Anda di halaman 1dari 62

Review & Pengkajian

sistem Pernapasan

Doni Setiyawan, S.kep., Ns., M.Kep


Intro...

 Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara sel-sel tubuh serta


lingkungan disebut pernapasan (Syaifuddin, 2006).
 Oksigen dibawa ke jaringan, dan karbondioksida dibawa dari
jaringan ke dalam darah. Fungsi sistem pernapasan adalah untuk
mengambil oksigen dari udara kedalam darah, dan memungkinkan
karbondioksida terlepas dari darah ke udara bebas. Perpindahan
gas dari satu tempat ke tempat lain bergantung sepenuhnya pada
perbedaan tekanan gas yang ada antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Suatu gas selalu berdifusi dari tempat
bertekanan tinggi menuju tempat yang tekanannya lebih rendah.
2
SISTEM PERNAPASAN
PADA MANUSIA
Fungsi:

– Mengambil O₂ dari atmosfer ke paru-paru dan melepaskan CO₂ yang dihasilkan


oleh sel-sel tubuh ke atmosfer.
– Jalur pengeluaran air dan panas serta membantu keseimbangan asam-basa.
– Memungkinkan bicara, menyanyi, atau vokal lainnya.
– Sistem pertahanan terhadap benda asing.
– Sebagai indra penciuman oleh hidung
A. ALAT PERNAPASAN

1. Hidung (Nasal)
Ciri-Ciri
 saluran udara yang pertama, memiliki dua
lubang yang dipisahkan oleh sekat hidung.
 Berbentuk piramida dari tulang rawan hialin
dan jaringan fibroareolar.
 Kulit eksternal mengandung folikel rambut
dan kulit bagian dalam rongga memiliki
rambut-rambut halus (vibrissae) untuk
menyaring udara, debu, atau kotoran yang
masuk.
 bagian yang lebih dalam sampai ke bronkus
dilapisi oleh epitel bersilia yang memiliki sel
goblet.
Fungsi:
 Menyaring partikel oleh rambut halus dan lapisan mukosa
bersilia.
 Melembapkan dan menghangatkan udara yang masuk.
Udara kering dilembapkan melalui penguapan cairan sekresi
serosa dan mukosa, dihangatkan dengan radiasi panas dari
pembuluh darah.
 Mematikan kuman yang masuk bersama udara oleh leukosit
pada selaput lendir mukosa.
 Indra penciuman oleh sel-sel olfaktori di bagian atas rongga.

Saluran hidung membuka ke dalam faring (tekak) sehingga udara


di faring dapat berasal dari hidung atau mulut. Terdapat 2 saluran
yang berasal dari faring, yaitu trakea yang dilalui udara menuju
paru-paru dan esofagus yang dilalui makanan menuju lambung.
2. Laring
 Terletak dari bagian depan faring hingga bagian bawah trakea.
 Terdapat tonjolan jakun (Adam’s apple), epiglotis, dan pita suara.
 Epiglotis berupa katip tulang rawan, membatu laring menutup saat menelan.
 Pita suara berjumlah 2 buah; 1 pita suara palsu
atas dan 1 pita suara sejati bawah.
 Saat udara kencang dilewatkan ke pita suara
maka lipatan pita suara akan bergetar dan
menghasilkan suara. Bibir, lidah, rongga mulut,
dan rongga hidung memodifikasi suara menjadi
pola yang dapat dikenali.
 Perbedaan suara seseorang bergantung pada
tebal dan panjangnya pita suara (laki-laki lebih
tebal dari perempuan).
Sphenoidal sinus
r-+ - - - - Frontal sinus

Nasal meatuses
(superior, middle,
-= =====
epithelium
- Ethmoid
boneOlfactory

and inferior)

Glottis (closed)
Corniculate
cartilage
Cuneiform
cartilage in
aryepiglottic
Tounge
fold
Lingual tonsil
Vestibular
Epiglottis
fold
Hyoid bone
Laryngopharynx -
Vestibular f o l d - - - "f;--l
Thyroid cartilage Epiglottis
Vocal fold
Cricoid cartilage Root of
tongue (b) Superior view

--,-- - - - - - - - - - - Thyroid gland


-
3. Trakea
 Merupakan saluran lanjutan dari laring.
 Panjangnya 9-11 cm, dan dibentuk oleh 16-20 cincin tulang
rawan berbentuk C.
 Tulang rawan berfngsi mempertahankan agar trakea tetap
terbuka.

 Bagian dalam saluran dilapisi oleh selaput lendir dari sel-


sel epitel bersilia dan sel goblet. Silia hanya bergerak
menuju ke laring untuk mengeluarkan benda asing yang
masuk.
4. Bronkus
 Cabang kanan dan kiri dari trakea.
 Strukturnya sama dengan trakea.
 Bronkus kanan lebih pendek dan besar (6-8 cincin kartilago) dari bronkus kiri.
 Bronkus kiri lebih panjang dan ramping (9-12 cincin kartilago).
 Di dalam paru-paru, bronkus bercabang menjadi saluran- saluran kecil (bronkiolus). Pada bronkiolus
tidak terdapat cincin kartilagi namu mengandung sel-sel bersilia. Di ujung bronkiolus terdapat alveolus.
5. Paru-paru
 Organ pernapasan utama
 Terdiri atas jaringan elastik yang berpori seperti spons
dan berisi udara.
 Terletak di rongga toraks sebelah kanan dan kiri yang
dipisahkan oleh jantung, di atas diafragma.
 Pulmo kanan terdiri atas 3 lobus dan pulmo kiri terdiri
atas 2 lobus.
 Tersusun atas 300 juta alveolus.
 Alveolus berbentuk kantong kecil yang terbuka pada
salah satu sisinya.
 Setiap alveolus mengandung satu lapisan sel epitel
skuamosa (pipih) dan dikelilingi pembuluh darah kapiler
tempat pertukaran oksigen dengan karbon dioksida.
Lapisan-lapisan pulmo:

• Pleura parietal melapisi sangkar rusuk,


diafragma,
dan mediastinum (rongga antara pulmo
kanan dan kiri).

• Pleura visera melapisi pulmo dan


bersambungan
dengan pleura parietal di bagian bawah
pulmo.

• Rongga pleura, ruangan berisi cairan


pelumnas
di antara pleura parietal dan pleura
visera

• Resesus pleura, rongga pleura yang tidak


terisi
jaringan pulmo.
B. MEKANISME PERNAPASAN
 Proses yang bergantung pada perubahan
volume rongga dada dan perubahan tekanan

Tekanan yang berperan: tekanan atmosfer,


tekanan
intrapulmonari, dan tekanan intrapleura.

 Dilakukan o/ otot utama (interkostalis luar dan


diafragma) dan otot aksesori

 Pernapasan yang dilakukan oleh otot interkostal


disebut pernapasan dada

Pernapasan yang dilakukan oleh otot diafragma


disebut pernapasan perut.

 Dalam satu siklus pernapasan, terjadi satu kali


inspirasi dan satu kali ekspirasi.
INSPIRASI (Menghirup udara)

a) Otot interkostal eksternal berkontraksi → tulang rusuk terangkat → paru-paru mengembang → tekanan udara
paru-paru mengecil → udara dari luar (atmosfer) masuk. Memasukkan 25% udara pada pernapasan normal.

b) Otot diafragma berkontraksi → diafragma menjadi datar yang awalnya melengkung → volume rongga dada
membesar → paru-paru mengembang → tekanan udara paru-paru mengecil → udara dari luar masuk.
Memasukkan 75% udara pada pernapasan normal.

c) Pada inspirasi kuat, kontraksi otot-otot tambahan yang terletak di leher, mampu mengangkat sternum (tulang
dada) dan dua tulang rusuk pertama sehingga volume rongga dada bertambah.
EKSPIRASI (Menghembuskan udara)

a) Otot interkostal luar relaksasi → tulang rusuk turun kembali → volume rongga dada mengecil → paru-paru
mengecil → tekanan udara paru-paru besar → udara keluar.

b) Otot diafragma relaksasi → diafragma yang datar kembali melengkung → volume rongga dada mengecil →
paru-paru mengecil → tekanan udara paru-paru besar → udara keluar.

c) Pada ekspirasi kuat, kontraksi otot interkostal dalam membantu menarik tulang rususk ke bawah, dan kontraksi
otot dinding abdomen (perut) menyebabkan diafragma terdorong ke atas, ke dalam rongga dada, sehingga
rongga dada menyempit.
Inspiration Expiration

Thoracic cavity - - - - ­ Thoracic cavity


I
expands reduces I
I
External intercostal - External intercosta I -
muscles contract muscles relax ,
I

I
Diaphragm I
I
I
I
I
I
I

'
Diaphragm
contracts ' Diaphragm
relaxes
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI
PERNAPASAN
o Jenis kelamin. Kecepatan pernapasan wanita > laki-laki. Paru-paru wanita menampung 4,2 L dan laki-laki 5,7 L

o Umur. Bayi dan balita memiliki frekuensi yang lebiH tinggi (30-40x pm, 2-5thn 24x pm) dibanding dengan orang
dewasa (24x pm). Pada orang tua juga memiliki frekusensi yang tinggi.

o Suhu tubuh. Jika suhu tinggi maka metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme
karbohidrat meningkat 10-15% untuk setiap kenaikan 1°C, sehingga frekuensi jantung dan pernapasan meningkat.

o Emosi, rasa sakit, dan ketakutan. Menyebabkan terjadinya impuls yang merangsang pusat pernpasan sehingga
menghirup udara semakin kuat.

o Posisi dan aktivitas tubuh. Frekuensi pada saat berdiri > saat duduk karena pada saat berdiri otot berkontraksi
untuk menjaga tubuh tetap tegak sehingga butuh lebih banyak energi dan oksigen.

o Ketinggian tempat. Tempat yang tinggi memiliki oksigen yang rendah sehingga jumlah oksigen yang dihirupnlebih
sedikiti. Hal ini menyebabkan sesak napas dan peningkatan frekuensi pernapasan.
Frekuensi Pernapasan:

Pada keadaan istirahat:


• Bayi : 30-40
x/mnt
• Dewasa:
Anak 16-20 x/mnt
: 20-30
Lansia
x/mnt : 14-16 x/mnt
• Sekali nafas 500ml udara atau 5–
• 6L/menit.

D. TRANSPOR DAN PERTUKARAN GAS

Mekanisme Pertukaran O2 & CO2


a) Kebutuhan normal oksigen perhari adalah 300 cc, kecuali dalam keadaan
tertentu
b) Difusi sederhana: gerakan molekul-molekul secara bebas melalui
membran sel dari konsentrasi/tekanan tinggi ke konsentrasi/tekanan
rendah.

Reaksi antara oksigen dan


hemoglobin:
D. TRANSPOR DAN PERTUKARAN GAS

Reaksi Pengikatan O₂ dan CO₂

a) Pertukaran O₂ dan CO₂ di alveolus:


HbCO₂ → Hb + CO₂
O2₂ + Hb → HbO₂ (oksihemoglobin)
H⁺ + HCO₃⁻ → H₂CO₃= H₂O + CO₂

b) Pertukaran O₂ dan CO₂ di jaringan:


HbO₂ → O₂ + Hb
Hb + CO₂ → HbCO₂
H₂O + CO₂ → H₂CO₃ + H⁺ + HCO₃⁻

c) Penggunaan O₂ oleh jaringan:


C₆H₁₂O₆ + 6O₂ → 6CO₂ + 6H₂O + ATP
© 2006 E n c y c l o p d i a Britannica, Inc .
Atmosphere air (mm Hg)

Po,
160

Pco Alveolar air (mm Hg}


z
0.3
Q Po.
i
100

Pulmonary
(
02 CO2 Pulmonary
arteries (mm Hg) veins (mm Hg)
• CO2
Po,
Po Pco 100
2 2
40 46

Systemic veins Systemic


(mm Hg} arteries {mm Hg)
Systemic veins Systemic arteries
Po
Pco Systemic capillar ies z
Po1 Pco
40 2 100 2
46 40

Cells (mm Hg)

Po Pe-02
-i 46
Oxygenated blood C e11s . t· 40
m issues
• Deoxygenated blood " throughout
body
© 2011 Pearson Education, Inc.
E. VOLUME DAN KAPASITAS PARU-PARU
Volume tidal Volume cadangan inspirasi (VCI)
Merupakan volume udara yang masuk atau keluar dari Merupakan volume udara ekstra yang masuk ke paru-
paru-paru. paru dengan inspirasi minimum di atas inspirasi tidal.
• Volume laki-laki: 500mL • Volume laki-laki: 3100mL
• Volume wanita : 380mL • Volume wanita : 1900mL

Volume cadangan ekspirasi (VCE) Volume residu


Merupakan udara ekstra yang dapat dikeluarkan dengan Merupakan udara sisa dalam paru-paru setelah
kuat pada akhir ekspirasi tidal. melakukan ekspirasi kuat. Penting untuk kelangsungan
• Volume laki-laki: 1200mL aerasi dalam darah saat jeda pernapasan.
• Volume wanita : 800mL • Volume laki-laki: 1200mL
• Volume wanita : 1000mL
Volume ekspirasi kuat dalam satu detik
(VEK1) atau ekspirasi paksa dalam satu detik Volume respirasi per menit
Merupakan volume tidal dikalikan dengan jumlah
pernapasan per menit.
Merupakan volume udara yang dapat dikeluarkan dari
paru-paru yang terinflasi maksimum, pada saat detik
pertama ekspirasi maksimum => 80% KV
E. VOLUME DAN KAPASITAS PARU-PARU

Kapasitas residu fungsional (KRF) Kapasitas inspirasi (KI)

Merupakan jumlah udara sisa dalam system respirasi Merupakan jumlah udara maksimal yang dapat
setelah ekspirasi normal => KRF = VR + VCE. diinspirasikan setelah melakukan ekspirasi normal
• Kapasitas laki-laki: 2400mL  KI = VT + VCI.
• Kapasitas wanita : 1800mL • Kapasitas laki-laki: 3600mL
• Kapasitas wanita : 2400mL

Kapasitas total
Kapasitas vital (KV) paru-paru (KTP)

Merupakan jumlah udara maksimal yang dapat Merupakan jumlah total udara yang dapat
dikeluarkan dengan kuat setelah inspirasi maksimum => ditampung paru-paru => KTP = KV + VR.
KV = VT + VCI + VCE. • Kapasitas laki-laki: 6000mL
• Kapasitas laki-laki: 4800mL • Kapasitas wanita: 4200mL
• Kapasitas wanita : 3100mL
Spirogram volume dan kapasitas paru-paru
F. BAHAYA ROKOK BAGI KESEHATAN
• Memiliki napas yang pendek Zat yang berbahaya dalam rokok:
• Mudah lelah 1) Nikotin, dapat merusak jantung dan sirkulasi darah,
• Kemampuan indra penciuman dan pengecap rasa dan bersifat karsinogen. Bersifat adiktif.
berkurang 2) Tar, dapat merusak sel paru-paru dan menyebabkan
• Iritasi mata kanker.
• Sakit kepala dan pusing 3) Karbon monoksida (CO), dapat mengakibatkan
• TBC berkurangnya kemampuan darah mengikat oksigen.
• Hipertensi
• Jantung
• Osteoporosis
• Kerusakan rambut, mata, dan gigi
• Penuaan dini pada kulit
• Kanker paru-paru dan tenggorokan
G. PENGARUH PENCEMARAN UDARA TERHADAP
SISTEM PERNAPASAN

Pencemaran udara pada dasarnya berbentuk partikel (debu, gas, timah hitam) dan gas (Karbon Monoksida (CO),
Nitrogen Oksida (NOx) , Sulfur Oksida (SOx), Hidrogen Sulfida (H2S), hidrokarbon). Udara yang tercemar dengan
partikel dan gas ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan contohnya yaitu:

1. Iritasi pada saluran pernafasan (pergerakan silia menjadi lambat, bahkan dapat terhenti sehingga tidak dapat
membersihkan saluran pernafasan)
2. Peningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar.
3. Penyempitan saluran pernafasan.
4. Rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan.
5. Pembengkakan saluran pernafasan
6. Lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir.
H. GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN

Tuberkulosis (TBC)

Disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.


Penularannya melalui udara

Difteri

Disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.


Gejalanya sakit tenggorokan, sulit bernapas dan
menelan, mengeluarkan lender dari mulut dan hidung,
demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
H. GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
Faringitis
Peradangan pada faring dan tenggorokan yang
menyebabkan rasa sakit saat makan. Disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri, merokok, menelan racun, dan
refluks lambung.

Penyakit pulmonary obstruktif menahun


Asma
Asma, penyempita saluran pernafasan
yang bersifat sementara.

Bronkitis, peradangan pada selaput


lendir bronkus.

Emfisema, kerusakan pada kantong


udara (alveolus) secara bertahap.
Bronkiti Emfisema
s
H. GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
Influenza, parainfluenza (sindrom batuk
pilek), flu burung, dan SARS.
Disebabkan oleh virus ortomiksovirus (influenza),
parainfluenzavirus (parainfluenza), HPAIV (flu burung),
SARS coronavirus (SARS).

Sinusitis
Adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Sinus
adalah rongga kecil berisi udara yang terletak di belakang
tulang pipi dan dahi. Beberapa tipe antara lain:
• Sinusitis akut.
• Sinusitis Subakut.
• Sinusitis Kronis.
• Sinusitis Kambuhan.
I. TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN
1. Trakeostomi, adalah prosedur bedah yang dilakukan dengan membuat lubang di saluran
udara atau trakea untuk memasukkan tabung yang dapat membantu pasien yang kesulitan
bernapas dan mengalami penurunan kadar oksigen yang signifikan atau kegagalan sistem
pernapasan.

2. Terapi Oksigen Hiperbarik, adalah suatu cara pengobatan dimana peserta terapi bernafas
dengan menghirup Oksigen murni (100%) di dalam Ruang Udara Bertekanan Tinggi lebih
dari 1 Atmosfer Absolut. Terapi OHB merupakan terapi utama pada penyakit penyelaman
dan terapi tambahan pada berbagai penyakit klinis.

3. Water Seal Drainage (WSD), adalah Suatu sistem drainage yang menggunakan water seal
untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum pleura ( rongga pleura)
TUJUANNYA :
• Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut
• Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif dan
hanya terisi sedikit cairan pleura / lubrican.
Tujuan

• Prosedur pemeriksaan
untuk memperoleh data
mengenai tubuh dan
keadaan fisik pasien
untuk membantu
menegakakan diagnosis
atau kondisi pasien
Persiapan
Perkenalkan diri secara formal
Jelaskan prosedur yang akan lakukan
Tempatkan pasien pada posisi yang benar (lihat apakah
nyaman)
Usahakan paparan (exposure) pasien yang benar
Jangan timbulkan nyeri pada pasien- tanyakan tentang nyeri
sebelum melakukan pemeriksaan fisik
INSPEKSI
• Pemeriksaan yang dilakukan dengan pengamatan
• Kelainan dari alat pernapasan
• Kelainan paru menyebabkan gejala diluar paru
– Jari tabuh
• Kelaianan alat diluar alat pernapasan yang mengganggu
pernapasan
–Sianosis
–Edema muka
–Bendungan vena leher
• Inspeksi dalam 2 fase :
–Melihat torak dalam keadaan statis
–Melihat torak dalam keadaan dinamis
Prosedur
• Pemeriksaan dada dimulai dari thorax posterior,
klien pada posisi duduk.
• Dada diobservasi dengan membandingkan satu
sisi dengan yang lainnya.
• Tindakan dilakukan dari atas (apex) sampai ke
bawah.
• Inspeksi thorax posterior terhadap warna kulit
dan kondisinya, skar, lesi, massa, gangguan
tulang belakang seperti : kyphosis, scoliosis dan
lordosis.
• Catat jumlah, irama, kedalaman pernafasan, dan
kesimetrisan pergerakan dada.

• Observasi type pernafasan, seperti : pernafasan hidung


atau pernafasan diafragma, dan penggunaan otot bantu
pernafasan.

• Saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase


inspirasi (I) dan fase ekspirasi (E). ratio pada fase
ini normalnya 1 : 2. Fase ekspirasi yang memanjang
menunjukkan adanya obstruksi pada jalan nafas
• Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter
anteroposterior (AP) dengan diameter
lateral/tranversal (T). ratio ini normalnya berkisar
1 : 2 sampai 5 : 7, tergantung dari cairan tubuh klien.

• Observasi kesimetrisan pergerakan dada.


Gangguan pergerakan atau tidak adekuatnya
ekspansi dada
mengindikasikan penyakit pada paru atau pleura.

• Observasi retraksi abnormal ruang interkostal


selama inspirasi, yang dapat mengindikasikan
obstruksi jalan nafas.
Kelainan Bentuk Dada
 Barrel Chest
Timbul akibat terjadinya overinflation paru.
Terjadi peningkatan diameter AP : T (1:1),
sering terjadi pada klien emfisema.
 Funnel Chest (Pectus Excavatum)
Timbul jika terjadi depresi dari bagian bawah
dari sternum. Hal ini akan menekan jantung
dan pembuluh darah besar, yang
mengakibatkan murmur.
 Pigeon Chest (Pectus Carinatum)
Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan
 Kyphoscoliosis
Terlihat dengan adanya elevasi scapula. Deformitas ini akan
mengganggu pergerakan paru-paru, dapat timbul pada klien
dengan osteoporosis dan kelainan muskuloskeletal lain yang
mempengaruhi thorax.
 Kiposis :
Meningkatnya kelengkungan normal kolumna vertebrae torakalis
menyebabkan klien tampak bongkok.
 Skoliosis :
melengkungnya vertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi
vertebral
 Dyspneu
Pernafasan Keluhan rasa sesak. Seseorang merasakan gangguan pada;
latihan, obesitas, sakit jantung, sakit paru, anemia, dll
Patologis  Orthopneu
Sesak napas waktu posisi tidur , berkurang kalau posisi duduk,
pada; penyakit jantung
 Pernapasan Kussmaul
Pernapasan cepat dan dalam , pada; asidosis
 Pernapasan Cheyne stokes
Pernapasan periodik bergantian antara pernapasan cepat dan
apneu pada ; peningkatan tekanan intrakaranial
 Pernapasan Biot’s
Pernapasan tidak teratur, pada trauma kapitis, tumor otak,
meningoensepalitis
 Pernapasan Asmatik
Ekspirasi memanjang disertai wizing., pada Asma brronkial,
PPOK
AUSKULTASI

• Merupakan pengkajian yang sangat


bermakna, mencakup mendengarkan suara
nafas normal, suara tambahan (abnormal),
dan suara.
• Suara nafas normal dihasilkan dari getaran
udara ketika melalui jalan nafas dari laring
ke alveoli, dengan sifat bersih
Lokasi auskultasi
Suara nafas normal :

a) Bronchial :
Disebut dengan “Tubular sound” karena suara ini
dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube
(pipa), suaranya terdengar keras, nyaring, dengan
hembusan yang lembut.
Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi,
dan tidak ada henti diantara kedua fase tersebut.
Normal terdengar di atas trachea atau daerah
suprasternal notch.
b) Bronchovesikular :
Merupakan gabungan dari suara nafas bronchial
dan vesikular. Suaranya terdengar nyaring dan
dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama
panjang dengan ekspirasi.
Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana
bronchi tertutup oleh dinding dada.
c) Vesikular :
Terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi.
Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi
terdengar seperti tiupan.
Suara nafas tambahan :

Wheezing :
Terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter
suara nyaring, musikal, suara terus menerus yang
berhubungan dengan aliran udara melalui jalan nafas yang
menyempit.

Pleural friction rub :


Terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara : kasar,
berciut, suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada
daerah pleura. Sering kali klien juga mengalami nyeri saat
bernafas dalam.
Ronchi
Terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter
suara terdengar perlahan, nyaring, suara mengorok terus-
menerus. Berhubungan dengan sekresi kental dan
peningkatan produksi sputum
Ronchi basah
Saat inspirasi, Akibat adanya exudat/ cairan dalam
bronkiolus atau alveoli bisa juga bronkus atau tarakea
• Ronchi basah nyaring – infiltrat paru
• Ronchi basah tak nyaring -- bendungan paru
• Ronchi basah kasar -- cairan di bronkus besar/
trakea
Ronchi kering ( bising suitan)
– Lewatnya udara melalui saluran napas yang
menyempit oleh karena cairan yang lengket dan tidak
mudah dipindahkan
– Tergantung diameter bronkus yang ada kelainan
bising dibagi : kecil, sedang dan besar
– Terdengar pada fase inspirasi kadang pada fase
eksiprasi
– Dapat berubah setelah batuk, kadang terputus putus
– “Berbeda dengan (bising Mengi / Wheezing )
Crackles
Fine crackles : setiap fase lebih sering terdengar
saat inspirasi. Karakter suara meletup, terpatah-patah
akibat udara melewati daerah yang lembab di alveoli
atau bronchiolus. Suara seperti rambut yang
digesekkan.
Coarse crackles : lebih menonjol saat ekspirasi.
Karakter suara lemah, kasar, suara gesekan terpotong
akibat terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan
nafas yang besar. Mungkin akan berubah ketika
klien batuk.
Bronchophoni
– Vokal sound( suara biasa) didengar pada lapangan
paru terdengar kurang keras , kurang jelas dan jauh.
– Apabila terdengar lebih keras, pada pangkal telinga
pemeriksa disebut bronkoponi positif ;
– Biasanya pada infiltrat , atelektasis kompresif
Egophoni
– Bronchophoni yang terdengar nasal(sengau),
biasanya oleh karena atelektasis kompresif akibat
efusi pleura.
– Didengar pada perbatasan cairan dan parenkim paru
PERKUSI
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi
pulmoner, organ yang ada disekitarnya dan
pengembangan (ekskursi) diafragma.
Suara perkusi normal ::
- Resonan (Sonor)
- Dullness
- Tympany :
* bergaung, nada rendah  dihasilkan pada jaringan
paru
normal.
* dihasilkan di atas bagian jantung atau paru.
Suara Perkusi Abnormal :
Hiperresonan
Flatness : bergaung lebih rendah
dibandingkan dengan resonan dan timbul
pada bagian paru yang abnormal berisi
udara.
Sangat dullness dan oleh karena itu
nadanya lebih tinggi. Dapat didengar pada
perkusi daerah paha, dimana areanya
• Ketukan biasanya dilakukan dengan jari tengah
Prosedur tangan kanan yang dilengkungkan di sendi ke
dua.
• Tangan digoyangkan dengan sendi pergelangan
tangan sebagai engsel.
• Ketokan dilakukan di atas bagian yang keras,
seperti; clavicula, tulang iga, sternum
• Di atas bagian yang lunak dipakai landasan
( fleximeter), biasanya dipakai jari tengah tangan
kiri yang diletakkan di dinding dada tegak lurus
atau sejajar dengan iga.
Lokasi perkusi
• Pemeriksaan perkusi dilakukan secara
sistematis.
Menentukan batas jantung paru.
1. Batas kiri
– 1 jari medial, sela iga 5
– Caranya perkusi mulai dari axilaris anterior kiri
setinggi mamae
2. Batas atas
– Sela iga 3 para sternal kiri
– Caranya; perkusi di daerah parasternal mulai dari sela
iga satu
3. Batas kanan
– tengah tengah sternum
– Caranya perkusi mulai dari axilaris anterior kanan
– Batas paru hati
1. Ketok mulai dari mamae kanan menuju ke
distal, perubahan dari sonor ke redup
merupakan batas paru hati, kira kira sela iga 6
2. Batas ini berubah pada waktu inspirasi dan
ekspirasi, disebut dengan peranjakan.,
biasanya sekitar 2 jari .
3. Batas paru hati meninggi pada , efusi pleura,
infiltrat di kanan.
4. Batas paru hati menurun pada emfisema.
• Batas paru lambung
1. Ketukan dilakukan di derah axilaris kiri setinggi
mamma ke arah distal
2. Tentukan daerah perubahan sonor menjadi
tympani, biasanya sela iga 8
• Batas paru belakang
1. Mulai dari ujung skapula ke distal sampai ketokan
sonor jadi redup
2. Kiri biasanya rendah 1 jari dari kanan
3. Batas paru belakang setinggi torakal X- IX
• Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan
PALPASI
pergerakan dada dan mengobservasi
abnormalitas, mengidentifikasi keadaan
kulit dan mengetahui vocal/tactile premitus
(vibrasi).
• Palpasi thoraks untuk mengetahui
abnormalitas yang terkaji saat inspeksi
seperti : massa, lesi, bengkak.
• Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika
klien mengeluh nyeri.
• Vocal premitus : getaran dinding dada yang
Prosed – Dengan menempelkan telapak dan jari jari
ur tangan pada dinding dada. Seperti punggung ,
kemudian pasien disuruh mengucapkan kata kata
seperti 77, dengan nada yang sedang. Secara
simetris dibadingkan getaran yang timbul.
– Selain itu dengan palpasi dapat menentukan
kelainan di perifer seperti kondisi kulit ; basah /
kering, adanya demam, arah aliran vena dikulit
pada vena yang terbendung, tumor
– Dapat menentukan kelainan di dalam, seperti
meraba ictus cordis, adanya thriil (getaran) pada
kelainan katup.
Penilaian
– Fremitus meningkat pada – Fremetus menurun
• Penebalan pleura
• Infiltrat • Efusi pleura
• Compressive • Pneumothorak
atelektasis • Emfisema paru
• Cavitas paru
• Obstruksi bronkus

Anda mungkin juga menyukai