dan Kuantitatif
Spektrofotometer
UV-Vis
SPEKTRUM ABSORBSI ELEKTRONIK
SEDERHANA
Garis Spektrum Model
Sederhana
• M + REM M akan menyerap REM yg energinya sesuai.
• Hal ini meningkatkan Energi Potensial Elektron pada tingkat
keadaan tereksitasi.
• Apabila suatu molekul sederhana tadi hanya terjadi transisi
elektronik pada satu macam gugus yang terdapat pada
molekul, maka hanya akan terjadi satu absorbsi yang
merupakan garis spektrum.
Spektrum UV-Vis
Terbentuknya dua atau lebih pita spektrum UV-Vis oleh molekul dengan
struktur yang lebih kompleks karena terjadi beberapa transisi
Spektrum UV-Vis
• Spektrum UV-Vis korelasi antara absorbansi dan panjang
gelombang : bukan merupakan garis spektrum tetapi
merupakan suatu pita spektrum.
• Terbentuknya pita spektrum UV-Vis eksitasi elektronik lebih
dari satu macam pada gugus molekul dengan struktur yang
sangat kompleks.
• Spektrum yang dikeluarkan oleh UV-VIS berupa pita yang
lebar, Pita melebar dari UV-VIS disebabkan karena energi yang
dimiliki selain menyebabkan transisi elektronik terjadi pula
rotasi dan vibrasi elektron dalam molekul.
• Terjadinya dua atau lebih pita spektrum UV-Vis diberikan oleh
molekul dengan struktur yang lebih kompleks karena terjadi
beberapa transisi sehingga mempunyai lebih dari satu panjang
gelombang maksimal.
Jenis Spektrum Absorpsi UV-
Vis
Jenis Spektrum Absorpsi UV-
Vis
1. Spektrum pada fase gas terdapat banyak garis dikarenakan
transisi elektronik, vibrasi dan rotasi terlihat dengan jelas
molekul2nya terpisah satu sama lain sehingga dapat melakukan
vibrasi dan rotasi dengan bebas.
2. Spektrum pada fase cair non polar yang terlihat hanya transisi
elektronik, sedangkan bentuk vibrasi dan rotasi tidak tampak.
3. Spektrum pada fase cair polar gaya intermolekul yang kuat
menyebabkan puncak elektron menyatu/bercampur bersama
membentuk satu puncak absorpsi yang halus
Pada fase cair, molekul2 tidak dapat berotasi secara bebas, selanjutnya
karena seringnya tjd benturan dan interaksi antara senyawa dan
molekul2 air , menyebabkan tingkat vibrasi dimodifikasi dalam cara
yang tidak teratur , sehingga spektrum tampak sebagai puncak
tunggal yang luas.
Transisi Elektron
Hipsochromic Batochromic
(Blue shift) ( Red shift )
Hipochromic
Pergeseran Panjang
Gelombang
1. Pergeseran merah (Bathochromic shift) : pergeseran pita serapan
ke arah panjang gelombang yang lebih panjang.
2. Pergeseran biru (Hypsochromic shift) : pergeseran pita serapan ke
arah panjang gelombang yang lebih pendek.
3. Efek hiperkromik kenaikan dalam intensitas serapan
4. Efek hipokromik penurunan dalam intensitas serapan
“Pergeseran λ secara umum melibatkan 2 jenis transisi : transisi n
π* dan π π*
Pergeseran Panjang Gelombang
1. Pengaruh Pelarut:
• Transisi n π* : pelarut polar menyebabkan pergeseran biru
atau hypsochromic shift (pergeseran pita serapan ke arah
panjang gelombang yang lebih pendek)
• Transisi π π* : pelarut polar menyebabkan pergeseran
merah atau batochromic shift (pergeseran pita serapan ke
arah panjang gelombang yang lebih panjang)
RED SHIFT
BLUE SHIFT
2. Pengaruh perpanjangan ikatan
konjugasi
• ikatan terkonjugasi merupakan ikatan rangkap yang berselang
seling dengan satu ikatan tunggal.
• Dalam orbital molekul, elektron” π mengalami delokalisasi
lebih lanjut dengan adanya ikatan terkonjugasi
• Menyebabkan tingkat energi orbital π* turun, energi <, λmaks
> pergeseran batokromik
𝑃
𝑇=
𝑃0
Gambar: Proses Absorbsi
Hukum Beer Lambert
• Absorbansi A hubungan logaritmik dengan transmitan
• Absorban meningkat dengan penurunan transmitan
𝑃0
𝐴 = − log 𝑇 = 𝑙𝑜𝑔
𝑃
Hukum Beer Lambert
• Dapat terjadi kehilangan akibat pantulan, dan
penghamburan untuk mengkompensasi : bandingkan sinar
yang ditransmisikan melalui sel yang mengandung larutan
analit dengan yang ditransmisikan pada sel yang mengandung
pelarut atau blanko
𝑃0 𝑃𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝐴 = log ≈ log
𝑃 𝑃𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡
Gambar: Refleksi dan
Penghamburan
Hukum Beer Lambert
• Menurut hukum Beer-Lambert absorbansi berbanding lurus dengan
konsentrasi dan panjang lintasan yang dilalui (lebar kuvet)
𝐴 = 𝑙𝑜𝑔 𝑃0 𝑃 = 𝑎𝑏𝑐
• 𝑎 merupakan konstanta proporsi absorbtivitas, bila konsentrasi
mol/L dan b cm, maka konstanta proporsi menjadi absortivitas
molar
A = εbc
• Dimana ε memiliki unit L mol-1 cm-1
• Absorbtivitas molar: >> untuk kromofor yang mengabsorbsi kuat, <<
untuk kromofor yang mengabsorbsi lemah
Penggunaan Hukum Beer
Lambert
• Absortivitas merupakan fungsi dari beberapa variabel: pelarut,
komposisi larutan, dan temperatur tdk dpt mengandalkan
data literatur
• Larutan standar pelarut dan temperatur sama di buat
seri kurva kalibrasi antara A dan c persamaan regresi
linear
Penggunaan Hukum Beer Lambert
pada Campuran
• Hukum Beer lambert juga dapat diaplikasikan pada larutan
yang mengandung > 1 jenis zat yang dapat mengabsorbsi
• Asumsi tidak ada interaksi diantara spesi-spesi yang
mengabsorbsi absorban multikomponen pada satu panjang
gelombang adalah jumlah dari absorbansi individual
𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐴1 + 𝐴2 + ⋯ + 𝐴𝑛