisi struktur bangunan.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 7

D. Maksud & MEMENUHI Merujuk pada KAK Evaluasi Kelayakan Teknis dan Biaya Kawasan P3SON
Tujuan Bidang DENGAN Hambalang, bahwa kegiatan ini memiliki maksud memberikan rekomendasi
Arsitektur CATATAN teknis tentang tindak lanjut penanganan proyek konstruksi komplek P3SON.
Maka pada bidang arsitektur, lanskap dan kawasan, akan memberikan
rekomendasi teknis tentang tindak lanjut penanganan terkait bidang arsitektur,
lanskap dan kawasan.

11
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

Merujuk pada KAK Evaluasi Kelayakan Teknis dan Biaya Kawasan P3SON
Hambalang, yang menyebutkan bahwa tujuan dari kegiatan ini diantaranya:
mendapatkan informasi tentang kondisi teraktual terkait struktur atas Komplek
P3SON, perkembangan pergerakan tanah, pola aliran air pada permukaan
tanah, lereng kemiringan tanah, curah
hujan, jenis tanah di permukaan, clay shale, dsb. Maka sesuai proposal teknis
dan tanggapan terhadap KAK terkait arsitektur yang telah disampaikan, perlu
ditambahkan, akan memberikan informasi tentang kondisi teraktual terkait aspek
arsitektural atas bangunan gedung yang telah terbangun dan yang belum
terbangun, juga terkait aksesibilitas dan komponen ruang luar lain pada
Komplek P3SON Hambalang, melalui pemeriksaan visual dan desk study.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 7-8

E. Maksud & Maksudnya merujuk dari KAK , Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan
Tujuan Bidang MEMENUHI rekomendasi teknis bidang MEP tentang tindak lanjut penanganan proyek
Mekanikal DENGAN konstruksi komplek P3SON.
Elektrikal CATATAN Tujuannya adalah melakukan justifikasi kelayakan teknis dan biaya bidang MEP
Plumbing terkait dengan bangunan, kawasan, serta sarana dan prasarana eksisting
terbangun maupun yang belum terbangun dan juga membuat rekomendasi
kelayakan teknis dan biaya bangunan dan kawasan secara keseluruhan
kompleks P3SON jika layak dilanjutkan dan jika tidak layak dilanjutkan.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 8

3. Sasaran MEMENUHI Sesuai KAK, namun perlu


DENGAN ditambah penjabaran
CATATAN sasaran per bidang
A. Sasaran Bidang MEMENUHI Sesuai KAK, namun perlu Sasaran dari kegiatan kajian bidang Geologi dan Geoteknik, antara lain:
DENGAN

12
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Geologi & CATATAN ditambah penjabaran  Tersusunnya kajian kelayakan teknis berdasarkan data primer dan sekunder
Geoteknik sasaran per bidang terkini.
 Tersusunnya kajian kelayakan teknis dan biaya bangunan gedung
berdasarkan persyaratan geoteknik yang sesuai dengan SNI 8460:2017
terkait kemampuan fondasi eksisting dan lereng eksisting.
 Tersusunnya rekomendasi teknis bangunan eksisting, kawasan, dan sarana
dan prasarana P3SON Hambalang dari segi geoteknik.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 8

B. Sasaran MEMENUHI Sesuai KAK, namun perlu Tersusunnya kajian kelayakan teknis dan biaya saluran drainase permukaan
Bidang Tata DENGAN ditambah penjabaran dan bawah permukaan di kawasan P3SON Hambalang berdasarkan data primer
Salir & CATATAN sasaran per bidang (hasil survey topografi dan geolistrik) dan sekunder terkini (data meteorologi dan
Hidrologi klimatologi, data karakteristik area tangkapan) baik untuk saluran yang telah
terbangun maupun yang belum terbangun sehingga dapat meminimalisasi
infiltrasi yang dapat berpengaruh negatif terhadap struktur geologi di bawahnya.

Kajian ini juga dalam penyusunan nya menggali kondisi air dan sanitasi di
sekitar kawasan P3SON dengan mewawancarai tokoh/sesepuh masyarakat
sekitar, dan juga melakukan uji kualitas air (air sungai, air danau, dan air tanah).
Dari data yang didapat akan menjadi rujukan, sehingga pada saat beroperasi
P3SON memiliki sarana dan prasarana air minum, dan sanitasi (air limbah dan
persampahan) yang terkelola dengan baik.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 9

C. Sasaran MEMENUHI Sesuai KAK, namun perlu Sasaran dari kegiatan ini antara lain:
Bidang Struktur DENGAN ditambah penjabaran 1. Tersusunnya kajian kelayakan teknis berdasarkan data primer (pengambilan
Bangunan CATATAN sasaran per bidang sampel material lapangan dan pengukuran) dan data sekunder (shop
drawing, laporan Hambalang I dan Hambalang II) terkini

13
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
2. Tersusunnya hasil evaluasi kelayakan teknis dan biaya dari sisi struktural
untuk melihat aspek manfaat dan resiko serta pemenuhan persyaratan
keandalan bangunan jika pembangunan kompleks P3SON Hambalang akan
diteruskan
3. Tersusunnya rekomendasi teknis bangunan eksisting, kawasan dan sarana
dan prasarana P3SON Hambalang apakah secara fisik struktural dan biaya
peremajaan bangunan masih layak untuk dilanjutkan atau kemungkinan
kemanfaatannya

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 9

D. Sasaran MEMENUHI Sasaran dari kegiatan kajian bidang Arsitektur, lanskap dan kawasan antara
Bidang DENGAN lain:
Arsitektur CATATAN 1. Tersusunnya kajian kelayakan teknis dan biaya bangunan gedung
berdasarkan persyaratan fungsi bangunan serta keandalan bangunan
gedung dalam aspek keselamatan, kesehatan, kenyaman dan kemudahan.
2. Tersusunnya kajian, hasil evaluasi, serta rekomendasi teknis dan biaya dari
Sesuai KAK, namun perlu bidang lanskap dan Kawasan sebagai bagian dari komponen arsitektur,
ditambah penjabaran dengan harapan mendapatkan data lengkap dari perencanaan sebelumnya.
sasaran per bidang 3. Tersusunnya rekomendasi teknis bagi bangunan eksisting terbangun dan
sesuai standar dan peraturan yang berlaku

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 9

E. Sasaran MEMENUHI Sesuai KAK, namun perlu Sasaran dari kegiatan kajian bidang MEP antara lain:
Bidang DENGAN ditambah penjabaran 1. Tersusunnya kajian kelayakan teknis berdasarkan data primer dan sekunder
Mekanikal CATATAN sasaran per bidang terkini bidang MEP
Elektrikal 2. Tersusunnya hasil evaluasi kelayakan teknis dan biaya bidang MEP untuk
Plumbing melihat aspek manfaat dan risiko serta pemenuhan persyaratan keandalan
bangunan jika pembangunan kompleks P3SON Hambalang akan
diteruskan.

14
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
3. Tersusunnya rekomendasi teknis bidang MEP untuk bangunan eksisting,
kawasan, dan sarana dan prasarana P3SON Hambalang apakah secara
fisik dan biaya masih layak untuk dilajutkan atau kemungkinan
kemanfaatannya

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 10


3.
4. Keluaran/Output MEMENUHI
DENGAN
CATATAN
A. Keluaran / MEMENUHI Sesuai KAK, namun perlu  Hasil uji lapangan: penyelidikan geoteknik (bor, sondir, laboratorium tanah);
Output Bidang DENGAN ditambah penjabaran penyelidikan geologi (mapping geologi, georadar, geolistrik); instrumentasi
Geologi CATATAN sasaran per bidang geoteknik (inclinometer, piezometer); uji fondasi tiang (PIT).
Geoteknik  Hasil analisis daya dukung fondasi dan hasil analisis stabilitas lereng
berdasarkan data penyelidikan geoteknik terkini.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 11

B. Keluaran / MEMENUHI Sesuai KAK, namun perlu  Hasil observasi kondisi lapangan khususnya kondisi drainase yang telah
Output Bidang DENGAN ditambah penjabaran terbangun di kawasan P3SON Hambalang
Tata Salir & CATATAN sasaran per bidang  Hasil analisa kapasitas saluran drainase permukaan dan bawah permukaan,
Hidrologi serta kebutuhan bangunan pelengkap drainase
 Analisa terhadap ketersediaan potensi air permukaan untuk suplai air bersih
 Usulan tindak lanjut perbaikan saluran drainase
 Hasil perhitungan volume pekerjaan yang perlu dilaksanakan serta harga
perkiraan total pekerjaan saluran drainase.
 Rekomendasi kelayakan teknis dan kelayakan biaya saluran drainase
 Analisa hasil wawancara air minum, air limbah dan persampahan
 Analisa kualitas air
 Rekomendasi kelayakan teknis dan kelayakan biaya air minum, air limbah

15
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
dan persampahan

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 11

C. Keluaran / MEMENUHI Sesuai KAK, namun perlu Keluaran dari kegiatan ini adalah:
Output Bidang DENGAN ditambah penjabaran 1. Hasil semua uji lapangan yang diperlukan dalam mengevaluasi kelayakan
Struktur CATATAN sasaran per bidang teknis dan analisis biaya. Yaitu mutu material beton aktual pada bangunan
Bangunan eksisting, kualitas kekokohan struktur eksisting, mutu material baja aktual,
potensi deteriorasi material beton dan baja,kesesuaian shop drawing
dengan bangunan eksisting.
2. Hasil semua uji laboratorium yang diperlukan untuk kebutuhan analisis
kelayakan teknis dan biaya. Yaitu mutu material beton aktual dari sampel
coring dan mutu baja tulangan aktual serta mutu baja profil.
3. Hasil analisis evaluasi dan pemodelan kompleks P3SON Hambalang
(eksisting) aspek struktur.
4. Usulan tindak lanjut perbaikan dan retrofitting
5. Rekomendasi kelayakan teknis dan kelayakan biaya

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 11-12

D. Keluaran / MEMENUHI Sesuai KAK, namun perlu - Identifikasi kondisi eksisting bangunan terkait komponen arsitektural sesuai
output Bidang DENGAN ditambahkan penjabaran dengan PP 16/2021
Arsitektur CATATAN keluaran per bidang - Identifikasi kondisi eksisting kawasan terkait komponen lanskap/lingkungan
bangunan gedung sesuai dengan PP 16/2021
- Hasil analisis arsitektur terkait komponen keandalan bangunan gedung sesuai
dengan PP 16/2021, fungsi bangunan sesuai dan persyaratan tata bangunan
- Melakukan analisa kelayakan teknis dan biaya
- Melakukan rekomendasi terhadap standar teknis

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 12

16
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

E. Keluaran / MEMENUHI Sesuai KAK, namun perlu Keluaran dari kegiatan ini adalah :
output Bidang DENGAN ditambah penjabaran 1. Hasil observasi terhadap semua instalasi MEP yang sudah terpasang.
Mekanikal CATATAN sasaran per bidang Observasi mencakup:
Elektrikal  Data dan informasi tentang instalasi yang sudah terpasang,
Plumbing  Kelengkapan instalasi yang terpasang
 Kondisi fisik instalasi yang terpasang,
 Keberfungsian instalasi yang terpasang
2. Hasil analisa terhadap instalasi yang sudah terpasang dievaluasi
berdasarkan standar teknis yang relevan.
3. Hasil analisis evaluasi dan pemodelan komplek P3SON Hambalang
(eksisting) terhadap mekanikal, elektrikal dan plumbing.
4. Hasil perhitungan volume pekerjaan yang perlu dilaksanakan serta harga
perkiraan total pekerjaan.
5. Rekomendasi kelayakan teknis dan kelayakan biaya.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 12

5. Lingkup Kegiatan MEMENUHI


DENGAN
CATATAN
A. Lingkup MEMENUHI Sesuaikan dengan format Lingkup kegiatan bidang geologi dan geoteknik, antara lain:
Kegiatan DENGAN penulisan laporan ilmiah  Melakukan pemetaan topografi, geologi, dan geoteknik.
Bidang Geologi CATATAN (bukan format paparan)  Pemasangan instrumentasi geoteknik
Geoteknik Isinya sesuaikan dengan  Pengujian dan pengambilan data lapangan berupa instrumentasi geoteknik
KAK Perlu ditambahkan dan uji PIT untuk mengetahui panjang aktual tiang.
konsep desain arsitektur  Pengujian dan pengambilan data lapangan: pengambilan data geoteknik.
sebagaimana yang ada di  Pengujian laboratorium berupa pengambilan sample data geoteknik.
KAK  Pengolahan data geoteknik.

17
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
 Analisis data geoteknik.
 Diskusi dan penyusunan laporan.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 13

B. Lingkup MEMENUHI Sesuaikan dengan format  Studi literatur


Kegiatan DENGAN penulisan laporan ilmiah  Persiapan survei
Bidang Tata CATATAN (bukan format paparan)  Mobilisasi
Salir & Isinya sesuaikan dengan  Melakukan pemetaan hidrologi dan tata salir
Hidrologi KAK Perlu ditambahkan  Inventori jaringan air minum, air limbah dan persampahan
konsep desain arsitektur  Pengumpulan data sekunder ke instansi terkait
sebagaimana yang ada di
 Wawancara dengan sesepuh/tokoh masyarakat
KAK
 Pengambilan data debit sesaat
 Pengambilan sampel kualitas air
• 2 titk air danau/pond
• 6 titik air tanah
• 8 titik air sungai
 Pengujian data sekunder hidrologi
 Analisis data tata salir dan hidrologi, meliputi kapasitas dan jaringan
drainase dan potensi ketersediaan air
 Analisa kualitas air
 Penyusunan laporan pendahuluan, pertengahan, akhir
 Presentasi dan diskusi laporan pendahuluan, pertengahan, akhir
Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 13-14

C. Lingkup MEMENUHI Sesuaikan dengan format Berdasarkan pemahaman dari KAK & Dokumen Seleksi dan untuk memastikan
Kegiatan DENGAN penulisan laporan ilmiah tercapainya tujuan & sasaran proyek ini, Lingkup Pekerjaan yang harus
Bidang Struktur CATATAN (bukan format paparan) dilakukan adalah:
Bangunan Isinya sesuaikan dengan  Pembelajaran data sekunder: yaitu studi literatur sebagai referensi dan

18
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
KAK Perlu ditambahkan peraturan terkini yang relevan terhadap kasus proyek P3SON Hambalang,
konsep desain arsitektur studi literatur dari studi terdahulu terkait proyek P3SON pada 30 Mei 2012
sebagaimana yang ada di dan 2-7 April 2013. Dan gambar desain struktural yang tersedia.
KAK  Pengumpulan data primer: pengambilan data dan sampel pada bangunan
eksisting baik yang sudah terbangun penuh maupun parsial. Di antaranya
adalah pengujian destruktif, pengujian non destruktif dan pengujian
laboratorium.
 Pengujian destruktif termasuk pengambilan sampel coring, pengambilan
sampel tulangan.
 Pengujian nondestruktif termasuk uji karbonasi, uji hammer, uji UPV, uji half
cell potential, uji brinell, uji ferroscan dan pengamatan dimensi.
 Pengujian laboratorium termasuk pengujian kuat tekan sampel coring
dengan crushing test dan pengujian kuat tarik baja dengan tensile test.
 Pengolahan data dan analisa: melakukan analisa berdasarkan input data
primer dan data sekunder. Dikembangkan permodelan 3 dimensi untuk
setiap bangunan berjumlah 28 bangunan. untuk beberapa bangunan yang
masuk kategori besar, digunakan analisis NSP, sedangkan untuk bangunan
dengan kategori kecil dan yang belum terbangun digunakan analisis RSA.
 Kelayakan teknis dan biaya: memberikan data rekomendasi perkuatan jika
diperlukan kepada estimator untuk akhirnya dijadikan rekomendasi biaya.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 14

D. Lingkup MEMENUHI Sesuaikan dengan format Lingkup Kegiatan Arsitektur terdiri dari:
Kegiatan DENGAN penulisan laporan ilmiah 1. Konsep umum terkait pola ruang kota, aspek keandalan bangunan sesuai
Bidang CATATAN (bukan format paparan) PP16/2021
Arsitektur Isinya sesuaikan dengan 2. Konsep fungsi bangunan untuk memindahkan, merelokasi, memperbesar,
KAK Perlu ditambahkan mengabungkan bangunan-bangunan tertentu sesuai KAK
konsep desain arsitektur 3. Konsep sirkulasi yang terintegrasi antar zona dan kawasan dalam
sebagaimana yang ada di pemenuhan terhadap standar universal sesuai dengan PP 16/2021

19
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
KAK
Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 14-15

E. Lingkup MEMENUHI Lingkup Kegiatan MEP terdiri dari :


Kegiatan DENGAN 1. Mendata secara detail instalasi Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing
Bidang CATATAN yang sudah terpasang di setiap gedung. Instalasi Mekanikal, Elektrikal,
Mekanikal dan Plumbing meliputi:
Elektrikal a. Penginderaan kebakaran
Plumbing b. Sistem tata suara
c. Telpon
d. Data
e. CCTV
f. MATV
g. Plumbing
h. Electrical
i. Lift
2. Mendata secara detail kelengkapan dari masing-masing instalasi yang
terpasang.
3. Mendata secara detail kondisi fisik dan keberfungsian masing-masing
instalasi yang terpasang.

Pendataan di atas digunakan untuk memaksimalkan penggunaan instalasi


eksisting terpasang sesuai dengan yang masih layak dalam perancangan
selanjutnya.

Aspek Mekanikal :
1.Sistem pengindera api kebakaran secara dini dengan menggunakan sistem
Addressable untuk masing-masing gedung, dimana peralatan utama (MCFA)
masing-massing gedung terhubung antara yang satu dengan yang lain.
2. Sistem deteksi yang digunakan untuk semua gedung ini menggunakan sistem
deteksi automatik dan manual.

20
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
3. Fungsi sistem dapat diintregasikan dengan sistem Mechanical Electrical
lainnya
4. Dikarenakan kawasan infrastruktur terdiri dari beberapa bangunan maka
sistem
yang akan direncanakan adalah sistem pengontrolan terpadu atau terpusat di
gedung Administrasi (Pusat Kontrol Kebakaran – Fire Command Center –
FCC)
yang berdekatan dengan hard standing.
5. Setiap bangunan dikawasan ini akan ditempatkan peralatan utama Fire
Alarm di mana peralatan tersebut akan terkoneksi satu dengan yang lain
pada masing-masing bangunan.

Aspek Tata suara :


Quality of Sound
− Syllbalic articulation harus berkisar antara 60% - 75% dengan sentence
articulation antara 80% - 90%.
− Band Frekuensi percakapan : 100 hz-10 KHz.
− Band Frekuensi BGM : 200 hz-20 KHz.
− Band Frekuensi Alarm : 400 hz–750 Hz.

Aspek CCTV :
Camera ditempatkan pada posisi sesuai dengan perencanaan
dan peralatan Utama ditempatkan pada Ruang Kontrol.

Aspek MATV :

1. Signal Video menggunakan 10 Mhz atau lebih rendah frekuensinya, dan kabel
untuk transmisi diperkirakan rugi-rugi transmisinya maksimum pada frekuensi
10 hz, dB lososes pada Output TV 70 dB ± 10%.
1. Ukuran kabel Coaxial disesuaikan dengan attenuasi signal video antara
kamera dan monitor, dengan impedance karakteristik 75 Ohm.

21
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
2. Video input 0.5 – 2 Vp-p, composito video.
3. Video output 1.0 – 1.4 Vp-p, internal adjustable.

Aspek Telpon :
Sistem komunikasi gedung ini menggunakan system direct atau yang
berlangganan langsung dengan PT. Telkom.
Untuk komunikasi di dalam bangunan gedung dan/atau antar bangunan gedung
dapat dilengkapi dengan PABX untuk menghemat penggunaan langganan
Telkom. Komunkasi ini dpat diintegrasikan dengan jaringan data

Aspek DATA :
Sistem data menggunakan jaringan kabel fiber optic dengan dilengkapi jaringan
local area network (LAN) pada tiap-tiap bagunan gedung serta jaringan wifi
dengan penempatan repeater dan output akses di tempat-tempat strattegis

Aspek Plumbing :
Perencanaan sistem plambing meliputi seluruh kawasan untuk perencanaan
cadangan air bersih. Perencanaan keperluan air bersih ini merupakan
rekapitulasi dari kebutuhan air bersih per gedung dengan memepertimbangkan
jumlah orang dan beban unit plambing.

Aspek Pemadam kebakaran :


Perencanaan sistem proteksi kebakaran meliputi sistem proteksi pasif dan
proteksi aktif.
Perencanaan meliputi jaringan pipa pemadam di Kawasan dan di dalam
bangunan, dengan penempatan hidran halaman, katub siamesse, kotak hidran
(dalam banguna gedung), jaringan sprinkler (jika ada), penempatan tangga
darurat, pipa tegak.
Perencanaan juga menganalisis kebutuhan air untuk keperluan proteksi
kebakaran dan kapasitas pompa yang digunakan.

22
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

Aspek Tata udara :


Perencanaan tata udara yang menggunakan sistem pengkondisian udara perlu
melakukan analisis overall thermal transfer value (OTTV), dengan Batasan
maksimum 35 Watt/m2

Aspek Lift :
Pemasangan lift untuk di lokasi Asrama elit Putra dan putri
Pemasangan lift untuk lokasi Asrama junior putra dan putri

Aspek Electrical :
1) Sumber Daya Listrik : Sumber daya listrik utama akan diambil dari tegangan
jala-jala 20 KV PLN, dengan sistem 3 (tiga) phasa menggunakan
sambungan daya terpakai (100%) diperhitungkan dari beban teasang total
atau beban teakai total (100%) yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
operasional gedung.

2) Tegangan sistem distribusi tenaga listrik ke titik beban : 380/220 Volt, 50 Hz.

3) Sumber Cadangan Daya Pengganti Khusus (CDPK) dengan output tegangan


dan frekuensi sama seperti disebutkan pada point (b) diatas.

4) Penerangan jalan, koridor dan area umum menggunakan PLTS sebagai back
up.

5) Penerangan darurat dengan Baterai


(a) Fungsi dari penerangan darurat ini adalah sebagai penerangan sementara
pada saat cadangan daya pengganti khusus belum dapat mensuplai daya listrik,
ketika terjadi gangguan pada jaringan sumber listrik utama.
(b) Penerangan darurat ini sangat penting terutama pada bangunan bertingkat,
yang dapat mencegah kepanikan dan bisa difungsikan sebagai penerangan

23
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
tanda arah jalan keluar / Exit.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 15-17

6. Dasar/Kerangka
Teori
A. Geologi dan
Geoteknik
 Kaidah
perencanaan
 Berdasarkan TIDAK a. Berdasarkan a. Untuk substansi yang sama pada bab 5.1.5 dan 5.1.15 akan direvisi, dan
teori MEMENUHI substansi di Bab 5.1.5 akan dirubah daftar isinya untuk diringkas/digabung.
tentang Desk Study isinya b. Pembuatan Laporan Pendahuluan didasarkan pada KAK, dan saat
sama dengan substansi di Laporan Pendahuluan dibuat, Laporan Hambalang terdahulu belum
Bab 5.1.15 tentang diperoleh sehingga belum dimasukkan ke dalam Laporan Pendahuluan.
Analisis dan Pra Analisis Laporan Pendahuluan disubmit tanggal 15 September 2021, sedangkan
(Lampiran 1). data dari Adhi Karya diterima tanggal 25 Oktober 2021.
b. Sebaiknya bab c. Pada saat laporan pendahuluan dibuat data dari Adhi Karya (gambar
5.1.5 disesuaikan isinya teknis/shop drawing) belum diterima sama sekali sehingga tidak
tentang Desk Study dimasukkan ke dalam Laporan Pendahuluan. Laporan Pendahuluan
Laporan Hambalang disubmit tanggal 15 September 2021, sedangkan data dari Adhi Karya
terdahulu, dan bab 5.1.15 diterima tanggal 25 Oktober 2021.
dapat dipertahankan isinya d. Perlu diketahui bahwa laporan pendahuluan ini dikumpulkan sebelum
dengan menambahkan diperoleh data sekunder dari Desk Study Laporan Hambalang terdahulu
perbaikan yang telah dan KSO pelaksana konstruksi Hambalang Adhi Karya. Berikut ini kami
disampaikan dalam berita tambahkan kaidah perencanaan untuk Laporan Pendahuluan:
acara pemeriksaan ini
c.Belum memasukkan Perencanaan geoteknik ditinjau pada aspek fondasi dan kestabilan lereng.
informasi data sekunder

24
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
yang didapatkan, berupa Analisis daya dukung fondasi dilakukan dalam kondisi tiang tunggal dan
gambar dari KSO kelompok tiang, ditinjau dalam 3 kondisi pembebanan, yaitu pembebanan tekan,
pelaksana konstruksi pembebanan tarik, dan pembebanan lateral.
Hambalang Adhi Karya
(gambar teknis/ shop Daya dukung ultimit (ultimate capacity) dalam kondisi tekan adalah daya dukung
drawing) batas suatu tiang tunggal, yang merupakan penjumlahan dari tahanan selimut
 Berdasarkan TIDAK dan tahanan ujung dari kontribusi tanah.
peraturan dan MEMENUHI
standar Daya dukung tiang tunggal dalam kondisi tarik dihitung dengan memberikan
faktor reduksi pada tahanan selimut sebesar 70%.

Besarnya daya dukung ijin tiang tunggal baik dalam kondisi tekan dan tarik
dihitung dengan membagi beban ultimit dengan faktor keamanan yaitu 2,5 – 3.

Daya dukung tiang tunggal dalam kondisi lateral dihitung dalam kondisi kepala
tiang bebas (free head) dan kepala tiang terjepit (fixed head). Dalam analisis
lateral umumnya digunakan suatu software untuk mempermudah perhitungan,
umumnya digunakan software LPILE.

Pengaruh kelompok tiang terjadi bila jarak antara tiang berdekatan sehingga
daya dukung dan perilaku penurunan tiang tunggal akan dipengaruhi oleh tiang-
tiang yang lainnya. Pengaruh kelompok tiang harus diperhitungkan dalam
merencanakan daya dukung kelompok tiang dan penurunan kelompok tiang.
Daya dukung kelompok tiang diperoleh dari total daya dukung tiang tunggal
dikalikan jumlah tiang dan dikalikan dengan suatu faktor reduksi kelompok tiang
yang dihitung secara block failure.

Perkiraan besarnya penurunan total maupun beda penurunan perlu diperhatikan


dalam perancangan fondasi untuk menjamin stabilitas dan kemampulayanan
dari bangunan di atasnya. Penurunan total terdiri atas penurunan langsung
(seketika) dan penurunan konsolidasi. Penurunan langsung (immediate

25
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
settlement) akan terjadi saat beban diberikan; dan penurunan jangka panjang
(long term settlement) mulai terjadi beberapa saat setelah pemberian beban.

Besarnya penurunan total beda penurunan yang diizinkan ditentukan


berdasarkan toleransi struktur atas dan bangunan sekitar yang harus ditinjau
berdasarkan masing-masing kasus tersendiri dengan mengacu pada integritas,
stabilitas dan fungsi dari struktur di atasnya. Penurunan izin < 15 cm + b/600 (b
dalam satuan cm) untuk bangunan tinggi dan bisa dibuktikan struktur atas masih
aman. Beda penurunan (differential settlement) yang diperkirakan akan terjadi
harus ditentukan secara saksama dan konservatif, serta pengaruhnya terhadap
bangunan gedung tinggi di atasnya harus dicek untuk menjamin bahwa beda
penurunan tersebut masih memenuhi kriteria kekuatan dan kemampulayanan
sebesar 1/300.

Secara umum, analisis stabilitas lereng tanah dilakukan berdasarkan


pendekatan kesetimbangan batas (limit equilibrium), teori batas plastis, dan
metode numerikal seperti metode elemen hingga (finite element).

Analisis kestabilan lereng yang dihasilkan harus memenuhi kriteria design yang
berlaku, yaitu:
- Faktor keamanan > 1.50 pada kondisi statik (long term)
- Faktor keamanan > 1.05 pada kondisi dinamik (gempa)

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 100-101

 Kaidah
perbaikan dan
retrofiting
 Berdasarkan TIDAK Belum disampaikan di dalam Proyek ini memang akan mengacu kepada ASCE 41 untuk bangunan yang
MEMENUHI

26
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
teori Laporan Pendahuluan sudah terbangun, namun sesuai dengan KAK, gaya gempa yang diperhitungkan
 Berdasarkan Namun perlu dipastikan dalam analisa mengacu pada peta gempa 2017 dan SNI 1726-2019 yang
peraturan dan bahwa penggunaan ASCE memiliki periode ulang 2475 tahun (gempa MCEr dengan probabilitas terlampaui
standar 41 merujuk Peta Percepatan 2% dalam 50 tahun). Mempertimbangkan hal tersebut dan sesuai dengan ASCE
Periode Ulang Gempa 225 41, maka performa yang dipilih dalam analisa adalah Basic Performance
Tahun (Probabilitas Objective untuk Bangunan Eksisting setara Bangunan Baru (BPON) yaitu BSE-
TIDAK terlampaui 20% Dalam 50 2N yang menggunakan gempa MCEr.
MEMENUHI Tahun) dan 975 Tahun
(Probabilitas Terlampaui 5% 1. Fondasi tiang
Dalam 50 Tahun) dengan - Melakukan evaluasi perhitungan daya dukung tiang tunggal dan kelompok
best practice rekonstruksi berdasarkan data penyelidikan tanah terkini.
Gedung Pasca Gempa - Apabila, terhadap beban struktur bangunan jumlah fondasi tiang tidak
Sulbar mencukupi maka perlu dilakukan penambahan tiang fondasi.
 Best practice Perlu ditambahkan kajian
mengenai beberapa 2. Kestabilan lereng
penerapan mengenai - Mengurangi beban pada permukaan tanah.
retrofitting pada bangunan - Merekonstruksi kemiringan lereng.
TIDAK gedung - Membuat subdrain apabila ada lereng timbunan.
MEMENUHI Memberikan proteksi berupa dinding penahan tanah seperti soldier pile, secant
pile, dll apabila tanah yang labil cukup dalam.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 101

B. Tata Salir &


Hidrologi
 Kaidah
perencanaan
 Berdasarkan TIDAK  Format penulisan Dalam analisis sistem drainase digunakan teori dan standard hidrologi dan
teori MEMENUHI terpenggal-penggal hidrolika, diantaranya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
 Tidak berurutan Rakyat Nomor 12/PRT/M/2014 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem

27
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
 Tidak lengkap (hanya Drainase Perkotaan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19 Tahun 2011
membahas terkait tentang Persyaratan dan Kriteria Teknis dalam Perencanaan Drainase Jalan,
drainase saja) SNI 2415:2016 Tata Cara Perhitungan Debit Banjir Rencana, SNI 03-3424-1994
 Format Penulisan tata tentang Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, Tata Cara
salir halaman 109 -133 Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan, Dirjen Cipta Karya,
diulang kembali pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Edisi tahun 2012,
halaman 335 – 359 Perencanaan Sistem Drainase Jalan Pd T-02-2006-B, Departemen Pekerjaan
 Terdapat beberapa tabel, Umum, Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan 008-T-BNLT-1990, buku
gambar dan teori yang Applied Hydrology - Ven Te Chow (1988), buku Open Channel Hydraulics - Ven
belum mencantumkan Te Chow (1959), serta buku Drainase Terapan - Halim Hasmar (2012).
refrensi A. Data
Konsistensi format penulisan - Data spasial berupa data topografi kawasan
belum seragam - Data hidrologi berupa data hujan minimal 10 tahun terakhir, data tinggi muka
 Berdasarkan TIDAK  Beberapa acuan yang air dan debit sungai
peraturan dan MEMENUHI digunakan masih - Data sistem drainase eksisting, meliputi data genangan, data saluran dan
standar menggunakan standar dan bangunan pelengkap
peraturan lama - Data hidrolika, meliputi data keadaan, fungsi dan geometri saluran dan
Penulisan hirarki peraturan bangunan, data arah aliran
harus diterapkan - Data teknis lain seperti jaringan jalan, jaringan pipa, dan utilitas lain yang
telah ada dan direncanakan
B. Kriteria Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 101-102 & 111-113

Air minum
Kaidah analisis SPAM diatur berdasarkan SNI 7831_2012 dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum no 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Dan tata cara Perizinan
Pengusahaan Sumber daya Air dan Penggunaan Sumber Daya Air dilakukan
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat no

28
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
01/PRT/M/2016.
Sistem unit IPA di P3SON sebagai penyediaan air minum, harus memiliki
jaminan mutu atas produk unit instalasi pengolahan terhadap kualitas produk
dan konstruksi IPA sesuai dengan SNI 7830:2012 Tata cara pengendalian mutu
pembangunan instalasi pengolahan air minum.
Selain itu sistem unit IPA yang akan dibangun di P3SON material nya harus
kuat.Ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti fibreglass reinforced
plastic yang memiliki sifat-sifat mekanis bahan dari plastik yang diperkuat
dengan selat glass dan mengacu pada ASTM C 582. Bila material ini
digunakan sebagai bahan unit instalasi pengolahan air, maka harus mengacu
SNI 7504: 2011 yang mengatur spesifikasi material fiberglass reinforced plastic
unit instalasi pengolahan air. Sedangkan bila materialnya menggunakan baja
maka akan mengadopt SNI 7505: 2011 yang mengatur spesifikasi material baja
dan bila yang digunakan baja tahan karat maka akan digunakan SNI 7506: 2011
dengan spesifikasi material baja tahan karat.
Sampai saat laporan pendahuluan disusun belum diketahui secara detail tata
tata letak unit IPA dan bangunan pelengkap, serta luas lahan bangunan
pelengkap unit IPA, persyaratan material dan struktur bangunan pelengkap unit
IPA. Dalam hal ini SNI 7507: 2011 yang mengatur spesifikasi bangunan
pelengkap unit instalasi pengolahan air akan dijadikan rujukan.
Adapun penggunaan meter air di P3SON harus bersandar pada SNI 2547:2008
tentang spesifikasi meter air sehingga terjamin mutunya karena telah membuat
standar karakteristik teknis, karakteristik metrologis dan persyaratan kehilangan
tekanan untuk meter air minum.

Air limbah
Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik mengacu pada

29
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Peraturan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 04/RT/M/2017.

Kaidah Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah mengacu kepada:


1) Sistem sanitasi harus dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) yang mampu mengolah air limbah sesuai dengan kualitas air
limbah yang dihasilkan dari keseluruhan unit bangunan di kawasan
P3SON Hambalang; 36 sehingga air limbah olahan aman untuk dibuang
ke lingkungan atau memenuhi persyaratan buangan air limbah domestik
(Kepmen LH No.112 Tahun 2003).
2) Sistem sanitasi harus mempunyai kapasitas yang mencukupi sehingga
dapat menampung air limbah dalam kawasan P3SON Hambalang sesuai
total jumlah air limbah yang dibuang dengan memperhatikan rencana
pengembangan kawasan di kemudian hari (apabila ada).
3) Produksi air limbah ditetapkan berdasarkan jumlah keseluruhan
kebutuhan air pada unit-unit bangunan yang ada di kawasan P3SON
Hambalang dengan mempertimbangkan jumlah pengguna (orang yang
beraktifitas) dalam bangunan dan kebutuhan perkapita sesuai dengan
jenis aktifitas pengguna atau fungsi (peruntukan) bangunan.
4) Sistem sanitasi harus dirancang untuk dapat menampung buangan air
limbah pada berbagai variasi sesuai variasi kebutuhan air bersih; baik
variasi jamjaman, harian, mingguan maupun variasi musiman (hujan
maupun kemarau).
5) Sistem sanitasi merupakan satu system infrastruktur dengan komponen-
komponen sebagai berikut :
a) Instalasi pengolahan air limbah (IPAL), yaitu instalasi pengolahan air
dengan proses pengolahan yang disesuaikan dengan jenis air limbah
b) Analisis kesesuaian jenis proses terkait kualitas air limbah yang
diproduksi.
c) Analisis hidraulik (kapasitas, waktu detensi, tata ruang

30
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
bangunan/kolam, dll).
d) Kebutuhan kelengkapan sistem, seperti perlengkapan mekanikal,
elektrikal dan plumbing.
e) Jaringan pipa / saluran pembawa dari unit-unit bangunan dan pipa /
saluran pembuang dari IPAL
f) Analisis tata letak (lay out jaringan) pipa pembawa terkait dengan peta
situasi kawasan, tata letak bangunan, lokasi badan air penerima, dan
kondisi topografi.
g) Analisis hidraulik perpipaan / saluran (kapasitas, variasi debit air
limbah, syarat kecepatan minimum dan maksimum, syarat kedalaman
air minimum (atau tinggi berenang – self cleaning) dan kedalaman air
maksimum, jenis material pipa / saluran, peta situasi kawasan, tata
letak bangunan, posisi badan air penerima dan kondisi topografi).
6) Perancangan teknis rinci system sanitasi harus didasarkan pada
pengukuran teristris (peta situasi dan topografi pada lokasi bangunan
serta pengukuran melintang dan memanjang sepanjang jalur rencana lay
out jaringan sanitasi.
Persampahan
Metodologi peencanaaa pengelolaan sampah mengacu pada SNI 19-2454-2002
tentang Tata Cara Teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan dan/atau
perubahannya. Setiap Bangunan Gedung sesuai dengan fungsi dan
klasifikasinya harus dilengkapi dengan sistem penanganan persampahan pada
Bangunan Gedung yang meliputi perencanaan, pemBangunan, pengoperasian
dan pemeliharaan, serta pemantauan dan evaluasi penangan sampah rumah
tangga dan sampah sejenisnya sampah rumah tangga untuk kepentingan
kesehatan pengguna Bangunan sesuai ketentuan peraturan perundang
undangan :

a) Ketentuan Umum system Penanganan Persampahan Pada Bangunan

31
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Gedung
1) System penanganan persampahan harus direncanakan dan dipasang
dengan mempertimbangkan fasilitas penampungan dan sejenisnya
2) Fasilitas penampungan dan/atau pengolahan sampah disediakan
pada setiap Bangunan Gedung dan/atau terpadu dalam suatu
Kawasan
3) Pertimbangan fasilitas penampungan diwujudkan dalam bentuk
penyediaan tempat penampungan kotoran dan sampah pada
masing-masing Bangunan Gedung yang diperhitungkan berdasarkan
fungsi bangunan, jumlah penghuni dan volume sampah
4) Penyediaan tempat penampungan sampah diperhitungkan dengan
mempertimbangkan system pengelolaan sampah kota
5) Pertimbangan jenis sampah diwujudkan dalam bentuk penempatan
pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak menggganggu
kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya

b) Standar teknis Sistem Penanganan Persampahan pada Bangunan


Gedung
1) Sistem pembuangan sampah direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan fasilitas penampungan dan sejenisnya
2) Pertimbangan fasilitas penampungan diwujudkan dalam bentuk
penyediaan tempat penampungan kotoran dan sampah pada
masing2 Bangunan Gedung, yang diperhitungkan berdasarkan fungsi
bangunan, jumlah penghuni dan volume kotorn dan sampah
3) Pertimbangan jenis sampahan diwujudkan dalam bentuk penempatan
pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak mengganggu
kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungan
4) Ketentuan pengelolaan sampah padat :
 Sumber sampah permukiman berasal dari perumahan,took, ruko,

32
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
pasar, sekolah, tempat ibadah, jalan, hotel, rumah makan dan
fasilitas lainnya
 Setiap Bangunan baru dan/atau perluasan Bangunan dilengkapi
dengan fasilitas pewadahan yang memadai, sehingga tidak
mengganggu kesehatan dan kenyamanan bagi penghuni,
masyarakat dan lingkungan sekitarnya
 Untuk mendukung reduksi sampah Bangunan Gedung tertentu
dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk mendaur ulang
dan memanfaatkan kembali beberapa jenis sampah seperti botol
bekas, jertas, kertas koran, kardus, aluminium, kaleng, wadah
plastic dan sebagainya
 Sampah padat kecuali sampah bahan Baracun dan berbahaya
yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, laboratorium
penelitian, atau Bangunan Gedung sejenisnya harus ditangani
sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan sesuai SNI
terkait ;
o SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik operasional
pengelolaan sampah perkotaan dan/atau perubahannya
o SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah di permukiman
dan/atau perubahannya
5) Standar teknis lainnya terkait system penanganan persampahan
pada Bangunan Gedung dilaksanakan sesuai:
 Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah dan/atau perubahnnya
 Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga dan/atau perubahannya dan
 SNI 19-7029-2004 tentang spesifikasi kompos dari sampah

33
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
memperhatikan penggunaan bahan Bangunan Gedung yang
aman bagi kesehatan Pengguna Bangunan Gedung dan tidak
menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 151-154

 Kaidah
perbaikan dan
retrofiting
 Berdasarkan Harus berkaitan dengan teori Mengacu pada informasi dari studi terdahulu, diketahui bahwa hal yang menjadi
TIDAK
teori MEMENUHI
pada studi Hambalang issue di area P3SON hambalang adalah kondisi geologi yang berkaitan dengan
terdahulu sistem manajemen drainase. Diperoleh informasi bahwa di area P3SON
 Berdasarkan  Harus mengikuti standar terdapat layer geologi clay shale dengan kondisi tipikal fisik yang keras dan
peraturan dan dan peraturan yang kedap air, namun akan melapuk dengan cepat bilamana terekspose dan
standar berlaku terendamair. Hal ini dindikasikan menjadi penyebab terjadinya longsoran di
beberapa lokasi.
Kondisi ini memunculkan upaya-upaya khusus untuk mengatasi masalah
drainase. Selain masalah drainase permukaan yang berupa run off aliran air
hujan, juga muncul upaya untuk membuat horizontal drain atau sub drain untuk
TIDAK
mengurangi air hujan yang meresap kedalam tanah bersentuhan langsung
MEMENUHI
dengan lapisan clay shale. Upaya pembuatan horizontal drain atau sub drain di
area P3SON merupakan upaya tambahan yang dilakukan untuk melengkapi
upaya manajemen drainase aliran permukaan (run off).

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 135

 Best practice TIDAK Harus ditambahkan kajian Bidang hidrologi menggunakan rumus dan koefisien empiris, dimana hasil
MEMENUHI mengenai retrofitting pada penelitian para ahli didasarkan pada lokasi penelitian. Sehingga secara “best
pola tata salir secara detail practice”, perbaikan sistem drainase mengacu pada Standard Nasional

34
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Indonesia dan telah disampaikan pada bagian sebelumnya.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 135

C. Struktur
Bangunan
 Kaidah
perencanaan
 Berdasarkan TIDAK  Berdasarkan substansi di  Untuk substansi yang sama pada bab 5.1.5 dan 5.1.15 direvisi, dan
teori MEMENUHI Bab 5.1.5 tentang Desk dirubah daftar isinya untuk diringkas/digabung.
Study isinya sama dengan  Pembuatan Laporan Pendahuluan didasarkan pada KAK, dan saat
substansi di Bab 5.1.15 Laporan Pendahuluan dibuat, Laporan Hambalang terdahulu belum
tentang Analisis dan Pra diperoleh sehingga belum dimasukkan ke dalam Laporan Pendahuluan.
Analisis (Lampiran 2) (Laporan Pendahuluan disubmit tanggal 15 September 2021, sedangkan
 Sebaiknya bab 5.1.5 data dari Adhi Karya diterima tanggal 25 Oktober 2021).
disesuaikan isinya tentang Pada saat laporan pendahuluan dibuat data dari Adhi Karya (gambar
Desk Study Laporan teknis/shop drawing) belum diterima sama sekali sehingga tidak dimasukkan ke
Hambalang terdahulu, dan dalam Laporan Pendahuluan. (Laporan Pendahuluan disubmit tanggal 15
bab 5.1.15 dapat September 2021, sedangkan data dari Adhi Karya diterima tanggal 25 Oktober
dipertahankan isinya 2021).
dengan menambahkan
perbaikan yang telah
disampaikan dalam berita
acara pemeriksaan ini
 Belum memasukkan
informasi data sekunder
yang didapatkan, berupa
gambar dari KSO
pelaksana konstruksi
Hambalang Adhi Karya

35
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
(gambar teknis/ shop
drawing)
 Berdasarkan MEMENUHI Namun perlu dipastikan Proyek ini memang akan mengacu kepada ASCE 41 untuk bangunan yang
peraturan dan DENGAN bahwa penggunaan ASCE sudah terbangun, namun sesuai dengan KAK, gaya gempa yang diperhitungkan
standar CATATAN 41 merujuk Peta Percepatan dalam analisa mengacu pada peta gempa 2017 dan SNI 1726-2019 yang
Periode Ulang Gempa 225 memiliki periode ulang 2475 tahun (gempa MCEr dengan probabilitas terlampaui
Tahun (Probabilitas 2% dalam 50 tahun). Mempertimbangkan hal tersebut dan sesuai dengan ASCE
terlampaui 20% Dalam 50 41-17, maka performa yang dipilih dalam analisa adalah Basic Performance
Tahun) dan 975 Tahun Objective untuk Bangunan Eksisting setara Bangunan Baru (BPON) yaitu BSE-
(Probabilitas Terlampaui 5% 2N yang menggunakan gempa MCEr.
Dalam 50 Tahun) dengan
best practice rekonstruksi Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 285
Gedung Pasca Gempa
Sulbar

36
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

 Kaidah
perbaikan dan
retrofiting
 Berdasarkan TIDAK  Berdasarkan substansi di  Untuk substansi yang sama pada bab 5.1.5 dan 5.1.15 direvisi, dan
teori MEMENUHI Bab 5.1.5 tentang Desk akan dirubah daftar isinya untuk diringkas/digabung.
Study isinya sama dengan  Pembuatan Laporan Pendahuluan didasarkan pada KAK, dan saat
substansi di Bab 5.1.15 Laporan Pendahuluan dibuat, Laporan Hambalang terdahulu belum

37
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
tentang Analisis dan Pra diperoleh sehingga belum dimasukkan ke dalam Laporan
Analisis (Lampiran 3) Pendahuluan. (Laporan Pendahuluan disubmit tanggal 15 September
Sebaiknya bab 5.1.5 2021, sedangkan data dari Adhi Karya diterima tanggal 25 Oktober
disesuaikan isinya tentang 2021).
Desk Study Laporan
Hambalang terdahulu, dan Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 273 - 301
bab 5.1.15 dapat
dipertahankan isinya dengan
menambahkan perbaikan
yang telah disampaikan
dalam berita acara
pemeriksaan ini
 Berdasarkan
peraturan dan MEMENUHI
standar
 Best practice TIDAK Perlu ditambahkan kajian  Pembesaran dimensi elemen struktur / Jacketing :
MEMENUHI mengenai beberapa Pembesaran dimensi elemen struktur, baik kolom, balok, tebal pelat
penerapan mengenai adalah teknik perkuatan paling tua dalam industry konstruksi beton.
retrofitting pada bangunan Jacketing adalah penambahan beton pada struktur beton eksisting
gedung dengan tulangan tambahan baik dengan tulangan ulir, maupun
wiremesh dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas menanggung
beban dari elemen struktur. Atau dapat dilakukan untuk memberikan
proteksi terhadap bahaya kebakaran.

 Sistem Lapis Eksternal :


Konsep dari sistem lapis eksternal adalah dengan menambahkan
elemen tarik (baja) pada permukaan elemen struktur untuk ikut
memikul beban eksisting dengan tulangan eksisting. Perilaku komposit
didapatkan dari lekatan pelat yang menggunakan epoxy resin atau
angkur mekanikal.

38
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
 Fiber Reinforced Polymer :
Pelapisan elemen struktur dengan material FRP dapat meningkatkan
kekuatan dari beton, terutama pada kuat lentur, geser dan kekangan.
FRP selain dapat meningkatkan kekuatan elemen struktur, juga minim
dalam meningkatkan kekakuan, sehingga tidak merubah sistem /
perilaku struktur.
 Perkuatan Suplemental / Pengurangan Bentang:
Metode ini adalah dengan menambahkan elemen struktur tambahan
untuk mengurangi efek dari gaya eksternal pada komponen struktur
yang tidak memenuhi syarat kekuatan. Pada kasus tertentu dapat
digunakan sebagai pengganti elemen struktur yang rusak atau
mengalami deteriorasi parah sehingga sistem suplemental ini bekerja
sebagai sistem yang berdiri sendiri untuk memikul beban layan.
Perkuatan suplemental ini dapat mengurangi tegangan geser dan
lentur, meningkatkan kekuatan elemen struktur, meningkatkan
kekakuan bangunan dan mengurangi defleksi.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 285

D. Arsitektur
 Definisi dan TIDAK Belum ada penjelasan Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi semua orang guna
terminologi MEMENUHI definisi dan termininologi mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan
terhadap istilah-istilah yang penghidupannya (Permen PUPR 14/2017 tentang Persyaratan Kemudahan
digunakan, misal: retrofiting, Bangunan Gedung). Dalam PP 16/2021, aksesibilitas ini dikaitkan dengan
aksesibiltas, kelayakan ketentuan kemudahan hubungan ke, dari dan didalam Bangunan Gedung
teknis dan biaya bertujuan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman dan
nyaman bagi setiap Pengguna dan Pengunjung Bangunan Gedung, yang perlu
mempertimbankan tersedianya: hubungan horizontal antar ruang dan antar
bangunan, dan hubungan vertikal antar lantai dalam bangunan gedung.
Ketentuan kemudahan ini juga termasuk bagi penyandang disabilitas dengan

39
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
menerapkan standar universal.
Standar Universal adalah standar bangunan gedung dan fasilitasnya yang dapat
digunakan oleh semua orang secara bersama-sama tanpa diperlukan adaptasi
atau perlakuan khusus (Permen PUPR 14/2017).

Perbaikan / retrofiting akan tertuang dalam poin dibawah pada laporan


pendahuluan revisi subbab
Penambahan lift dan ramp dalam mengakomodir persyaratan aksesibilitas
universal desain bangunan gedung menjadi salah satu perbaikan/retrofitting
dalam bangunan.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 333

Kelayakan teknis dan biaya akan ditambahan pada revisi laporan Draft Akhir
 Kaidah
perencanaan
 Berdasarkan - Belum ada penjelasan Terdapat di laporan pendahuluan revisi hal 154-232 yang menjelaskan
teori teori perencanaan dan mengenai teori analisis kawasan terkait zonasi, kondisi lingkungan, akses,
perancangan arsitektur sirkulasi pejalan kaki serta sirkulasi kendaraan dan utilitas.
TIDAK - Belum ada penjelasan Sedangkan teori analisis bangunan gedung dikaji berdasarkan persyaratan
MEMENUHI terkait konsep desain yang keselamatan kebakaran sesuai Permen PU 26/2008, fungsi bangunan khusus
ada di KAK dan dikaitkan olahraga berdasarkan Peraturan Menteri Pemuda & Olahraga, fungsi bangunan
dengan teori dan asrama berdasarkan teor dari NEufert, Architect Data dan akan dilengkapi
peraturan detailnya dalam analisis.
 Berdasarkan - Belum ada ulasan Analisis bangunan pendidikan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
peraturan dan peraturan dan standar Nasional Nomor 24 Tahun 2007.
standar TIDAK yang berkaitan dengan
MEMENUHI kelaikan bangunan Kaidah perencanaan tata luar dengan penambahan sbb:
gedung
I. Kaidah Analisis Tata Ruang Luar (Lingkungan Bangunan Gedung)

40
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Kaidah analisis tata ruang luar adalah dengan merujuk pada komponen yang
ada di PP 16/2021, dimana didalam standar perencanaan dan perancangan
bangunan gedung terdapat ketentuan tata bangunan yang terdiri dari: ketentuan
arsitektur bagunan gedung, ketentuan tata ruang dalam bangunan gedung,
ketentuan keseimbangan-keserasian-keselarasan bangunan gedung dengan
lingkungan, ketentuan peruntukan dan intensitas bangunan gedung.
Dalam hal ini, kaidah perencanaan tata ruang luar (lingkungan bangunan
gedung) akan mengambil komponen pada ketentuan keseimbangan-keserasian-
keselarasan bangunan gedung dengan lingkungan, serta komponen terkait
kawasan, khususnya tentang peruntukan lahan.

41
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Berikut daftar simak yang merujuk pada komponen lingkungan bangunan
gedung serta peruntukan lahan (sesuai PP 16/2021), dengan standar teknis
merujuk peraturan/standar lainnya/teori yang melengkapi, yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam melakukan identifkasi kondisi faktual pada
tapak dan reviu data perencanaan sebelumnya:

42
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

43
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 209 -223

 Kaidah
perbaikan dan
retrofiting
 Berdasarkan Belum ada kajian teori terkait A. ARSITEKTUR
TIDAK
teori MEMENUHI
perbaikan dan retrofiting Kaidah Perbaikan Arsitektur
aspek arsitektur Pemeriksaan visual sebagai salah satu metode untuk mendapatkan kondisi
 Berdasarkan Belum ada kajian tentang eksisting arsitektural bangunan gedung apakah diperlukan perbaikan agar
peraturan dan TIDAK perbaikan dan retrofoting bangunan dapat digunakan sesuai fungsi dan standar yang berlaku. Perbaikan
standar MEMENUHI berdasarkan peraturan dan dapat berupa perbaikan komponen arsitektur seperti atap, fasad, pintu, jendela,
standar lantai, plafon maupun perbaikan tata letak ruang atau sirkulasi vertikal maupun
 Best practice TIDAK Belum ada kajian best horizontal apabila diperlukan untuk mengakomodir kesesuaian dengan
MEMENUHI practice studi kasus peraturan dan standar yang berlaku. 
pelaksanaan perbaikan dan
retrofitng Berdasarkan PP 16/2021 tentang bangunan gedung mengenai standar teknis pe
meriksaan dan perbaikan komponen bangunan sebagai berikut:
1. Mendata semua komponen bangunan yang ada pada gedung.
2. Pemeriksaan dan memasukan ke dalam borang Daftar Simak (Check L
ist) kondisi             komponen bangunan.
3. Klasifikasi tingkat kerusakan yaitu rusak ringan, rusak sedang dan rusa
k berat sehingga metode perbaikan yang diusulkan dapat menyesuaikan d
engan tingkat kerusakan. 

44
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

45
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

B. LANSKAP
Kaidah Perbaikan Tata Ruang Luar (Lingkungan Bangunan Gedung)

Kaidah perbaikan tata ruang luar adalah dengan memeriksa tingkat


kerusakan dan jenis kerusakan yang terjadi pada komponen tata ruang luar,
untuk kemudian melakukan upaya perbaikan sesuai dengan peraturan dan
standar yang berlaku.

Berdasarkan PP 16/2021 tentang bangunan gedung mengenai standar


teknis pemeriksaan dan perbaikan komponen tata ruang luar sebagai
berikut:

1. Mendata semua komponen tata ruang luar pada lingkungan


bangunan gedung.

2. Pemeriksaan dan memasukan ke dalam borang Daftar Simak


(Check List) kondisi komponen tata ruang luar (lingkungan bangunan
gedung), tidak ada kerusakan atau ada kerusakan.

3. Jika ada kerusakan, klasifikasi jenis kerusakan pada masing-


masing komponen dan tingkat kerusakan yaitu rusak ringan, rusak
sedang dan rusak berat.

46
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

47
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

48
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

49
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

50
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 225 - 231

E. Mekanikal,
elektrikal dan
plambing
 Kaidah
perencanaan
 Berdasarkan TIDAK Sudah cukup menjelaskan Mekanikal adalah suatu sistem yang membutuhkan prinsip mekanik dalam
teori MEMENUHI apa yang akan dikerjakan penerapan kerjanya. Elektrikal adalah suatu sistem yang membutuhkan tenaga
dan mengutip SNI-SNI yang listrik dalam penerapan kerjanya. Jadi mekanikal dan elektrikal adalah suatu
tepat, namun belum sistem yang membutuhkan prinsip mekanik dan prinsip elektrikal dalam
menguraiakan secara jelas penerapan kerjanya

51
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
maksud dan tujuan Secara garis besar terdapat enam sistem yang ada pada sistem mekanikal dan
penyusunan adalah untuk elektrikal, yaitu:
mengkaji kondisi kondisi
eksisting bangunan dan  Sistem Pendingin Udara
Kawasan Hambalang yang  Sistem Plumbing terdiri dari:
menjadi obyek kajian ini  Air Bersih
yang tidak memenuhi  Air Kotor
persyaratan kelaikan fungsi  Air Panas
bangunan, rencana dan  Gas
analisis apa yang harus  STP
dilakukan untuk memenuhi  Sistem Pemadam Kebakaran
kekelaikan fungsi bangunan - Sistem Elektrikal terdiri dari:
dalam konteks MEP di
 Generator set
seluruh bangunan dalam
 Penangkal Petir
Kawasan Hambalang
- Sistem Elektronik.
tersebut. Apa landasan
regulasi Indonesia yang  Fire Alarm
menjadi dasar kajian ini,  Sound Sistem
belum diuraikan dengan  Telpon
jelas  CCTV
 MATV
- Sistem Transportasi Dalam Gedung.
Serta kaidah keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 234 -235

 Berdasarkan TIDAK Telah coba disampaikan 1. MEP Umum


peraturan dan MEMENUHI dalam laporan pendahuluan Dalam kegiatan pekerjaan MEP Umum, berikut adalah standar teknis yang
standar sejumlah standar dan digunakan:
peraturan tetapi masih
kutipan umum tanpa arah  Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-1735-2000 tentang Tata Cara

52
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
yang jelas bagaimana dan Perencanaan Bangunan dan Akses Lingkungan Untuk Pencegahan
bagaimana fokus apa yang Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
akan dipergunakan sebagai  National Fire Protection Association 101 (NFPA 101) 2015 Edition, Life
dasar analisis.
Safety Code.
A. Sistem Tata Udara dan
Refrigerasi  PP no 16 Tahun 2021
Sudah sesuai SNI yang
digunakan yaitu
 SNI 03-6572-2001 Tata 2. Tata Udara Dalam Gedung
cara perencanaan Sistem Dalam kegiatan pekerjaan Tata Udara Dalam Gedung, berikut adalah standar
Ventilasi dan teknis yang digunakan:
Pengkondisian Udara
 SNI 6390 : 2020  Standar Nasional Indonesia 6390:2020 Tentang Konservasi Energi Sistem
Konservasi energi sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung
tata udara bangunan  Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-6390-2011 tentang Konservasi
gedung Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung
 Ashrae Handbook 62.1  Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-6767-2002 tentang Sistem
 Permen 26 tahun 2008 Ventilasi Mekanis Dan Sistem Tata Udara SebagaiPengendali Asap
 SNI 03-6571-2001 Sistem
KebakaranDalam Bangunan.
Pengendalian Asap
Kebakaran Pada  Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara
Bangunan Gedung Perencanaan SistemVentilasi Dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan
Gedung
B. Sistem Plambing dan  Standar Nasional Indonesia No. SNI 06-6501.2-2000 tentang Refrigerant
Pompa Mekanik kelompok A3: Pemakaian pada mesin tata udara kendaraan bermotor.
SNI untuk sistem plambing
 Standard Nasional Indonesia No. SNI 03-6386-2000 tentang spesifikasi
yang digunakan yaitu:
 SNI 8153: 2015 Sistem tingkat bunyi dan waktu dengung dalam bangunan gedung dan
Plambing Pada perumahan.
Bangunan Gedung  Standar Nasional Indonesia No. SNI 05-3095-1992 tentang Uji ketahanan

53
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
 SNI 03-7065-2005 tata terhadap kebakaran pipa-pipa ventilasi.
cara perencanaan  ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning
sistem plambing Engineers), Fundamental Handbook, Tahun 2019.
 ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning
C. Kajian Sistem Proteksi
Kebakaran Engineers), Application Handbook, Tahun 2017.
SNI dan peraturan yang  ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning
digunakan yaitu: Engineers), Standard 62.1, Tahun 2016. Ventilation for Acceptable Indoor
 NFPA-20 untuk pompa Quality.
 SNI 03-1745-2000
untuk studi kapasitas
pompa 3. Plumbing
 SNI 03-3987-1995 Dalam kegiatan pekerjaan Plumbing, berikut adalah standar teknis yang
untuk APAR digunakan:

D. Sistem Transportasi  Standar Nasional Indonesia Nomor SNI 8153:2015 tentangSistem


Dalam Gedung Plumbing pada Bangunan Gedung
SNI yang digunakan yaitu:  Standar Nasional Indonesia Nomor SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara
 SNI 03-6573-2001 Tata
Perencanaan SistemPlambing
Cara Perancangan
Sistem Transportasi  Standar Nasional Indonesia Nomor SNI 03-2453-2002 tentang Tata Cara
Vertikal Dalam Gedung Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan.
(Lift)  Standar Nasional Indonesia Nomor SNI 03-6373-2000 tentang Tata Cara
 SNI 03-7052- 2004 Pemilihan dan Pemasangan Ven pada SistemPlambing.
tentang Syarat-syarat  Standar Nasional Indonesia Nomor SNI 03-3424-1994 tentang Tata Cara
Umum Konstruksi Lift
Perencanaan Drainase Permukaan Jalan.
Penumpang Yang
Dijalankan Dengan  National Fire Protection Association (NFPA) 13 : Standard for the
Motor Traksi Tanpa Installation of Sprinkler Systems.
Kamar Mesin  National Fire Protection Association (NFPA) 14 : Standard for the

54
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
 SNI 05-6040-1999 Installation of Standpipe Systems.
tentang Syarat-Syarat  National Plumbing of Canada tahun 2015
Umum Konstruksi Lift  National Standard Plumbing Code tahun 2006.
Penumpang Yang
Dijalankan Dengan
Motor Traksi 4. Pemadam Kebakaran
 Peraturan Menteri Dalam kegiatan pekerjaan Pemadam Kebakaran, berikut adalah standar
Ketenagakerjaan
teknis yang digunakan:
Republik Indonesia No. 6
Tahun 2017 Tentang  Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-1745-2000 tentang Tata Cara
Keselamatan Dan
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk
Kesehatan Kerja
Elevator Dan Eskalator Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
 Transportasi Dalam  Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-3989-2000 tentang Tata Cara
Gedung Tentang Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk
Keselamatan Dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
Kesehatan Kerja  Standar Nasional Indonesia No 03-3987-1995 Tentang Tata
Pesawat Angkat Dan Perencanaan, Pemasangan Pemadam Api Ringan untuk Pencegahan
Pesawat Angkut
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
mengacu pada
Peraturan Menteri  Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-1746-2000 tentang Tata Cara
Ketenagakerjaan Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar Untuk
Republik Indonesia Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
Nomor 8 Tahun 2020  National Fire Protection Association (NFPA) 10 : Standard for Fire
Extinguisher Systems.
E. Sistem Tenaga Listrik
SNI yang digunakan  National Fire Protection Association (NFPA)13: Standard for the
yaitu: Installation of Sprinkler Systems.
 SNI 6197 2020  National Fire Protection Association (NFPA)14: Standard for the
tentang Konservasi Installation of Standpipe Systems

55
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Energi Pada Sistem  National Fire Protection Association (NFPA) 20: Standard for the
Pencahayaan Installation of Fire Pumps.
 SNI 03-6574-2001
tentang Tata Cara
Perancangan 5. Transportasi Dalam Gedung
Pencahayaan Darurat, Dalam kegiatan pekerjaan Transportasi Dalam Gedung, berikut adalah
Tanda Arah dan standar teknis yang digunakan:
Sistem Peringatan
Bahaya pada  Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-7052-2004 tentangSyarat-syarat
Bangunan Gedung Umum Konstruksi Lift Penumpang Yang Dijalankan Dengan Motor
 SNI 03-7015-2004
Traksi Tanpa Kamar Mesin.
tentang Sistem
Proteksi Petir Pada  Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-6573-2001 tentang Tata Cara
Bangunan Gedung. Perancangan Sistem Transportasi Vertikal Dalam Gedung (Lift)
 SNI 03-6652-2002  Standar Nasional Indonesia No. SNI 05-6040-1999 tentang Syarat-
tentang Tata Cara syarat Umum Konstruksi Lift Penumpang Yang Dijalankan Dengan
Perencanaan Proteksi Motor Traksi.
Bangunan dan  The Vertical Transportation Handbook: Edited by George R. Strakosch
Peralatan Terhadap
Sambaran Petir and Robert S. Caporale, edisike 4 tahun 2010.
 IEC 62305 for lightning
protection
6. Elektrikal
 SNI 0225:2020 tentang
Dalam kegiatan pekerjaan Elektrikal, berikut adalah standar teknis yang
Persyaratan Umum
Instalasi Listrik 2020 digunakan:
 IEEE-665-1995 for
 Standar Nasional Indonesia 6197:2020 Konservasi Energi Pada Sistem
Earthing System.
Pencahayaan Sebagai Revisi Dari Standar Nasional Indonesia
 IEC 61439 for low
voltage switchgear and 6197:2011 Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan
control gear  Standar Nasional Indonesia No. SNI 0225:2020 tentang Persyaratan

56
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
assemblies. Umum Instalasi Listrik 2020 (PUIL 2020).
 Standar Nasional Indonesia No. SNI 0225:2011 tentang Persyaratan
F. Sistem Elektronika dan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011).
Telekomunikasi Dalam
 Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-7015-2004 tentang Sistem
Gedung
SNI yang digunakan Proteksi Petir Pada Bangunan Gedung.
yaitu:  Standar Nasional Indonesia No. SNI 04-7019-2004 tentang Sistem
 SNI 03-3985-2000 Pasokan Daya Listrik Darurat Menggunakan Energi Tersimpan.
Tata Cara  Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-6652-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan, Perencanaan Proteksi Bangunan dan Peralatan Terhadap Sambaran
Pemasangan dan
Petir
Pengujian Sistem
Deteksi dan Alarm  IES Lighting Handbook, Application Volume, IES of North America.
Kebakaran Untuk
Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada 7. Elektronik
Bangunan Gedung Dalam kegiatan pekerjaan Elektronik, berikut adalah standar teknis yang
 NFPA 72 National Fire digunakan:
Alarm dan Siganling
Code - Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara
 Perencanaan Tingkat Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm
bunyi dan waktu Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
dengung dalam Gedung.
bangunan gedung, - National Fire Protection Association 72 (NFPA 72) 2016 Edition,
mengacu SNI 03-6386- National Fire Alarm and Signaling Code.
2000
 SNI 03-6574-2001
Perencanaan Sistem Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 42 - 46
penguat suara (public
address) sebagai

57
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
sistem Peringatan
Bahaya dan sebagai
tindakan evakuasi atau
penyelamatan dalam
keadaan darurat

Perencanaan sistem Video


Surveillance CCTV dan
Electronic Security mengacu
standar BS EN 62676, BS
EN 60839 dan SNI 04-
6626.1.4-2001

 Kaidah
perbaikan dan
retrofiting
 Berdasarkan Belum ada pekerjaan
teori retrofitting atau perbaikan Bangunan harus sesuai dengan kaidah dan aspek keandalan Bangunan
 Berdasarkan karena Peralatan MEP rusak Gedung yang meliputi keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan
peraturan dan atau tidak bisa diakses serta peraturan bangunan gedung yang sesuai saat ini
standar
Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 235

 Best practice Mengacu kepada SNI serta peraturan yang berlaku saat ini, seperti PP no. 16
tahun 2021

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 42


7. Metodologi
 Geologi dan
Geoteknik

58
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
 Metode Belum disampaikan diagram Diagram alir metode pengambilan data sudah disampaikan dalam RMK (sub
pengambilan alir pengambilan data secara bab 5.1.2. dan akan dilampirkan kembali dalam tanggapan BAPP ini.
TIDAK
data MEMENUHI
jelas
Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 354-355

 Metode
MEMENUHI
pengujian
 Metode Belum disampaikan analisa Metode Analisa kestabilan lereng disampaikan dalam diagram alir berikut :
analisis TIDAK kestabilan lereng di
MEMENUHI lapangan dan sekitar
bangunan gedung
 Metode TIDAK Belum disampaikan bagan
mencapaian MEMENUHI alir kegiatan kajian teknis
output dan pemeriksaan
outcome

59
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 366

 Tata Salir &

60
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Hidrologi
 Metode  Halaman 504-505 (Teknik Kajian teknis sistem drainase permukaan harus didasarkan pada pengukuran
pengambilan pengambilan data : Primer teristris (peta situasi dan topografi pada lokasi bangunan serta pengukuran
data dan Sekunder) melintang dan memanjang sepanjang jalur rencana lay out jaringan drainase
 Metode pengambilan data permukaan, harus dilakukan dengan memperhatikan kajian dan persyaratan
tidak lengkap diantaranya melakukan survey dan investigasi lapangan untuk mengetahui
 Waktu pengambilan data kondisi saluran dan sistem drainase yang sudah ada (eksisting),
harus di detailkan mengidentifikasi potensi sumber air yang menyebabkan alur dengan aliran
 Penulisan metode regular, penelusuran panjang drainase yang sudah terbangun dengan
MEMENUHI pengambilan data harus berkoordinasi dengan tim topografi, serta penyelidikan hidrogeologi dengan
DENGAN terstruktur melakukan koordinasi dengan tim geolistrik. Pada kegiatan survey lapangan
CATATAN  Refrensi peraturan dan juga akan dilakukan identifikasi genangan eksisting di kawasan. Peninjauan ini
standar yang digunakan dilaporkan secara khusus pada laporan hasil survey.
dalam metode
pengambilan data tidak Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 310
lengkap
Harus dilengkapi dengan
data peralatan yang
digunakan dalam
pengumpulan data
 Metode MEMENUHI  Metode pengujian harus Pengujian data hidrologi dilakukan untuk komponen berikut:
pengujian DENGAN disusun di sub-bab Kelengkapan data hujan
CATATAN tersendiri Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan stasiun pengukur curah
 Metode pengujian tidak hujan belum lengkap atau data curah hujan yang diragukan seperti alat ukur
lengkap rusak, data tidak tercatat, dan alin-lain. Dengan alasan tertentu, data yang tidak
 Penulisan metode lengkap dapat dilengkapi dengan dengan beberapa metode, seperti berikut:
pengujian harus - Jika data curah hujan tahunan kurang dari 10%, maka dapat diperkirakan
terstruktur sebagai nilai rata-rata data curah hujan dari dua atau lebih stasiun terdekat.
- Jika data curah hujan tahunan lebih dari 10% dapat dilakukan dengan
Refrensi peraturan dan metode Rasio Normal yaitu membandingkan data yang tidak lengkap atau

61
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
standar yang digunakan diragukan dengan data curah hujan yang dicatat oleh stasiun terdekat.
dalam metode pengambilan Uji Outlier
data tidak lengkap/masih Outlier merupakan data yang nilainya jauh dari trend/ kecenderungan nilai dari
menggunakan standar dan kelompok datanya. Outlier dapat mengganggu proses seleksi distribusi sample
peraturan lama data sehingga perlu dihilangkan dari analisis. Uji outlier menggunakan metode
dari Water Resources Council, dimana data yang lebih besar dari batas outlier
tertinggi atau lebih kecil dari batas outlier terendah akan dihilangkan.
Setelah data outlier dihilangkan, kumpulan data perlu diuji outlier kembali,
hingga tidak ada data outlier dalam set tersebut. Namun perlu diperhatikan
bahwa terkadang data hujan yang terlalu besar atau kecil (bahkan 0) akan
terjadi di suatu wilayah, sehingga tetap diperlukan engineering judgement
(pertimbangan teknis) dalam menghilangkan atau tetap mengikutsertakan data
tersebut dalam analisis selanjutnya.
Tes Trend
Pengujian ada atau tidak adanya suatu kecenderungan (trend) dapat dilakukan
dengan metode Spearman. Langkah dalam melakukan uji trend dengan metode
ini adalah dengan mengurutkan seri data dari yang terendah hingga tertinggi.
Kemudian dihitung “d” yang merupakan selisih antara rangking data yang telah
diurutkan dengan rangking data yang belum diurutkan. Kemudian hitung
koefisien korelasi spearman “rs”.
Hasil perhitungan koefisien korelasi dibandingkan dengan tabel nilai kritis Z
spearman. Jika series data memiliki jumlah lebih dari 10, maka digunakan
rumus t test untuk melihat signifikansinya.
Selanjutnya nilai t terhitung dibandingkan terhadap t pada tabel sesuai
signifikansi yang dipilih. Kriteria pengujian menggunakan taraf signifikansi 5%.
Jika t terhitung berada dalam batas t dalam tabel, maka data seri tidak
mengandung trend.

Tes Konsistensi

62
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Data hujan dan debit perlu dicek konsistensinya dengan metode Rescaled
Adjusted Partial Sums (RAPS). Metode ini menunjukkan nilai kumulatif
penyimpangan terhadap nilai rata-rata.
Statistik yang digunakan sebagai alat uji adalah nilai Q dan rentang R. Tes
statistik Q/√n dan R/√n dibandingkan dengan nilai pada tabel Jika hasil
perhitungan lebih kecil dibandingkan nilai di tabel, maka data dianggap
konsisten.
Uji kesesuaian Chi-Kuadrat (x2 - Test)
Pengujian ini dimaksudkan untuk menganalisis perbedaan antara distribusi yang
diamati dengan distribusi yang diharapkan.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 311-312

 Metode analisis MEMENUHI  Penulisan metode analisis


DENGAN harus terstruktur
CATATAN  Refrensi peraturan dan
standar yang digunakan
dalam metode analisis
belum lengkap/masih
menggunakan standar dan
peraturan lama
 Metode analisis
disesuaikan dengan aspek
tata salir (drainase, air
baku dan air limbah)
 Metode analisis
perbaikan/retrofitting
sesuai tata salir belum ada
 Harus dilengkapi dengan Analisis Drainase
skenario pemanfaatan air

63
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
baku hingga air minum
 Harus dilengkapi dengan
skenario penyaluran air
limbah

Harus dilengkapi dengan


scenario drainase

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 356

Neraca Air

64
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan revisi Hal 127
 Metode Tidak ada diagram alir Menurut hasil studi sebelumnya, pemodelan drainase menggunakan perangkat
mencapaian tahapan mencapai lunak Storm Water Management Model menghasilkan aliran yang meluap pada
output dan ouput/outcome beberapa lokasi yang berada tepat pada lokasi longsoran. Drainase bawah
outcome permukaan pada area timur perlu dibangun untuk mencegah air tanah dangkal
masuk ke area tinjauan. Diameter pipa bervariasi yang dibangun sekitar 5 m di
bawah permukaan tanah. Penyempurnaan sistem drainase diperlukan dengan
konsep dapat mengendalikan tata air permukaan yang ada dan meminimalisasi
TIDAK air meresap ke tanah, meminimalisasi potensi sedimentasi di sepanjang
MEMENUHI bangunan drainase, dan aman terhadap perilaku hidrolis air.
Beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya melakukan perbaikan sistem
tata air drainase, pembuatan bangunan pengendali air di setiap pertemuan
sistem drainase, perbaikan lapis permukaan saluran (lining), penambahan
bangunan/ sistem penangkap sedimen, dan penyiapan bangunan peredam
energi di setiap terjunan yang ada.

 Struktur
Bangunan
 Metode TIDAK Belum memasukkan Pemeriksaan visual dilakukan dengan mengukur dimensi elemen struktur dan
pengambilan MEMENUHI pemeriksaan visual, dan kondisi bangunan eksisting.
data pemeriksaan ketegakan
bangunan (Verticality), dan Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 358 dan Lampiran 13 Site
indikasi penurunan Visit
bangunan
Pengukuran verticality bangunan bertujuan untuk mengetahui kondisi ketegakan
bangunan.

Prosedur pelaksanaan:

65
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
 Pengukuran ketegakan bangunan dilakukan dengan mengukur posisi
(XY) kolom / dinding di sudut bangunan paling bawah dan paling atas
 Alat ukur yang digunakan adalah Electronic Total Station TOPCON ES-
101 Reflector-Less
 Pengukuran detail dilakukan dari patok polygon terdekat dan/ atau
dengan menambah patok bantu atau patok polygon cabang, bila
diperlukan.
 Data ukur direkam dalam datalog alat ukur secara real time dan
dilengkapi sketsa bentuk sudut dan titik pengamatan.
Hasil pengukuran data kemudian digabung dan dihitung menggunakan
Perangkat Lunak Topografi. Nilai posisi XY antara titik bawah bangunan dengan
titik atas bangunan kemudian dihitung dan dibandingkan untuk mengetahui nilai
perbedaan atau selisih dari posisi bangunan yang diukur.

Untuk pekerjaan pengukuran penurunan bangunan tidak termasuk dalam KAK


dan tidak relevan untuk kajian jangka waktu pendek. Indikasi penurunan
bangunan dilakukan secara visual.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 284

 Metode
MEMENUHI
pengujian
 Metode analisis MEMENUHI
 Metode TIDAK Belum disampaikan bagan Bagan alir sudah disampaikan dalam Laporan Pendahuluan Subbab 5.1.2 (RMK
mencapaian MEMENUHI alir kegiatan kajian teknis bagan VII.5)
output dan pemeriksaan
outcome

66
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 360

67
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Penentuan Prosedur Analisis sesuai ASCE 41-17

RSA (SNI 1726:2019) Penentuan Prosedur Analisis sesuai


Nb : Refer to Pasal 27 untuk ASCE 41-17
Bangunan Eksisting

Pembuatan Parameter Nonlinear untuk Komponen Utama


Perbandingan Kebutuhan (sesuai data pengujian aktual & data as-built/shop drawing)
Tulangan Hasil Analisis dan
Tulangan Eksisting
Balok Kolom

Rekomendasi Teknis

Pembuatan Kurva Kapasitas Momen - Rotasi Sendi Pembuatan Kurva Kapasitas PMM - Rotasi Sendi

Pemodelan Nonlinear 3D dengan ETABS/P3D)

Penentuan Target Discplacement sesuai ASCE


41-17 (Coefficient Method)

Pengecekan Perilaku, Batasan & Ketidaksesuaian


(Anomali) Model Nonlinear

Pengecekan Performa Global & Komponen


Bangunan

Rekomendasi Teknis

Laporan Antara & Diskusi

Analisis Lanjutan

Draft Laporan Akhir & Diskusi

Laporan Akhir

Selesai

 Arsitektur
 Diagram Alir TIDAK Belum ada diagram alir baik
MEMENUHI yang umum maupun yang Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 358
aspek arsitektur

68
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Mulai

Pekerjaan Persiapan

 Penyusunan Rencana, Lingkup Kegiatan,


Metodologi Kegiatan Evaluasi
 Penyusunan Rencana & Metodologi
Survei
 Pengumpulan & Review Data Sekunder
(Kebijakan, Standar, Peraturan &
Literatur)

Laporan
Pendahuluan
(termasuk RMK)

Pengambilan & Pengolahan


Data

Data Sekunder:
Data Primer:
 Data Perencanaan Awal 2010
 Observasi/ Tinjauan kawasan & Site
 Pengukuran & Pendataan Bangunan  Dokumen Perizinan
Kategori 1 & 2 melalui pemeriksaan
visual terhadap komponen Arsitektural
 Dokumentasi Lapangan
 Wawancara/ Interview

Analisis Sementara

Analisis Kondisi Eksisiting, Analisis Berdasarkan Peraturan, Standar & Teori:


 Analisis Kawasan
 Analisis Komponen Lanskap
 Analisis Komponen Arsitektural
 Analisis Persyaratan Tata Bangunan & Fungsi Bangunan

Laporan Antara

 Analisis Final
 Evaluasi kelayakan Teknis & Biaya
 Kesimpulan & Rekomendasi Sementara Kondisi Usulan Terkait Arsitektur,
Lansekap, & Kawasan

Draft Laporan Akhir

 Finalisasi Kelayakan Teknis & Biaya


 Finalisasi Rekomendasi Sementara Kondisi Usulan Terkait Arsitektur,
Lansekap, & Kawasan
 Rekomendasi

Dokumentasi Laporan Akhir Executive Summary

69
Selesai
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
 Metode Belum dijelaskan metode Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 312
pengambilan pengambilan data yang
data terstruktur dan sistematis

TIDAK
MEMENUHI

 Metode Belum dijelaskan metode Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 312
pengujian simulasi, pemodelan atau
(dalam arsitektur metode yang lain sesuai Metode pengujian dalam bidang arsitektur adalah dengan melakukan
dapat berupa kebutuhan untuk mencapai pengukuran, penggambaran /foto di lapangan sebagai bahan dasar yang akan
simulasi output
digunakan dalam tahapan analisis selanjutnya. Teknik pengujian yang akan
pemodelan dll)
dilakukan adalah melalui:
TIDAK
MEMENUHI Metode Instrumen
Pengukuran Alat ukur (meteran,
laser), gambar
perencanaan
Penggambaran/foto Drone, kamera

70
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
 Metode analisis TIDAK Belum dijelaskan metode
MEMENUHI analisis yang digunakan
untuk mencapai output

71
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 334

 Metode TIDAK Belum dijelaskan metode Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 334
mencapaian MEMENUHI pencapaian output dan
output dan outcome secara..
outcome

72
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)

 Mekanikal,
elektrikal dan
plambing
 Metode TIDAK Dikatakan menyusun daftar - Sesuai KAK secara Visual.
pengambilan MEMENUHI simak namun tidak terlihat . - Gambar Shop Drawing yang diterima.
data Mohon diuraikan secara detil
kaitan daftar simak dan
rencana output yang
diharapkan untuk dapat
melakukan laporan hasil
kajian kelaikan fungsi
bangunan yang ada dalam
Kawasan ini. Konsultan
selain memotret kondisi
eksisting MEP harus dapat
mengkuat kajian konseptual
desain dengan dukungan
analisis, perhitungan,
gambar perencanaan untuk

73
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
mewujudkan semua
bangunan nantinya akan
memenuhi kelaikan fungsi
dan secara manajelem
fasilitas proteksi Kawasan
terpenuhi.
 Metode Tidak ada kegiatan - Metoda pengujian tidak bisa dilakukan, sesuai dengan KAK secara visual.
pengujian pengujian karena
TIDAK komponen-komponen
MEMENUHI peralatan MEP sudah rusak
atau sudah diambil
komponen listriknya
 Metode analisis TIDAK Belum ada data yang Analisis bidang MEP diantaranya adalah :
MEMENUHI disajikan pada laporan
pendahuluan untuk analisis - Analisis data mekanikal elektrikal dan plumbing yang diperoleh dan diolah di
datanya, walau sudah ditulis atas, selanjutnya akan dianalisis kebenaran atau kesesuaiannya dengan
metode yang akan spesifikasi dan gambar;
digunakan Mengingat - Analisa cara pemasangan peralatan utamanya, apakah sesuai dengan
kondisi eksisting MEP yang petunjuk pabrikan dan kaidah engineering;
terpasang tidak memenuhi - Analisa apakah peralatan utama yang sudah terpasang masih diproduksi
persyaratan kelaikan fungsi sampai dengan saat ini, atau teknologinya masih valid atau sudah dengan
bangunan maka konsultan masa edar terbatas, atau masih ada keagenan lokalnya;
harus membuat suatu - Menganaliasperalatanutamadenganmeilhatsecara visual
rencana analisis untuk kondisiperalatansaatini;
mencapai agar semua - Membandingkan data gambar shop drawing
bangunan yang ada di denganperaturanbangunangedung yang ada.
Kawasan dan juga Kawasan
secara keseluruhan
Analisis data MEP terkait dengan penyediaan infrastruktur PLN, PDAM, Telkom
memenuhi persyaratan
keselamatan sebagai hasil
Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 334
kajian putput kegiatan dan

74
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
juga perencanaan
kebutuhan anggaran untuk
mencapai lelaikan fungsi
bangunan di Kawasan
Hambalang ini
 Metode Tidak terlihat hasilnya. Mengacu kepada SNI serta peraturan yang berlaku saat ini, seperti PP no. 16
mencapaian Konsultan berlum punya tahun 2021
output dan TIDAK perencanaan output terkait
outcome MEMENUHI kelaikan fungsi bangunan Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 12 dan 42-46
dari sistem MEP dalam
kawasan Hambalang ini
 Analisis Detail
Engineering
Design untuk
perbaikan dan
retrofiting pada
pondasi, lereng,
struktur
TIDAK
bangunan pada Akan tertuang di dalam Laporan Antara – Laporan Draft akhir
MEMENUHI
pembebanan
yang
direncanakan
sesuai dengan
standar yang
berlaku.

8. Daftar Pustaka
 Geologi dan TIDAK - SNI Geoteknik 8460:2017
Geoteknik MEMENUHI - Laporan Studi Hambalang Terdahulu

75
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
- Price, David, G. 2009. Engineering Geology Principles and Practice.
South Kensington. United Kingdom
- Kramer, Steven, L. 1996. Geotechnical Earthquake Engineering.
University of Washington.
- H. G. Poulos, E. H. Davis. 1980. Pile Foundation Analysis and Design.
The University of Sidney.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 426

 Tata Salir Daftar Pustaka tidak ada, - Ven Te Chow, David R. Maidment, and Larry W. Mays. 1988. Applied
Harus disusun dalam sub- Hydrology. McGraw-Hill Book Company, New York
bab tersendiri dan - Chow, Ven Te. 1959. Open Channel Hydraulics. McGraw-Hill, New York
TIDAK disesuaikan dengan yang - Halim Hasmar, H.A. 2012. Drainase Terapan. Penerbit UII Press. Yogyakarta
MEMENUHI
tercantum yang di laporan
Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 34 - 39 dan 426-427

 Struktur Perlu disempurnakan,


Bangunan contohnya di Bab 1.8 Referensi hukum , standar dan peraturan yang digunakan :
tentang Studi Pustaka Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 46 dan 433
TIDAK harusnya mengacu pada
MEMENUHI Laporan Studi Hambalang I
(Tahun 2012 dan 2013) dan
Sutdi Hambalang II (Tahun
2016 dan 2017)
 Arsitektur TIDAK Belum ada daftar pustaka - Neufert, Ernst, Peter Neufert, Bousmaha Baiche, and Nicholas Walliman
MEMENUHI yang menjadi acuan untuk (2000). Architects' Data Third Edition. Oxford: Blackwell Science.
aspek arsitektur - De, C. J., & In Callender, J. H. (1980). Time-saver standards for building
types. New York: McGraw-Hill.

76
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
- Boarding Schools Minimum Standards Registration & Inspection Unit
Department of Health and Social Care UK

Referensi Hukum dan SNI yang digunakan :


Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 40-42 dan 428

 Mekanikal, TIDAK - Ir. Sularso , MsMe dan Prof.Dr.Haruo Tahara , cetakan pertama 1983 ,
elektrikal dan MEMENUHI Belum ada daftar pustaka Pompa dan Kompresor , PT. Prandnya Paramita
plambing - Sofyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura , cetakan sembilan 1993 ,
Perencanaan dan pemeliharaan sistem Plumbing ,. PT. Pradnya Paramita
- The Institute of Plumbing , 1988 , Plumbing engineering services Design
Guide , 64 Station Lane, hornchurch , essex RM 12 6 MB
- R.J. Davies , Optical Single sideband for Broadband and Subcarrier system ,
University of Alberta , 2000.
- Gunawan Wibisono, Sistem Jaringan Fiber Optic, Informatika Bandung, 2020
- Don Davis, Eugene Patronis, Jr. and Pat Brown. Sound System Engineering,
4th Edition.Focal Press.2013.
- Glen Ballou.Handbook for Sound Engineer.Fourth Edition. 2008. Focal Press
- Allan Sulkin. PBX Systems for IP Telephony. 2004.McGraw-Hill.
- ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning
Engineers), Fundamental Handbook, Tahun 2019.
- ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning
Engineers), Application Handbook, Tahun 2017.
- ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning
Engineers), Standard 62.1, Tahun 2013/2016. Ventilation for Acceptable
Indoor Quality.
- ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning
Engineers), Standard 15, Tahun 2019. Safety Standard for Refrigeration
Systems.
- ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning

77
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
Engineers), Standard 34, Tahun 2019. Designation and Safety Classification
of Refrigerant.
- The Vertical Transportation Handbook: Edited by George R. Strakosch and
Robert S. Caporale, edisi ke 4 tahun 2010
- John E Kaufman, PE,FIES , IES Lighting Handbook 1981 , Illuminating
Engineering Society of North America
- Soemaryanto dkk , Persyaratan umum Instalasi listrik ( PUIL ) , Badan
Standardisasi Nasional ( BSN ) 2020
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2306/MENKES/PERX/I/2011, tentang
Persyaratan Teknis Instalasi Elektrikal Rumah Sakit (khusus Rumah Sakit).
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1987, UDC : 699.887.2,
tentang Pedoman Perencanaan Penangkal Petir.
- Standar Nasional Indonesia No. 6197:2020 tentang Konservasi Energi Pada
Sistem Pencahayaan Sebagai Revisi Dari Standar Nasional Indonesia No.
6197:2011 tentang Konservasi Energi Pada System Pencahayaan
- Standar Nasional Indonesia No. SNI 0225:2011 tentang Persyaratan Umum
Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011).
- Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi
Petir Pada Bangunan Gedung.
- Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-6652-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Proteksi Bangunan dan Peralatan Terhadap Sambaran Petir.
- Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-6574-2001 tentang Tata Cara
Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan
Bahaya pada Bangunan Gedung.
- Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm
Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
- Illuminating Engineering Society (IES) Lighting Handbook 10th Edition 2011
- Institute of Electrical and Electronics Engineers, IEEE-665-1995 for Earthing
System.
- International Electrotechnical Commission,IEC 61439 for low voltage

78
Memenuhi/
No Unsur Reviu Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
(1) (2) (3) (4) (5)
switchgear and control gear assemblies.
- International Electrotechnical Commission, IEC 62305 for lightning
protection.
- International Electrotechnical Commission, IEC 60529 for degree of
protection.
- British Standard EN 1838 for emergency lighting.
- Schneider Electric New Edition Merlin Gerin 2005 : Electrical Instalation
Guide

Referensi Hukum dan SNI yang digunakan :


Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 42-46 dan Hal 430

2. Reviu Kesesuaian Peraturan dan Standar yang ditetapkan dalam KAK


No PERATURAN DAN Memenuhi/
STANDAR Tidak Reviu Tim Teknis Tanggapan PT Wiratman-WCI KSO
Memenuhi
A. SNI Lingkup Geoteknik
1) SNI 1742 : 2008 Tercantum dalam KAK dan Perlu diketahui bahwa SNI ini mengatur mengenai deskripsi dan metode
Cara uji kepadatan ada dalam Laporan pengujian sehingga tidak dapat dikutip beberapa bagian karena pengujian
ringan untuk tanah MEMENUHI Pendahuluan, namun belum dilakukan sesuai dengan arahan dalam SNI.
dan/atau AASHTO DENGAN dijelaskan secara spesifik
T 99 - 01, ASTM D CATATAN bagian mana yang dikutip
2168, BS 1377 : dan serta tujuan pengutipan
Part 4 : 1990 sebagaimana tulisan ilmiah
2) SNI 1964 : 2008 MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan Perlu diketahui bahwa SNI ini mengatur mengenai deskripsi dan metode
Cara uji berat jenis DENGAN ada dalam Laporan pengujian sehingga tidak dapat dikutip beberapa bagian karena pengujian
tanah dan/atau CATATAN Pendahuluan, namun belum dilakukan sesuai dengan arahan dalam SNI.
AASHTO T 100 dijelaskan secara spesifik

79
bagian mana yang dikutip
dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
Terjadi penguangan
paragraf
Tercantum dalam KAK dan Perlu diketahui bahwa SNI ini mengatur mengenai deskripsi dan metode
ada dalam Laporan pengujian sehingga tidak dapat dikutip beberapa bagian karena pengujian
3) SNI 1965 : 2008
Pendahuluan, namun belum dilakukan sesuai dengan arahan dalam SNI.
Cara uji penentuan
MEMENUHI dijelaskan secara spesifik
kadar air untuk
DENGAN bagian mana yang dikutip
tanah dan batuan CATATAN dan serta tujuan pengutipan
dan/atau ASTM D
sebagaimana tulisan ilmiah
2216-92
Terjadi penguangan
paragraf
Tercantum dalam KAK dan Perlu diketahui bahwa SNI ini mengatur mengenai deskripsi dan metode
ada dalam Laporan pengujian sehingga tidak dapat dikutip beberapa bagian karena pengujian
4) SNI 1966 : 2008
Pendahuluan, namun belum dilakukan sesuai dengan arahan dalam SNI.
Cara uji penentuan
MEMENUHI dijelaskan secara spesifik
batas plastis dan
DENGAN bagian mana yang dikutip
indeks plastisitas CATATAN dan serta tujuan pengutipan
tanah dan/atau
sebagaimana tulisan ilmiah
AASHTO T 90-000
Terjadi penguangan
paragraf
Tercantum dalam KAK dan Perlu diketahui bahwa SNI ini mengatur mengenai deskripsi dan metode
ada dalam Laporan pengujian sehingga tidak dapat dikutip beberapa bagian karena pengujian
5) NI 1967 : 2008 Pendahuluan, namun belum dilakukan sesuai dengan arahan dalam SNI.
Cara uji penentuan MEMENUHI dijelaskan secara spesifik
batas cair tanah DENGAN bagian mana yang dikutip
dan/atau AASHTO CATATAN dan serta tujuan pengutipan
T 89-92 sebagaimana tulisan ilmiah
Terjadi penguangan
paragraf
6) SNI 2436 : 2008 MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan Perlu diketahui bahwa SNI ini mengatur mengenai deskripsi dan metode
Tata cara DENGAN ada dalam Laporan pengujian sehingga tidak dapat dikutip beberapa bagian karena pengujian
CATATAN

80
Pendahuluan, namun belum dilakukan sesuai dengan arahan dalam SNI.
pencatatan dan dijelaskan secara spesifik
identifikasi hasil bagian mana yang dikutip
pengeboran inti dan serta tujuan pengutipan
dan/atau ASTM D sebagaimana tulisan ilmiah
2488-00 Terjadi penguangan
paragraf
Tercantum dalam KAK dan Perlu diketahui bahwa SNI ini mengatur mengenai deskripsi dan metode
ada dalam Laporan pengujian sehingga tidak dapat dikutip beberapa bagian karena pengujian
7) SNI 03-2455-1991 Pendahuluan, namun belum dilakukan sesuai dengan arahan dalam SNI.
Cara uji triaksial dijelaskan secara spesifik
untuk tanah dalam MEMENUHI bagian mana 11 terdrainase
keadaan DENGAN (CD) dan/atau ASTM D
terkondolidasi tidak CATATAN 4767-88 yang dikutip dan
terdrainase (CU) serta tujuan pengutipan
dan terkondolidasi sebagaimana tulisan ilmiah
Terjadi penguangan
paragraf
Tercantum dalam KAK dan Perlu diketahui bahwa SNI ini mengatur mengenai deskripsi dan metode
8) SNI 2813 : 2008 ada dalam Laporan pengujian sehingga tidak dapat dikutip beberapa bagian karena pengujian
Cara uji kuat geser Pendahuluan, namun belum dilakukan sesuai dengan arahan dalam SNI.
langsung tanah MEMENUHI dijelaskan secara spesifik
terkonsolidasi dan DENGAN bagian mana yang dikutip
terdrainase CATATAN dan serta tujuan pengutipan
dan/atau ASTM D sebagaimana tulisan ilmiah
3080-90 Terjadi penguangan
paragraf
B. SNI Lingkup Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal
dan Plumbing

81
Tercantum dalam KAK dan SNI menjadi rujukan dalam Permen PU 26/2008. Dalam laporan pendahuluan
1) SNI 03-1735-2000 ada dalam Laporan sudah tertuang penggunaan Permen PU 26/2008 sehingga otomatis sudah
Tata Cara Pendahuluan, namun belum menggunakan SNI SNI 03-1735-2000 .
Perencanaan dijelaskan secara spesifik
Akses Bangunan bagian mana yang dikutip
MEMENUHI dan serta tujuan pengutipan
dan Akses
DENGAN
Lingkungan untuk sebagaimana tulisan ilmiah
CATATAN
Pencegahan Terjadi penguangan
Bahaya Kebakaran paragraf
pada Bangunan
Gedung

2) SNI 03-1736-2000 Tercantum dalam KAK SNI menjadi rujukan dalam Permen PU 26/2008. Dalam laporan pendahuluan
Tata Cara namun tidak ada dalam sudah tertuang penggunaan Permen PU 26/2008 sehingga otomatis sudah
Perencanaan Laporan Pendahuluan serta menggunakan SNI 03-1736-2000
Proteksi Pasif untuk tidak dijelaskan justifikasinya
Pencegahan MEMENUHI mengapa tidak digunakan
Bahaya Kebakaran dalam Laporan Pendahuluan
pada Bangunan
Rumah dan
Gedung
3) SNI 03- 1746-2000 Tercantum dalam KAK dan SNI menjadi rujukan dalam Permen PU 26/2008. Dalam laporan pendahuluan
Perencanaan dan ada dalam Laporan sudah tertuang penggunaan Permen PU 26/2008 sehingga otomatis sudah
Pemasangan Pendahuluan, namun belum menggunakan SNI 03-1746-2000.
Sarana Jalan MEMENUHI dijelaskan secara spesifik Bagian yg diacu adalah sarana jalan keluar, akses eksit, eksit pelepasan.
Keluar untuk DENGAN bagian mana yang dikutip
Penyelamatan CATATAN dan serta tujuan pengutipan
terhadap Bahaya sebagaimana tulisan ilmiah
Kebakaran pada
Bangunan Gedung
4) SNI 03-6572-2001 MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan SNI menjadi rujukan dalam PP 16/2021. Dalam laporan pendahuluan sudah
Tata Cara ada dalam Laporan tertuang penggunaan PP 16/2021 sehingga otomatis sudah menggunakan SNI
Perancangan Pendahuluan, namun ada 03-6572-2001
Sistem Ventilasi pengualangan paragraf

82
dan Pengkondisian
Udara pada
Bangunan Gedung
Tercantum dalam KAK dan
ada dalam Laporan
Pendahuluan, namun ada
pengualangan paragraf 5)
SNI 03-2396-2001 Tata Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 40
5) SNI 03-2396-2001
Cara Perancangan Sistem
Tata Cara
TIDAK Pencahayaan Alami TIDAK
Perancangan MEMENUHI MEMENUHI Tercantum
Sistem
dalam KAK namun tidak ada
Pencahayaan Alam
dalam Laporan Pendahuluan
serta tidak dijelaskan
justifikasinya mengapa tidak
digunakan dalam Laporan
Pendahuluan
Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 40
6) SNI 03-6575-2001
namun tidak ada dalam
Tata Cara
TIDAK Laporan Pendahuluan serta
Perancangan MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
Sistem
mengapa tidak digunakan
Pencahayaan
dalam Laporan Pendahuluan
Tercantum dalam KAK dan
7) SNI 04–0255–2011 ada dalam Laporan
Peraturan Umum MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
Instalasi Listrik DENGAN dijelaskan secara spesifik
(PUIL 2011) dan CATATAN bagian mana yang dikutip
Amandemennya dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
8) SNI 6197:2011 MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan
Tentang konservasi DENGAN ada dalam Laporan
energi pada system CATATAN Pendahuluan, namun belum
pencahayaan dijelaskan secara spesifik

83
bagian mana yang dikutip
dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
C. Peraturan perundang-
undangan terkait
arsitektur, mekanikal,
elektrikal dan plumbing
Tercantum dalam KAK dan UU menjadi rujukan dalam PP 16/2021. Dalam laporan pendahuluan sudah
ada dalam Laporan tertuang penggunaan PP 16/2021 sehingga otomatis sudah menggunakan
1) Undang-undang
MEMENUHI Pendahuluan, namun belum undang-undang ini.
Nomor 28 Tahun
DENGAN dijelaskan secara spesifik
2002 Bangunan CATATAN bagian mana 12 yang dikutip
Gedung
dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
2) Peraturan Menteri Tercantum dalam KAK dan
Pekerjaan Umum ada dalam Laporan
Nomor Pendahuluan, namun belum Terdapat dalam PP 16/2021
05/PRT/M/2008 MEMENUHI dijelaskan secara spesifik
Pedoman DENGAN bagian mana yang dikutip Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 41
Penyediaan dan CATATAN dan serta tujuan pengutipan
Pemanfaatan sebagaimana tulisan ilmiah
Ruang Terbuka
Hijau
3) Peraturan Menteri Peraturan sudah tidak PP 16/2021 sudah dicantunkam dalam laporan penduluan subbab 3.2.2. hal. 41
Pekerjaan Umum berlaku, diganti dengan PP & terdapat dalam lampiran daftar simak.
Nomor 16/2021, namun dua-duanya Permen 30/PRT/M/2006 sudah dihapus
30/PRT/M/2006 tidak dalam laporan
TIDAK
Pedoman Teknis MEMENUHI
pendahuluan Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 41
Fasilitas dan
Aksesibilitas pada
Bangunan Gedung
dan Lingkungan
4) Peraturan Menteri TIDAK Tercantum dalam KAK Tidak digunakan karena tidak terkait dengan penyedia jasa melainkan tugas
Pekerjaan Umum MEMENUHI namun tidak ada dalam unit organisasi teknis PUPR

84
Nomor 5 tahun Laporan Pendahuluan serta
2015 Pedoman tidak dijelaskan justifikasinya
Umum mengapa tidak digunakan
Implementasi dalam Laporan Pendahuluan
Konstruksi
Berkelanjutan pada
Penyepenggaraan
Infrastruktur Bidang
Pekerjaan Umum
dan Permukiman
Tercantum dalam KAK Kepmen ini sudah dicabut sesuai dengan pasal 6 dalam Permen PU 26/2008
5) Keputusan Menteri namun tidak ada dalam bahwa :
Negara Pekerjaan Laporan Pendahuluan serta
Umum Nomor tidak dijelaskan justifikasinya
10/KPTS/2000 mengapa tidak digunakan
Ketentuan Teknis TIDAK dalam Laporan Pendahuluan
Pengamanan MEMENUHI
Terhadap Bahaya
Kebakaran Pada
Bangunan Gedung
dan Lingkungan

6) Peraturan Menteri Tercantum dalam KAK dan


Pekerjaan Umum ada dalam Laporan
Nomor MEMENUHI Pendahuluan, namun belum Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 46
29/PRT/M/2006 DENGAN dijelaskan secara spesifik
Pedoman CATATAN bagian mana yang dikutip
Persyaratan Teknis dan serta tujuan pengutipan
Bangunan Gedung sebagaimana tulisan ilmiah
7) Peraturan Menteri TIDAK Tercantum dalam KAK
Pekerjaan Umum MEMENUHI namun tidak ada dalam
Nomor 5 tahun Laporan Pendahuluan serta
2015 Pedoman tidak dijelaskan justifikasinya Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 41
Umum mengapa tidak digunakan
Implementasi dalam Laporan Pendahuluan

85
Konstruksi
Berkelanjutan pada
Penyepenggaraan
Infrastruktur Bidang
Pekerjaan Umum
dan Permukiman
8) Peraturan Menteri Tercantum dalam KAK dan
Pendidikan ada dalam Laporan
Nasional Republik Pendahuluan Terjadi
Indonesia No 24 pengulangan penulisan Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 41
MEMENUHI
Tahun 2007 10 peraturan dan standar pada
Standar Nasional beberapa halaman
Stadion Atletik dan
Sepakbola
9) Peraturan Menteri TIDAK Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 41
Pemuda dan MEMENUHI namun tidak ada dalam
Olahraga Republik Laporan Pendahuluan serta
Indonesia 0400 tidak dijelaskan justifikasinya
Tahun 2013 mengapa tidak digunakan
Standar Sarana dalam Laporan Pendahuluan
dan Prasarana
untuk Sekolah
Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah
Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan
Sekolah Menengah
Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA)
(Jika berubah
menjadi fungsi
Pendidikan Tinggi

86
mengacu pada
Standar Nasional
Pendidikan Tinggi:
Permendikbud no
49 Tahun 2014)
Tercantum dalam KAK dan Kepmen ini sudah dicabut sesuai dengan pasal 6 dalam Permenpora 8/2018
10) Peraturan Menteri ada dalam Laporan bahwa :
Pemuda dan
Pendahuluan, namun belum
Olahraga Republik
MEMENUHI dijelaskan secara spesifik
Indonesia 0445
DENGAN bagian mana yang dikutip
Tahun 2014 CATATAN dan serta tujuan pengutipan
Standar Nasional
sebagaimana tulisan ilmiah
Standar Nasional
Gedung Olahraga
Sudah dihapus dalam laporan pendahuluan
11) Peraturan Menteri Tercantum dalam KAK dan OK
Pemuda dan ada dalam Laporan
Olahraga Republik Pendahuluan
Indonesia 0636 MEMENUHI
Tahun 2014
Standar Nasional
Kolam Renang
Tercantum dalam KAK dan Peraturan ini menjadi rujukan dalam PP 16/2021. Dalam laporan pendahuluan
12) Peraturan Menteri
ada dalam Laporan sudah tertuang penggunaan PP 16/2021 dalam daftar simak sehingga otomatis
Pekerjaan Umum
MEMENUHI Pendahuluan, namun belum sudah menggunakan undang-undang ini seperti persyaratan arsitektur
No: 22/PRT/M/2018
DENGAN dijelaskan secara spesifik hubungan vertikal, horizontal dan sarana evakuasi.
Pembangunan CATATAN bagian mana yang dikutip
Bangunan gedung
dan serta tujuan pengutipan Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 41
negara
sebagaimana tulisan ilmiah
13) Peraturan Menteri MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan 1. Definisi Perangkat telekomunikasi yang memancarkan dan menerima sinyal
Komunikasi dan DENGAN ada dalam Laporan gelombang radio dengan metode propagasi pantulan dari lapisan troposfer
Informatika nomor CATATAN Pendahuluan, namun belum yang bekerja pada gelombang mikro.
1 tahun 2014 dijelaskan secara spesifik
persyaratan teknis bagian mana yang dikutip 2. PERSYARATAN TEKNIS Karakteristik Umum a. Frekuensi Operasi
Perangkat dan serta tujuan pengutipan Frekuensi operasi : C Band 4,4 GHz – 5 GHz Bit Rate : minimum 256 kBps

87
sebagaimana tulisan ilmiah Stabilitas frekuensi : ±20 part per million (ppm) atau 2x10-5 b. Modulator
Jenis Modulasi : BPSK atau QPSK Bit Rate : minimum 256 kbps
Bandwidth : sesuai Bit Rate Pengkodean Kanal : FEC (Viterbi, Turbo Code)
c. Penerima Faktor Derau : maksimal 3 dB Bandwidth : sesuai Bit Rate RSL
: sesuai Bandwidth dan Bit Rate BER : 10-5 maksimum d. Catu Daya :
single phase 220 volt atau triple phase 380 volt 50 Hz-:- 60 Hz e. Kondisi
Lingkungan Temperatur : paling tidak dapat beroperasi pada rentang 0o –
45o Celcius Kelembaban paling besar : 95 % non-condensing f. Sistem
Telekomunikasi Proteksi Perangkat harus mempunyai sistem proteksi antara lain: 1.
Pengaman arus lebih; 2. Pengaman tegangan lebih; 3. Pengaman petir. g.
Indikator Alarm Mempunyai fasilitas alarm yang dapat mendeteksi
terjadinya: 1. Gangguan pada unit catu daya; 2. Indikator untuk aktivitas
maupun gangguan tiap-tiap antarmuka.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 270-271

Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
14) Peraturan Menteri ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
Lingkungan Hidup MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
No. 5 tahun 2014 DENGAN dijelaskan secara spesifik
Baku Mutu Air CATATAN bagian mana yang dikutip
Limbah dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
15) Peraturan Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
Pemerintah Nomor ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
101 tahun 2014 MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
Pengelolaan DENGAN dijelaskan secara spesifik
Limbah Bahan CATATAN bagian mana yang dikutip
Berbahaya dan dan serta tujuan pengutipan
Beracun sebagaimana tulisan ilmiah
16) Kepmeneg PU No. MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan
20/PRT/M/2009 DENGAN ada dalam Laporan
Manajemen CATATAN Pendahuluan, namun belum

88
dijelaskan secara spesifik
Penanggulangan
bagian mana yang dikutip
Kebakaran
dan serta tujuan pengutipan
Diperkotaan
sebagaimana tulisan ilmiah
Tercantum dalam KAK dan
17) Permenaker No. 12 ada dalam Laporan
tahun 2015 MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
Keselamatan DENGAN dijelaskan secara spesifik
Instalasi dalam CATATAN bagian mana yang dikutip
Bangunan dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
18) Peraturan Menteri Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 338
PUPR Nomor 28 namun tidak ada dalam
Tahun 2016 Laporan Pendahuluan serta
TIDAK
Pedoman analisis MEMENUHI
tidak dijelaskan justifikasinya
harga satuan mengapa tidak digunakan
pekerjaan bidang dalam Laporan Pendahuluan
pekerjaan umum
19) Peraturan Menteri Tercantum dalam KAK
PU Nomor 5 Tahun namun tidak ada dalam
2012 Pedoman TIDAK Laporan Pendahuluan serta
MEMENUHI
Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 42
tentang tidak dijelaskan justifikasinya
penanaman pohon mengapa tidak digunakan
pada jaringan jalan dalam Laporan Pendahuluan
20) SE Menteri PUPR Tercantum dalam KAK
nomor namun tidak ada dalam
02/SE/M/2018 (Pd Laporan Pendahuluan serta
TIDAK
03-2017-B) MEMENUHI
tidak dijelaskan justifikasinya Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 41
Perencanaan teknis mengapa tidak digunakan
fasilitas pejalan dalam Laporan Pendahuluan
kaki
21) Peraturan Menteri MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan Terdapat dalam lampiran 1 daftar simak bagian kemudahan, akan ditambahkan
PUPR nomor 14 DENGAN ada dalam Laporan pencantuman permen di revisi laporan pendahuluan.
Tahun 2017 CATATAN Pendahuluan, namun belum

89
dijelaskan secara spesifik Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 42
Persyaratan
bagian mana yang dikutip
Kemudahan
dan serta tujuan pengutipan
Bangunan Gedung
sebagaimana tulisan ilmiah
22) Peraturan Menteri Tercantum dalam KAK dan
PU nomor 11 ada dalam Laporan
Tahun 2014 Pendahuluan, namun belum
MEMENUHI
Pedoman dijelaskan secara spesifik
DENGAN
Pengelolaan Air CATATAN bagian mana yang dikutip
Hujan pada dan serta tujuan pengutipan
bangunan gedung sebagaimana tulisan ilmiah
dan persilnya
23) Peraturan Menteri Tercantum dalam KAK dan OK
PU nomor 2 Tahun ada dalam Laporan
2015 Pedoman MEMENUHI Pendahuluan, telah
Bangunan Gedung dijelaskan dan mengikuti PP
Hijau terbaru
D. Standar teknis terkait
arsitektur, mekanikal,
elektrikal dan plumbing
Tercantum dalam KAK dan Sudah tercantum di KAK :
1) National Fire ada dalam Laporan Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler otomatis untuk
Protection Pendahuluan, namun belum pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung ( SNI 03-3989-2000 )
MEMENUHI
Association (NFPA) dijelaskan secara spesifik Tata cara perencanaan dan pemasangan jalan keluar untuk penyelamatan
DENGAN
Tahun 2013 High- CATATAN bagian mana yang dikutip terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung ( SNI 03-1746-2000 )
Rise Building Fires dan serta tujuan pengutipan
and Safety sebagaimana tulisan ilmiah Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 44

2) NFPA-10 Standard MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan Alat Pemadam Api Ringan / Portable Fire Extinguisher (NFPA 10)
for Portable Fire DENGAN ada dalam Laporan Hunian tingkat bahaya kebakaran ringan misalnya kantor, ruang kelas, gereja,
Extinguisher CATATAN Pendahuluan, namun belum tempat perkumpulan (assembly halls), kamar tamu hotel/motel dan sebagainya.
dijelaskan secara spesifik Hunian tingkat bahaya kebakaran sedang misalnya area restoran (dining area),
bagian mana yang dikutip pertokoan (mercantil shop) beserta gudangnya, pabrik skala kecil, r kerja
dan serta tujuan pengutipan penelitian, r pameran otomotif (auto showrooms), garasi parkir, workshop atau

90
sebagaimana tulisan ilmiah area penunjang layanan hunian tingkat bahaya kebakaran sedang, dan gudang
yang berisi komoditi kelas I atau kelas II seperti yang didefinisikan pada NFPA
13.
Hunian tingkat bahaya kebakaran berat misalnya pekerjaan perkayuan, bengkel
kendaraan, layanan aircraft dan kapal, area memasak, showroom untuk produk
tunggal, pameran besar dan gudangnya, proses manufaktur seperti
pengecatan, pencelupan dan pelapisan, termasuk penanganan zat cair mudah
terbakar. Termasuk juga pergudangan atau gudang proses selain komoditi
kelas I dan kelas II.

Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi APAR :


1. Luas dan susunan kondisi hunian gedung
2. Tingkat bahaya kebakaran
3. Kelas api yang akan diantisipasi
4. Sistem dan peralatan perlindungan lainnya.
5. Jarak tempuh untuk mencapai apar.
Sebagai tambahan, faktor-faktor berikut perlu dipertimbangkan:
1. Laju penyebaran kebakaran yang diantisipasi
2. Intensitas dan laju kenaikan panas
3. Asap yang dihasilkan dari benda yang terbakar
4. Aksesbilitas kebakaran untuk dijangkau dengan apar

Faktor-faktor untuk memilih apar yang tepat sesuai situasi :


1. Sifat bahan atau materi yang mudah terbakar yang dapat terpicu
2. Tingkat potensi kebakaran yang dihasilkan
3. Keefektifan apar pada kebakaran
4. Kemudahan pemakaian apar
5. Ketersediaan personel untuk mengoperasikan apar dan kemampuan fisik dan
reaksi emosional yang dipengaruhi hasil pelatihan.
6. Kondisi temperatur lingkungan dan kondisi atmospir khusus lainnya (angin,
aliran udara, adanya asap)
7. Kesesuaian apar dengan lingkungannya
8. Berbagai antisipasi reaksi merugikan antara apar dan material yang terbakar
9. Kepedulian terhadap kesehatan dan keselamatan operasi

91
10. Syarat pemeliharaan dan perawatan apar

Perencana proteksi kebakaran dapat membantu untuk menjamin pemilihan


apar yang tepat dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Menempatkan apar yang tepat dekat dengan bahaya kebakaran.
2. Menggunakan apar yang dapat digunakan lebih dari satu kelas kebakaran.
3. Penandaan yang jelas sesuai peruntukannya.
4. Melatih pekerja agar dapat menggunakan apar yang tepat.

Peletakan di dalam gedung.


Penempatan aktual apar dapat dilakukan dengan tepat melalui survei fisik dari
area yang ingin dilindungi. Secara umum, lokasi yang dipilih seharusnya
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Distribusi yang merata
2. kemudahan aksesbilitas
3. relatif bebas dari blokade barang penyimpanan atau peralatan, atau
keduanya
4. dekat dengan jalur jalan yang umum
5. dekat dengan pintu masuk dan keluar
6. bebas dari kemungkinan kerusakan fisik
7. selalu jelas terlihat
8. ditentukan berdasar lantai per lantai

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 246 - 248

3) NFPA-13 Standard MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan Instalasi Sprinkler Kebakaran sesuai NFPA 13
for The Installation DENGAN ada dalam Laporan Sistem Sprinkler Kebakaran
Sprinkler Systems CATATAN Pendahuluan, namun belum Sistem sprinkler kebakaran ada empat (4) jenis :
dijelaskan secara spesifik 1. Sprinkler kebakaran sistem pipa basah
bagian mana yang dikutip 2. Sprinkler kebakaran sistem pipa kering
dan serta tujuan pengutipan 3. Sprinkler kebakaran sistem banjir (deluge)
sebagaimana tulisan ilmiah 4. Sprinkler kebakaran sistem pre-aksi (pre-action)

92
Sistem Pipa Basah
Sprinkler kebakaran sistem pipa basah merupakan sistem yang paling banyak
digunakan. Sistem ini memiliki jumlah komponen yang lebis sedikit dan
membutuhkan waktu instalasi lebih cepat dibandingkan sistem yang lain.
Sprinkler kebakaran sistem pipa basah tidak dapat dipasang dalam daerah
dimana pipa distribusi terkena suhu yang dapat membekukan air, misalnya
gudang pendingin, karena pipanya selalu terisi air.Bekerjanya sprinkler
kebakaran sistem pipa basah tergantung pada reaksi panas kepala sprinkler
kebakaran ketika kebakaran mulai terjadi. Panasnya menyebabkan bohlam
kaca
yang dapat meleleh atau sensor panas logam dalam kepala sprinkler kebakaran
menjadi pecah atau meleleh dan memisah. Hal ini menyebabkan air bergerak
dari pipa distribusi,mendorong deflektor dan membuka kepala sprinkler
kebakaran dan memancarkan air ke api dalam pola atau aliran yang direkayasa
Sistem pipa basah merupakan jenis instalasi temperatur tetap, yang berarti
masing-masing kepala sprinkler kebakaran hanya teraktivasi jika terkena suhu
antara 155oF - 286oF (68oC - 141oC).

Ada 3 (tiga) jenis sistem  sprinkler kebakaran pipa basah :


- Sprinkler kebakaran sistem pipa basah dengan alarm check valve
- Sprinkler kebakaran sistem pipa basah dengan tekanan lebih terjaga
- Sprinkler kebakaran sistem pipa basah dengan pipa tegak lurus

Sprinkler kebakaran sistem pipa basah dengan alarm check valve


Saat air masuk kedalam pemipaan sistem sprinkler kebakaran, air menjadi
tercemar dan tidak ada jaminan kualitasnya sebagai air bersih. Untuk menjaga
air tercemar tersebut dari kebocoran ke arah penyuplai air bersih, katup searah
beralarm (alarm check valve) harus dipasang. Katup tersebut terdiri dari pegas
(per), penutup katup (valve clapper) dan lubang alarm.
Pegas menahan penutup katup tetap tertutup, sehingga air hanya akan
mengalir satu arah.
Air tidak akan memancar dari kepala sprinkler sampai pada suhu tertentu yang
menyebabkan kepala sprinkler teraktivasi. Saat kepala sprinkler teraktivasi,

93
penutup katup terbuka membuat air mengalir melalui katup menuju sistem.
Karena lubang alarm terkena terkena tekanan air, hal ini menyebabkan alarm
gong, bel mekanis, atau peralatan audio/video berbunyi.
Suatu detektor aliran air yang terhubung ke bel elektrik, sirine, atau sirine
dengan lampu sirine telah menjadi peralatan notifikasi alarm yang umum
digunakan, menggantikan alarm gong mekanis.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 248

4) NFPA-14 Standard MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan


for The Installation DENGAN ada dalam Laporan Umum.
Standpipe and CATATAN Pendahuluan, namun belum Desain sistem pipa tegak diatur oleh tinggi bangunan, klasifikasi hunian per
Hose Systems dijelaskan secara spesifik lantai, desain sistem jalan keluar, laju aliran dan tekanan sisa yang diperlukan,
bagian mana yang dikutip dan jarak sambungan selang dari sumber pasokan air.
dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah Batasan Tekanan.
Tekanan maksimum pada setiap titik dalam sistem setiap saat tidak boleh
melebihi 350 psi (24 bar).
Pipa utama ekspres yang memasok zona pipa tegak yang lebih tinggi harus
diizinkan untuk dirancang dengan tekanan lebih dari 350 psi (24 bar)

Jika suplai utama ekspres ke zona pipa tegak yang lebih tinggi, tidak boleh ada
saluran keluar selang pada bagian mana pun dari sistem yang tekanannya
melebihi 350 psi (24 bar).

Tekanan Maksimum pada Sambungan Selang.


Bila tekanan sisa pada saluran keluar 11⁄2 in. (40 mm) pada sambungan selang
yang tersedia untuk penggunaan personel terlatih melebihi 100 psi (6,9 bar),
perangkat pengatur tekanan yang disetujui harus disediakan untuk membatasi
tekanan sisa pada aliran disyaratkan oleh Bagian 7.10 hingga 100 psi (6.9 bar).

Jika tekanan statis pada sambungan selang melebihi 175 psi (12,1 bar),
perangkat pengatur tekanan yang disetujui harus disediakan untuk membatasi
tekanan statis dan sisa pada saluran keluar sambungan selang hingga 100 psi
(6,9 bar) untuk Sambungan selang 11⁄2 inci (40 mm) tersedia untuk

94
penggunaan personel terlatih dan 175 psi (12,1 bar) untuk sambungan selang
lainnya.

Lokasi Sambungan Selang.

Umum.

Sambungan selang dan stasiun selang harus tidak terhalang dan harus
ditempatkan tidak kurang dari 3 kaki (0,9 m) atau lebih dari 5 kaki (1,5 m) di
atas lantai.
Sambungan selang tidak boleh terhalang oleh pintu yang tertutup atau terbuka
atau benda lain di tempat pendaratan.

Sistem Kelas I.
Sistem Kelas I harus dilengkapi dengan sambungan selang 21⁄2 in. (65 mm) di
lokasi berikut:
(1) Di lantai utama pendaratan di tangga keluar
(2) Di setiap sisi dinding yang berdekatan dengan bukaan eksit dari eksit
horizontal
(3) Di selain gedung mal tertutup, di setiap lorong keluar di pintu masuk dari
area gedung ke lorong
(4) Pada bangunan mal tertutup, di pintu masuk ke setiap lorong keluar atau
koridor keluar, dan di sisi interior pintu masuk umum dari luar ke mal
(5)*Di tangga tangga tertinggi dengan akses tangga ke atap

Sistem Kelas II.

Sistem Kelas II harus dilengkapi dengan stasiun selang 11⁄2 inci (40 mm)
sehingga semua bagian dari setiap tingkat lantai bangunan berada dalam jarak
130 kaki (39,7 m) dari sambungan selang yang disediakan dengan 11⁄2 inci.
Selang (40 mm) atau dalam jarak 120 kaki (36,6 m) dari sambungan selang
yang dilengkapi dengan selang kurang dari 11⁄2 inci (40 mm).

Sistem Kelas III.

95
Sistem Kelas III harus dilengkapi dengan sambungan selang seperti yang
dipersyaratkan untuk sistem Kelas I dan Kelas II.

Bila seluruh bangunan dilindungi oleh sistem sprinkler otomatis yang disetujui
sesuai dengan NFPA 13, Standar untuk Instalasi Sistem Sprinkler, Standar
untuk Instalasi Sistem Sprinkler di Hunian hingga dan Termasuk Empat Lantai
di Ketinggian, stasiun selang Kelas II untuk digunakan oleh personel terlatih
tidak disyaratkan, dengan persetujuan dari pemadam kebakaran setempat,
asalkan setiap sambungan selang Kelas I berukuran 21⁄2 in. (65 mm) dan
dilengkapi dengan Peredam 21⁄2 inci × 11⁄2 inci (65 mm × 40 mm) dan tutup
yang dipasang dengan rantai.

Batasan jarak tempuh 130 kaki (39,7 m) tidak berlaku untuk sistem Kelas III.

Untuk sistem Kelas III yang dipasang tanpa selang, persyaratan aliran, tekanan,
dan durasi harus seperti yang ditentukan untuk sistem Kelas I.

Jumlah pipa tegak. Pipa tegak terpisah harus disediakan di setiap tangga eksit
yang dipersyaratkan.

Desain Sistem dan Ukuran Pipa untuk Pengiriman Permintaan Sistem.

Sistem pipa tegak Kelas I dan Kelas III harus dirancang sedemikian rupa
sehingga kebutuhan sistem dapat disuplai oleh setiap sambungan pemadam
kebakaran,
Jika pasokan air otomatis atau semi-otomatis diperlukan untuk sistem pipa
tegak Kelas I, II, atau III , sistem pipa tegak harus dirancang sedemikian rupa
sehingga kebutuhan sistem dapat disuplai secara independen oleh pasokan air
terpasang dan setiap kebakaran koneksi departemen yang disediakan pada
sistem.

Jika sistem manual diizinkan dan pasokan air terpasang disediakan untuk
memasok sistem sprinkler otomatis atau untuk memelihara air dalam sistem
basah, pasokan air terpasang tidak diperlukan untuk memenuhi permintaan

96
sistem pipa tegak.

Saat menentukan kebutuhan sistem yang akan dipasok oleh pemadam


kebakaran pada sambungan pemadam kebakaran, pemadam kebakaran
setempat harus dikonsultasikan mengenai pasokan air yang tersedia dari
pompa pemadam kebakaran.

Batas Tekanan Minimum dan Maksimum.

Tekanan Desain Minimum untuk Sistem yang Dirancang Secara Hidraulik.


Sistem pipa tegak yang dirancang secara hidraulik harus dirancang untuk
menyediakan laju aliran air yang disyaratkan pada tekanan sisa minimum 100
psi (6,9 bar) di outlet sambungan selang jarak 21⁄2 in. (65 mm) yang paling jauh
secara hidraulik dan 65 psi (4,5 bar) di outlet stasiun selang 11⁄2 inci (40 mm)
yang paling jauh secara hidraulik.

Sistem pipa tegak manual harus dirancang untuk menyediakan 100 psi (6.9 bar)
pada outlet paling atas dengan perhitungan berakhir pada sambungan
pemadam kebakaran.

Flow Rate
Sistem Kelas I dan Kelas III.

Laju Aliran.

Untuk sistem Kelas I dan Kelas III, laju aliran minimum untuk pipa tegak yang
paling jauh secara hidraulik harus 500 gpm (1893 L/mnt), melalui dua outlet 21⁄2
in. (65 mm) di satu lokasi, dan prosedur perhitungan
Jika pipa tegak horizontal pada sistem Kelas I atau Kelas III memasok tiga
sambungan selang atau lebih di lantai mana pun, laju aliran minimum untuk
pipa tegak horizontal yang paling menuntut secara hidraulik adalah 750 gpm
(2840 L/menit), dan prosedur perhitungan

Laju aliran minimum untuk pipa tegak tambahan harus 250 gpm (946 L/mnt) per

97
pipa tegak untuk bangunan dengan luas lantai tidak melebihi 80.000 ft2 (7432
m2) per lantai. Untuk bangunan yang melebihi 80.000 ft2 (7432m2) per lantai,
laju aliran minimum untuk pipa tegak tambahan harus 500 gpm (1893 L/mnt)
untuk pipa tegak kedua dan 250 gpm (946 L/mnt) untuk pipa tegak ketiga jika
tambahan aliran diperlukan untuk bangunan yang tidak disiram.

Persyaratan Perhitungan Hidrolik.

Perhitungan hidraulik dan ukuran pipa untuk setiap pipa tegak harus didasarkan
pada penyediaan 250 gpm (946 L/mnt) pada dua sambungan selang yang
paling jauh secara hidraulik pada pipa tegak dan di outlet paling atas dari setiap
pipa tegak lainnya di pipa tegak. tekanan sisa minimum yang disyaratkan

Jika sistem pipa tegak memiliki riser yang berakhir pada tingkat lantai yang
berbeda, perhitungan hidraulik terpisah harus dilakukan untuk pipa tegak yang
ada pada setiap tingkat. Dalam setiap kasus, aliran harus ditambahkan hanya
untuk pipa tegak yang ada di permukaan lantai perhitungan.

Jika pipa tegak horizontal pada sistem Kelas I dan Kelas III memasok tiga atau
lebih sambungan selang di setiap lantai, perhitungan hidraulik dan ukuran pipa
untuk setiap pipa tegak harus didasarkan pada penyediaan 250 gpm (946
L/menit) pada tiga sambungan selang yang paling jauh secara hidraulik pada
pipa tegak dan pada saluran keluar paling atas dari masing-masing pipa tegak
lainnya pada tekanan sisa minimum yang dipersyaratkan

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 249-252

5) NFPA-20 Standard MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan NFPA 20 meliputi


for The Installation DENGAN ada dalam Laporan Persyaratan terpisah untuk pompa sentrifugal poros vertikal dan horizontal
Centrifugal Fire CATATAN Pendahuluan, namun belum Persyaratan daftar inspeksi otomatis
Pumps dijelaskan secara spesifik Ketinggian air minimum di tangki penyimpanan
bagian mana yang dikutip Klarifikasi zona proteksi kebakaran vertikal
dan serta tujuan pengutipan Petunjuk pengoperasian dan pemasangan

98
sebagaimana tulisan ilmiah Persyaratan segel mekanis
Waktu maksimum untuk mencapai tekanan desain

Perlindungan kebakaran membutuhkan pompa yang lebih besar, tekanan yang


lebih tinggi, dan unit yang lebih bervariasi untuk berbagai sistem guna
membantu melindungi jiwa dan harta benda dengan lebih baik. Beberapa
pompa kebakaran sekarang berfungsi sebagai pasokan air utama atau satu-
satunya di suatu daerah

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 243

Tercantum dalam KAK Pemeliharaan sistem proteksi kebakaran berbasis air, termasuk berbasis darat
namun tidak ada dalam dan laut
Laporan Pendahuluan serta aplikasi. Jenis sistem yang dibahas oleh standar ini termasuk, tetapi tidak
tidak dijelaskan justifikasinya terbatas pada,sprinkler, pipa tegak dan selang, semprotan air tetap, dan air
mengapa tidak digunakan busa. Termasuk air persediaan yang merupakan bagian dari sistem ini, seperti
dalam Laporan Pendahuluan listrik dan perlengkapan pemadam kebakaran swasta,
pompa kebakaran dan tangki penyimpanan air, dan katup yang mengontrol
6) NFPA-25 Standard
aliran sistem.
for the inspection,
Dokumen itu juga
testing and
TIDAK menangani penanganan dan pelaporan penurunan nilai. Standar ini berlaku
maintenance of MEMENUHI untuk sistem proteksi kebakaran
water base fire
yang telah dipasang dengan benar sesuai dengan praktik yang berlaku umum.
protection system
Dimana
2020
sistem belum dipasang sesuai dengan praktik yang berlaku umum, perbaikan
tindakan berada di luar cakupan standar ini. Tindakan korektif untuk
memastikan bahwa sistem melakukan dengan cara yang memuaskan harus
sesuai dengan instalasi yang sesuai standar.yg berlaku

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 253

7) IBC 2018 TIDAK Tercantum dalam KAK Tidak digunakan oleh bidang Arsitektur, sudah terdapat di dalam PP 16/2021 &
International MEMENUHI namun tidak ada dalam Permen 26/2008 terkait sarana jalan keluar
Building Code 2018 Laporan Pendahuluan serta

99
tidak dijelaskan justifikasinya Tidak digunakan oleh bidang MEP, sudah cukup dengan standar Indonesia,
mengapa tidak digunakan sudah cukup mengadopsi SNI dan NFPA yang sudah umum.
dalam Laporan Pendahuluan
8) ANS_ASHRAE MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan Prosedur Tingkat Ventilasi.
62.1-2013 DENGAN ada dalam Laporan - Desain preskriptif prosedur, di mana tingkat asupan udara luar ditentukan
Ventilation for CATATAN Pendahuluan, namun belum berdasarkan jenis/aplikasi ruang, tingkat hunian, dan luas lantai, harus
acceptable indoor dijelaskan secara spesifik diizinkan untuk digunakan untuk setiap zona atau sistem.
air quality bagian mana yang dikutip Catatan: nilai minimum Prosedur Tingkat Ventilasi adalah berdasarkan sumber
dan serta tujuan pengutipan kontaminan dan kekuatan sumber yang khas untuk kategori hunian yang
sebagaimana tulisan ilmiah terdaftar.

Prosedur IAQ.
- Prosedur desain berbasis kinerja ini, di mana tingkat asupan udara luar
bangunan dan parameter desain sistem lainnya adalah berdasarkan
analisis sumber kontaminan, batas konsentrasi kontaminan, dan tingkat
penerimaan udara dalam ruangan yang dirasakan, harus diizinkan untuk
digunakan untuk zona atau sistem apa pun.

Prosedur Ventilasi Alami.


- Yang menentukan prosedur desain, di mana udara luar disediakan melalui
bukaan ke luar, harus diizinkan untuk digunakan untuk setiap zona atau
bagian dari zona secara bersamaan dengan sistem ventilasi mekanis
seperti yang dipersyaratkan.

Prosedur Tingkat Ventilasi.


Aliran asupan udara luar ruangan untuk sistem ventilasi harus ditentukan sesuai
dengan:

- Pengolahan Udara Luar Ruangan.


- Jika udara luar dinilai tidak dapat diterima sesuai persyaratan,
setiap ventilasi sistem yang menyediakan udara luar melalui unit
Fan suplai
- Partikulat Lebih Kecil dari 10 Mikrometer (PM10).
Filter partikel atau pembersih udara harus memiliki nilai pelaporan

100
efisiensi minimum (MERV) sebesar 6 atau lebih tinggi bila dinilai
sesuai dengan Standar ASHRAE 52.2.15
- Perangkat pembersih udara untuk ozon harus:
disediakan ketika rata-rata tahunan tiga tahun terakhir konsentrasi
ozon rata-rata harian maksimum delapan jam tertinggi keempat
melebihi 0,107 ppm (209 g/m3).
Perangkat pembersih udara tersebut harus memiliki volumetrik
minimum efisiensi penghilangan ozon 40% saat dipasang,
dioperasikan, dan dipelihara sesuai dengan rekomendasi pabrikan
dan harus disetujui oleh otoritas yang memiliki yurisdiksi.
Perangkat tersebut harus dioperasikan setiap kali ozon di luar
ruangan kadarnya diperkirakan melebihi 0,107 ppm (209 g/m3).
Pengecualian: Pembersihan udara untuk ozon tidak diperlukan
ketika
1. desain sistem minimum asupan udara luar ruangan aliran
menghasilkan 1,5 ach atau kurang,
2. kontrol disediakan yang merasakan ozon luar ruangan tingkat
dan mengurangi aliran udara masuk untuk menghasilkan 1,5 ach
atau kurang dari persyaratan aliran udara luar ruangan
3. udara luar dibawa ke dalam gedung dan dipanaskan
oleh unit udara rias yang ditembakkan langsung.

- Kontaminan Luar Ruangan Lainnya. Ketika gedung terletak di


daerah di mana standar nasional untuk satu atau lebih banyak
kontaminan yang tidak secara khusus terlampaui, asumsi desain
dan/atau perhitungan apa pun terkait dengan dampak pada kualitas
udara dalam ruangan harus dimasukkan dalam dokumen desain.
- Perhitungan Zona.
Parameter zona ventilasi harus ditentukan sesuai dengan persyaratan
untuk setiap zona ventilasi yang dilayani oleh ventilasi sistem.
- Zona Pernapasan Aliran Udara Luar Ruangan. Luar ruangan aliran
udara yang dibutuhkan di zona pernapasan ruang yang dapat
ditempati atau ruang di zona ventilasi, yaitu zona pernapasan aliran
udara luar ruangan, harus tidak kurang dari nilai yang ditentukan

101
- Populasi Zona Desain.
Populasi zona desain harus sama dengan jumlah orang (puncak)
terbesar diharapkan menempati zona ventilasi selama penggunaan
biasa.
Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi 235 - 237

Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
9) SNI 03-1977-1990 ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
Spesifikasi MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
koordinasi modular DENGAN dijelaskan secara spesifik
bangunan rumah CATATAN bagian mana 15 yang dikutip
dan gedung dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
10) SNI 03-1978-1990 ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
Spesifikasi ukuran MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
teilih untuk DENGAN dijelaskan secara spesifik
bangunan rumah CATATAN bagian mana yang dikutip
dan gedung dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
11) SNI 03-6386-2000 MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
Spesifikasi tingkat DENGAN ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
bunyi dan waktu CATATAN Pendahuluan, sudah
dengung dalam dijelaskan secara spesifik Penerapan
bangunan gedung bagian mana yang dikutip
dan perumahan namun penulisannya Spesifikasi ini ditujukan sebagai panduan bagi perencana dalam
(persyaratan desain diulang-ulang merancanglingkungan akustik yang baik untuk ruang hunian bare dan yang
yang sudah ada. Spesifikasi ini juga dimaksudkan untuk diterapkan pada pemilihan
direkomendasikan dan pengkajian bahan, peralatan yang digunakan dalam ruangan termasuk
komponen bangunan yang dapat menahan bising dari luar ( bising lalu lintas
atau industri ), dan bising dari dalam bangunan ( bising peralatan bangunan ).

Catatan :
1. Perhatian perlu diberikan terhadap pengaruh bising tambahan dari mesin-

102
mesin yang ada di dalam ruang yang sama dan ruang yang berdekatan. Tipe
dan jumlah keseluruhan sumber bising yang diizinkan harus ditentukan dalam
pemilihan peralatan dan rancangan ruang bangunan.
2. Lihat lampiran B sebagai pedoman dalam pengukuran tingkat bunyi untuk
pemenuhan spesifikasi tingkat bising mesin dan peralatan yang digunakan
dalam ruang hunian. 1 Pd S-17-2000-03 4.

Pengertian

Dalam Spesifikasi ini berlaku pengertian seperti yang tercantum dibawah ini :
1 Tingkat tekanan bunyi — bobot A adalah tingkat tekanan bunyi berdasarkan
pembobotan frekuensi sePerti yang diukur oleh alat ukur tingkat bunyi yang
terintegrasi berdasarkan IEC 804 atau alat ukur tingkat bunyiPesbobotan
waktu berdasarkan IEC 651

2 Nilai Tingkat Reduksi Bising Nilai yang didaPat dari tingkat tekanan bunyi
dalam satu set pita oktaf sengikuti Prosedur yang diberikan dalam AS 1469

3 Tingkat Tekanan Bunyi Bobot A Kontinu Setara 60 Detik Nilai tingkat tekanan
bunyi bobot A dari bunyi santaP-kontinu yang mempunyai tekanan kuadrat
rata-rata setara dengan bunyi yang bervariasi terhadaP waktu dan diukur
dalam selang waktu Pengukuran 60 detik.

Waktu Dengung ( HAL : 37 )

Waktu dengung dari ruang tertutuP Pada Pita frekuensi tertentu adalah
waktuyang dibutuhkan oleh keraPatan energi bunyi rata-rata di dalam ruang
tertutuP untuk seluruh sebesar 10 G dari nilai awal ( setara 60 dB ) setelah
susber bunyi berhenti.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 269 - 270

12) SNI 04-7018-2004 MEMENUHI Tercantum dalam KAK Standar ini mencakup ketentuan instalasi, pemeliharaan, pengoperasian, dan
Sistem pasokan namun tidak ada dalam pengujian menyangkut kinerja sistem pasokan daya darurat (SPDD).

103
Laporan Pendahuluan serta 1. Standar ini tidak mencakup hal-hal berikut :
tidak dijelaskan justifikasinya (1) Penerapan SPDD
mengapa tidak digunakan (2) Peralatan unit percahayaan darurat
dalam Laporan Pendahuluan (3) Perkabelan distribusi
(4) Layanan utilitas, bilamana layanan tersebut diijinkan sebagai suatu SPDD
(5) Parameter untuk alat penyimpan energi
daya listrik darurat 2 Standar ini tidak menetapkan kriteria untuk sistem penyimpan energi.
dan siaga 3.Pemilihan dari setiap hal berikut tidak berada dalam lingkup standar ini :
(1) Bangunan atau fasilitas khusus, atau keduanya, yang membutuhkan SPDD
(2) Beban tertentu untuk dilayani oleh SPDD
(3)* Penetapan jenis, kelas, atau level setiap beban yang tertentu

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 260

13) SNI 04-7019-2004 MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan Tujuan


Sistem pasokan DENGAN ada dalam Laporan 1.Standar ini menyediakan persyaratan kinerja untuk SPDDT dan juga dapat
daya listrik darurat CATATAN Pendahuluan, sudah digunakan dalam kaitannya dengan standar lainnya. Standar-standar lain lah
menggunakan dijelaskan secara spesifik yang berperan untuk merinci lokasi mana membutuhkan SPDDT dan level,
energi tersimpan bagian mana yang dikutip tipe
namun penulisannya dan kelas aplikasinya. Standar ini tidak merinci di mana SPDDT diperlukan .
diulang-ulang 2.Standar ini juga dimaksudkan untuk memberi panduan kepada pemeriksa,
perancang, pemasang, manufaktur, dan pengguna SPDDT dan menyediakan
basis komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat. Standar ini tidak
dimaksudkan sebagai manual
perancangan. Kesesuaian/pemenuhan dengan standar ini tidak dimasudkan
untuk membebaskan pihak-pihak yang terlibat terhadap masing-masing
tanggung jawabnya untuk kinerja perancangan, pemasangan, pemeliharaan,
atau kesesuaian dengan aplikasi standar dan persyaratan teknis lainnya.
3.Pemasangan dari suatu sistem energi tersimpan yang sesuai dengan standar
ini akan mejamin adanya daya pengganti untuk meminimalkan bahaya
keselamatan jiwa akibat dari hilangnya daya pada proses kimia atau industri
tertentu yang menerus, sistem kontrol komputer, pencahayaan darurat, dan
sejenisnya.
Penggunaan

104
Standar ini diterapkan pada pemasangan baru SPDDT. Sistem yang telah
terpasang/lama tidak dituntut untuk dimodifikasi agar memenuhi standar ini,
kecuali bila instansi yang berwenang menemukan bahwa ketidaksesuaian
menimbulkan secara nyata bahaya terhadap jiwa .
Fungsi
Fungsi dari SPDDT adalah menyediakan sumber daya listrik dengan kapasitas,
kehandalan dan kualitas yang dibutuhkan beban untuk suatu jangka waktu
tertentu dalam kurun waktu yang disyaratkan setelah ; hilangnya, terganggunya
atau terputusnya sumber daya normal. Suatu SPDDT harus mencakup
perlengkapan untuk pengisian kembali sistem energi tersimpan.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 260-261

Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
14) SNI 03-1728-1989 ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
Tata cara MEMENUHI Pendahuluan, sudah
pelaksanaan DENGAN dijelaskan secara spesifik
mendirikan CATATAN bagian mana yang dikutip
bangunan gedung namun penulisannya
diulang-ulang
Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
15) SNI 03-1963-1990
ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
Tata cara dasar
MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
koordinasi modular
DENGAN dijelaskan secara spesifik
untuk perancangan CATATAN bagian mana yang dikutip
bangunan rumah
dan serta tujuan pengutipan
dan gedung
sebagaimana tulisan ilmiah
16) SNI 2405-2015 TIDAK Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Subbab 3.2.2 Hal 40
Tata cara MEMENUHI namun tidak ada dalam
pengendalian Laporan Pendahuluan serta
serangan rayap tidak dijelaskan justifikasinya
tanah pada mengapa tidak digunakan
bangunan rumah dalam Laporan Pendahuluan
dan gedung paska

105
konstruks
Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
17) SNI 03-3427-1994 ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
Tata cara MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
perencanaan teknik DENGAN dijelaskan secara spesifik
bangunan kolam CATATAN bagian mana yang dikutip
renang dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
18) SNI 03-3436-1994 Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 339
Tata cara namun tidak ada dalam
perhitungan harga Laporan Pendahuluan serta
TIDAK
satuan pekerjaan MEMENUHI
tidak dijelaskan justifikasinya
atap untuk mengapa tidak digunakan
bangunan dan dalam Laporan Pendahuluan
gedung
Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
19) SNI 03-3646-1994
MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
Tata cara
DENGAN dijelaskan secara spesifik
perencanaan teknik CATATAN bagian mana yang dikutip
bangunan stadion
dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
20) SNI 03-3647-1994 ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
Tata cara MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
perencanaan teknik DENGAN dijelaskan secara spesifik
bangunan gedung CATATAN bagian mana yang dikutip
olah raga dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
21) SNI 06-6373-2000 MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan SNI 06-6373-2000 sudah di perbaruhi di SNI 8153 -2015
Tata cara pemilihan DENGAN ada dalam Laporan 3.28
dan pemasangan CATATAN Pendahuluan, namun belum System Plumbing ;
ven pada sistem dijelaskan secara spesifik Jaringan perpipaan penyediaan air bersih , penanganan air limbah , bangunan
plambing bagian mana yang dikutip penunjang , perpipaan distribusi , termasuk semua sambungan , alat-alat dan

106
dan serta tujuan pengutipan perlengkapannya yang terpasang di dalam persil dan bangunan gedung , dan
sebagaimana tulisan ilmiah pemanas air dan ventilasi untuk tujuan yang sama.

3.29
System Ven
Perpipaan yang di pasang untuk sirkulasi udara ke seluruh bagian dari system
pembuangan untuk melindungi air penutup dari efek sifon dan tekanan balik

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 243-244

Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
22) SNI 03-1730-2002 ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
Tata cara MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
perencanaan DENGAN dijelaskan secara spesifik
gedung sekolah CATATAN bagian mana yang dikutip
menengah umum dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
Tercantum dalam KAK dan Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
ada dalam Laporan analisis sesuai dengan keperluaannya.
23) SNI 03-6896-2002
MEMENUHI Pendahuluan, namun belum
Tata cara
DENGAN dijelaskan secara spesifik
pengecatan CATATAN bagian mana yang dikutip
genteng beton
dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
24) SNI 03-6759-2002 Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 40
Tata cara namun tidak ada dalam
perencanaan TIDAK Laporan Pendahuluan serta
konservasi energi MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
pada bangunan mengapa tidak digunakan
gedung dalam Laporan Pendahuluan
25) SNI 03-4360-1996 TIDAK Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 40
Pintu tahan api MEMENUHI namun tidak ada dalam
untuk penggunaan Laporan Pendahuluan serta
di bangunan atau tidak dijelaskan justifikasinya

107
mengapa tidak digunakan
gedung
dalam Laporan Pendahuluan
Tercantum dalam KAK Permen PUPR Nomor 28 Tahun 2016 digunakan dalam analisis.
namun tidak ada dalam
26) Permen PUPR
TIDAK Laporan Pendahuluan serta Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Sub Bab 4.2.14 Hal 338
Nomor 28 2016 MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
tentang AHSP
mengapa tidak digunakan
dalam Laporan Pendahuluan
E Standar teknis terkait
struktur
1) SNI 1726:2019 Tercantum dalam KAK dan OK
Tata cara ada dalam Laporan
perencanaan Pendahuluan
ketahanan gempa MEMENUHI
untuk struktur
bangunan gedung
dan non gedung
2) NI 2847 2019 Tercantum dalam KAK dan OK
Persyaratan Beton ada dalam Laporan
MEMENUHI
struktural untuk Pendahuluan
bangunan gedung
3) SNI 1727 2020 Tercantum dalam KAK dan
Beban Minimum ada dalam Laporan
MEMENUHI
dan kriteria terkait Pendahuluan, namun terjadi Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 47
DENGAN
untuk bangunan CATATAN pengulangan kalimat hingga
gedung dan 4 kali
struktur lain
Tercantum dalam KAK dan
ada dalam Laporan Peraturan ini dipakai untuk menganalisis struktur baja misalnya atap baja.
4) SNI 1729:2020
MEMENUHI Pendahuluan, namun belum Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
Spesifikasi untuk
DENGAN dijelaskan secara spesifik analisis sesuai dengan keperluaannya.
bangunan gedung CATATAN bagian mana yang dikutip
baja struktural
dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah

108
Tercantum dalam KAK dan
ada dalam Laporan
5) SNI 6880:2016 MEMENUHI Pendahuluan, namun belum Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
Spesifikasi beton DENGAN dijelaskan secara spesifik analisis sesuai dengan keperluaannya.
struktural CATATAN bagian mana yang dikutip
dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
Tercantum dalam KAK dan
ada dalam Laporan
6) SNI 8140:2016
MEMENUHI Pendahuluan, namun belum Bagian yang dikutip atau dijadikan referensi akan tercermin dalam laporan
Persyaratan beton
DENGAN dijelaskan secara spesifik analisis sesuai dengan keperluaannya.
struktural untuk CATATAN bagian mana 17 yang dikutip
rumah tinggal
dan serta tujuan pengutipan
sebagaimana tulisan ilmiah
Tercantum dalam KAK
namun tidak ada dalam
7) SNI 2052:2017
TIDAK Laporan Pendahuluan serta Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 47
Baja tulangan MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
beton
mengapa tidak digunakan
dalam Laporan Pendahuluan
Tercantum dalam KAK
namun tidak ada dalam
8) SNI 7860:2020 Laporan Pendahuluan Penahan Seismik untuk bangunan-bangunan P3SON adalah beton. Sehingga
Ketentuan seismik Terdapat nomor yang sama SNI 7860:2020 tidak dipergunakan.
TIDAK
untuk bangunan MEMENUHI
namun, judul SNI nya salah,
gedung baja serta tidak dijelaskan
struktural justifikasinya mengapa tidak
digunakan dalam Laporan
Pendahuluan
9) SNI 7972:2020 TIDAK Tercantum dalam KAK
Sambungan MEMENUHI namun tidak ada dalam Penahan Seismik untuk bangunan-bangunan P3SON adalah beton. Sehingga
terprakualifikasi Laporan Pendahuluan SNI 7972:2020 tidak relevan untuk dipakai.
untuk rangka Terdapat nomor yang sama
momen khusus dan namun, judul SNI nya salah,

109
serta tidak dijelaskan
menengah baja
justifikasinya mengapa tidak
pada aplikasi
digunakan dalam Laporan
seismik
Pendahuluan
F SNI terkait
Keselamatan/
kenyamanan gedung
1) SNI 03-3989-2000 Tercantum dalam KAK dan Sudah di jelaskan diatas di butir D.3)
Tata cara ada dalam Laporan
perencanaan dan Pendahuluan, namun belum
pemasangan dijelaskan secara spesifik
MEMENUHI
sistem sprinkler bagian mana yang dikutip
DENGAN
otomatis untuk CATATAN dan serta tujuan pengutipan
pencegahan sebagaimana tulisan ilmiah
bahaya kebakaran
pada bangunan
gedung
2) SNI 03-1746-2000 Tercantum dalam KAK dan Peraturan ini menjadi rujukan dalam PP/2021 & Permen 26/2008. Dalam
Tata cara ada dalam Laporan Laporan Pendahuluan sudah tertuang penggunaan PP16/2021 & Permen
perencanaan dan Pendahuluan, namun belum 26/2008 dalam daftar simak sehingga otomatis sudah menggunakan undang-
pemasangan jalan MEMENUHI dijelaskan secara spesifik undang ini seperti persyaratan arsitektur terkait eksit, eksit pelepasan dan lebar
keluar untuk DENGAN bagian mana yang dikutip eksit.
penyelamatan CATATAN dan serta tujuan pengutipan
terhadap bahaya sebagaimana tulisan ilmiah
kebakaran pada
bangunan gedung
3) SNI 03-6383-2000 Tercantum dalam KAK
Spesifikasi namun tidak ada dalam
peralatan pengolah Laporan Pendahuluan serta
udara individual TIDAK tidak dijelaskan justifikasinya
sebagai sistem MEMENUHI mengapa tidak digunakan
pengendalian asap dalam Laporan Pendahuluan
terzona dalam
bangunan gedung

110
Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 40
4) SNI 03-6415-2000
namun tidak ada dalam
Spesifikasi proteksi
TIDAK Laporan Pendahuluan serta
untuk bukaan pada MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
konstruksi tahan
mengapa tidak digunakan
api
dalam Laporan Pendahuluan
5) SNI 03-6420-2000 Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 40
Spesifikasi sistem namun tidak ada dalam
pengolahan udara Laporan Pendahuluan serta
di dapur dan ruang TIDAK tidak dijelaskan justifikasinya
parkir sebagai MEMENUHI mengapa tidak digunakan
pengendali asap dalam Laporan Pendahuluan
kebakaran dan
bangunan
6) SNI 03-6570-2001 TIDAK Tercantum dalam KAK Acuan.
Instalasi pompa MEMENUHI namun tidak ada dalam NFPA 20, Standar for the installation of stationary pumps for fire protection,
yang dipasang Laporan Pendahuluan serta 1999, edition, National Fire Protection Association.
tetap untuk proteksi tidak dijelaskan justifikasinya 1.2 Tujuan.
kebakaran mengapa tidak digunakan 1.2.1 Tujuan standar ini untuk menyediakan secara wajar proteksi terhadap jiwa
dalam Laporan Pendahuluan dan harta milik dari kebakaran melalui persyaratan instalasi pompa yang
dipasang tetap untuk proteksi kebakaran, didasarkan pada prinsip keteknikan,
data uji, dan pengalaman lokasi. Standar ini termasuk pompa satu tingkat dan
bertingkat banyak dengan poros yang dirancang horisontal atau vertikal.
Persyaratan ditentukan untuk perancangan dan pemasangan pompa,
penggerak pompa dan peralatan yang berhubungan dengannya.
Standar ini mengusahakan agar catatan-catatan dari instalasi pompa yang
dipasang tetap dan memenuhi tuntutan perkembangan teknologi terus dipakai.
Standar ini tidak dimaksudkan untuk menghambat teknologi baru atau
penggantian susunannya, asalkan ketentuan tersebut tidak lebih rendah dari
standar ini.

1.2.2 Instalasi yang sudah ada.


Apabila instalasi pompa yang sudah ada memenuhi standar pada saat
pemasangan, pompa boleh tetap digunakan, di mana pompa ini tidak

111
menimbulkan perbedaan di dalam memproteksi jiwa atau harta milik yang
bersebelahan.
1.3 Pompa lainnya.
Pompa yang lain dari spesifikasi dalam standar ini dan mempunyai fasilitas
rancangan yang berbeda boleh dipasang apabila pompa tersebut telah teruji
oleh laboratorium uji. Pompa tersebut dibatasi sampai kapasitas kurang dari
1.892 liter/menit (500 gpm).
1.4* Syarat persetujuan.
1.4.1 Persetujuan diberikan apabila pompa tetap dipilih berdasarkan pada
kondisi dimana pompa ini dipasang dan digunakan.
1.4.2 Pabrik pembuat pompa atau perwakilan yang ditunjuk harus memberikan
informasi yang lengkap berkaitan dengan karakteristik air dan pasokan daya
listrik.
Suatu perencanaan lengkap dan data detail yang menggambarkan pompa,
penggerak, alat kontrol, pasokan daya, sambungan hisap dan pelepasan, dan
kondisi pasokan air harus disiapkan untuk persetujuan.
Setiap pompa, penggerak, alat kontrol peralatan, pasokan daya dan
susunannya, dan pasokan air harus disetujui oleh instansi berwenang untuk
kondisi lokasi spesifik yang dijumpai.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 20

7) SNI 03-6571-2001 MEMENUHI Tercantum dalam KAK dan - Standar ini ditujukan untuk keselamatan jiwa dan perlindungan harta benda
Sistem DENGAN ada dalam Laporan terhadap bahaya kebakaran.
pengendalian asap CATATAN Pendahuluan, namun belum - Standar ini digunakan untuk perancangan, instalasi, pengujian,
kebakaran pada dijelaskan secara spesifik pengoperasian dan pemeliharaan dari sistem pengolah udara mekanik baru
bangunan gedung bagian mana yang dikutip atau perbaikan yang juga digunakan sebagai sistem pengendalian asap.
dan serta tujuan pengutipan - Dalam zona yang besar seperti pada atrium dan mal, dibahas pada standar
18 sebagaimana tulisan lain.
ilmiah Terjadi pengulangan - Standar ini menetapkan kriteria minimal untuk perancangan sistem
kalimat hingga 3 kali pengendalian asap, sehingga memungkinkan penghuni menyelamatkan diri
dengan aman dari dalam bangunan, atau bila dikehendaki ke dalam daerah
aman di dalam bangunan.
- Tujuan dari standar ini adalah sebagai pedoman dalam menerapkan sistem

112
yang menggunakan perbedaan tekanan dan aliran udara untuk
menyempurnakan satu atau lebih hal berikut:
a) Menghalangi asap yang masuk ke dalam sumur tangga, sarana jalan ke
luar, daerah tempat berlindung, saf lif, atau daerah yang serupa.
b) Menjaga lingkungan yang masih dapat dipertahankan dalam daerah
tempat berlindung dan sarana jalan ke luar selama waktu yang
dibutuhkan untuk evakuasi.
c) Menghalangi perpindahan asap dari zona asap.
d) Menyediakan kondisi di luar zona kebakaran yang memungkinkan
petugas mengambil tindakan darurat untuk melakukan operasi
penyelamatan dan untuk melokalisir dan mengendalikan kebakaran.
e) Menambah proteksi jiwa dan untuk mengurangi kerugian harta milik.

- Faktor prinsip yang menyebabkan asap menyebar ke daerah luar


kompartemen adalah sebagai berikut:
a) efek cerobong.
b) efek temperatur kebakaran.
c) kondisi cuaca, khususnya angin dan temperatur.
d) sistem pengolahan udara mekanik.

- Presurisasi.
Sarana utama pengendalian aliran asap adalah dengan menciptakan
perbedaan tekanan udara di kedua sisi partisi, lantai, dan komponen bangunan
lain. Konsep dasar dari presurisasi bangunan adalah menentukan tekanan
tertinggi di ruang yang bersebelahan dari zona asap.
Dengan cara ini, gerakan udara ke dalam zona asap dari daerah yang
bersebelahan dan asap dihalangi dari penyebaran ke seluruh bangunan.

- Aliran Udara.
Aliran udara yang berkecepatan cukup dapat menghalangi gerakan asap.
Prinsip ini umumnya banyak digunakan untuk mengendalikan gerakan asap
melalui bukaan.
Aliran udara melalui bukaan ke dalam zona asap harus berkecepatan cukup
untuk membatasi perpindahan asap dari zona itu seperti pada bukaan.

113
Pintu dalam bukaan ini tidak terbuka untuk jangka waktu yang lama, sehingga
kondisi sementara yang ditunjukkan ini penting untuk menyediakan jalan ke luar
dari, atau masuk ke, daerah zona.

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 254

8) SNI 19-6718-2002 TIDAK Tercantum dalam KAK Standard ini merinci persyaratan bahan, rancangan, pembuatan, kinerja
Spesifikasi damper MEMENUHI namun tidak ada dalam pengujian dan penandaan damper kebakaran yang dapat berbentuk persegi
kebakaran Laporan Pendahuluan serta atau bulat, sudu penutup tunggal atau ganda dan mempunyai cara kerja engsel
tidak dijelaskan justifikasinya atau buka tutup tirai.
mengapa tidak digunakan
dalam Laporan Pendahuluan Bahan Damper kebakaran
- Korosi galvanis
- Bahan Flens, selubung dan sudut
Flens pemasang, selubung dan sudu damper kebakran harus dibuat dari:
a. Baja tahan karat
b. Lembar baja berlapis seng
c. Lebur panas besi lunak atau logam campuran lainnya yang
memiliki temperature lebur tidak kurang dari 1000oC
- Bahan bagian yang bergerak
a. Poros sudut dan poros pengait terbuat dari baja tahan karat
b. Bantalan sudut dan bantalan pengait harus terbuat dari
 Kuningan atau perunggu
 Baja tahan karat
 Bahan polianida atau polifluorida
c. Pengait, pegas dan bagian yang bergerat
Pengait, pegas dan bagian yang bergerat harus terbuat dari
 Baja tahan karat
 Paduan perunggu

Konstruksi Damper kebakaran

114
Uji kebocoran udara Damper Kebakaran

Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 255

G SNI Terkait Air Minum,


Persampahan dan
sanitasi
Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 35
1) Untuk instalasi namun tidak ada dalam
pengolahan air TIDAK Laporan Pendahuluan serta
minum SNI 7829: MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
2012 mengapa tidak digunakan
dalam Laporan Pendahuluan
2) SNI 7839:2012 Tercantum dalam KAK Tidak diakomodir dalam studi kajian teknis pelayanan air minum Hambalang,
Tata cara namun tidak ada dalam karena pengendalian mutu pembangunan instalasiair minum merupakan
pengendalian mutu Laporan Pendahuluan serta bagaian dari pekerjaan konstruksi , sedangkan system air minum di Hambalang
TIDAK
pembangunan MEMENUHI
tidak dijelaskan justifikasinya ini belum dibangun
instalasi mengapa tidak digunakan
pengolahan air dalam Laporan Pendahuluan
minum
3) SNI 7831: 2012 IDAK Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 35
Perencanaan MEMENUHI namun tidak ada dalam
18ystem Laporan Pendahuluan serta
penyediaan air tidak dijelaskan justifikasinya

115
mengapa tidak digunakan
minum
dalam Laporan Pendahuluan
4) SNI 7504: 2011 Tercantum dalam KAK Tidak diakomodir dalam studi kajian teknis pelayanan air minum Hambalang,
Spesifikasi material namun tidak ada dalam system air minum di Hambalang ini belum dibangun
fiberglass IDAK Laporan Pendahuluan serta
reinforced plastic MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
unit instalasi mengapa tidak digunakan
pengolahan air dalam Laporan Pendahuluan
Tercantum dalam KAK Tidak diakomodir dalam studi kajian teknis pelayanan air minum Hambalang,
5) SNI 7505: 2011 namun tidak ada dalam system air minum di Hambalang ini belum dibangun
Spesifikasi material TIDAK Laporan Pendahuluan serta
baja unit instalasi MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
pengolahan air mengapa tidak digunakan
dalam Laporan Pendahuluan
Tercantum dalam KAK Tidak diakomodir dalam studi kajian teknis pelayanan air minum Hambalang,
6) SNI 7506: 2011
namun tidak ada dalam system air minum di Hambalang ini belum dibangun
Spesifikasi material
IDAK Laporan Pendahuluan serta
baja tahan karat MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
unit instalasi
mengapa tidak digunakan
pengolahan air
dalam Laporan Pendahuluan
7) SNI 7507: 2011 Tercantum dalam KAK Tidak diakomodir dalam studi kajian teknis pelayanan air minum Hambalang,
Spesifikasi namun tidak ada dalam system air minum di Hambalang ini belum dibangun
bangunan TIDAK Laporan Pendahuluan serta
pelengkap unit MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
instalasi mengapa tidak digunakan
pengolahan air dalam Laporan Pendahuluan
Tercantum dalam KAK Tidak diakomodir dalam studi kajian teknis pelayanan air minum Hambalang,
namun tidak ada dalam system air minum di Hambalang ini belum dibangun
8) SNI 2547:2008
TIDAK Laporan Pendahuluan serta
Spesifikasi meter MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
air
mengapa tidak digunakan
dalam Laporan Pendahuluan
H Pedoman teknis terkait
bahan konstruksi

116
bangunan dan
rekayasa sipil
Tercantum dalam KAK jika diperlukan akan ditambahkan dalam revisi laporan antara, jika tidak akan
1) Pt-T-03-2000-C
namun tidak ada dalam disampaikan justifikasinya setelah analisis bidang arsitektur dilakukan
Tata cara
TIDAK Laporan Pendahuluan serta
pengerjaan MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
pasangan dan
mengapa tidak digunakan
plesteran dinding
dalam Laporan Pendahuluan
Tercantum dalam KAK jika diperlukan akan ditambahkan dalam revisi laporan antara, jika tidak akan
namun tidak ada dalam disampaikan justifikasinya setelah analisis bidang arsitektur dilakukan
2) Pd T-09-2004-C
TIDAK Laporan Pendahuluan serta
Pemeliharaan MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
bangunan gedung
mengapa tidak digunakan
dalam Laporan Pendahuluan
3) Pd-T-12-2004-C Tercantum dalam KAK jika diperlukan akan ditambahkan dalam revisi laporan antara, jika tidak akan
Perancangan namun tidak ada dalam disampaikan justifikasinya setelah analisis bidang arsitektur dilakukan
komponen Laporan Pendahuluan serta
TIDAK
arsitektural, MEMENUHI
tidak dijelaskan justifikasinya
mekanikan dan mengapa tidak digunakan
elektrikal terhadap dalam Laporan Pendahuluan
beban gempa
Tercantum dalam KAK jika diperlukan akan ditambahkan dalam revisi laporan antara, jika tidak akan
4) Pd T-02-2005-C
namun tidak ada dalam disampaikan justifikasinya setelah analisis bidang arsitektur dilakukan
Perencanaan
TIDAK Laporan Pendahuluan serta
rambu-rambu di MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
dalam bangunan
mengapa tidak digunakan
gedung
dalam Laporan Pendahuluan
5) Pt-T-26-2000-C Tercantum dalam KAK Tidak digunakan karena system SPAM belum terbangun
Tata cara namun tidak ada dalam
pemeliharaan TIDAK Laporan Pendahuluan serta
jaringan pipa MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
transmisi dan pipa mengapa tidak digunakan
distribusi air minum dalam Laporan Pendahuluan
6) Pt T-21-2000-C TIDAK Tercantum dalam KAK

117
Tata cara dasar namun tidak ada dalam
perencanaan Laporan Pendahuluan serta
plambing untuk air MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
minum, air limbah mengapa tidak digunakan
dan air hujan dalam Laporan Pendahuluan
Tercantum dalam KAK Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 35
7) Pt T-18-2002-C namun tidak ada dalam
Penanganan air TIDAK Laporan Pendahuluan serta
bersih dan plp di MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
pesantren mengapa tidak digunakan
dalam Laporan Pendahuluan
8) Pd T-05-2005-C Tercantum dalam KAK Tidak akan digunakan mengingat pendekatan untuk hambalang tidak dilakukan
Penyediaan air namun tidak ada dalam secara partisipasi masyarakat tetapi berdasarkan organisasi yang ditetapkan
minum berbasis TIDAK Laporan Pendahuluan serta oleh Pemerintah
masyarakat (PAM MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
BM) Volume 1. mengapa tidak digunakan
Pedoman Umum dalam Laporan Pendahuluan
9) Pd T-06-2005-C Tercantum dalam KAK Tidak akan digunakan mengingat pendekatan untuk hambalang tidak dilakukan
Penyediaan air namun tidak ada dalam secara partisipasi masyarakat tetapi berdasarkan organisasi yang ditetapkan
minum berbasis Laporan Pendahuluan serta oleh Pemerintah
TIDAK
masyarakat (PAM MEMENUHI
tidak dijelaskan justifikasinya
BM) Volume 2. mengapa tidak digunakan
Pedoman dalam Laporan Pendahuluan
penyelenggaraan
10) Pd T-07-2005-C Tercantum dalam KAK Tidak akan digunakan mengingat pendekatan untuk hambalang tidak dilakukan
Penyediaan air namun tidak ada dalam secara partisipasi masyarakat tetapi berdasarkan organisasi yang ditetapkan
minum berbasis TIDAK Laporan Pendahuluan serta oleh Pemerintah
masyarakat (PAM MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya
BM) Volume 3. mengapa tidak digunakan
Kelembagaan dalam Laporan Pendahuluan
11) Pd T-08-2005-C TIDAK Tercantum dalam KAK Tidak akan digunakan mengingat pendekatan untuk hambalang tidak dilakukan
Penyediaan air MEMENUHI namun tidak ada dalam secara partisipasi masyarakat tetapi berdasarkan organisasi yang ditetapkan
minum berbasis Laporan Pendahuluan serta oleh Pemerintah
masyarakat (PAM tidak dijelaskan justifikasinya

118
BM) Volume 4. mengapa tidak digunakan
Pembiayaan dalam Laporan Pendahuluan
12) Pd T-09-2005-C Tercantum dalam KAK Tidak akan digunakan mengingat pendekatan untuk hambalang tidak dilakukan
Penyediaan air namun tidak ada dalam secara partisipasi masyarakat tetapi berdasarkan organisasi yang ditetapkan
minum berbasis Laporan Pendahuluan serta oleh Pemerintah
masyarakat (PAM TIDAK tidak dijelaskan justifikasinya
BM) Volume 5. MEMENUHI mengapa tidak digunakan
Pembangunan dalam Laporan Pendahuluan
prasarana dan
sarana
13) Pd T-10-2005-C Tercantum dalam KAK Tidak akan digunakan mengingat pendekatan untuk hambalang tidak dilakukan
Penyediaan air namun tidak ada dalam secara partisipasi masyarakat tetapi berdasarkan organisasi yang ditetapkan
minum berbasis Laporan Pendahuluan serta oleh Pemerintah
masyarakat (PAM TIDAK tidak dijelaskan justifikasinya
BM) Volume 6. MEMENUHI mengapa tidak digunakan
Pelaksanaan dalam Laporan Pendahuluan
pemantauan dan
evaluasi
I RSNI terkait bahan
konstruksi bangunan
dan rekayasa sipil
1) RSNI S-10-2002 Tercantum dalam KAK RSNI S-10-2002 Standar pasokan air untuk pemadam kebakaran di
Standar pasokan namun tidak ada dalam permukiman kota dan sekitarnya tidak digunakan , selanjutnya menggunakan
air untuk Laporan Pendahuluan serta PERMEN PU NO.26-PRT-M-2008 ttg persyaratan teknis sistem proteksi
TIDAK
pemadam MEMENUHI
tidak dijelaskan justifikasinya kebakaran
kebakaran di mengapa tidak digunakan
permukiman kota dalam Laporan Pendahuluan Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 41
dan sekitarnya
2) RSNI T-20-2004 TIDAK Tercantum dalam KAK Tidak digunakan, mengacu kepada Permen PUPR 14/2017 dan PP 16/2021
Tata cara MEMENUHI namun tidak ada dalam
perencanaan Laporan Pendahuluan serta
ruang dan tidak dijelaskan justifikasinya
aksesibilitas mengapa tidak digunakan
bangunan bagi dalam Laporan Pendahuluan

119
pengguna kursi
roda
Tercantum dalam KAK RSNI T-01-2003 Tata cara perencanaan plambing SNI terbaru SNI 03-7065-
3) RSNI T-01-2003 namun tidak ada dalam 2005 tata cara perencanaan sistem plambing
Tata cara TIDAK Laporan Pendahuluan serta
perencanaan MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 44
plambing mengapa tidak digunakan
dalam Laporan Pendahuluan
Tercantum dalam KAK RSNI T-15-2004 Tata cara pemeliharaan sistem plambing, menggunakan SNI
4) RSNI T-15-2004 namun tidak ada dalam 8153-2015 Sistem Plambing pd Bangunan Gedung
Tata cara TIDAK Laporan Pendahuluan serta
pemeliharaan MEMENUHI tidak dijelaskan justifikasinya Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 44
sistem plambing mengapa tidak digunakan
dalam Laporan Pendahuluan
5) RSNI T-16-2004 Tercantum dalam KAK RSNI T-16-2004 Tata cara pengadaan, pemasangan dan pengujian pipa pvc
Tata cara namun tidak ada dalam untuk air limbah dan dalam bangunan gedung , menggunakan SNI 8153-2015
pengadaan, Laporan Pendahuluan serta Sistem Plambing pd Bangunan Gedung
pemasangan dan tidak dijelaskan justifikasinya
TIDAK
pengujian pipa MEMENUHI
mengapa tidak digunakan Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 44
pvc untuk air dalam Laporan Pendahuluan
limbah dan dalam
bangunan
gedung
6) RSNI T-17-2004 Tercantum dalam KAK RSNI T-17-2004 Tata cara pengadaan, pemasangan dan pengujian pipa pvc
Tata cara namun tidak ada dalam untuk penyediaan air minum, menggunakan SNI 8153-2015 Sistem Plambing
pengadaan, Laporan Pendahuluan serta pada Bangunan Gedung
pemasangan dan TIDAK tidak dijelaskan justifikasinya
pengujian pipa MEMENUHI mengapa tidak digunakan Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi subbab 3.2.2 Hal 44
pvc untuk dalam Laporan Pendahuluan
penyediaan air
minum
7) RSNI 6389:2020 TIDAK Tercantum dalam KAK Menggunakan SNI 6389 :2020 Konservasi energi selubung bangunan Gedung
Konservasi energi MEMENUHI namun tidak ada dalam
selubung Laporan Pendahuluan serta Tertuang Dalam Laporan Pendahuluan Revisi Hal 205

120
bangunan pada tidak dijelaskan justifikasinya
bangunan mengapa tidak digunakan
gedung dalam Laporan Pendahuluan

3. Kesimpulan
Atas hasil pemeriksaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa PT Wiratman KSO. PT Wiratman Chodai Indonesia BELUM MEMENUHI
kelengkapan Kurva S, Kesesuaian Laporan Pendahuluan dengan KAK, Kesesuaian dengan Peraturan dan Standar dan Kelengkapan Laporan
Invoice.
Demikian Berita Acara pemeriksaan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ketua Tim
Direktorat Bina Teknik Ketua Tim
Permukiman dan Perumahan PT. Wiratman - PT. WCI KSO

Ir. Ridwan Marpaung, M.T. Ir. Budihartono Wijanto, MT


NIP: 196509081998031002 Direktur

121
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SATUAN KERJA DIREKTORAT BINA TEKNIK PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN
Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru – Jakarta Selatan 12110 Telp.(021) 72798062 E-mail: satkerbtpp@pu.go.id

BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN


LAPORAN PENDAHULUAN
EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS DAN BIAYA KAWASAN PUSAT PENDIDIKAN PELATIHAN DAN
SEKOLAH OLAHRAGA NASIONAL HAMBALANG

Nomor ........................................................

Pada hari ini Jumat, tanggal Tiga Puluh bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, bertempat Lokasi di Kantor
Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ir. Budihartono Wijanto, MT


Jabatan : Ketua Tim PT. Wiratman - PT. WCI KSO
Alamat : Graha Simatupang Tower II, Blok A & D, Jl.Letjen TB Simatupang Kav. 38
Kelurahan,Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
Kode Pos : 12540 Bandung

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Wiratman - PT. WCI KSO selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
.
Nama : Fethrian S. Rangkuti, ST, MT

Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Permukiman dan
Perumahan
Alamat : Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Berdasarkan :
1. Surat Perintah Kerja No……………………
2. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Nomor : ………………….

Selanjutnya PIHAK PERTAMA menyerahkan hasil pekerjaan tersebut kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima hasil pekerjaan tersebut dari PIHAK PERTAMA dengan rincian pekerjaan yang terlampir dalam berita
acara ini.

Demikian Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

i
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
Yang Menyerahkan Pekerjaan Yang Menerima Hasil Pekerjaan
PT. Wiratman - PT. WCI KSO Pejabat Pembuat Komitmen,

Ir. Budihartono Wijanto, MT Fethrian S. Rangkuti, ST, MT


Direktur NIP. 198208152010121003

ii

Anda mungkin juga menyukai