0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan36 halaman
Teori adaptasi Roy menjelaskan manusia sebagai sistem adaptasi holistik yang berinteraksi dengan lingkungan. Teori ini fokus pada empat komponen utama yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan dengan tujuan membantu manusia beradaptasi dengan baik. Manusia berusaha beradaptasi terhadap stimulus internal dan eksternal melalui proses kontrol kognitif dan regulatori untuk mencapai keseimbangan melalui empat mode adaptasi.
Teori adaptasi Roy menjelaskan manusia sebagai sistem adaptasi holistik yang berinteraksi dengan lingkungan. Teori ini fokus pada empat komponen utama yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan dengan tujuan membantu manusia beradaptasi dengan baik. Manusia berusaha beradaptasi terhadap stimulus internal dan eksternal melalui proses kontrol kognitif dan regulatori untuk mencapai keseimbangan melalui empat mode adaptasi.
Teori adaptasi Roy menjelaskan manusia sebagai sistem adaptasi holistik yang berinteraksi dengan lingkungan. Teori ini fokus pada empat komponen utama yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan dengan tujuan membantu manusia beradaptasi dengan baik. Manusia berusaha beradaptasi terhadap stimulus internal dan eksternal melalui proses kontrol kognitif dan regulatori untuk mencapai keseimbangan melalui empat mode adaptasi.
CALISTA ROY AGNES ERIDA WIJAYANTI SIAPA SISTER CALISTA ROY • Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondolet • Roy Lahir pada 14 Oktober 1939 di Los Angles California • Roy menerima Bachelor Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marry College • Bergelar Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los Angles KONSEP TEORI ADAPTASI ROY
• Teori adaptasi Roy pertama kali dikembangkan
pada tahun 1964-1966 dan baru dioperasionalkan pada tahun 1968. • Teori adaptasi Roy memandang klien sebagai suatu sistem adaptasi • Tujuan asuhan keperawatan adalah membantu klien beradaptasi dan meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku adaptif serta merubah perilaku maladaptif. TEORI ADAPTASI ROY
• Ketidakmampuan beradaptasi terhadap tekanan
lingkungan internal dan eksternal akan menyebabkan klien membutuhkan pelayanan kesehatan. • Dalam memahami konsep model ini, Roy menetapkan empat komponen elemen sentral paradigma keperawatan. • Empat komponen tersebut terdiri dari manusia,lingkungan, kesehatan dan keperawatan • Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena merupakan suatu sistem ELEMEN 4 KOMPONEN ADAPTASI ROY MANUSIA • Manusia fokus utama yan menerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga,kelompok, masyarakat. • Manusia = “Holistic System” yang merupakan perpaduan antara konsep sitem dan konsep adaptasi • Manusia mahkluk holistic yang dalam kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dimana diantara keduanya akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dimana diantara keduanya akan terjadi pertukaran informasi dan energi MANUSIA 1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus berinteraksi dengan lingkungan. 2. Untuk mencapai keseimbangan, seseorang harus beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi dengan menggunakan koping (positif maupun negatif) 3. Semua individu harus beradaptasi dengan tekanan internal dan eksternal dalam memenuhi 4 model adaptasi (fisiologis, konsep diri, fungsi dan interdepedensi) MANUSIA
• Individu selalu berada pada rentang sehat dan
sakit, hal ini berhubungan dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk menghadapi perubahan. • Sebagai sistem adaptif, Roy menggambarkan manusia secara holistik sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari Input, Proses kontrol, Efekktor dan Output PENJELASAN MODEL SISTEM ADAPTASI ROY INPUT
Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus,
merupakan kesatuan informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu stimulus fokal, kontekstual dan stimulus residu INPUT
1. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan
dengan seseorang, efeknya segera, misalnya infeksi . 2. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal seperti anemia, isolasi sosial. 3. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang toleransi tetapi ada yang tidak. PROSES KONTROL
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk
mekanisme koping yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang merupakan subsistem • Regulator • Kognator REGULATOR
• Subsistem regulator mempunyai komponen-
komponen : input-proses dan output. Input stimulus berupa internal atau eksternal. • Transmiter regulator sistem adalah kimia, neural atau endokrin. • Refleks otonom adalah respon neural dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku output dari regulator sistem. • Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku regulator subsistem. KOGNATOR
• Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal
maupun internal. • Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk kognator subsistem. • Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi. • Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal dalam memilih atensi, mencatat dan mengingat. KOGNATOR
• Belajar berkorelasi dengan proses imitasi,
reinforcement (penguatan) dan insight (pengertian yang mendalam). • Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan penilaian dan kasih sayang. EFEKTOR
• Roy menggambarkan proses internal seseorang
sebagai sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor. • Efektor sebagai sistem adaptasi memiliki 4 mode adaptasi yaitu : Fungsi Fisiologis, konsep diri, fungsi peran, interdepedensi EFEKTOR : MODE FUNGSI FISIOLOGI a) Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas. b) Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. c) Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. d) Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen- komponen tubuh. EFEKTOR : MODE FUNGSI FISIOLOGI e) Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. f) The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan. g)Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. EFEKTOR : MODE FUNGSI FISIOLOGI
h) Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan
neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ- organ tubuh. i) Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme. EFEKTOR : MODE KONSEP DIRI
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial
dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self. EFEKTOR : MODE KONSEP DIRI a) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas. b) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini. EFEKTOR : MODE FUNGSI PERAN
Mode fungsi peran mengenal pola –pola interaksi
sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya. EFEKTOR : MODE INTERDEPENDENSI
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari
mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai. Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima. OUTPUT • Output adalah respon manusia itu sendiri (dapat adaptif maupun maladaptif) • Respon ini ditampilkan sebagai perilaku yang diamati, diukur, dirasakan atau secara subyektif dilaporkan oleh manusia • Respon adaptif akan meningkatkan integritas manusia sehingga terlihat orang tersebut mampu mempertahankan kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, bereproduksi dan memiliki keahlian. • Sedangkan respon maladaptif akan mengganggu integritas seseorang LINGKUNGAN LINGKUNGAN
• Menurut Roy, lingkungan adalah semua stimulus
yang berasal dari dalam maupun sekitar individu. • Lingkungan adalah semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu dan kelompok • Tugas seseorang adalah mendesign lingkungan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi atau meminimalkan risiko yang akan terjadi pada saat terjadi perubahan. KESEHATAN KESEHATAN • Definisi sehat menurut Roy “a state and process of being and becoming an interated and whole person” • Integritas atau keutuhan manusia meliputi integritas fisiologis, psikologis, sosial • Integritas ditunjukkan adanya kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh dan berkembang dan beradaptasi secara terus menerus • Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memaksimalkan respon adaptif dan meminimalkan respon inefektif dalam kondisi sehat maupun sakit KEPERAWATAN KEPERAWATAN
• Roy menjelaskan bahwa tujuan keperawatan
adalah meningkatkan respon adaptif melalui 4 metode adaptasi. • Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur stimulus fokal,kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus tertinggi KELEBIHAN DAN KEKURANG TEORI ADAPTASI ROY KELEBIHAN MODEL ADAPTASI ROY
• Model Adaptasi Roy telah menggambarkan
tahapan–tahapan dalam proses keperawatan yang lengkap. Berdasarkan teori Roy, tahapan proses keperawatan dimulai dari 2 level pengkajian , diagnosa keperawatan, tujuan tindakan keperawatan, intervensi keperawatan dan evaluasi keperawatan. • Kelebihan proses keperawatan berdasarkan Model Adaptasi Roy ini adalah pada tahap 2 level pengkajian yang harus dilakukan perawat. KELEBIHAN TEORI ADAPTASI ROY Pengkajian keperawatan dimulai dengan; • level 1) perawat mengkaji respon prilaku pasien terhadap stimulus yaitu fisiologis adaptasi mode, konsep diri adaptasi mode, peran adaptasi mode dan ketergantungan adaptasi mode, • level 2) perawat mengkaji stressor yang dihadapi pasein yaitu stimulus fokal & kontekstual (yang pada dasarnya merupakan faktor presipitasi dari masalah yang dihadapi pasien) dan stimulus residual (yang pada dasarnya merupakan faktor predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien), sehingga pengkajian yang dilakukan perawat lebih lengkap dan perawat dapat menegakkan diagnosa lebih akurat dari pengkajian tersebut. KEKURANGAN TEORI ADAPTASI ROY
• Overlaping yang terjadi pada psikososial adaptif mode
yaitu pada konsep diri, fungsi peran dan interdependen. Konsep diri terdiri dari 5 komponen, salah satunya adalah fungsi peran. Bagaimana perawat dapat membedakan antara konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan? • Ketika menilai prilaku adaptif dan maladaptif, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi penilaian tersebut, salah satunya adalah sistem nilai yang dianut perawat • Kata adaptasi tidak secara umum menyampaikan pengertian tentang pertumbuhan. • Model Adaptasi Roy lebih berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan prilaku caring perawat ketika melakukan asuhan keperawatan TERIMA KASIH