Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fujian Ratu

Nim : 1807113112
Prodi : Teknik Kimia S1-B
Matkul : Bioteknologi Lingkungan (Tugas Minggu Ke 12)

Ringkasan Pengolahan Limbah Cair


Menggunakan Bioreaktor Imobilisasi Sel/ Melekat Aerobik/Anaerobik

Salah satu proses dalam teknologi pengolahan limbah cair adalah proses
biologi. Proses ini memanfaatkan peranan mikroorganisme di dalamnya. Ada tiga
cara pengolahan pada proses ini, yaitu pengolahan secara aerob, anaerob, serta
campuran antara aerob dan anaerob.
a. Proses Aerob
Pengolahan limbah cair secara aerob adalah memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme atau metabolisme sel untuk menurunkan atau menghilangkan
substrat tertentu, terutama senyawa-senyawa organik biodegradable yang
terdapat dalam limbah cair.
b. Proses Anaerob
Proses pengolahan biologis secara anaerob adalah ,merupakan proses biologis
yang membutuhkan bakteri (mikroorganisme) anaerob yang tidak
membutuhkan O2 bebas. Proses anaerob pada dasarnya dipengaruhi oleh pH
dan temperatur lingkungan. Pengolahan secara anaerob memiliki beberapa
keuntungan, seperti tidak memerlukan biaya tambahan untuk sumber oksigen
(aerasi), menghasilkan lumpur yang relatif lebih sedikit, dan dapat dilakukan
pada lahan yang terbatas. Selain itu, proses ini menghasilkan keuntungan lain
berupa produk biogas sebagai sumber energi. Namun, kelemahan dari cara ini
adalah pertumbuhan mikroorganisme relatif lambat dibandingkan dengan cara
aerob.
Tahapan – tahapan dalam proses degradasi anaerob sebagai berikut :
1. Proses Hidrolisis
Pada proses hidrolisis ini, aktivitas kelompok bakteri Saprofilik menguraikan
bahan organik kompleks. Aktivitas terjadi karena bahan organik tidak larut
sepeti polisakarida, lemak, protein dan karbohidrat akan dikonsumsi bakteri
Saprofilik, dimana enzim ekstraseluler akan mengubahnya menjadi bahan
organik yang larut dalam air.
2. Proses Asidogenesis
Pada proses ini, bahan organik terlarut akan diubah menjadi asam organik
rantai pendek seperti asam butirat, asam propionat, asam amino, asam asetat
dan asam- asam lainnya oleh bakteri Asidogenik.
3. Proses Metanogenesis
Proses Metanogenesis adalah proses dimana bakteri Metanogenik akan
mengkonversi asam organik volatil menjadi gas metan (CH4) dan
karbondioksida (CO2).
Pertumbuhan mikroorganisme di dalam reaktor anaerob terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu pertumbuhan melekat, tersuspensi, dan hybrid. Sebagai bagian desain
dari reaktor anaerob jenis pertumbuhan melekat, media penyangga diperlukan sebagai
tempat perkembangbiakan mikroorganisme. Media penyangga dengan luas
permukaan yang besar dan kekasaran tinggi merupakan media terbaik untuk tempat
menempel mikroorganisme.
Biofilter berdasarkan pertumbuhan mikroorganisme yang berperan dalam
penguraian substrat, bioreaktor dapat dikelompokan menjadi dua yaitu reaktor
pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reactor) dan reaktor dengan bidang
melekat (attached growth reactor). Di dalam reaktor biologis dengan biakan
tersuspensi dalam fase cair, sedangkan pada reaktor dengan biakan melekat,
mikroorganisme tumbuh dan berkembang diatas suatu media pendukung dengan
membentuk lapisan biofilm. Media penyangga dapat berupa kerikil, pasir, plastik, dan
partikel karbon aktif yang didalam operasinya dapat terendam sebagian atau
seluruhnya, atau hanya melewati air saja. Struktur reaktor biofilter mempunyai
saringan (filter) yang terdiri susunan atau tumpukan dan granular yang disusun secara
teratur maupun acak dalam reaktor. Fungsi media adalah tempat tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme yang terlibat langsung dalam pengolahan air limbah.
Mikroorganisme ini akan melapisi permukaan media membentuk lapisan massa yang
tipis yang disebut biofilm.
Proses pengolahan air limbah melalui proses biomassa melekat (attached
culture), yaitu Trickling filter dan Rotating Biological Contactor (RBC).
1. Prinsip proses tricking filter
Proses pengolahan Trickling Filter air limbah adalah proses pengolahan
dengan cara menyebarkan air limbah ke dalam suatu tumpukan atau unggun
media yang terdiri dari bahan batu pecah, bahan keramik, sisa tanur, medium
dari bahan plastik atau lainnya. Pada sistem Trickling Filter ini
mikroorganisme berkembangbiak dan menempel pada permukaan media
penyangga.
Tiga jenis dasar Trickling filter yang digunakan untuk:
a. Pengolahan limbah perumahan atau pedesaan kecil individu
b. sistem terousat untuk pengolahan limbah kota
c. sistem diterapkan pada pengolahan limbah industry

Kekurangan proses trickling filter yaitu:


a. Sering timbul lalat dan bau yang berasal dari reactor
b. Sering terjadi pengelupasan lapisan biofilm dalam jumlah yang besar
akibat perubahan beban hidrolik atau beban organik sehingga lapisan
biofilm bagian dalam kurang oksigen dan suasana berubah menjadi asam

2. Prinsip Pengolahan Reactor Biologis Putar (RBC)


RBC (Rotating Biological Contactor) merupakan adaptasi pengolahan air
limbah dengan biakan melekat (attached grouwth).
a. Media yang digunakan piring (disk) tipis dari baja, dengan d=2-4 m, tebal 0,8
mm
b. Disk dilekatkan pada poros baja dengan P=8 m
c. Poros kemudian diletakan dalam tangki/ bak reaktor RBC secara seri/ paralel
sesuai tujuan menjadi satu modul
d. Modul diputar, hingga permukaan media secara bergantian tercelup ke dalam
air limbah dan berada di atas permukaan air limbah (udara)
e. Mikroorganisme akan tumbuh dengan sendirinya. Mikroorganisme ini
mengambil makanan dari air limbah dan oksigen dari udara
f. Tebal biofilm pada permukaan media mencapai 2-4mm bergantung beban
organik dalam reaktor dan kecepatan putaran
g. Beban organik yang besar menyebabkan kondisi anaerob, untuk mencapai
nitrifikasi sempurna, dalam bak dipasang injeksi udara
h. RBC masih tergolong baru, umumnya digunakan untuk pengolahan limbah
domestik atau perkotaan.

Prinsip kerja pengolahan air limbah dengan RBC yaitu

Air limbah yang mengandung polutan organik dikontakkan dengan lapisan mikro-
organisme (microbial film) yang melekat pada permukaan media di dalam
reaktor. Media tempat melekatnya film biologis ini membentuk suatu modul,
selanjutnya modul tersebut diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian
ke dalam air limbah yang mengalir secara kontinyu ke dalam reaktor tersebut.
Mikro-organisme misalnya bakteri, alga, protozoa, fungi, dan lainnya tumbuh
melekat pada permukaan media yang berputar membentuk suatu lapisan yang
terdiri dari mikro-organisme yang disebut biofilm (lapisan biologis). Mikro-
organisme akan menguraikan atau mengambil senyawa organik yang ada dalam
air serta mengambil oksigen yang larut dalam air atau dari udara untuk proses
metabolismenya sehingga kandungan senyawa organic dalam air limbah
berkurang. Senyawa hasil proses metabolisme mikroorganisme ini ada 2, yaitu
padatan dan gas. Gas akan tersebar ke udara melalui rongga pada medium
sedangkan padatan akan tertahan di lapisan biofilm dan terurai menjadi bentuk
yang larut dalam air.
Proses Pengolahan Pengolahan air limbah sistem RBC terdiri atas:

a. Bak pemisah pasir


Untuk mengendapkan kotoran berupa pasir atau lumpur kasar. Kotoran yang
mengambang misalnya sampah, tertahan pada sarangan (screen) pemisah pasir
tersebut.
b. Bak pengendap awal
Lumpur atau padatan tersuspensi akan mengendap di bagian ini. Waktu
tinggal di dalam bak pengedap awal adalah 24 jam, dan lumpur yang telah
mengendap dikumpulkan dan dipompa ke bak pengendapan lumpur.
c. Bak kontrol aliran
Untuk mengontrol debit air limbah, bila melebihi kapasitas, air limbah
disimpan sementara dalam bak ini. Reaktor (RBC) Alat untuk mengurangi
senyawa organik dalam air limbah.
d. Bak pengendap akhir
Untuk mengendapkan lumpur dari RBC. Air limpasan (over flow) dari bak
pengendap akhir relatif sudah jernih. Lumpur yang mengendap di dasar bak
dipompa ke bak pemekat lumpur bersama-sama dengan lumpur yang berasal
dari bak pengendap awal.
e. Bak khlorinasi
Untuk membunuh mikro-organisme patogen, Coli dan virus yang ada dalam
air. Air limbah sudah boleh dibuang ke badan air.
f. Unit pengolahan lumpur
Mengumpulkan lumpur dari bak pengendap awal maupun bak pengendap
akhir, kemudian di pekatkan dengan cara didiamkan sekitar 25 jam, lalu
lumpur yang telah pekat dipompa ke bak pengering lumpur atau ditampung
pada bak tersendiri dan secara periodik dikirim ke pusat pengolahan lumpur di
tempat lain.
Keunggulan RBC
Keunggulan proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC antara lain:
a. Pengoperasian alat serta perawatannya mudah
b. Konsumsi energi lebih rendah
c. Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga tahan terhadap
fluktuasi beban pengoalahan
d. Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi penghilangan
ammonium lebih besar
e. Tidak tejadi bulking ataupun buth (foam) seperti pada proses lumput aktif

Kelemahan RBC
Kelemahan dari proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC antara lain:
a. Pengontolan jumlah mikro-organisme sulit dilakukan
b. Sensitif terhadap perubahan temperatur
c. Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi
d. Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut
e. Kadang-kadang timbul bau yang kurang busuk.

Salah satu alternatif teknologi penanganan limbah cair minyak kelapa sawit
secara anaerob adalah bioreaktor hibrid anaerob. Bioreaktor hibrid anaerob yang
digunakan merupakan penggabungan antara sistem pertumbuhan mikroorganime
tersuspensi dan pertumbuhan melekat.
 Pada sistem pertumbuhan tersuspensi (suspended growth),
mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi di
dalam fasa cair
 Sistem pertumbuhan melekat (attached growth), mikroorganisme tumbuh
dan berkembang dengan melekat di permukaan media pendukung dengan
membentuk lapisan biofilm.
Bioreaktor hibrid anaerob memiliki beberapa ruang sekat, ruang sekat pertama
dan kedua diperuntukkan sebagai bioreaktor pertumbuhan bakteri anaerob tersuspensi
sedangkan ruang sekat ketiga diperuntukkan sebagai bioreaktor pertumbuhan bakteri
anaerob melekat yang dilengkapi dengan media padat sebagai media imobilisasi sel.
Media padat tersebut diisikan sebanyak sepertiga dari ruang sekat. Ruang aliran arah
kebawah dirancang sepertiga dari ruang aliran keatas pada setiap ruang berpenyekat.
Penyekat-penyekat yang dipasang secara vertikal memaksa agar aliran limbah cair
yang masuk dari bagian atas mengalir sesuai dengan bentuk pola aliran di dalam
ruang berpenyekat. Perjalanan aliran limbah cair tersebut kembali memaksa melewati
bagian atas penyekat dan begitu seterusnya sehingga mengalir keluar dari bioreaktor.
Bakteri anaerob di dalam bioreaktor cenderung terangkat dan terendapkan kembali
akibat terbentuk biogas selama proses biokonversi secara anaerob. Bakteri anaerob
tersebut akan bergerak secara perlahan ke arah horizontal sehingga terjadi kontak
antara biomassa aktif dan limbah cair serta aliran keluar relatif bebas dari padatan
biomassa.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A., dkk. 2011. Bioreaktor Hybrid Anaerob Dua Fasa Untuk Biokonversi
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. Prosiding Sntk Topi.
Aliyuddin, A., dkk. Pengolahan Air Buangan Industri Batik Menggunakan Bioreaktor
Hibrid Bermedia Bioball. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 8 No. 2
Febrianto, J., dkk. 2016. Pengolahan Air Limbah Budidaya Perikanan Melalui Proses
Anaerob Menggunakan Bantuan Material Bambu. Jurnal Teknik Sipil Dan
Lingkungan Vol. 1 No. 2
Musfa, A.N., dkk. 2015. Pengaruh Laju Pembebanan Organik Terhadap Efisiensi
Penyisihan Cod Limbah Cair Kelapa Sawit Menggunakan Bioreaktor Hibrid
Anaerob Dua Tahap. Jom Fteknik Volume 2 No. 2
Nurkholis, A., dkk. Proses Pengelolaan Air Limbah secara Biologis (Biofilm):
Trickling Filter dan Rotating Biological Contactor (RBC). Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (Ipal)

Anda mungkin juga menyukai