Anda di halaman 1dari 11

PENETAPAN KADAR HCG DENGAN TEKNIK

IMUNOKROMATOGRAFI

Nama : Farhana

NIM : Z1A021474

Rombongan : 2

Asisten : Sesti Wan Tiyah

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOBIOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Human Chorinic Gonadotropin (HCG) adalah suatu glikoprotein


yang mengandung galaktosa dan heksosamin. Kadar HCG meningkat
setelah implantasi ovum yang sudah dibuahi (Frandson, 1993). Prinsip
kerja immunological HCG test adalah suatu reaksi penghambatan
aglutinasi yang digunakan untuk menunjukkan hormon Human
Chorionic Gonadotropin yang disekresikan kedalam urin selama masa
kehamilan. Partikel-partikel antigen secara kimia akan berikatan
dengan antibodi HCG dan menyebabkan aglutinasi (Prawirohardjo, 1991)
Hormon-hormon kehamilan yang terkait seperti Human
Chorionic Gonadotropin (HCG), estrogen, dan progesteron (P) meningkat
selama kehamilan dan sangat penting dalam kesuksesan hasil
kehamilan. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon-
primata, yanghanya diproduksi oleh manusiadan primata, dan tidak
dapat terdeteksi pada hewan pengerat. Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) diproduksi oleh blastokista dan kemudian oleh
sinsitiotrofoblas segera setelah terjadinya pembuahan. Setelah mencapai
tingkat maksimum antara minggu ke-9 dan ke-12 kehamilan, konsentrasi
HCG menurun sampai kelahiran (Schumacher et al., 2013)
HCG adalah hormone glikoprotein dari keluarga gonadotrophin yang
disintesis oleh embrio manusia tepatnya pada bagian sinsitiotrofoblas.

Bagian-bagian trofoblas:

 Sitotrofoblas, berfungsi sebagai tempat proliferasi

 Trofoblas intermediet, bertanggungjawab atas invasi


endometrium dan implantasi

 Sinsitiotrofoblas, bertanggungjawab memproduksi sebagian


besar hormon

HCG memiliki beberapa fungsi, yaitu:


1. Mengatur untuk mencegah pecahnya korpus luuteum pada ovarium
2. Mempertahankan produksi progesterone oleh induk telur sehingga
menekan menstruasi dan menjaga kehamilan
3. Mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan

Angka range normal HCG :

1. Usia kehamilan 3 minggu: 5-50 mIU/L


2. Usia kehamilan 4 minggu: 5-400 mIU/L
3. Usia kehamilan 5 minggu: 20-7300 mIU/L
4. Usia kehamilan 6 minggu: 1000-56000 mIU/L
5. Usia kehamilan 8 minggu: 7500-220000 mIU/L

Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG sebagai


antigen dan anti HCG sebagai antibodi bersifat spesifik. Antibodi akan
mengnali antigen pada lokasi tertentu yang disebut epitope.Antibodi dapat
dibagi menjadi dua yaitu:

 Antibodi monoklonal: antibodi yang lebih spesifik mengenali


antigen pada satu epitope

 Antibodi poliklonal : antibodi yang mengenali suatu antigen melalui


ikatan epitope yang bervariasi

Pada test strip terdapat 3 macam antibodi:

 Antibodi anti HCG yang pertama (anti HCG 1): monoclonal dan
bersifat mobile (pindah)
 Antibodi anti HCG yang kedua (anti HCG 2): poliklonal dan
bersifat tertanam (fix)
 Antibodi dengan anti HCG 1 sebagai antigen (anti anti HCG 1):
bersifat tertanam/fix

Komposisi reagen pada test strip dengan metode imunokromatografi terdiri :

1. Antibodi monoklonal anti HCG (sebagai zona test) yang dilekatkan


pada partikel lateks berwarna merah.
2. Anti HCG dari IgG mouse (sebagai zona control)

Keuntungan pemeriksaan HCG secara immunokromatograÞ :Cepat,


sehingga waktu yang dibutuhkan sangat singkat, Mudah didapat karena
diperdagangkan secara komersil, Pesien dapat melakukan sendiri tanpa
pergi ke RS, puskesmas, atau pada bidan setempat.,Hasil pemeriksaan
mudah dibaca sehingga tidak perlu diragukan.

Sedangkan kekurangan dari pemeriksaan HCG yaitu : tidak diketahui


kadar HCG secara pasti, membutuhkan biaya yang mahal. Pemeriksaan ini
menunjukkan hasil yang positif lebih besar apabila digunakan urine pagi
hari karena lebih konsentrat sehingga mengandung lebih banyak HCG per
satuan volume.Pemilihan metode untuk pemeriksaan adanya HCG dalam
urine wanita yang diduga hamil dapat ditetapkan berdasarkan kepekaan dari
masing-masing reagen yang digunakan untuk pemeriksaan.

Imunokromatografi adalah metode yang digunakan untuk mengetahui


kehamilan dengan mendeteksi keberadaan HCG dalam urin, metede ini
lebih dikenal dengan nama test strip. Pengecekan kualitatif ini cukup mudah
yakni dengan mencelupkan ujung alat ke dalam urin, biasanya alat uji ini
memiliki indikator berupa dua buah garis. Waktu yang tepat untuk
melakukan tes urin biasanya adalah 4-5 hari atau 1 minggu setelah terlambat
haid, karena sebagian besar test strip sudah dapat mendeteksi HCG dengan
kadar 50 IU/ml. Tes dilakukan untuk mengetahui diagnosa kehamilan HCG
pada darah dan urin wanita. HCG diproduksi oleh embrio bila seorang
wanita sedang hamil. Beberapa test yang paling modern dan canggih dapat
mendeteksi kehamilan melalui darah dan urin hanya satu minggu setelah
pembuahan, hanya saja belum banyak tersedia (Prawirohardjo, 1991).

Sebab-sebab terjadinya negatif palsu:

1. Pemeriksaan terlalu dini kurang dari 4 minggu

2. Urin sangat encer


3. Penggunaan obat-obatan golongan anti konfulsan ( golongan obat-
obatan yang berfungsi sebagai pengontrol epilepsi dengan
menurunkan kadar estrogen) Contohnya: karbamazepin

Sebab-sebab terjadinya positif palsu:

1. Proteinuria

2. Infeksi saluran air seni

3. Penggunaan obat-obatan tertentu seperti methadone,


chlordiazepoxide atau promethazine

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara ini adalah untuk mengetahui adanya HCG pada
urin wanita hamil dengan menggunakan teknik imunokromatografi.
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel urin wanita
hamil dan sampel urin wanita tidak hamil.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tempat urin (botol film)
dan test strip Acon (antigen HCG).

B. Cara Kerja

1. Sampel urin wanita hamil dan wanita tidak hamil ditampung di


dalam botol film yang berbeda.
2. Test strip dibuka, kemudian masing-masing dicelupkan ke dalam
botol film yang berisi sampel. Catatan: dalam menyelupkan test
strip, tidak boleh melebihi tanda garis pada test strip.
3. Hasil dibaca setelah 5 menit.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan Urin Wanita Hamil

Interpretasi hasil positif (+) pada pemeriksaan urin wanita hamil


ditunjukkan oleh adanya dua (2) buah garis berwarna merah pada zona test
dan zona control. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat HCG pada
sampel urin dengan kadar> 50 IU/L, sehingga probandus dinyatakan hamil.

Gambar 2. Hasil Pemeriksaan Urin Wanita tidak Hamil

Interpretasi hasil negatif (-) pada pemeriksaan urin wanita tidak hamil
ditunjukkan oleh adanya satu (1) buah garis berwarna merah pada zona
control (di atas zona test = tidak hamil). Apabila pada zona ini tidak
terbentuk garis, berarti reagen inaktif/rusak atau kadar HCG lebih rendah
dari 50 IU/L.
B. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa


pada pemeriksaan HCG urin wanita hamil dengan teknik
imunokromatografi mendapatkan hasil positif (+). Hal ini ditunjukkan oleh
adanya dua (2) buah garis berwarna merah pada zona test dan zona control.
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat HCG pada sampel urin dengan
kadar> 50 IU/L, sehingga probandus dinyatakan hamil.

Sedangkan pada pada pemeriksaan urin wanita tidak hamil mendaptkan


hasil negatif (-) yang ditunjukkan oleh adanya satu (1) buah garis berwarna
merah pada zona control (di atas zona test = tidak hamil). Apabila pada zona
ini tidak terbentuk garis, berarti reagen inaktif/rusak atau kadar HCG lebih
rendah dari 50 IU/L.

Hasil ini sesuai dengan pernyataan Nalbandov (1990), jika interpretasi


hasil HCG urin menunjukkan adanya dua garis merah muda, maka
menunjukkan terjadinya kehamilan, sedangkan apabila hanya menunjukkan
satu garis merah muda, menandakan tidak terjadinya kehamilan.

Mekanisme kerja test strip yang lebih rinci adalah urin yang diperiksa
akan bergerak dari zona yang satu ke zona yang lain, dimulai dari zona yang
terdapat mobile anti HCG1. Anti HCG1 akan ikut terbawa oleh urin ke zona
anti HCG2. Disinilah penentuan positif atau negatifnya suatu tes. Jika pada
urin terdapat molekul HCG, maka molekul ini yang sebelumnya sudah
berikatan dengan anti-HCG1 akan berikatan dengan anti-HCG 2 sehingga
akan terbentuk warna atau garis pada strip ataupun kaset pemeriksaan. Jika
pada urin tidak terdapat molekul HCG, maka antiHCG 2 tidak akan terikat.
Selanjutnya urin bergerak ke zona anti-anti HCG. Pada zona ini, baik urin
yang mengandung molekul HCG maupun yang tidak, akan terbentuk warna
ataupun garis. Hal ini dikarenakan anti-anti HCG berikatan dengan anti-
HCG1 yang ikut terbawa oleh urin.Zona ini disebut kontrol (Hanifa, 2005).
Keuntungan dari adalah tes urin dapat dilakukan sendiri dengan alat test
yang sudah tersedia di supermarket ataupun apotik. Testrip (test strip) yang
direndam dalam urin untuk mengetahui terjadinya kehamilan atau tidak,
hanya dengan melihat jumlah garis setelah 5 menit perendaman. Test urin
memiliki ketepatan 98% namun kesalahan dapat terjadi, dikarenakan test
yang terlalu dini dikerjakan, keenceran urin atau kerena terlalu lama
disimpan sebelum test dan urin terkontaminasi dengan zat sabun detergent
atau yang lainnya (Rose, 2006).

Beberapa macam tes kehamilan yang biasanya dilakukan oleh wanita


hamil umumnya terdapat dua jenis yaitu tes urin dan tes darah namun dari
kedua jenis tes tersebut juga memiliki beberapa macam tes yang dapat
dilakukan.Tes urin merupakan yang paling umum dan banyak digunakan
oleh para ibu.Karena selain mudah dan sederhana, test urin ini juga dapat
dilakukan oleh sendiri tanpa perlu bantuan ahli. Inti test kehamilan adalah
untuk mengetahui kadar HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yaitu suatu
hormon yg dihasilkan embrio saat terjadinya kehamilan yg akan meningkat
dalam urin dan darah seminggu setelah konsepsi (Hamilton, 1999)
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan


bahwa Urin wanita hamil muda mengandung HCG >50 IU/ ml, ditunjukkan
dengan terbentuknya dua buah garis berwarna merah pada zona test dan
zona kontrol (hasil positif), sedangkan uji HCG pada wanita yang tidak
hamil ditunjukkan oleh terbentuknya satu garis merah pada zona kontrol.
DAFTAR PUSTAKA

Hamilton, P.M. 1999. Dasar-Dasar Keperawatan Maternis Medis. Edisi


6.Jakarta : EGC.

Nalbandov, A. V. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan


Unggas.Jakarta : UI-Press

Prawirohardjo, S. 1991. Ilmu Kandungan. Cetakan kelima.Jakarta : Yayasan


Bina Pustaka

Rose. W. 2006. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian


Rakyat.

Schumacher, A.,Kristina, H., Jeanette, W., Eileen, P., Nadja, L., Katja,
W., & Ana C.Z. 2013. Human Chorionic Gonadotropin as a
Central Regulator of Pregnancy Immune Tolerance. The
Journal of Immunology.190, pp.2650-2658.

Anda mungkin juga menyukai