Anda di halaman 1dari 2

Dalam Al-Qur'an dan hadits juga telah disebutkan tentang apa yang halal dan haram untuk

dikonsumsi manusia Al Baqarah: 173.


Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi,
dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa
dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.

Indonesia sebagai negara muslim dengan lebih dari 200 juta jiwa, dapat dikatakan bahwa
negara Indonesia sangat besar potensinya untuk produk berlabel halal. Bagi konsumen
Indonesia yang mayoritas muslim merupakan hal yang sangat sensitive sekali terhadap status
kehalalan dari produk yang mereka beli, karena ini sangat berhubungan dengan kehidupan
spiritual masyarakatnya dimana meyakini bahwa mengkonsumsi produk yang tidak halal
akan membawa dampak yang tidak baik, tidak hanya untuk kehidupan saat ini namun juga
untuk masa mendatang.

Karakteristik produk kosmetik halal adalah bahan kosmetik yang tidak boleh mengandung
bahan yang berasal dari antara lain babi, bangkai, darah, bagian tubuh manusia, hewan
predator, reptil, dan serangga. Bahan kosmetik yang berasal dari hewan yang halal harus
disembelih menurut hukum Islam agar halal.4
Konsep kosmetik halal tidak hanya dilihat dari bahan yang digunakan, namun proses
persiapan, pemerosesan, pembuatan, penyimpanan, dan pengangkutan produk kosmetik halal,
pemeliharaan kebersihan dan kondisi murni harus selalu dipastikan. Oleh karena itu, produk
kosmetik halal yang berlogo halal harus diakui sebagai indikator kebersihan, keamanan,
kemurnian, dan kualitas.

Minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:44


1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada
orang lain.
3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki
prefrensi utama pada produk tersebut Prefrensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu
dengan produk prefrensinya.
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari
informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-
sifat positif dari produk tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode survei dipilih sebagai


sumber data primer. Metode survei fokus pada pengumpulan data responden yang memiliki
informasi tertentu sehingga memungkinkan peneliti untuk menyelesaikan masalah.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen kuesioner atau angket

Selain itu dengan adanya label halal pada kemasan produk dapat lebih meyakinkan
masyarakat dalam membeli produk. Berdasarkan hasil kuesioner banyak responden atau
mahasiswa/i menyatakan bahwasannya memlih produk yang berlabel halal akan merasa puas,
merasa aman dan percaya akan kehalalan dan keamanan produk tersebut. Dari persepsi
tersebut proses dimana orang akan memilih, mengatur dan mempertimbangkan produk-
produk yang akan dikonsumsi. Setelah adanya persepsi tersebut maka timbullah faktor-faktor
internal diantaranya keperibadian masayarakat itu sendiri dan motifasi dari dalam diri atau
dari orang lain serta belajar dan mengamati suatu produk dengan adanya label halal. Dan
pada akhirnya kepribadian, motifasi, belajar dan mengamati tersebut mempengaruhi minat
beli.

Anda mungkin juga menyukai