yang kadang terjadi, mulai dari masalah tawuran antar sekolah, tawuran antar kampus, masuk
kedalam komunitas geng motor, merokok, menggunakan narkoba bahkan kerap kali kita jumpai di
media massa terjadinya seks bebas dikalangan remaja.
Namun dalam perkembangannya untuk menjadi remaja langkah awal yang dilakukan agar terhindar
dari yang namanya Kenakalan Remaja, untuk itu BKKBN bekerja sama dengan berbagai Perguruan
Tinggi, Sekolah-sekolah baik itu SMA dan SMA, TNI, POLRI dan seluruh elemen masyarakat agar
dapat menanggulangi permasalahan yang paling sering terjadi pada remaja.
Program-program yang sedang dilakukan adalah membangun pengetahuan remaja dalam hal
kesehatan reproduksi dengan membangun Pusat Informasi dan Konseling Remaja mengenai Triad
KRR.
Triad KRR adalah program dari Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang disingkat PIK Remaja
ini terfokus pada permasalahan-permasalahan yang sering terjadi pada remaja yaitu Seks Bebas/
Kehamilan yang tidak diinginkan, Pemakaian Narkotika dan terinfeksi virus HIV/AIDS. untuk itu perlu
adanya informasi yang memadai tentang Seks Bebas, Napza dan HIV/AIDS.
Berikut beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan seks bebas:
1. Menciptakan kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau
seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar
pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat.
2. Mengakibatkan kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila
dilakukan pada masa subur. kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental
yang luar biasa. Kehamilan yang dianggap “Kecelakaan” ini mengakibatkan kesusahan dan
malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya.
3. Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi merupakan tindakan medis
yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan kemandulan bahkan Kanker Rahim.
Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman, karena dapat mengakibatkan
kematian.
4. Penyebaran Penyakit. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan
keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan
seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah
satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seks adalah virus
HIV.
5. Timbul rasa ketagihan. Sekalisaja melakukan hubungan seksual akan mengakibatkan
ketagihan untuk melakukan hubungan seksual.
Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya). Terminologi
narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan
Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang
menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah
napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada
intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian dari: Narkotika adalah “zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.
Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku”.
Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh
pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan”
Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan psikotropika
dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika yang memiliki
manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan.
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan
sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Bahan Adiktif adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai
sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem syaraf pusat, seperti
Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik
(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang
beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether dan
sebagainya.
HIV – AIDS
Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun 1983 dan
NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984. Meskipun tim dari
Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie, yang pertama kali mengumumkan
penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan untuk penemuan virus ini tetap diberikan
kepada para peneliti baik yang berasal dari Perancis maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi
nama virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika yang dipimpin Dr.
Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-cell lymphotropic virus type-3. Kemudian
Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan untuk menetapkan nama human
immunodeficiency virus (HIV) sebagai nama yang dikenal sampai sekarang makapara peneliti tersebut
juga sepakat untuk menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini “memakan” imunitas
tubuh.
Penyakit ini kadang disebut “infeksi oportunistik”, karena penyakit ini menyerang dengan cara
memanfaatkan kesempatan ketika kekebalan tubuh menurun sehingga kanker dan infeksi oportunistik
inilah yang dapat menyebabkan kematian. Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun
setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Orang yang mengidap KS mempunyai kesempatan
hidup lebih lama dibandingkan orang yang terkena infeksi oportunistik. Akan tetapi belum ada
seorang pun yang diketahui benar-benar sembuh dari AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV
belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Apakah
seseorang sudah tertular HIV atau tidak hanya bisa diketahui melalui tes darah. Oleh karena itu 90%
dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa
inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular
dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit
masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit.