Anda di halaman 1dari 45

KOMPUTERISASI DALAM

KEPERAWATAN
B Y. F R A N S I S K A T. D . L . , S . K E P. , N S . M . K E S
PROFESI KEPERAWATAN SEBAGAI SEORANG KONSUMEN
DAN PRODUKSI INFORMASI KEPERAWATAN

Profesi keperawatan telah memenuhi sebagai suatu profesi, salah satunya cirinya
bahwa profesi keperawatan telah menyelenggarakan program pendidikan
keprofesian bertujuan menghasilakan “perawat” yang bertanggung jawab,
mempunyai kemampuan dan kewenangan melaksanakan pelayanan keperawatan
dalam segala aspek dengan selalu berpedoman pada “Kode Etik Keperawatan“
dalam memberikan setiap layanan keperawatan kepada pasien.
Keperawatan suatu bentuk pelayanan profesional yang sepenuhnya terintegrasi
ke dalam pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual
yang komprenhensif didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga dan komunitas baik sakit maupun sehat mencakup
seluruh aspek kehidupan. Berdasarkan pengertian di atas, jelas keperawatan
merupakan suatu bentuk profesi, karena keperawatan mempunyai ciri-ciri
sebagai profesi.
Berdasarkan definisi oleh para ahli menganai profesi, maka
keperawatan layak dianggap sebagai profesi, karena telah
memenuhi syarat-syarat sebagai profesi, yaitu:
1. Mempunyai Body Of Knowledge Tubuh pengetahuan yang
dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan (nursing
science) yang mencakup ilmu-ilmu dasar (alam, sosial,
perilaku), ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu
keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinis dan ilmu
keperawatan komunitas.
2. Pendidikan Berbasis Keahlian pada Jenjang Pendidikan
Tinggi Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah
dikembangkan dengan mempunyai standar kompetensi yang
berbeda-beda mulai D III Keperawatan sampai dengan S3
akan dikembangkan
3. Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Melalui Praktik
dalam Bidang Profesi Keperawatan dikembangkan sebagai
bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh karena
itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian
integral dari sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan
kesehatan. Pelayanan/askep yang dikembangkan bersifat
humanistik/menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien,
berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika
keperawatan.
4. Memiliki Perhimpunan/Organisasi Profesi Keperawatan
harus memiliki organisasi profesi, organisasi profesi ini
sangat menentukan keberhasilan dalam upaya
pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta
mampu berperan aktif dalam upaya membangun
keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam
inovasi keperawatan di Indonesia. Saat ini di indonesia
memilki organisasi profesi keperawatan dengan nama PPNI,
dengan aggaran dasar dan anggaran rumah tangga,
sedangkan organisasi keperawatan di dunia dengan nama
International Council Of Nurse (ICN)
5. Pemberlakuan Kode Etik Keperawatan Dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan, perawat profesional selalu menunjukkan sikap dan
tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik
keperawatan.
6. Otonomi Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan
tanggung jawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup
otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar
asuhan keperawatan melalui proses keperawatan,
penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan praktik
keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan (KepMenKes
No. 1239 Tahun 2001)
7. Motivasi Bersifat Altruistik Masyarakat profesional keperawatan
Indonesia bertanggung jawab membina dan mendudukkan peran
dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan profesional dalam
pembangunan kesehatan serta tetap berpegang pada sifat dan
hakikat keperawatan sebagai profesi serta selalu berorientasi
kepada kepentingan masyarakat.
KOMPETENSI INFORMASI UNTUK
PERAWAT

Rustikayanti (2017) menyampaikan bahwa kompetensi adalah


kemampuan menguasai dan melakukan suatu pekerjaan atau
bagian dari pekerjaan secara kompeten. Kompetensi
didefinisikan sebagai karakteristik dasar individu yang memiliki
hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang
dijadikan acuan, efektif atau berpenampilan superior di tempat
kerja pada situasi tertentu.
PPNI (2010) menguraikan kompetensi sebagai kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang
didasari pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai petunjuk
kerja yang ditetapkan serta dapat terobservasi. Simamora (2008)
mengatakan bahwa kompetensi merupakan kualitas pribadi atau
kemampuan melaksanakan tugas yang diperlukan dengan
kompeten.
Kompetensi menurut beberapa ahli disampaikan dalam
www.seputar pengetahuan.co.id (2017) seperti: Stephen Robbin
(2007), kemampuan seseorang mengerjakan berbagai tugas dalam
suatu pekerjaan, di mana kemampuan ini ditentukan dua faktor
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Suparno (2012), kecapakan yang memadai melakukan tugas
atau memiliki keterampilan dan kecakapan yang diisyratkan.
Poerwadarminta (1993), kekuasaan (kewenangan) menentukan
atau memutuskan suatu hal
KARAKTERISTIK KOMPETENSI
Moeheriono (2014), menyampaikan karakteristik kompetensi sebagai berikut:
1) Motif, adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan
seseorang yang akan menyebabkan munculnya suatu tindakan. Motif akan
mengarahkan dan menseleksi sikap menjadi tindakan atau tujuan sehingga
lain dari yang lain;
2) Bawaan, dapat berupa karakteristik fisik atau kebiasaan seseorang merespons
situasi atau informasi tertentu. Contoh kompetensi bawaan adalah bertindak
cepat dan tepat yang diperlukan perawat gawat darurat;
3) Pengetahuan Akademik, perawat memiliki informasi pada area yang spesifik.
Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Skor pada tes
pengetahuan sering kali kurang bermanfaat untuk memprediksi kinerja
seseorang di tempat kerja karena sulitnya mengukur keperluan pengetahuan
dan keahlian yang secara nyata digunakan dalam pekerjaan;
4) Keahlian (skill) adalah kemampuan melakukan aktivitas fisik dan mental.
Kompetensi keahlian, mental atau kognitif meliputi pemikiran analitis
(memproses pengetahuan atau data, menentukan sebab dan pengaruh, serta
mengorganisasikan data dan rencana) juga pemikiran konseptual (pengenalan
pola data yang kompleks).
PPNI (2010) mengatakan bahwa kompetensi perawat merefleksikan kompetensi yang
diharapkan dimiliki individu yang akan bekerja di bidang pelayanan keperawatan.
Kompetensi perawat terdiridari kompetensi teknis dan kompetensi perilaku. Seseorang
dikatakan memiliki kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, apabila dapat
memanfaatkan secara optimal kedua komponen utama tersebut. PPNI menyampaikan
bahwa cakupan kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap perawat Indonesia pada semua
jenjang:
1) Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan;
2) Melakukan komunikasi interpersonal dalam asuhan keperawatan;
3) Mewujudkan dan memelihara lingkungan keperawatan yang aman melalui jaminan
kualitas dan manajemen risiko (patient safety);
4) Melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah cedera pada klien;
5) Memfasilitasi keperluan oksigen;
6) Memfasilitasi keperluan elektrolit dan cairan;
7) Mengukur tandatanda vital;
8) Menganalisis, menginterpertasikan dan mendokumentasikan data secara akurat;
9) Melakukan perawatan luka;
10) Memberi obat dengan aman dan benar; Mengelola pemberian darah dengan aman;
APLIKASI INFORMASI KEPERAWATAN
Pendahuluan
 Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan
meningkatnya strata pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses
informasi yang sangat cepat di seluruh duniaHal itu membawa efek pada
kemajuan yang cukup berarti di keperawatan
Di Indonesia pelaksanaan asuhan keperawatan sering menjadi masalah,
banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar
asuhan keperawatan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang
lengkap
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar
bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,
seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian
sampai dengan evaluasi.
Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan, maka perlu dibuat suatu
mekanisme pendokumentasian yang mudah dan cepat
berkaitan dengan dokumentasi proses keperawatan
Sistem informasi manajemen berbasis komputer
banyak kegunaannya, namun pemanfaatan sistem
informasi manajemen di Indonesia masih banyak
mengalami kendala.
Penggunaan komputer terkait dengan asuhan keperawatan belum
banyak dilakukan oleh pelayanan kesehatan.
Pendokumentasian keperawatan yang terkait dengan sistem
informasi keperawatan baru sebatas diagnosa keperawatan dan
perencanaan keperawatan, sedangkan untuk pengkajian,
implementasi, dan evaluasi masih menggunakan manual.
Penggunaan sistem berbasis paper dibandingkan dengan sistem
perekaman berbasis komputer meskipun transisi dari manual ke
dokumentasi elektronik telah berlangsung selama 15 tahun
terakhir. Hal ini mencerminkan sangat lambat proses adaptasi
komputer dalam dokumentasi keperawatan
PENGERTIAN SIK

Sistem informasi adalah sistem komputer yang


mengumpulkan, menyimpan, memproses,
memperoleh kembali, menunjukkan, dan
mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan
dalam praktik, pendidikan, administrasi dan
penelitian (Malliarou et al., 2007 dalam
Malliarou & Zega, 2009).
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu
komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun
untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan
informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989
dikutip oleh Hariyati, RT., 1999).
 Menurut ANA: Sistem informasi keperawatan berkaitan
dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data,
informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi ,
komunikasi, mendukung proses pengambilan
keputusan,mengembangkan dan mendesiminasikan
pengetahuan baru, meningkatkan kualitas,efektifitas dan
efisiensi asuhan keperawatan dan memberdayakan pasien
untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan.
TELEHEALTH (TELEMEDICINE)

TELEMEDICINE
PEMAKAIAN TELEKOMUNIKASI UNTUK
MEMBERIKAN INFORMASI DAN PELAYANAN
MEDIS JARAK JAUH
APLIKASI TELEMEDICINE
MENGGUNAKAN SATELIT UNTUK
MENYIARKAN KONSULTASI ANTAR FASILITAS
KESEHATAN
VIDEO CONFERENCE
KOMUNIKASI AUDIO, VISUAL DAN DATA
TERMASUK :
- PERAWATAN
- DIAGNOSIS
- KONSULTASI DAN PENGOBATAN SERTA
- PERTUKARAN DATA MEDIS DAN
- DISKUSI ILMIAH JARAK JAUH
MENINGKATKAN KOMUNIKASI
• PASIEN
• DOKTER
• UNIT PELAYANAN KESEHATAN
(RUMAH SAKIT)
MANFAAT

MEMPERCEPAT AKSES PASIEN KE PUSAT-PUSAT RUJUKAN


MUDAH MENDAPAT PERTOLONGAN LANGSUNG DARI
DOKTER PRIBADI
PASIEN MERASA TETAP DEKAT DENGAN RUMAH DIMANA
KELUARGA & SAHABAT DPT MEMBERIKAN DUKUNGAN
MENURUNKAN STRESS MENTAL ATAU KETEGANGAN
YANG DIRASAKAN DI TEMPAT KERJA
MENSELEKSI PASIEN YANG PERLU DIRUJUK
BERKEMBANG SEJALAN DENGAN PERTUMBUHAN
EKONOMI DAN PENDAPATAN PER KAPITA SUATU
NEGARA
TEKNOLOGI & TELEMEDICINE

APLIKASI TELEMEDICINE TERGANTUNG MATERI DAN


OBJEK TRANSMISI
TELERADIOLOGI
TELEPATOLOGI
TELEDERMATOLOGI
TELEKARDIOLOGI
TELEPSIKIATRI, TELENEUROLOGI
TEKNOLOGI & TELEMEDICINE

• TELEEDUKASI
• TELEKONSULTASI
• PENGOBATAN TELENUKLIR
• TELEOTORINOLARINGOLOGI
• PENETALAKSANAAN TRAUMA JARAKJAUH
• TERMASUK
TELENURSING &TELEPRESCRIBING
TEKNOLOGI & TELEMEDICINE

• PERANGKAT KERAS (HARDWARE &


SOFTWARE) YANG SANGAT MAHAL
BROADBAND PUSAT KONTROL ADA
DI SENTER BESAR
• DIBUTUHKAN KEMAMPUAN PENGGUNA
TEKNOLOGI & TELEMEDICINE

• SEMUA PENCITRAAN TERMASUK


EKOKARDIOLOGI REAL TIME
MAUPUN X-RAY, CT-SCAN,
ANGIOGRAFI MEMERLUKAN
BROADBAND & JARINGAN DIGITAL
DENGAN BIAYA TINGGI
EBP DAN PENELITIAN

EBP Merupakan intergrasi dari penelitian-


penelitian terbaik, keahlian klinis, pengalaman
dan penilaian-penilaian yang diperoleh dari
pasien atau klien.
Penelitian terbaik : Penelitian yang akurat dan
relevan dengan fokus pada masalah klinis.
Penilaian Pasien : Pertimbangan berdasarkan
bukti juga perlu penilaian dari pasien/klien
CRITICAL APRAISAL
PENILAIAN KRITIS

Penilaian secara kritis,slektif dan detail


penilaian terhadap sesuatu untuk
menganalisis dan mengevaluasi.
Alat bantu untuk memeriksa setiap
proses untuk memikirkan apakah proses
itu memang tepat dan apakah data
alternatif yang lebih baik.
LANGKAH-LANGKAH
CRITICAL APPRAISAL

Menyiapkan sesi analisis kritis


Mengidentifikasi proses yang
perlu diperbaiki
MANFAAT CRITICAL APPRAISAL

Meningkatkan daya analisis kritis


Menentukan alternatif yang lebih baik
Memunculkan banyak pertanyaan yang
baru
Informasi yang diproleh lebih detail dan
lebih paham
Memperoleh kebenaran dari suatu
informasi
TUJUAN CRITICAL APPRAISAL

 Berhubungan dengan tujuan kegiatan


yang di periksa serta tempatnya
tahapanya dan sebagainya
Ada beberapa pertanyaan yang harus
dipikirkan dan dijawab.
DAMPAK POSITIF

Tidak mudah terpengaruh


Tidak membedakan baik dengan yang
salah
Dapat mengambil keputusan yang akurat

DAMPAK NEGATIF :
Terlalu lama menkaji dan memutuskan
suatu informasi
TUJUAN EBP

Untuk mengembangkann
kemampuan berpikir kritis
Menghasilkan pemikiran yang akurat
Pemeriksaannya secara teliti agar
diagnosisnya tepat untuk
memperoleh penyembuhan penyakit
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EBP

Bukti penelitian yang baik


Keahlian klinis seorang
Fisioterapis
Keadaan dan harapan
seorang pasien
KRITERIA EVALUASI
VALIDITAS INFORMASI

Anda mungkin juga menyukai