Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA”

KELOMPOK 02
ANGGOTA KELOMPOK:

Nanda Yanuardi 2017210759


Firdaus Kholilurrohman 2018210025
Kimiyaus Sa’adah 2018210103
Muhammad Yusuf F. 2018210148
Fransiska Yulia N.S 2018210215

KELAS AD
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS
SURABAYA GASAL 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pertumbuhan dan Perubahan Stuktur Ekonomi Indonesia” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang wajib ditempuh untuk melengkapi salah
satu materi dalam mata kuliah Perekonomian Indonesia. Makalah ini disusun bertujuan untuk
menambah wawasan dan ilmu tambahan bagi para pembaca khususnya dalam bidang ekonomi.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Faktor Penentu Pertumbuhan Eknonomi Indonesia........................................ 3
2.2 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia................................................................... 8

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Para ekonomi dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin, yang
menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat mendambakan dan
menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-
masing negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat
pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-
angka pertumbuhan yang membesarkan hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral
dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini.
Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara-
negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan
pendapatan nasional.
Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan
ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh
ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang
berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus
dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan
mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal,
penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan
kemampuan berorganisasi dan manajemen.

1.2    Rumusan Masalah
a.         Apa saja faktor penentu prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
b.        Bagaimana perubahan struktur ekonomi Indonesia dari yang tertutup menjadi yang terbuka?
1.3    Tujuan Masalah
a.         Untuk mengetahui faktor penentu prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
b.        Untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi Indonesia dari yang tertutup menjadi yang
terbuka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) menurut sector atas dasar harga berlaku
menunjukan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun dan tiga sector utama
yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan mempunyai peranan sebesar 55,9
persen pada tahun 2006.[1] Pada awalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih banyak
dipengaruhi bidang pertanian dan perkebunan. Setelah berlalunya waktu sektor industri
mendominasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Turun-naiknya perekonomian nasional dapat dilihat dari data statistik yang dipublikasikan
setiap bulan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pada bulan Desember 2008, BPS
mempublikasikan berita resmi statistik yang mencakup inflasii, ekspor impor, tenaga kerja,
pariwisata, dan lain-lain.
Produk Domestik Regional Indonesia (2010-2012)
1.        Barang Modal
Agar ekonomi dapar bertumbuh, stok barang modal harus ditambah dengan cara investasi.
Untuk meningkatkan investasi dengan cara menangani faktor-faktor yang mempengaruhi
investasi. Salah satu contohnya adalah tingkat Pengembakian yang diharapkan karena,
kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh
kondisi internal dan eksternal masyarakat.
2.        Tenaga Kerja
Sampai saat ini, khususnya di negara sedang berkembang (NSB), tenaga kerja (TK) masih
merupakan faktor produksi yang domain.Penambahan tenaga kerja umumnya sangat
berpengaruh terhadap peningkatan output. Untuk meningkatkan output secara efisien, pilihan
yang rasional adalah teknologi padat modal.
3.        Teknologi
Penggunaan teknologi yang makin tinggi sangat memacu pertumbuhan ekonomi, jika hanya
dilihat dari peningkatan output.Memang sulit mengatasi mengatasi dualisme dampak
tekonologi.Babarapa ekonom telah mencoba mencari jalan bukan untuk mengatasi, melainkan
untuk mengurangi keterpisahan antara kesempatan kerja dan tekonologi.Salah satu konsep yang
diajukan adalah penggunakaam teknologi madia atau tepat guna di NSB.Dengan penggunaan
teknologi, manusia dapat memanfaatkan secara optimalapa yang ada dalam diri dan
lingkungannya. Bahkan kelebihan penggunaan teknologi tepat guna adalah ditekannya
pemborosan penggunaan SDA atau energi dalam proses produksi.
4.        Uang
Dalam perekonomian modern, uang memegang peran dan fungsi sentral. Uang akan sangat
memberi konstribusi bagi pertumbuhan ekonomi, selama penggunaanya sangat efisien. Tingakat
efisiensi peenggunaan uang juga sangat ditentukan oleh tingkat efisiensi sistem
perbankan.Bardasarkan pemikiran inilah pemerintah Indonesia sejak 1983 membenasi sistem
keuangan dengan memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebab dengan
pembenahan tersebut proses alokasi sumber daya keuangan sudah lebih baik dan efisien
dibanding periode sebelum tahun 1983.
5.        Manajemen
Manajemen adalah peralatan yang sangat dibutuhkan untuk mengelola perekonomian
modern, terutama bagi perekonomian yang mengandalkan mekanisme pasar.Sistem manajemen
yang baik, terkadag jauh lebih berguna dibanding barang modal yang banyak, uang yang
berlimpah dan teknologi tinggi.
6.        Kredit Perbankan
Perbankan sebagai salah satu fungsi intermediasi, berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi karena dengan adanya kredit bank maka akan membantu pada dana pembangunan dan
dunia usaha.
Berdasarkan data bank Indonesia (2005), nilai kredit yang diberikan bank umum sejak tahun
200 hingga tahun 2004 mengalami peningkatkan setiap tahun. Nilai kredik yang diberikan bank
umum pada tahun 2000 sebesar Rp. 861.905 miliar dan meningkat setiap tahun menjadi Rp.
1.794.190 miliar pada tahun 2004.
Perkembangan Jumlah Kredit di Indonesia, Tahun 1985-2007

7.        Kewirausahaan (Enterpreneurship)
Para pengusaha mempunyai perkiraan yang matang bahwa input yang dikombinasikannya
akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, atau menjadi barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat, atau menjadi barang dan jasa, yang akan dibutuhkan
masyarakat. Kemampuan mengkombinasikan input ini dapat disebut sebagai kemampuan
inovasi. Sejarah perkembangan perekonomian yang telah maju, juga membuktikan betapa
besarnya peranan para wirausahawan dalam memajukan perekonomian.
7.        Informasi
Syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi daya ekonomi yang efisien adalah adanya
informasi yang sempurna dan seimbang (perfect and simetric information).Kegagalan pasar
merupakan akibat tidak terpenuhinya asumsi ini.
8.        Ekspor dan Impor
Ekspor dan impor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Ekspor impor akan memperbesarkan kapasitas konsumsi suatu negara meningkatkan
output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar
internasional yang pontensial untuk berbagi produk ekspor yang mana tanpa produk-produk
tersebut, maka negara miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan
perekonomian nasionalnya.[5]
Nilai ekspor Indonesia Oktober 2008 mencapai US 10,81 miliar atau mengalami penurunan
sebesar 11,61 % dibanding ekspor September 2008. Akan tetapi, apabila dibandingkan ekspor
Oktober 2007, terjadi peningkatan sebesar 4,92 %. Data tersebut menunjukkan bahwa ekspor
kita meningkat dari tahun 2007 sebesar 26,92 %.[6]
Perkembangan Ekspor Impor Indonesia 2011-2012
Dalam faktor penentu prospek pertumbuhan ekonomi ada tiga sektor yang paling
berpengaruh yakni:
a.         Pertanian
b.        Industri
c.         Jasa
Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan Sektor Pertanian, Industri, dan Jasa
Sumber: Bank Dunia dan CIA World Factbook

2.2    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Produk domestik bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai pasar semua
barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah
satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.
a)        Analisis Deskriptif
Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam
perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer,
sekunder dan tersier. Gambaran kondisi struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat melalui
kontribusi setiap sektor ekonomi terhadap pembentukan PDB. Struktur ekonomi dikatakan
berubah apabila kontribusi/pangsa PDB dari sektor ekonomi yang mulanya dominan digantikan
oleh sektor ekonomi lain. 

Dalam analisis deskriptif ini, kita akan melihat bagaimana kondisi struktur ekonomi
Indonesia dari tahun 2003 sampai 2010. Untuk memudahkan analisis, sektor-sektor dalam
perekonomian akan dikelompokan menjadi 3 sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier.
Sektor primer merupakan gabungan dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder merupakan gabungan dari sektor
industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air dan sektor konstruksi. Sedangkan sektor tersier
merupakan gabungan dari sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.
berubah apabila kontribusi/pangsa PDB dari sektor ekonomi yang mulanya dominan
digantikan oleh sektor ekonomi lain. 
Dalam analisis deskriptif ini, kita akan melihat bagaimana kondisi struktur ekonomi
Indonesia dari tahun 2003 sampai 2010. Untuk memudahkan analisis, sektor-sektor dalam
perekonomian akan dikelompokan menjadi 3 sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier.
Sektor primer merupakan gabungan dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder merupakan gabungan dari sektor
industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air dan sektor konstruksi. Sedangkan sektor tersier
merupakan gabungan dari sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.
Perubahan struktur ekonomi yang memperlemah posisi relatif dari sektor pertanian dan
sektor pertambangan didalam perekonomian nasional disebabkan oleh laju
pertumbuhan output rata-rata per tahun dikedua sektor tersebut relatif lebih lambat dibandingkan
laju pertumbuhan output rata-rata pertahun disektor-sektor sekunder, terutama industri
manufaktur  dan sektor-sektor tersier,perubahan ini boleh dianggap sebagai salah satu
konsekuensi dari proses pembangunan ekonomi jangka panjang. Persentase
pertumbuhan output pertanian menurun terus selama kurun waktu tersebut. Tahun 2006 hanya
sekitar 2,4 %. Namun demikian , dibandingkan sektor-sektor lain,pertanian dan listrik, gas dan
air minum merupakan dua sektor yang dapat bertahan selama krisis ekonomi dengan tetap
memiliki pertumbuhan positif, walaupun sangat kecil.
Pertambangan juga mengalami kemorosotan. Tahun 2004 sektor itu masih mengalami
pertumbuhan 2,5 % dan tahun 2006 kontraksi 0,8 %. Sedangkan industri manufaktur memiliki
laju pertumbuhan rata-rata pertahun cukup stabil dan tinggi.
Data PDB Dari Sektor Pertanian, Industri Dan Jasa
Berdasarkan gambar ini, kenaikan produksi sektor industri manufaktur dinyatakan sama
besarnya dengan jumlah dari empat faktor berikut :
a.         Kenaikan permintaan domestik,[7] yang memuat permintaan langsung untuk produksi industri
manufaktur plus efek tidak langsung dari kenaikan permintaan domestik untuk produk sektor-
sektor lainnya terhadap sektor industri manufaktur.[8]
b.        Perluasan ekspor (pertumbuhan dan diversifikasi), atau efek total dari kenaikan jumlah ekspor
terhadap produk industri manufaktur.
Perkembangan Ekspor Nasional (US $ Milyar)
c.         Substitusi impor, atau efek total dari kenaikan proporsi permintaan di tiap sektor yang dipenuhi
lewat produksi domestik terhadap output industri manufaktur
d.        Perubahan teknologi, atau efek total dari perubahan koefisien input-output 

Faktor-faktor internal yang membedakan pola dan proses transisi ekonomi yang pesat dalam
NB , ialah :

a.         Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi).


b.        Besarnya pasar dalam negeri. Besarnya pasar domestik ditentukan oleh kombinasi antra jumlah
populasi dan tingkat riil per kapita.
c.         Pola distribusi pendapatan. Faktor ini sangat mendukung faktor pasar di atas. Walapun tingkat
pendapatan rata-rata per kapita naik pesat, tetapi kalau distribusinya sangat pincang, kenaikan
pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan indusri-industri yang membyuta
barang-barang sederhana, seperti makanan dan minuman, sepatu dan pakaian jadi (tekstil).
d.        Katakteristik dari industrialisasi. Misalnya, cara pelaksanaan atau strategi pengembangan
industri yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembanguna industri, dan insentif
yang diberikan.
e.         Keberadaan SDA. Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya SDA mengalami pertumbuhan
ekonomi yang lebih rendah atau terlambat melakukan industrialisasi, atau tidak berhasil
melakukan diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada negara yang miskin SDA.
f.         Kebijakan perdagangan luar negeri. Fakta menunjukkan bahwa di negara yang menerapkan
kebijakan ekonomi tertutup (inward looking), pola dan hasil industrialisasinya berbeda
dibandingkan di negara-negara yang menerapkan kebijakan ekonomi terbuka (outward looking).
a)        Analisis Empiris
Kalau dilihat sejak awal era pemerintah Orde baru hingga sekarang, dapat dikatakan  bahwa
proses perubahan struktur ekonomi Indonesia cukup pesat, pada tahun 1970, nilai tambah bruto
(NTB) dari sector petanian, peternakan, kehutanan dan perikanan menyumbang sekitar 45 persen
terhadap pembentukan PDB, pada decade 1990-an hanya tinggal sekitar 16 persen hingga 20
persen, dan tahun 2006 tinggal sekitar 12,9 persen.
Sedangkan sumbangan output  dari industry pengolahan (manufaktur) terhadap
pembentukan PDB pada tahun 2006 tercatat sekitar 28 persen; jadi sudah lebih besar dari pada
pertanian, dan ini jelas mencerminkan bahwa ekonomi nasional telah mengalami suatu
perubahan secara structural dalam 3 dekade belakangan ini. Data terakhir dari triwulan II 2010
menunjukkan bahwa struktur PDB Indonesia masih di dominasi oleh sektor industri manufaktur,
sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, dimana masing-masing
memberikan kontribusi sebesar 24,9 persen, 15,9 persen dan 13,7 persen.
Semakin kecilnya pangsa PDB dari sektor petanian relative terhadap sektor-sektor ekonomi
non-primer lainnya bukan berarti, bahwa volume produksi di sektor pertanian berkurang setiap
tahun (atau pertumbuhan rata-rata pertahun negatif). Penurunan tersebut disebabkan oleh laju
pertumbuhan output (rata-rata per tahun atau pertumbuhan total) di sektor tersebut relative lebih
rendah dibandingkan laju pertumbuhan output dari sektor industri.[11]
Tingkat pertumbuhan output di sektor pertanian disetiap tahunnya selalu lebih rendah
dibandingkan di industri manufaktur. Salah satu penjelasannya adalah bahwa barang-barang
manufaktur memiliki elastisitas pendapatan dari permintaan positif dan lebih besar dari satu (I),
sedangkan banyak komoditas pertanian memiliki elistisitas dengan nilai lebih kecil dari satu atau
bahkan mendekati nol. Ini artinya adalah bahwa jika seseorang semakin kaya ia akan membeli
lebih banyak barang-barang mewah seperti mobil, rumah atau barang-barang elektronik dari
pada menambah pembelian daging, nasi atau sayuran. Data terakhir dari BPS menunjukkan
bahwa pada triwulan II 2010, tercatat tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi berbasis
kuartalan (q-to-q)  yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 5,0 persen, sektor
listrik, gas dan air bersih sebesar 4,8 persen, dan sektor jasa-jasa sebesar 3,7 persen. Hal tersebut
berbeda dengan pada tahun-tahun lalu yang dimana sektor pertanian jauh lebih menonjol
dibanding dengan sektor industri dan manufaktur.
BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) menurut sector atas dasar harga berlaku
menunjukan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun dan tiga sector utama
yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan mempunyai peranan sebesar 55,9
persen pada tahun 2006. Pada awalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih banyak
dipengaruhi bidang pertanian dan perkebunan. Setelah berlalunya waktu sektor industri
mendominasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Faktor pertumbuhan ekonomi Indonesia terdiri
dari barang modal, teknologi, tenaga kerja, uang, manajemen, kredit perusahaan, ekspor impor,
dan informasi. Produk domestik bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai
pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB
merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.
Kalau dilihat sejak awal era pemerintah Orde baru hingga sekarang, dapat dikatakan  bahwa
proses perubahan struktur ekonomi Indonesia cukup pesat, pada tahun 1970, nilai tambah bruto
(NTB) dari sector petanian, peternakan, kehutanan dan perikanan menyumbang sekitar 45 persen
terhadap pembentukan PDB, pada decade 1990-an hanya tinggal sekitar 16 persen hingga 20
persen, dan tahun 2006 tinggal sekitar 12,9 persen. Dalam analisis deskriptif ini, kita akan
melihat bagaimana kondisi struktur ekonomi Indonesia dari tahun 2003 sampai 2010. Untuk
memudahkan analisis, sektor-sektor dalam perekonomian akan dikelompokan menjadi 3 sektor
yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer merupakan gabungan dari sektor
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor
sekunder merupakan gabungan dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air dan
sektor konstruksi. Sedangkan sektor tersier merupakan gabungan dari sektor perdagangan, hotel,
restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan
serta sektor jasa-jasa.
DAFTAR PUSTAKA

Eka Pramasty, Desyana dan Rosintan S., Lydia. Analisis Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi
di Tujuh Negara Asean Periode Tahun 1996-2013. Vol. Nomor 1 Tahun 2014. Hal. 129-144.
Yunan. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Skripsi. Medan: Ekonomi Pembangunan, Universitas Sumatera Utara. http://lib.ui.ac.id/file?
file=pdf/abstrak-76741.pdf
Siti Farida, Ai. 2011. Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.  yang dikutip dari
Ibnu Purna/Hamidi Rahmad http://www.setneg.go.id/index.php
Tambunan, Tulus T.H. 2001. Transformasi Ekonomi di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Tambunan, Tulus T.H. 2011. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai