Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rosyida Oktaviani

NIM : 190621642483

Offering : IKOR A 2019

Tugas Fisiologi Pertemuan Ke 3

A. Menjelaskan Mekanisme Fisiologis Peningkatan Kemampuan Otot


Kemampuan fungsional otot mempunyai 2 (dua) kutub yaitu kemampuan
anaerobik dan kemampuan aerobik. Oleh karena itu latihan otot juga mempunyai
2 (dua) kutub, yaitu kutub latihan anaerobik dan kutub latihan aerobik. Kutub
anaerobik diwujudkan oleh kekuatan dan daya tahan statis, sedangkan kutub
aerobik diwujudkan oleh daya tahan dinamis otot. Pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan fungsional otot harus sesuai dengan mekanisme fisiologi
pengembangan kemampuan fungsionalnya. Oleh karena itu harus memahami
apa yang menjadi rangsangnya dan bagaimana mekanisme terjadinya
perangsangan. Rangsang untuk meningkatkan kemampuan anaerobik ialah
kondisi anaerobik yang terjadi oleh karena adanya ischaemia (kekurangan darah)
di dalam otot. Ischaemia terjadi oleh karena pembuluh-pembuluh darah di dalam
otot terjepit ketika terjadi kontraksi isometrik. Sedangkan rangsang untuk
meningkatkan kemampuan aerobik adalah kondisi aerobik di dalam otot.
Kondisi aerobik terjadi oleh karena menjadi aktifnya sistem pompa otot oleh
adanya kontraksi isotonis repetitif dari otot yang bersangkutan. Prinsip pelatihan
otot adalah Repetisi Maksimal (RM) dengan konsepnya untuk:
1. Pelatihan anaerobik: beban berat sehingga repetisinya menjadi di arah
minimal
2. Pelatian aerobik : beban ringan sehingga repetisinya menjadi di arah
maximal.

Kesan kinestesi dari latihan otot sangat perlu difahami agar kemampuan
koordinasi otot bagi pengembangan dan pemeliharaan ketrampilan teknik
kecabangan olahraga dapat terpelihara. Latihan otot menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan anatomis, bio-kimis dan fisilogis. Sifat perubahan-
perubahan ditentukan oleh cara dan tujuan latihan otot yang dilakukan,
perubahan hasil latihan memang untuk mendukung tujuan pelatihan.

B. Mekanisme Pemenuhan Energi Pada Peningkatan Aerobik Power


Kapasitas aerob adalah banyaknya energi yang dapat disediakan untuk
melakukan kerja pada sistem energi aerob, sedangkan Anaerbic power (daya
anaerob) adalah banyaknya energi maksimum yang dapat diubah selama
melakukan kerja dalam sistem Anaerob sehingga dengan demikian dimensi
waktu melekat pada istilah anaerobic power.
Sumber-sumber energi untuk latihan latihan otot yang berjangka waktu
lama adalah lemak dan karbohidrat ( yang dilepaskan melalui jalur-jalur aerob),
sedangkan sumber-sumber energi untuk latihan berjangka waktu pendek adalah
glikogen dan fosfat-fosfat yang kaya akan energi ( yang dilepaskan melalui jalur
jalur anaerob). Regenerasi ATP dari ADP dan CP tidak menghasilkan senyawa
asam laktat dan dengan demikian disebut Alaktasid (tepatnya "Anaerobic
Alactacid"). Regenerasi ATP melalui penguraian aerob atau glikogen dihasilkan
terbentuknya asam laktat dan dengan demikian disebut laktasid (tapatnya "
Anaerobic laktasid ")
C. Anaerobik Power Dan Kapasitas Anaerobik
Proses metabolisme aerob maupun proses metabolisme anaerob, yang
penting adalah menentukan garis batas antara kapasitas dan Power (daya) dari
sistem-sistem tersebut. Sehingga ada istilah-istilah yang disebut sebagai
kapasitas "anergetik" Dan Daya energetik.
Kapasitas energetic adalah kebanyakan energi yang tersedia untuk
melakukan kerja, baik melalui sistem energi aerob maupun melalui sistem energi
anaerob. Dengan demikian istilah kapasitas aerobik dimaksud kan sebagai
banyaknya energi yang dapat disediakan untuk melakukan kerja pada sistem
energi aerob sedangkan kapasitas aerobik adalah kebanyakan energi yang dapat
disediakan untuk melakukan kerja pada sistem energi aerob.
D.  Mekanisme Pengendalian Sistem Saraf
Memahami anatomi dan fisiologi sistem saraf otonom berguna
memperkirakan efek farmakologi obat-obatan baik pada sistem saraf simpatis
maupun parasimpatis. Anatomi sistem saraf simpatis Sistem saraf simpatis
dimulai dari medula spinalis segmen torakolumbal (torak 1 sampai lumbal 2).
Serabut-serabut saraf ini melalui rangkaian paravertebral simpatetik yang berada
disisi lateral korda spinalis yang selanjutnya akan menuju jaringan dan organ-
organ yang dipersarafi oleh sistem saraf simpatis. Tiap saraf dari sistem saraf
simpatis terdiri dari satu neuron preganglion dan saraf postganglion.Badan sel
neuron preganglion berlokasi di intermediolateral dari korda spinalis. Serabut
saraf simpatis vertebra ini kemudian meninggalkan korda spinalis melalui rami
putih menjadi salah satu dari 22 pasang ganglia dari rangkaian paravertebral
simpatik. Ganglia prevertebra yang berlokasi di abdomen dan pelvis, terdiri dari
ganglia coeliaca, ganglia aoarticorenal, mesenterica superior dan
inferior.Ganglia terminal berlokasi dekat dengan organ yang disarafi contohnya
vesica urinaria dan rektum.
E. Mekanisme Sistem Hormon Pada Peningkatan Kapasitas Otot 
Kemampuan sistem fisiologi tubuh untuk mempertahankan keadaan di
dalam tubuh yang relatif konstan disebut homeostatis. Homeostatis (homeo
artinya “yang sama”; statis artinya “berdiri atau diam”). Istilah homeostatis
diperkenalkan pertama kali oleh W.B.Cannon untuk menjelaskan berbagai
proses fisiologik yang berfungsi untuk memulihkan keadaan normal setelah
terjadi gangguan. Homeostasis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh
hanya akan tetap hidup dan dapat berfungsi secara efisien ketika kondisi internal
ini dipertahankan dengan baik. Ini tidak dapat dikatakan bahwa lingkungan
internal bersifat tetap dan tidak berubah. Tubuh selalu dihadapkan dengan
perubahan lingkungan eksternal serta kegiatan dan aktivitas yang terjadi di
dalam tubuh yang dapat merubah keseimbangan dari beberapa varibel penting.
Sebagai contoh, sebagian besar reaksi metabolik di dalam sel kita membutuhkan
oksigen dan glukosa. Senyawa ini kemudian harus diganti. Selain itu, reaksi ini
menghasilkan limbah metabolik termasuk karbondioksida dan urea yang
kemudian harus dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu, lebih tepat dikatakan
bahwa lingkungan internal dalam keadaan dinamis yang stabil, yang terus
berubah, tetapi dimana kondisi optimal dipertahankan secara fisiologis.
Karakteristik utama dari jaringan otot adalah kemampuannya untuk
memendek dan menebal (kontraksi). Ini disebabkan karena adanya interaksi dari
dua protein kontraktil yaitu aktin dan miosin yang membentuk mikrofilamen
dalam sitoplasma dan bertanggung jawab dalam proses kontraksi. Otot
berkontraksi untuk menggerakkan seluruh tubuh, untuk memompa darah melalui
jantung dan pembuluh darah, dan untuk mengurangi ukuran organ berongga
seperti lambung dan kandung kemih.
Referensi :
Caicedo, A., Zambrano, K., Sanon, S., & Gavilanes, A. W. (2021). Extracellular
mitochondria in the cerebrospinal fluid (CSF): potential types and key
roles in central nervous system (CNS) physiology and
pathogenesis. Mitochondrion.
Capelli, C., & Rittweger, J. (2016). Response to the comments “Do Maximal
aerobic and anaerobic capacity start really to decrease after the fourth
decade of life?” written by F Borrani, G Millet to the paper “Maximal
aerobic power and anaerobic capacity in cycling across the age
spectrum in male master athletes”. European journal of applied
physiology, 116(11), 2425-2426.
Chauhan, S. S., LeMaster, M., & England, E. M. (2021). At physiological
concentrations, AMP increases phosphofructokinase-1 activity
compared to fructose 2, 6-bisphosphate in postmortem porcine
skeletal muscle. Meat Science, 172, 108332.
Joly, A., Leulier, F., & De Vadder, F. (2020). Microbial modulation of the
development and physiology of the enteric nervous system. Trends in
Microbiology.
Little, A. G. (2021). Thyroid Hormone Regulation of Thermal Acclimation in
Ectotherms: physiological mechanisms and ecoevolutionary
implications. Molecular and Cellular Endocrinology, 111285.
Rashvanlou, R. B., Farzadkia, M., Rezaee, A., Gholami, M., Kermani, M., &
Pasalari, H. (2021). The influence of combined low-strength
ultrasonics and micro-aerobic pretreatment process on methane
generation and sludge digestion: Lipase enzyme, microbial activation,
and energy yield. Ultrasonics sonochemistry, 73, 10553

Anda mungkin juga menyukai