Anda di halaman 1dari 5

5. Jelaskan syarat-syarat transportasi dan rujukan?

Upaya mencegah efek yang merugikan pada transportasi dalam rumah sakit perlu
diperhatikan tentang organisasi transportasi, personel, dan monitoring.
Pelaksanaan transportasi pasien kritis diperlukan minimal dua personel yaitu
perawat critical care yang menyertai pasien dan seorang dokter yang dibtuhkan
selama pasien dengan kondisi tidak stabil untk penangan akut. Peralatan standar
pada pasien kritis meliputi monitor jantung dengan defibrillator, peralatan
menejemen jalan napas, sebuah set resusitasi, suplai oksigen, obat standar
resusitasi dan cairan intravena, serta portable ventilator.
Pedoman transportasi merekomendasikan bahwa semua rumah sakit mempunyai
sebuah prosedur tetap (protap) terhadap transportasi dalam RS dan antar RS yang
dikembangkan oleh sebuah tim mltidisiplin. Perencanaan prosedur ini mencakp
komunikasi dan koordinasi sebelm transportasi, personel, peralatan monitoring
selama transportasi dan pendokumentasian.
Persiapan transportasi pasien menuju rumah sakit rujukan
1. Komunikasi
Komunikasi dilakukan dengan menggunakan telepon untuk memberikan
informasi kepada petugas RS rujukan. Informasi tersebut meliputi identitas
pasien, diagnosis medis, tingkat kesadaran dan alas an mengapa dirujuk.
Untuk informasi pasien lebih lanjut dilakkan dengan menggunakan surat
rujukan yang didalamnya sudah tercatat tindakan dan terapi medis.
2. Kelayakan pasien
Kondisi pasien sebelum dilakukan transportasi dari RS menuju RS rujukan
sudah dalam keadaan stabil. Ntuk menentukan stabil tidaknya pasien dinilai
dengan lembar stabilisasi dengan menggunakan prinsip Airway, breathing,
circulation. Stabilisasi pasien menikuti prinsip ABC, airway harus
diamankan, oksigen tambahan dan bantuan ventilasi dapat diberikan.
Penilaian patensi jalan napas serta cukupnya ventilasi harus dilakkan dengan
cepat dan tepat. Bila ditemkan atau dicurigai ganguan jalan napas atau
ventilasi harus segera diambil tindakan untk memperbaiki oksigenasi dan
mengurangi risiko penurunan kesadaran.monitoring sirkulasi diketahui dari
pengukuran tekanan darah dan frekuensi denyut jantng. Penilaian fungsi
sirkulasi secara cepat dapat dilakukan dengan menilai kesadaran, warna kulit
dan nadi. Resusitasi cairan dapat diberikan berdasarkan pada derajat syok.

3. Petugas transportasi
Terdiri dari 2 profesional (dokter dan perawat) yang harus menemani pasien
dalam kondisi serius. Salah satu professional adalah perawat yang bertugas,
dengan pengalaman cpcr atau khusus terlatih dalam transport pasien kondisi
kritis. Professional kedua dapat dokter. Seoran dokter harus menemani pasien
dengan instabilitas fisiologik dan pasien yang membutuhkan urgent action.
Peralatan untuk menunjang pasien
a) Transport monitor
b) Blood pressure reader
c) Sumber oksigen dengan kapasitas prediksi transport dengan tambahan
cadangan 30 menit
d) Ventilator portable, dengan kemampuan untuk menentukan
volume/menit, pressure FiO2 of 100% dan PEEP with disconnection
alarm and high airway pressure alarm.
e) Mesin suction dengan kateter suction
f) Obat untuk resusitasi
g) Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau pompa infus
dengan baterai
h) Pengobatan tambahan sesuai dengan resep obat pasien tersebut.
Cara rujukan
Dokter yang mengirim bertanggung jawab untuk memulai rujukan yait:
a) Cara transport harus dipilih yang sesuai
b) Perawatan dalam perjalanan
c) Komunikasi denagn RS rujkan
d) Penderita dalam keadaan stabil saat dirujuk
e) Laporkan prosedur tindakan yang telah dilakukan
Dokter/perawat yang akan menerima rujukan
a) Yakinkan bahwa RS mampu menerima penderita
b) Bersedia ntuk menerima
c) Sebaiknya dapat membantu memilih cara transport
d) Komunikasi dapat membantu keamanan dalam transport penderita.
Prinsip transport
a) Prinsip DO NOT Further Harm sangat berperan.
b) Udara-darat atau laut dapat dilakkan dengan aman
c) Stabilkan penderita sebelum dilakukan transport
d) Persiapkan tenaga terlatih agar proses transport berjalan dengan aman
Referensi:

Apriyanto W.J, Setiyarini S, Sutono. Gambaran Pelaksanaan Transportasi Pasien


Cedera di Rumah Sakit Umum Pusat dr.Soeradji Tirtonegoro Klatem, Jawa
Tengah.2017. Fakultas Kedokteran UGM: Yogyakarta.

Airway --.

Slide back blows dsb dihilangkan

Gambar head tilt dst diperbesar

Di opa  Tambhakan pemasangan intubasi pemasangan intubasi

Breathing 

Di listening perbaiki kata2nya,

Tambahkan pemasangan alat2 saturasi pulse oximeter, bagaimna pemberian


oksigenasi, lakukan pemantauan saturasi o2, cari hal2 yang menghabat
ventilasinya pasien dan pemasangan alat2 untuk pantau

Circulasi

hilangkan penilaian ting kesadaran bagaimna menilai nadinya kuat angkat,


regular/tidak, tdnya, capillary refil time, warna kulit

Tambahkan bagaimna pemberian cairannya seperti infus obat2 vasoaktif?,


perlu tidak obat untuk edema paru? Lakukan evaluasi (ALGORITME
TATALAKSANA SYOK) pada scenario mask syok karna edema paru, non
kardiogenik cari algoritmenya

pada pasien ada gejala syok harus tau kondisinya kapan dibilang syok ada
hipoperfusi algoritme penanganan syok (edema paru, hipovolemi,
kardiogenik, aritmia penggunaan obat2annya ) apakah edema parunya non
kardiogenik, klo kardio ada nyeri dada

Disability tulis untuk mengatur tingkat kesadaran PALING BAGUS GCS

Exposure aman

2. jika terjadi kegagalan pad penangana awal  reevaluasi ABCDE

Untuk chest tube itu tatalaksana lanjut, jadi harus ada pemriksaan fisis pem
penunjang bar dipasang chest tube
Pasien ada batuk ada bulla, bulanya pecah resiko terjadi pnemotoraks
spontan

Tatalaksana pnemotoraks (needle torakosintesis

Jadi wsd  harusnya di primary srfey

Buat slide diatasnya

1. Lakukan re-evaluasi abcde


2. Cari penyebab utama gagalnya abcde
3. Lakukan tatalaksana definitive (pertimbangkan pemasangan airway
definitive dan tatalaksana lanjut yang sesuai dengan kausa)
Pada slide cara pemasangan nda perlu dimasukkan jika ada torako
toraks dsb pertimbakna pemasangan wsd
4. Lakukan secondary survey bila primary survey telah selesai
Singgung apaPem penunjang: foto torak

Hapus slide fisioterapi dada

No 3.

Kapan dilakukan jika telah berhasil primary survey, jika kekurangan tenaga
kesehatan maupun alat2

System rujukan terintegrasi

Pastikans stabil pasien,

No 4. Aman
No 5. Jangan focus ke efusi pleura, klo ke efusi pleura(lebih nyaman klo
baring seblah kiri sesak, parunya menghilang , lebih pekak)
Jika dilihat kasusnya  mengarah ke edema paru non kardiogenek
Jadi hilangkan efusi pleuranya

Sel2 kanker gangguan fungsi paru__> (hapus efusi, akumulasi)

Terjadinya kegagalan napas yang diperberat oleh gejalanya pasien

Mungkin saja bias terjadi penurunan darah sistemik

Bias kematian

Terjadi penurunan kesdaran yang lebih berat


Kematian

Cari perspektif tentang kegawat daruratan

Barang siapa yang membunuh suatu kaum seperti membunuh umat islam

Jadi tatalaksananya harus sesuai dengan standar yang ada.

Pemakaian obat2an darurat cari algoritme syok masukkan di circulation

Anda mungkin juga menyukai