Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara peranan orang tua dan
prestasi belajar PKn, (2) hubungan interaksi teman sebaya dan prestasi belajar PKn, dan
(3) hubungan antara prestasi belajar dan peranan orang tua serta interaksi teman sebaya
pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV, V, dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran
2015/2016. Penelitian ini termasuk penelitian ex post facto, karena dalam pelaksanaannya
tidak ada perlakuan terhadap variabel yang diteliti. Sampel penelitian ini adalah siswa
kelas IV, V, dan VI di SDN 3 Banyuasri, yang berjumlah 56 orang siswa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner untuk mengukur peranan orang tua
dan interaksi teman sebaya dan dokumentasi untuk mencatat prestasi belajar siswa.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian adalah teknik analisis
korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang signifikan
antara peranan orang tua dan prestasi belajar PKn, dengan F hitung = 4,83 > Ftabel = 4,02, (2)
terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi teman sebaya dan prestasi belajar
PKn, dengan Fhitung = 9,55 > Ftabel = 4,02, (3) terdapat hubungan yang signifikan secara
bersama-sama antara prestasi belajar PKn dan peranan orang tua serta interaksi teman
sebaya, dengan Fhitung = 5,55 > Ftabel = 3,17. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan
bahwa peranan orang tua dan interaksi teman sebaya memengaruhi prestasi belajar
siswa.
Kata kunci: peranan orang tua, interaksi teman sebaya, prestasi belajar
Abstract
This research aims to know: (1) the relation between the role of parents and achievement
learn of Civics, (2) the relation peer interaction and achievement learn of Civics, and (3)
the relation between achievement learn and the role of parents and peer interaction on
subjects Civics students of grade IV, V, and VI SDN 3 Banyuasri school year 2015/2016.
This research type is ex post facto, because in practice there is no treatment of the
symptoms of the studied variables Samples were students of class IV, V, and VI in SDN 3
Banyuasri, amount to 56 students. Used techniques data collecting is a questionnaire to
measure the role of parents and peer interaction and documentation to record student
achievement. Number of questionnaires statement of the role of parents and peer
interaction each as much as 20 grains. The technique used to analyze the research data is
correlational analysis technique. The results showed that: (1) there is a significant relation
between the role of parents and achievement learn of Civics, with F test = 4.83 > F table =
4.02, (2) there is a significant relation between peer interaction and achievement learn of
Civics, the F test = 9.55 > F table = 4.02, (3) there is a significant relation together
between Civics learning achievement and the role of parents and peer interaction, with F
test = 5.55 > F table = 3.17. Based on the findings, it was concluded that the role of
parents and peer interaction affects student achievement.
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
2010). Kelompok teman sebaya berfungsi orang tua masih cukup besar. Orang tua
menyosialisasikan aturan dan perilaku yang belum membebaskan anaknya terlalu
diterima dan memberikan pengalaman yang masuk ke pergaulan di luar rumah.
akan berpengaruh jangka panjang pada Pengaruh orang tua dan teman sebaya
perkembangan kepribadian individu. Tidak bekerja pada situasi yang berbeda. Orang
jarang seorang anak akan lebih percaya tua memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap informasi yang disampaikan oleh pada beberapa situasi, sementara teman
temannya daripada informasi yang sebaya memiliki pengaruh pada beberapa
disampaikan oleh orang tuanya. situasi lainnya.
Memasuki masa remaja merupakan Pengaruh teman sebaya dapat
masa anak mencari jati diri dan masa anak menjadi positif dan negatif. Jean Piaget dan
tidak lagi menggantungkan dirinya pada Harry Stack Sullivan (dalam Santrock,
orang tua. Dalam mencari jati diri anak 2003:220) menyatakan bahwa “melalui
cenderung mencari tokoh identifikasi interaksi teman sebayalah anak-anak dan
melalui lingkungan sosialnya terutama remaja belajar mengenai pola hubungan
teman yang memiliki umur yang sebaya yang timbal balik dan setara”. Ahli psikologi
atau teman sebaya. Bagi remaja sekolah perkembangan atau pengamat perkemba-
tingkat dasar maupun menengah pertama, ngan anak mempertimbangkan tekanan
motivasi afiliasi untuk diterima sebagai teman sepermainan (peer pressure)
teman sebaya dalam belajar sangat membawa konsekuensi negatif dan
menonjol. Prinsip motivasi dari teori hubungan persahabatan secara sekaligus
behavioristik menyatakan seorang siswa dari rekan mereka. Peserta didik yang
yang duduk di sekolah tingkat pertama lebih paling rentan terhadap tekanan teman
termotivasi dalam belajar kalau penguatan sebaya biasanya memiliki harga diri yang
berasal dari teman sebaya daripada guru rendah. Peserta didik mengadopsi norma-
sendiri (Prayitno dalam Ernawati, dkk, norma kelompok itu sebagai milik mereka
2014). Jadi, apabila anak mendapatkan dalam upaya untuk meningkatkan harga
dukungan dari teman sebayanya, maka dirinya. “Ketika peserta didik tidak mampu
anak akan merasa termotivasi dalam menolak pengaruh rekan-rekan mereka,
belajar, sehingga akan memengaruhi terutama dalam situasi ambigu atau
prestasi belajar anak. membingungkan, mereka mungkin mulai
Ketika anak memasuki sekolah merokok, minum alkohol, mencuri, atau
dasar, sifat timbal balik menjadi sangat mengasingkan diri dari teman-temannya.
penting dalam hubungan sebaya. Anak- Peserta didik yang menolak tekanan
anak mulai bermain, berkelompok, dan sebaya sering tidak popular” (Danim,
membina persahabatan. Hal-hal yang 2010:70).
dilakukan temannya akan diikuti oleh anak Demi menanggulangi pengaruh-
walaupun hal tersebut baik atau buruk. pengaruh negatif dari interaksi antarteman
Pada anak sekolah dasar, pengaruh orang sebaya, maka peran orang tua juga sangat
tua dan teman sebaya masih sama-sama diharapkan. Antara orang tua dan teman
kuat memengaruhi prestasi belajar anak. sebaya sama-sama memiliki peranan yang
Pada siswa kelas 3, pengaruh orang tua sangat penting guna membentuk anak
dan teman sebaya kadang saling bertolak menjadi orang yang sukses di masa depan.
belakang karena konformitas terhadap Sukses akan diraih apabila sejak dini sudah
orang tua lebih besar. Anak pada usia ini dididik guna mencapai prestasi belajar yang
masih sangat terikat dan bergantung pada gemilang oleh orang tua dan mendapat
orang tua. Namun, untuk siswa kelas 4 - 6, dukungan dari pihak yang dekat dengan
pengaruh orang tua dan teman sebaya mereka. Oleh karena itu, anak perlu
tidak saling bertentangan. Siswa pada memilah-milah dalam memilih teman
tingkat kelas ini merupakan siswa yang pergaulan.
berada pada masa peralihan dari masa Berdasarkan hal tersebut, muncul-
anak-anak menuju masa rejama. lah pertanyaan apakah ada kaitannya
Konformitas atau kenyamanan terhadap antara prestasi belajar dan peran orang tua
teman sebaya meningkat, namun pengaruh serta interaksi teman sebaya? Oleh karena
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
mengetahui peranan orang tua dan untuk peranan orang tua, dan 20 butir
interaksi teman sebaya, sedangkan pernyataan untuk interaksi teman sebaya.
dokumentasi digunakan untuk mengumpul- Suatu instrumen dapat dipercaya
kan data tentang prestasi belajar. untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
Kuesioner yang digunakan dalam data jika instrumen tersebut sudah baik dan
penelitian harus diujikan terlebih dahulu bersifat reliabilitas. Reabilitas merujuk pada
untuk mengetahui validasi pernyataan- ketepatan alat mengukur dalam menilai hal
pernyataan dalam kuesioner. Validitas isi yang diinginkan akan memberikan hasil
digunakan untuk mengetahui kesesuaian yang relatif sama. Untuk mencari reliabilitas
antara kuesioner yang dibuat dengan kajian instrumen menggunakan Alpha Crobach.
teori penelitian. Validitas isi adalah validitas Dari hasil penghitungan, r11 dari kuesioner
yang ditentukan oleh derajat representa- peranan orang tua adalah 0,73, yang
tivitas butir-butir tes yang disusun telah artinya reliabel dan tergolong ke dalam
mewakili keseluruhan materi yang hendak klasifikasi kuat. Sedangkan, r11 dari
diukur. Penelitian ini dilakukan oleh dua kuesioner interaksi teman sebaya adalah
pakar (judges) yang memiliki spesialisasi 0,58, yang artinya reliabel dan tergolong ke
dalam bidang psikologi. Berdasarkan hasil dalam klasifikasi sedang.
uji judges, kuesioner yang dibuat layak Analisis data yang digunakan dalam
untuk diujicobakan untuk diuji validitas butir penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif
dari kuesioner tersebut. yang memaparkan nilai rata-rata, median,
Untuk mencari validitas butir dari modus, standar deviasi, dan varian data
kuesioner ini, maka kedua kuesioner peranan orang tua, interaksi teman sebaya,
diujicobakan kepada 144 siswa. dan prestasi belajar. Sedangkan, teknik
Perhitungan validitas butir digunakan untuk analisis data guna menguji hipotesis
korelasi product moment, yaitu korelasi penelitian adalah analisis regresi sederhana
antar skor butir dengan skor totalnya. dan analisis regresi ganda.
Setelah melakukan pengujian, maka
diperoleh bahwa dari 30 butir pernyataan HASIL DAN PEMBAHASAN
pada kuesioner peranan orang tua, 1 item Deskripsi data peranan orang tua,
dinyatakan tidak valid, serta dari 30 butir interaksi teman sebaya, dan prestasi
pernyataan pada kuesioner interaksi teman belajar PKn yang memaparkan rata-rata,
sebaya, 5 item dinyatakan tidak valid. Oleh median, modus, standar deviasi, dan
karena itu, jumlah item yang digunakan varian. Hasil perhitungan disajikan pada
untuk penelitian adalah 20 butir pernyataan tabel 1.
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Semakin tinggi peranan orang tua dalam ditetapkan kurikulum, sedangkan orang tua
membantu proses belajar anak, maka memberikan bimbingan dan arahan kepada
prestasi belajar anak akan semakin anak agar bisa memanfaatkan waktu sebaik
meningkat. Sebaliknya, semakin rendah mungkin untuk belajar, disiplin dalam
peranan orang tua dalam proses belajar mengerjakan tugas, dan lain sebagainya.
anak, maka prestasi belajar anak akan Arahan-arahan yang diberikan orang tua
menurun. Oleh karena itu, peranan orang akan membantu siswa mengingatkan
tua dalam mengawasi dan juga dirinya sendiri untuk melaksanakan
memfasilitasi belajar anak sangat penting kewajibannya sebagai siswa yaitu belajar
dan perlu ditingkatkan agar prestasi belajar dan mencapai prestasi yang maksimal.
anak juga meningkat. Orang tua dapat menunjukkan
Kontribusi orang tua dalam proses wujud kepeduliannya terhadap prestasi
belajar anak dapat dilakukan dengan yang diraih anaknya dengan cara
berbagai cara yang beragam, seperti memberikan pujian atau imbalan atau
menyediakan fasilitas belajar, memberikan reward. Imbalan yang diberikan kepada
arahan dan bimbingan, memberikan anak dapat berupa pemberian materi
imbalan terhadap prestasi anak, dan berupa benda, atau cukup dengan kasih
menjaga kesehatan anak agar mampu sayang tulus melalui senyuman, kata-kata
belajar dengan baik. pujian, ciuman, dan pelukan hangat.
Fasilitas belajar yang dimaksud Imbalan yang diberikan oleh orang tua
dapat berupa buku-buku pelajaran, alat dapat memberikan dorongan kepada anak
tulis, sumber belajar lain (perpustakaan dan untuk lebih giat dalam belajar. pemberian
internet), meja, kursi, rak buku, dan ruang reward secara verbal dan nonverbal,
belajar. Adanya fasilitas belajar sebagai bertujuan untuk meningkatkan motivasi
penunjang kegiatan belajar sangat belajar dan meningkatkan aktivitas belajar
berpengaruh terhadap prestasi yang diraih (Mulyasa, 2008). Hal ini sejalan dengan
siswa, karena fasilitas belajar yang pendapat Hamalik (2009) yang menyatakan
memadai, dapat memengaruhi kelancaran bahwa pujian-pujian yang datang dari pihak
proses belajar siswa. Hal tersebut sesuai luar diri anak dapat merangsang minat
dengan pendapat Dalyono (2001:241) yang belajar siswa.
menyatakan bahwa “kelengkapan fasilitas Dalam proses belajar siswa harus
belajar akan membantu siswa dalam dalam keadaan yang siap secrara fisik
belajar, dan kurangnya alat-alat atau maupun mental untuk menerima
fasilitas belajar akan menghambat pembelajaran. Apabila siswa belajar
kemajuan belajarnya”. Jadi, kelancaran dengan keadaan sakit, maka prestasi
proses pembelajaran akan tercapai jika belajar yang dicapai tidak akan maksimal.
didukung fasilitas belajar yang lengkap Hal ini sesuai dengan pendapat Djaali
serta dengan kondisi yang baik, sehingga (2008:99) yang menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran akan tercapai dengan “kesehatan sangat diperlukan untuk
baik. meningkatkan prestasi belajar. Apabila
Dalam proses belajar, orang tua orang selalu sakit (sakit kepala, pilek,
juga ikut memberikan bimbingan belajar. demam) mengakibatkan tidak bergairahnya
Selain bimbingan dari guru di sekolah, belajar dan secara psikologi sering
siswa juga perlu dibimbing oleh orang tua di mengalami gangguan pikiran dan perasaan
rumah, karena orang tua merupakan kecewa karena konflik”. Untuk menjaga
pendidik utama bagi anak. Hal ini sejalan kesehatan siswa, maka orang tua harus
dengan pendapat Drost (1998) yang mampu tanggap terhadap gejala-gejala
menyatakan bahwa peran orang tua dalam penyakit yang mungkin mengenai anaknya.
membimbing adalah sebagai pendidik Misalnya, pada saat anak demam, orang
utama dan sebagai orang yang tua harus mampu memberikan pertolongan
mempersiapkan anak untuk siap memasuki pertama atau membawa anak ke dokter
dunia persekolahan. Guru membimbing dan untuk mendapatkan penanganan
mendidik anak di sekolah, mengajarkan secepatnya, sehingga sakit yang dialami
mengenai materi-materi pembelajaran yang anak tidak berlarut-larut dan dapat segera
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
percaya dan timbal balik dari teman Dari teman sebaya, anak dapat
sebaya menjadikan anak lebih leluasa mempelajari hal positif dan juga negatif
untuk menceritakan masalahnya. termasuk dalam belajar. Apabila teman
Antarteman sebaya harus saling memberikan pengaruh positif, maka siswa
memberikan motivasi dalam belajar. akan termotivasi untuk belajar dan prestasi
Motivasi yang diberikan teman sebaya belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya,
dapat berupa dorongan, pujian, ataupun apabila teman memberikan pengaruh
tekanan. Kesamaan karakteristik negatif, maka siswa akan ikut berperilaku
antarteman sebaya menyebabkan siswa negatif, sehingga prestasi belajar anak juga
bisa saling memberikan dukungan dalam akan menurun.
belajar maupun hal lain di lingkungan Hasil penelitian ini juga
masyarakat. Bagi siswa, motivasi atau menunjukkan bahwa hipotesis III yang
dorongan dari teman sebaya memiliki berbunyi: “Terdapat hubungan bersama
pengaruh yang besar terhadap semangat yang signifikan antara prestasi belajar dan
belajarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat peranan orang tua serta interaksi teman
Hamalik (2009) yang menyatakan bahwa sebaya pada mata pelajaran PKn siswa
tekanan dari teman sebaya lebih efektif kelas IV, V, dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun
dalam memotivasi daripada tekanan/ Ajaran 2015/2016” diterima. Terdapat
paksaan orang tua. Siswa bersedia hubungan yang positif dan signifikan secara
melakukan apa saja demi kelompoknya dan bersama-sama antara prestasi belajar dan
demi menjadi sama dengan teman-teman peranan orang tua serta interaksi teman
sebayanya. Apabila motivasi yang diberikan sebaya, karena sesuai dengan hasil yang
positif, maka akan meningkatkan prestasi diperoleh, semakin baik peranan orang tua
belajar siswa. Sebaliknya, apabila motivasi dan interaksi teman sebaya, maka semakin
yang diberikan negatif, maka akan tinggi dan baik pula prestasi belajar siswa.
menghambat prestasi belajar siswa. Orang tua di rumah berperan untuk
Hasil penelitian ini didukung oleh mengawasi, memfasilitasi, dan
hasil penelitian lain tentang teman sebaya membimbing belajar siswa di rumah dan
yang dilakukan oleh Raharjo (2013) yang teman sebaya memberikan pengalaman
menyatakan bahwa terdapat pengaruh kehidupan di masyarakat kepada siswa,
antara interaksi teman sebaya terhadap sehingga siswa dapat memperluas
karakter siswa. Pembentukan karakter pengetahuannya dengan berinteraksi dan
siswa tidak sepenuhnya dilaksanakan di belajar dari teman sebayanya.
sekolah, melainkan faktor keluarga dan Menurut Pervin, dkk (2010:19),
lingkungan juga ikut andil dalam “pengaruh teman sebaya sangat kuat
pembentukan karakter siswa. sehingga sebagian psikolog
Teman sebaya merupakan tempat memandangnya lebih penting ketimbang
seorang anak belajar memahami dirinya pengalaman keluarga terhadap
sendiri maupun lingkungan sosialnya. Anak perkembangan kepribadian dan belajar
akan merasa lebih nyaman bersama anak”. Namun, peranan orang tua dalam
dengan teman sebayanya daripada proses belajar anak juga penting karena
bersama orang-orang yang jauh lebih tua orang tua memiliki tanggung jawab yang
atau lebih muda. Dalam pergaulan dengan paling besar dalam pendidikan anak.
teman sebaya, anak akan cenderung Henderson (dalam Padmonodewo, 2000)
memiliki keinginan untuk sama dengan menyatakan bahwa prestasi belajar anak
temannya. Anak akan lebih terbuka dalam akan meningkat apabila pada orang tua
menceritakan sesuatu kepada temannya peduli terhadap kegiatan belajar anaknya.
daripada bercerita kepada orang tua Jadi, dukungan dan motivasi dari keduanya
mereka. Kerjasama antar teman juga akan sangat membantu siswa dalam
baik apabila mereka saling memotivasi dan meningkatkan prestasi belajarnya.
menjalin hubungan timbal balik. Selain itu, Apabila orang orang tua berperan
teman sebaya juga dapat memberikan maksimal dalam proses belajar siswa,
tekanan kepada teman lain agar temannya namun dukungan dari teman sebaya tidak
mau ikut bergabung dengan kelompoknya. ada, maka anak tidak memeroleh
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pengalaman di lingkungan luar rumah. Hal dengan orang tua untuk membantu
ini akan menghambat peningkatan prestasi memberikan bimbingan dalam proses
belajar siswa. Begitu pula halnya jika tidak belajar siswa dan mengawasi pergaulan
ikut serta dalam proses belajar siswa, siswa dengan siswa lainnya di sekolah
namun dukungan dari teman sebaya sangat maupun di lingkungan masyarakat; 2)
tinggi, maka anak juga tidak akan bisa kepada orang tua hendaknya ikut serta
mencapai prestasi belajar yang optimal. memerhatikan proses belajar siswa dengan
Oleh karena itu, peranan orang tua dan memberikan pengawasan, bimbingan, serta
interaksi teman sebaya harus berjalan fasilitas yang cukup untuk mendukung
beriringan guna memaksimalkan prestasi proses belajar siswa, sehingga prestasi
belajar anak. belajar siswa dapat tercapat secara optimal;
3) kepada siswa hendaknya melakukan
SIMPULAN DAN SARAN interaksi yang positif dengan teman sebaya
Berdasarkan hasil penelitian dan di sekolah maupun di lingkungan
pembahasan di atas, maka dapat ditarik masyarakat agar dapat meningkatkan
simpulan yaitu: 1) terdapat hubungan yang prestasi belajar; dan 4) kepada peneliti lain
signifikan antara peranan orang tua dan yang berminat terhadap temuan penelitian
prestasi belajar PKn siswa kelas IV, V, dan ini dapat melakukan pembuktian-
VI SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran pembuktian yang lebih mendalam dengan
2015/2016, yaitu semakin tinggi peranan mengambil populasi dan sampel yang lebih
orang tua dalam membantu proses belajar besar atau meneliti aspek-aspek lain dari
anak, maka prestasi belajar anak akan peranan orang tua dan interaksi teman
semakin meningkat. Sebaliknya, semakin sebaya yang belum dikaji.
rendah peranan orang tua dalam proses
belajar anak, maka prestasi belajar anak DAFTAR PUSTAKA
akan menurun; 2) terdapat hubungan yang Carr. R. A. 1981. Theory and Practice of
signifikan antara interaksi teman sebaya Peer Counseling. Ottawa: Canada
dan prestasi belajar PKn siswa kelas IV, V, Employment and Immigration
dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran Commission.
2015/2016, yaitu semakin baik interaksi Danim, Sudarwan. 2010. Perkembangan
yang terjadi antarteman sebaya, maka Peserta Didik. Bandung: CV Alfabeta.
prestasi belajar siswa akan semakin
meningkat. Sebaliknya, semakin kurang Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan.
interaksi yang terjadi antarteman sebaya, Jakarta: Rineka Cipta.
maka prestasi belajar siswa akan menurun; Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
dan 3) terdapat hubungan bersama yang PT Bumi Aksara.
signifikan antara prestasi belajar dan Drost. 1998. Sekolah: Mengajar atau
peranan orang tua serta interaksi teman Mendidik?. Yogyakarta: Penerbit
sebaya pada mata pelajaran PKn siswa Kanisius.
kelas IV, V, dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun
Ajaran 2015/2016. Semakin baik peranan Ernawati,dkk. 2014. “Pengaruh Pola Asuh
orang tua dan interaksi teman sebaya, Orang Tua, Interaksi Teman Sebaya
maka semakin tinggi prestasi belajar siswa. dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Sebaliknya, semakin kurang peranan orang Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas
tua dan interaksi teman sebaya, maka VIII SMP Negeri Se-Kecamatan
semakin rendah pula prestasi belajar siswa. Mengwi”. Jurnal Program Pasca
Orang tua di rumah berperan untuk sarjana Universitas Pendidikan
mengawasi, memfasilitasi, dan Ganesha. Vol.4.
membimbing belajar siswa di rumah dan Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
teman sebaya menberikan pengalaman Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
kehidupan di masyarakat kepada siswa. Morrison. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian ini, Anak Usia Dini (PAUD). Terjemahan
maka dapat diajukan saran: 1) kepada Febrianti Ika Dewi. Fundamentals of
sekolah hendaknya menjalin kerjasama
10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
11