Anda di halaman 1dari 11

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR DAN PERANAN


ORANG TUA SERTA INTERAKSI TEMAN SEBAYA
MATA PELAJARAN PKn

Ni Putu Suryanita SP1, I Gusti Ngurah Japa2, Ni Wayan Arini3


1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: putusurya2612@gmail.com1, ngrjapa_pgsd@yahoo.co.id2,


wayanarini@yahoo.co.id3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara peranan orang tua dan
prestasi belajar PKn, (2) hubungan interaksi teman sebaya dan prestasi belajar PKn, dan
(3) hubungan antara prestasi belajar dan peranan orang tua serta interaksi teman sebaya
pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV, V, dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran
2015/2016. Penelitian ini termasuk penelitian ex post facto, karena dalam pelaksanaannya
tidak ada perlakuan terhadap variabel yang diteliti. Sampel penelitian ini adalah siswa
kelas IV, V, dan VI di SDN 3 Banyuasri, yang berjumlah 56 orang siswa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner untuk mengukur peranan orang tua
dan interaksi teman sebaya dan dokumentasi untuk mencatat prestasi belajar siswa.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian adalah teknik analisis
korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang signifikan
antara peranan orang tua dan prestasi belajar PKn, dengan F hitung = 4,83 > Ftabel = 4,02, (2)
terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi teman sebaya dan prestasi belajar
PKn, dengan Fhitung = 9,55 > Ftabel = 4,02, (3) terdapat hubungan yang signifikan secara
bersama-sama antara prestasi belajar PKn dan peranan orang tua serta interaksi teman
sebaya, dengan Fhitung = 5,55 > Ftabel = 3,17. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan
bahwa peranan orang tua dan interaksi teman sebaya memengaruhi prestasi belajar
siswa.

Kata kunci: peranan orang tua, interaksi teman sebaya, prestasi belajar

Abstract
This research aims to know: (1) the relation between the role of parents and achievement
learn of Civics, (2) the relation peer interaction and achievement learn of Civics, and (3)
the relation between achievement learn and the role of parents and peer interaction on
subjects Civics students of grade IV, V, and VI SDN 3 Banyuasri school year 2015/2016.
This research type is ex post facto, because in practice there is no treatment of the
symptoms of the studied variables Samples were students of class IV, V, and VI in SDN 3
Banyuasri, amount to 56 students. Used techniques data collecting is a questionnaire to
measure the role of parents and peer interaction and documentation to record student
achievement. Number of questionnaires statement of the role of parents and peer
interaction each as much as 20 grains. The technique used to analyze the research data is
correlational analysis technique. The results showed that: (1) there is a significant relation
between the role of parents and achievement learn of Civics, with F test = 4.83 > F table =
4.02, (2) there is a significant relation between peer interaction and achievement learn of
Civics, the F test = 9.55 > F table = 4.02, (3) there is a significant relation together
between Civics learning achievement and the role of parents and peer interaction, with F
test = 5.55 > F table = 3.17. Based on the findings, it was concluded that the role of
parents and peer interaction affects student achievement.

Keywords: peer interaction, the role of parents, achievement learn

1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

PENDAHULUAN antara orang tua dan siswa harus selalu


Keluarga merupakan lingkungan berlangsung dua arah dan saling meme-
pertama yang dikenal oleh seorang anak. ngaruhi satu sama lain.
Di dalam keluarga, anak-anak mendapat Setelah anak memasuki lingkungan
pedidikan pertama dari orang tuanya. masyarakat, terdapat berbagai pihak yang
Menurut Morrison (2012:88), ”orang tua akan memengaruhi belajar anak selain
merupakan pendidik utama anak-anak orang tua. Anak akan mulai mencari
mereka, mereka merupakan guru pertama identitas dirinya dengan bergaul memasuki
bagi anak-anak”. Berperan sebagai orang kehidupan bermasyarakat. Di dalam
tua yang baik bukanlah hal yang mudah. masyarakat, anak juga akan mendapatkan
Ayah dan ibu hendaknya mampu suatu pembelajaran atau pengalaman yang
berperilaku baik dan menciptakan interaksi dapat berdampak baik ataupun buruk pada
yang harmonis dalam keluarga. Orang tua prestasi belajar siswa. Saat anak
hendaknya mampu memperlihatkan dirinya meninggalkan rumah, mulai bersekolah,
sebagai contoh kepribadian yang hidup pengaruh orang tua terhadap perilaku anak
atas nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Dengan di luar rumah mulai menurun. Saat itulah
demikian, anak atau siswa akan teman sebaya, kejadian-kejadian yang
memperoleh pelajaran yang sangat kebetulan, dan berbagai situasi unik mulai
berharga dan akan belajar dari yang mengambil alih.
mereka alami dalam keluarga. Suwatra dan Desia (2013:152),
Orang tua adalah guru pertama bagi menyatakan bahwa “kelompok teman
anak-anaknya. Apabila anak telah masuk sebaya merupakan kelompok dari orang-
sekolah, orang tua adalah mitra kerja yang orang yang seusia dan memiliki status
utama bagi guru anaknya. Henderson sama, dengan siapa seseorang umumnya
(dalam Padmonodewo, 2000), menunjuk- berhubungan atau bergaul”. Di rumah, anak
kan bahwa prestasi belajar anak akan belajar tentang norma-norma berperilaku
meningkat apabila para orang tua peduli yang diterapkan orang tua mereka. Setelah
terhadap anak mereka. keterlibatan orang mereka meninggalkan rumah, mereka
tua dalam kegiatan sekolah sangat jarang, mengikuti cara berpakaian kebiasaan,
seringkali terbatas hanya pada saat bahasa, dan peraturan teman sebaya
menerina rapor siswa. Pada saat penerima- mereka. Interaksi seorang siswa dengan
an rapor tersebut terjadi komunikasi antara teman sebayanya merupakan hal yang
guru dan orang tua siswa dalam bentuk sangat penting, karena dari interaksi
tanya jawab mengenai hasil belajar siswa tersebut siswa mendapatkan banyak
dan hal-hal yang sebaiknya dilakukan orang pengetahuan dan pengalaman khususnya
tua untuk membantu anaknya. Apabila dalam bidang sosial dan cara berinteraksi
anaknya bermasalah, dalam komunikasi dengan orang lain. Dalam proses belajar,
tersebut, tidak hanya usaha guru untuk teman sebaya juga memberikan dampak
menjaring atau menggali pendapat, yang cukup besar dalam memeroleh
persepsi dan saran orang tua juga sangat prestasi belajar. Misalnya saja, seorang
diharapkan. Jadi, orang tua diharapkan anak yang rajin belajar disekolahkan atau
tidak berpangku tangan dan tidak hanya bergaul di lingkungan anak-anak yang
menyerahkan pendidikan anaknya kepada pemalas, maka anak tersebut akan ikut
guru di sekolah. merasa malas untuk belajar. Anak tersebut
Keterlibatan orang tua perlu akan beranggapan “untuk apa saya belajar,
diperhitungkan dalam usaha memelihara teman-teman saya tidak ada yang belajar”.
motivasi belajar siswa. Motivasi yang Jika seorang anak sudah memiliki
diberikan dapat berupa perhatian dan anggapan seperti itu, maka prestasi
kepedulian terhadap kemajuan belajar belajarnya akan menurun.
anak, serta mendukung keinginan siswa Pengaruh teman sebaya sangat
untuk belajar pada umumnya atau kuat sehingga sebagian psikolog
mempelajari pengetahuan atau keterampi- memandangnya lebih penting ketimbang
lan baru, akan mempermudah tugas guru di pengalaman keluarga terhadap perkemba-
kelas (Suwatra, dkk, 2007). Hubungan ngan kepribadian dan belajar anak (Pervin,

2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

2010). Kelompok teman sebaya berfungsi orang tua masih cukup besar. Orang tua
menyosialisasikan aturan dan perilaku yang belum membebaskan anaknya terlalu
diterima dan memberikan pengalaman yang masuk ke pergaulan di luar rumah.
akan berpengaruh jangka panjang pada Pengaruh orang tua dan teman sebaya
perkembangan kepribadian individu. Tidak bekerja pada situasi yang berbeda. Orang
jarang seorang anak akan lebih percaya tua memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap informasi yang disampaikan oleh pada beberapa situasi, sementara teman
temannya daripada informasi yang sebaya memiliki pengaruh pada beberapa
disampaikan oleh orang tuanya. situasi lainnya.
Memasuki masa remaja merupakan Pengaruh teman sebaya dapat
masa anak mencari jati diri dan masa anak menjadi positif dan negatif. Jean Piaget dan
tidak lagi menggantungkan dirinya pada Harry Stack Sullivan (dalam Santrock,
orang tua. Dalam mencari jati diri anak 2003:220) menyatakan bahwa “melalui
cenderung mencari tokoh identifikasi interaksi teman sebayalah anak-anak dan
melalui lingkungan sosialnya terutama remaja belajar mengenai pola hubungan
teman yang memiliki umur yang sebaya yang timbal balik dan setara”. Ahli psikologi
atau teman sebaya. Bagi remaja sekolah perkembangan atau pengamat perkemba-
tingkat dasar maupun menengah pertama, ngan anak mempertimbangkan tekanan
motivasi afiliasi untuk diterima sebagai teman sepermainan (peer pressure)
teman sebaya dalam belajar sangat membawa konsekuensi negatif dan
menonjol. Prinsip motivasi dari teori hubungan persahabatan secara sekaligus
behavioristik menyatakan seorang siswa dari rekan mereka. Peserta didik yang
yang duduk di sekolah tingkat pertama lebih paling rentan terhadap tekanan teman
termotivasi dalam belajar kalau penguatan sebaya biasanya memiliki harga diri yang
berasal dari teman sebaya daripada guru rendah. Peserta didik mengadopsi norma-
sendiri (Prayitno dalam Ernawati, dkk, norma kelompok itu sebagai milik mereka
2014). Jadi, apabila anak mendapatkan dalam upaya untuk meningkatkan harga
dukungan dari teman sebayanya, maka dirinya. “Ketika peserta didik tidak mampu
anak akan merasa termotivasi dalam menolak pengaruh rekan-rekan mereka,
belajar, sehingga akan memengaruhi terutama dalam situasi ambigu atau
prestasi belajar anak. membingungkan, mereka mungkin mulai
Ketika anak memasuki sekolah merokok, minum alkohol, mencuri, atau
dasar, sifat timbal balik menjadi sangat mengasingkan diri dari teman-temannya.
penting dalam hubungan sebaya. Anak- Peserta didik yang menolak tekanan
anak mulai bermain, berkelompok, dan sebaya sering tidak popular” (Danim,
membina persahabatan. Hal-hal yang 2010:70).
dilakukan temannya akan diikuti oleh anak Demi menanggulangi pengaruh-
walaupun hal tersebut baik atau buruk. pengaruh negatif dari interaksi antarteman
Pada anak sekolah dasar, pengaruh orang sebaya, maka peran orang tua juga sangat
tua dan teman sebaya masih sama-sama diharapkan. Antara orang tua dan teman
kuat memengaruhi prestasi belajar anak. sebaya sama-sama memiliki peranan yang
Pada siswa kelas 3, pengaruh orang tua sangat penting guna membentuk anak
dan teman sebaya kadang saling bertolak menjadi orang yang sukses di masa depan.
belakang karena konformitas terhadap Sukses akan diraih apabila sejak dini sudah
orang tua lebih besar. Anak pada usia ini dididik guna mencapai prestasi belajar yang
masih sangat terikat dan bergantung pada gemilang oleh orang tua dan mendapat
orang tua. Namun, untuk siswa kelas 4 - 6, dukungan dari pihak yang dekat dengan
pengaruh orang tua dan teman sebaya mereka. Oleh karena itu, anak perlu
tidak saling bertentangan. Siswa pada memilah-milah dalam memilih teman
tingkat kelas ini merupakan siswa yang pergaulan.
berada pada masa peralihan dari masa Berdasarkan hal tersebut, muncul-
anak-anak menuju masa rejama. lah pertanyaan apakah ada kaitannya
Konformitas atau kenyamanan terhadap antara prestasi belajar dan peran orang tua
teman sebaya meningkat, namun pengaruh serta interaksi teman sebaya? Oleh karena

3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

itu, dilaksanakannya penelitian di SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran 2015/2016 yang


Banyuasri ini untuk mengetahui hubungan berjumlah 56 orang siswa. Teknik
antara prestasi belajar dan peranan orang pengambilan sampel yang digunakan
tua serta interaksi teman sebaya pada mata adalah teknik sampling jenuh. Teknik ini
pelajaran PKn siswa tahun ajaran digunakan karena semua anggota populasi
2015/2016. digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
Penelitian ini bertujuan untuk dilakukan apabila jumlah populasi relatif
mengetahui hubungan antara peranan kecil. Oleh sebab itu, jumlah sampel yang
orang tua dan prestasi belajar PKn siswa digunakan dalam penelitian adalah 56
kelas IV, V, dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun siswa.
Ajaran 2015/2016, untuk mengetahui Penelitian ini bertujuan menyelidiki
hubungan antara interaksi teman sebaya pengaruh dua variabel bebas (independent)
dan prestasi belajar PKn siswa IV, V, dan yaitu peranan orang tua dan interaksi
VI SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran teman sebaya terhadap satu variabel terikat
2015/2016, dan untuk mengetahui (dependent) yaitu prestasi belajar PKn.
hubungan bersama antara prestasi belajar Penelitian ini dilakukan dengan
dan peranan orang tua serta interaksi tahapan-tahapan sebagai berikut.
teman sebaya pada mata pelajaran PKn a. Menentukan tempat atau sekolah yang
siswa kelas IV, V, dan VI SDN 3 Banyuasri akan dijadikan tempat penelitian, dan
Tahun Ajaran 2015/2016. mohon izin kepada kepala sekolah
untuk melakukan penelitian di sekolah
METODE tersebut.
Berdasarkan karekterikstik masalah b. Melaksanakan orientasi dan observasi
yang diteliti, penelitian ini dapat dikla- awal ke SDN 3 Banyuasri, kemudian
sifikasikan ke dalam penelitian ex post melakukan penjajagan dengan kepala
facto. Disebut penelitian ex post facto sekolah dan guru PKn yang ditunjuk.
karena dalam pelaksanaannya tidak ada c. Menyiapkan hal-hal yang diperlukan
perlakuan terhadap variabel penelitian, dalam penelitian, seperti merancang
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif instrumen penelitian yang terdiri atas
korelasional. Disebut korelasional karena kuesioner peranan orang tua dan
mencari hubungan atau keterkaitan yang kuesioner interaksi teman sebaya
terjadi di antara variabel penelitian. Hal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
tersebut menyebabkan teknik analisis data d. Melakukan pengujian instrumen meliputi
yang digunakan adalah teknik analisis uji validitas dan uji coba instrumen.
korelasional. e. Revisi dan perbaikan instrumen
Desain penelitian ini menggunakan penelitian.
desain penelitian ex post facto korelasional
f. Menyebarkan instrumen penelitian yang
yang disajikan pada gambar 1.
telah layak digunakan dalam penelitian
pada seluruh sampel penelitian.
g. Melakukan pencatatan terhadap
prestasi belajar yang diperoleh siswa.
h. Menganalisis data hasil penelitian untuk
menguji diterima atau ditolak hipotesis
yang diajukan.
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data tentang peranan
orang tua, interaksi teman sebaya, dan
prestasi belajar yang nantinya akan
dikorelasikan satu sama lain. Untuk
Gambar 1. Desain Penelitian memeroleh data tersebut, digunakan dua
jenis teknik pengumpulan data yaitu
Populasi dalam penelitian ini adalah menggunakan instrumen kuesioner dan
siswa kelas IV, V, dan VI di SDN 3 dokumentasi. Kuesioner digunakan untuk

4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

mengetahui peranan orang tua dan untuk peranan orang tua, dan 20 butir
interaksi teman sebaya, sedangkan pernyataan untuk interaksi teman sebaya.
dokumentasi digunakan untuk mengumpul- Suatu instrumen dapat dipercaya
kan data tentang prestasi belajar. untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
Kuesioner yang digunakan dalam data jika instrumen tersebut sudah baik dan
penelitian harus diujikan terlebih dahulu bersifat reliabilitas. Reabilitas merujuk pada
untuk mengetahui validasi pernyataan- ketepatan alat mengukur dalam menilai hal
pernyataan dalam kuesioner. Validitas isi yang diinginkan akan memberikan hasil
digunakan untuk mengetahui kesesuaian yang relatif sama. Untuk mencari reliabilitas
antara kuesioner yang dibuat dengan kajian instrumen menggunakan Alpha Crobach.
teori penelitian. Validitas isi adalah validitas Dari hasil penghitungan, r11 dari kuesioner
yang ditentukan oleh derajat representa- peranan orang tua adalah 0,73, yang
tivitas butir-butir tes yang disusun telah artinya reliabel dan tergolong ke dalam
mewakili keseluruhan materi yang hendak klasifikasi kuat. Sedangkan, r11 dari
diukur. Penelitian ini dilakukan oleh dua kuesioner interaksi teman sebaya adalah
pakar (judges) yang memiliki spesialisasi 0,58, yang artinya reliabel dan tergolong ke
dalam bidang psikologi. Berdasarkan hasil dalam klasifikasi sedang.
uji judges, kuesioner yang dibuat layak Analisis data yang digunakan dalam
untuk diujicobakan untuk diuji validitas butir penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif
dari kuesioner tersebut. yang memaparkan nilai rata-rata, median,
Untuk mencari validitas butir dari modus, standar deviasi, dan varian data
kuesioner ini, maka kedua kuesioner peranan orang tua, interaksi teman sebaya,
diujicobakan kepada 144 siswa. dan prestasi belajar. Sedangkan, teknik
Perhitungan validitas butir digunakan untuk analisis data guna menguji hipotesis
korelasi product moment, yaitu korelasi penelitian adalah analisis regresi sederhana
antar skor butir dengan skor totalnya. dan analisis regresi ganda.
Setelah melakukan pengujian, maka
diperoleh bahwa dari 30 butir pernyataan HASIL DAN PEMBAHASAN
pada kuesioner peranan orang tua, 1 item Deskripsi data peranan orang tua,
dinyatakan tidak valid, serta dari 30 butir interaksi teman sebaya, dan prestasi
pernyataan pada kuesioner interaksi teman belajar PKn yang memaparkan rata-rata,
sebaya, 5 item dinyatakan tidak valid. Oleh median, modus, standar deviasi, dan
karena itu, jumlah item yang digunakan varian. Hasil perhitungan disajikan pada
untuk penelitian adalah 20 butir pernyataan tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi Data Peranan Orang Tua, Interaksi Teman Sebaya,


dan Prestasi Belajar PKn
Statistik Peranan Orang Interaksi Teman Prestasi Belajar
Deskriptif Tua Sebaya PKn
N 56 56 56
Mean 80,09 78,125 77,32
Median 80 78 76
Modus 74 77 dan 78 72
Standar Deviasi 7,47 7,55 6,01
Varian 55,83 56,98 36,08

Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan dengan menggunakan uji


terlebih dahulu dilakukan pengujian Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan
terhadap prasyarat-prasyarat yang SPSS. Berdasarkan hasil analisis uji
diperlukan sebelum bisa melanjutkan uji normalitas, didapatkan hasil seperti tersaji
hipotesis. Uji prasyarat analisis meliputi uji pada tabel 2.
normalitas dan linieritas. Uji normalitas

5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data


Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Orang tua .089 56 .200 .976 56 .339
Teman sebaya .084 56 .200* .984 56 .675
Prestasi belajar .107 56 .170 .955 56 .301
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Data dikatakan normal apabila Berdasarkan hasil uji hipotesis


signifikansi Kolmogorov-Smirnov > 0.05. kedua diketahui bahwa terdapat hubungan
Pada tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa yang signifikan antara interaksi teman
signifikansi variabel peranan orang tua = sebaya dan prestasi belajar PKn siswa
0,200, signifikansi variabel interaksi teman kelas IV, V, dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun
sebaya = 0,200, dan signifikansi variabel Ajaran 2015/2016. Nilai korelasinya yaitu r
prestasi belajar PKn = 0,170. Jadi, dapat hitung = 0,388 lebih besar dari r tabel =
disimpulkan bahwa variabel peranan orang 0,266. Adapun persamaan garis regresi dari
tua, interaksi teman sebaya, dan prestasi uji hipotesis pertama disajikan dalam
belajar PKn berdistribusi normal. gambar 3.
Berdasarkan hasil penghitungan
data peranan orang tua dan prestasi belajar
diketahui bahwa F hitung = 1,49 lebih kecil
dari F tabel = 1,89. Oleh karena itu, data
antara peranan orang tua dan prestasi
belajar berpola linier. Begitu pula
berdasarkan hasil perhitungan data
interaksi teman sebaya dan prestasi belajar
diketahui bahwa F hitung = 0,81 lebih kecil
dari F tabel = 1,89. Oleh karena itu, data
antara peranan orang tua dan prestasi
belajar berpola linier. Gambar 3. Persamaan garis regresi
Berdasarkan hasil uji hipotesis interaksi teman sebaya dan prestasi belajar
pertama diketahui bahwa terdapat hubu-
ngan yang signifikan antara peranan orang Hasil uji hipotesis ketiga dicari
tua dan prestasi belajar PKn siswa kelas IV, dengan menggunakan uji regresi ganda.
V, dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa
2015/2016. Nilai r hitung = 0,287 lebih terdapat hubungan bersama yang signifikan
besar dari r tabel = 0,266. Adapun antara prestasi belajar dan peranan orang
persamaan garis regresi dari uji hipotesis tua serta interaksi teman sebaya pada mata
pertama disajikan pada gambar 2. pelajaran PKn siswa kelas IV, V, dan VI
SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran 2015/2016.
Besarnya nilai korelasi yang diperoleh
adalah r hitung = 0,416 lebih besar dari r
tabel = 0,266, sehingga dapat dikategorikan
memiliki hubungan cukup kuat.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa hipotesis I yang berbunyi: “Terdapat
hubungan yang signifikan antara peranan
orang tua dan prestasi belajar PKn siswa
kelas IV, V, dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun
Ajaran 2015/2016” diterima. Terdapat
Gambar 2. Persamaan garis regresi kontribusi yang signifikan peranan orang
peranan orang tua dan prestasi belajar tua terhadap prestasi belajar PKn siswa.

6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Semakin tinggi peranan orang tua dalam ditetapkan kurikulum, sedangkan orang tua
membantu proses belajar anak, maka memberikan bimbingan dan arahan kepada
prestasi belajar anak akan semakin anak agar bisa memanfaatkan waktu sebaik
meningkat. Sebaliknya, semakin rendah mungkin untuk belajar, disiplin dalam
peranan orang tua dalam proses belajar mengerjakan tugas, dan lain sebagainya.
anak, maka prestasi belajar anak akan Arahan-arahan yang diberikan orang tua
menurun. Oleh karena itu, peranan orang akan membantu siswa mengingatkan
tua dalam mengawasi dan juga dirinya sendiri untuk melaksanakan
memfasilitasi belajar anak sangat penting kewajibannya sebagai siswa yaitu belajar
dan perlu ditingkatkan agar prestasi belajar dan mencapai prestasi yang maksimal.
anak juga meningkat. Orang tua dapat menunjukkan
Kontribusi orang tua dalam proses wujud kepeduliannya terhadap prestasi
belajar anak dapat dilakukan dengan yang diraih anaknya dengan cara
berbagai cara yang beragam, seperti memberikan pujian atau imbalan atau
menyediakan fasilitas belajar, memberikan reward. Imbalan yang diberikan kepada
arahan dan bimbingan, memberikan anak dapat berupa pemberian materi
imbalan terhadap prestasi anak, dan berupa benda, atau cukup dengan kasih
menjaga kesehatan anak agar mampu sayang tulus melalui senyuman, kata-kata
belajar dengan baik. pujian, ciuman, dan pelukan hangat.
Fasilitas belajar yang dimaksud Imbalan yang diberikan oleh orang tua
dapat berupa buku-buku pelajaran, alat dapat memberikan dorongan kepada anak
tulis, sumber belajar lain (perpustakaan dan untuk lebih giat dalam belajar. pemberian
internet), meja, kursi, rak buku, dan ruang reward secara verbal dan nonverbal,
belajar. Adanya fasilitas belajar sebagai bertujuan untuk meningkatkan motivasi
penunjang kegiatan belajar sangat belajar dan meningkatkan aktivitas belajar
berpengaruh terhadap prestasi yang diraih (Mulyasa, 2008). Hal ini sejalan dengan
siswa, karena fasilitas belajar yang pendapat Hamalik (2009) yang menyatakan
memadai, dapat memengaruhi kelancaran bahwa pujian-pujian yang datang dari pihak
proses belajar siswa. Hal tersebut sesuai luar diri anak dapat merangsang minat
dengan pendapat Dalyono (2001:241) yang belajar siswa.
menyatakan bahwa “kelengkapan fasilitas Dalam proses belajar siswa harus
belajar akan membantu siswa dalam dalam keadaan yang siap secrara fisik
belajar, dan kurangnya alat-alat atau maupun mental untuk menerima
fasilitas belajar akan menghambat pembelajaran. Apabila siswa belajar
kemajuan belajarnya”. Jadi, kelancaran dengan keadaan sakit, maka prestasi
proses pembelajaran akan tercapai jika belajar yang dicapai tidak akan maksimal.
didukung fasilitas belajar yang lengkap Hal ini sesuai dengan pendapat Djaali
serta dengan kondisi yang baik, sehingga (2008:99) yang menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran akan tercapai dengan “kesehatan sangat diperlukan untuk
baik. meningkatkan prestasi belajar. Apabila
Dalam proses belajar, orang tua orang selalu sakit (sakit kepala, pilek,
juga ikut memberikan bimbingan belajar. demam) mengakibatkan tidak bergairahnya
Selain bimbingan dari guru di sekolah, belajar dan secara psikologi sering
siswa juga perlu dibimbing oleh orang tua di mengalami gangguan pikiran dan perasaan
rumah, karena orang tua merupakan kecewa karena konflik”. Untuk menjaga
pendidik utama bagi anak. Hal ini sejalan kesehatan siswa, maka orang tua harus
dengan pendapat Drost (1998) yang mampu tanggap terhadap gejala-gejala
menyatakan bahwa peran orang tua dalam penyakit yang mungkin mengenai anaknya.
membimbing adalah sebagai pendidik Misalnya, pada saat anak demam, orang
utama dan sebagai orang yang tua harus mampu memberikan pertolongan
mempersiapkan anak untuk siap memasuki pertama atau membawa anak ke dokter
dunia persekolahan. Guru membimbing dan untuk mendapatkan penanganan
mendidik anak di sekolah, mengajarkan secepatnya, sehingga sakit yang dialami
mengenai materi-materi pembelajaran yang anak tidak berlarut-larut dan dapat segera

7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

mengikuti pembelajaran di sekolah maupun regresi, juga diperoleh bahwa interaksi


di rumah. teman sebaya juga berkontribusi signifikan
Hasil penelitian ini didukung oleh terhadap prestasi belajar. Kontribusi yang
hasil penelitian lain tentang keterlibatan diberikan teman sebaya dalam belajar
orang tua dalam proses belajar anak yang siswa dapat berupa kerjasama, saling
dilakukan oleh Rahmawati (2014) yang terbuka satu sama lain, dan saling
menyatakan bahwa terdapat hubungan memotivasi dalam kegiatan belajar.
antara pola asuh orang tua dan prestasi Kerjasama dapat dilakukan dalam
belajar. Selain pendidikan formal yang berbagai hal, misalnya dalam memecahkan
diberikan oleh guru di sekolah, pola asuh masalah. Melakukan kerjasama dengan
orang tua di rumah juga mampu teman sebaya dianggap lebih
memengaruhi prestasi belajar siswa. Pola menyenangkan daripada melakukan
asuh yang demokratis dan fleksibel kerjasama dengan orang jauh lebih tua atau
membuat anak merasa dihargai sebagai jauh lebih muda. Bekerjasama denga
anggota keluarga, sehingga tidak ada rasa teman sebaya akan menimbulkan
tertekan dan merasa lebih nyaman dalam pengalaman-pengalaman yang menarik
belajar. Sedangkan pola asuh yang otoriter yang belum pernah ditemui di lingkungan
membuat anak takut dan pendiam, rumah. Hal ini sejalan dengan pendapat
sehingga anak sulit berkonsentrasi belajar. Pervin (2010:19) menyatakan bahwa
Hal ini berdampak pada prestasi belajar “kelompok teman sebaya berfungsi
yang diraihnya. mensosialisasikan aturan dan perilaku yang
Hasil penelitian lainnya yang diterima dan memberikan pengalaman yang
mendukung hasil penelitian ini adalah akan berpengaruh jangka panjang pada
penelitian yang dilakukan oleh Wiradana perkembangan anak”. Dengan berikteraksi
(2013) yang menyatakan bahwa terdapat denga teman sebaya, maka anak dapat
hubungan antara intentitas perhatian orang mengenal dunia yang lebih luas daripada
tua dan hasil belajar. Siswa yang keluarga. Antarteman sebaya akan
mendapatkan perhatian lebih dari orang melakukan timbal balik untuk saling
tuanya memiliki hasil belajar yang lebih menerima dan member pengalaman baru.
tinggi dari pada siswa yang kurang Dari hal tersebut, anak anak belajar hal-hal
mendapatkan perhatian orang tua. baru yang dapat membantu meningkatkan
Selain orang tua, orang-orang prestasi belajarnya.
terdekat siswa juga dapat memengaruhi Keterbukaan dalam berinteraksi
prestasi belajar siswa. Salah satunya dengan teman sangatlah penting. Seorang
adalah teman sebaya. Hasil penelitian ini anak akan merasa lebih nyaman
menunjukkan bahwa hipotesis II yang menceritakan masalah-masalah yang
berbunyi: “Terdapat hubungan yang dihadapinya kepada teman sebayanya
signifikan antara interaksi teman sebaya daripada menceritakannya kepada orang
dan prestasi belajar PKn siswa kelas IV, V, tua atau orang lain. Teman adalah orang
dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran pertama yang dihubungi oleh anak karena
2015/2016”. Semakin baik interaksi yang anak merasa memiliki kesamaan-kesamaan
terjadi antarteman sebaya, maka prestasi satu sama lain. Hal ini sejalan dengan
belajar siswa akan semakin meningkat. pendapat Carr (1981) yang menyatakan
Sebaliknya, semakin kurang interaksi yang bahwa sedikit siswa yang bersedia
terjadi antarteman sebaya, maka prestasi berkonsultasi kepada guru atau konselor,
belajar siswa akan menurun. siswa lebih sering menjadikan teman-teman
Saat anak mulai mengenal mereka sebagai orang yang dapat
lingkungan di luar lingkungan keluarga, membantu pemecahan yang mereka
anak akan menemui lingkungan baru yang hadapi. Sikap keterbukaan bergantung
juga berisikan anak-anak yang sebaya pada situasi dan orang yang diajak
dengannya. Di lingkungan inilah anak berinteraksi. Situasi yang menyenangkan
memeroleh pengalaman baru yang lebih dan perasaan yang aman dan nyaman
luas dan pengalaman yang diperoleh di dapat membangkitkan seseorang untuk
lingkungan keluarga. Dari hasil analisis lebih membuka diri. Selain itu, adanya rasa

8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

percaya dan timbal balik dari teman Dari teman sebaya, anak dapat
sebaya menjadikan anak lebih leluasa mempelajari hal positif dan juga negatif
untuk menceritakan masalahnya. termasuk dalam belajar. Apabila teman
Antarteman sebaya harus saling memberikan pengaruh positif, maka siswa
memberikan motivasi dalam belajar. akan termotivasi untuk belajar dan prestasi
Motivasi yang diberikan teman sebaya belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya,
dapat berupa dorongan, pujian, ataupun apabila teman memberikan pengaruh
tekanan. Kesamaan karakteristik negatif, maka siswa akan ikut berperilaku
antarteman sebaya menyebabkan siswa negatif, sehingga prestasi belajar anak juga
bisa saling memberikan dukungan dalam akan menurun.
belajar maupun hal lain di lingkungan Hasil penelitian ini juga
masyarakat. Bagi siswa, motivasi atau menunjukkan bahwa hipotesis III yang
dorongan dari teman sebaya memiliki berbunyi: “Terdapat hubungan bersama
pengaruh yang besar terhadap semangat yang signifikan antara prestasi belajar dan
belajarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat peranan orang tua serta interaksi teman
Hamalik (2009) yang menyatakan bahwa sebaya pada mata pelajaran PKn siswa
tekanan dari teman sebaya lebih efektif kelas IV, V, dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun
dalam memotivasi daripada tekanan/ Ajaran 2015/2016” diterima. Terdapat
paksaan orang tua. Siswa bersedia hubungan yang positif dan signifikan secara
melakukan apa saja demi kelompoknya dan bersama-sama antara prestasi belajar dan
demi menjadi sama dengan teman-teman peranan orang tua serta interaksi teman
sebayanya. Apabila motivasi yang diberikan sebaya, karena sesuai dengan hasil yang
positif, maka akan meningkatkan prestasi diperoleh, semakin baik peranan orang tua
belajar siswa. Sebaliknya, apabila motivasi dan interaksi teman sebaya, maka semakin
yang diberikan negatif, maka akan tinggi dan baik pula prestasi belajar siswa.
menghambat prestasi belajar siswa. Orang tua di rumah berperan untuk
Hasil penelitian ini didukung oleh mengawasi, memfasilitasi, dan
hasil penelitian lain tentang teman sebaya membimbing belajar siswa di rumah dan
yang dilakukan oleh Raharjo (2013) yang teman sebaya memberikan pengalaman
menyatakan bahwa terdapat pengaruh kehidupan di masyarakat kepada siswa,
antara interaksi teman sebaya terhadap sehingga siswa dapat memperluas
karakter siswa. Pembentukan karakter pengetahuannya dengan berinteraksi dan
siswa tidak sepenuhnya dilaksanakan di belajar dari teman sebayanya.
sekolah, melainkan faktor keluarga dan Menurut Pervin, dkk (2010:19),
lingkungan juga ikut andil dalam “pengaruh teman sebaya sangat kuat
pembentukan karakter siswa. sehingga sebagian psikolog
Teman sebaya merupakan tempat memandangnya lebih penting ketimbang
seorang anak belajar memahami dirinya pengalaman keluarga terhadap
sendiri maupun lingkungan sosialnya. Anak perkembangan kepribadian dan belajar
akan merasa lebih nyaman bersama anak”. Namun, peranan orang tua dalam
dengan teman sebayanya daripada proses belajar anak juga penting karena
bersama orang-orang yang jauh lebih tua orang tua memiliki tanggung jawab yang
atau lebih muda. Dalam pergaulan dengan paling besar dalam pendidikan anak.
teman sebaya, anak akan cenderung Henderson (dalam Padmonodewo, 2000)
memiliki keinginan untuk sama dengan menyatakan bahwa prestasi belajar anak
temannya. Anak akan lebih terbuka dalam akan meningkat apabila pada orang tua
menceritakan sesuatu kepada temannya peduli terhadap kegiatan belajar anaknya.
daripada bercerita kepada orang tua Jadi, dukungan dan motivasi dari keduanya
mereka. Kerjasama antar teman juga akan sangat membantu siswa dalam
baik apabila mereka saling memotivasi dan meningkatkan prestasi belajarnya.
menjalin hubungan timbal balik. Selain itu, Apabila orang orang tua berperan
teman sebaya juga dapat memberikan maksimal dalam proses belajar siswa,
tekanan kepada teman lain agar temannya namun dukungan dari teman sebaya tidak
mau ikut bergabung dengan kelompoknya. ada, maka anak tidak memeroleh

9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

pengalaman di lingkungan luar rumah. Hal dengan orang tua untuk membantu
ini akan menghambat peningkatan prestasi memberikan bimbingan dalam proses
belajar siswa. Begitu pula halnya jika tidak belajar siswa dan mengawasi pergaulan
ikut serta dalam proses belajar siswa, siswa dengan siswa lainnya di sekolah
namun dukungan dari teman sebaya sangat maupun di lingkungan masyarakat; 2)
tinggi, maka anak juga tidak akan bisa kepada orang tua hendaknya ikut serta
mencapai prestasi belajar yang optimal. memerhatikan proses belajar siswa dengan
Oleh karena itu, peranan orang tua dan memberikan pengawasan, bimbingan, serta
interaksi teman sebaya harus berjalan fasilitas yang cukup untuk mendukung
beriringan guna memaksimalkan prestasi proses belajar siswa, sehingga prestasi
belajar anak. belajar siswa dapat tercapat secara optimal;
3) kepada siswa hendaknya melakukan
SIMPULAN DAN SARAN interaksi yang positif dengan teman sebaya
Berdasarkan hasil penelitian dan di sekolah maupun di lingkungan
pembahasan di atas, maka dapat ditarik masyarakat agar dapat meningkatkan
simpulan yaitu: 1) terdapat hubungan yang prestasi belajar; dan 4) kepada peneliti lain
signifikan antara peranan orang tua dan yang berminat terhadap temuan penelitian
prestasi belajar PKn siswa kelas IV, V, dan ini dapat melakukan pembuktian-
VI SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran pembuktian yang lebih mendalam dengan
2015/2016, yaitu semakin tinggi peranan mengambil populasi dan sampel yang lebih
orang tua dalam membantu proses belajar besar atau meneliti aspek-aspek lain dari
anak, maka prestasi belajar anak akan peranan orang tua dan interaksi teman
semakin meningkat. Sebaliknya, semakin sebaya yang belum dikaji.
rendah peranan orang tua dalam proses
belajar anak, maka prestasi belajar anak DAFTAR PUSTAKA
akan menurun; 2) terdapat hubungan yang Carr. R. A. 1981. Theory and Practice of
signifikan antara interaksi teman sebaya Peer Counseling. Ottawa: Canada
dan prestasi belajar PKn siswa kelas IV, V, Employment and Immigration
dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran Commission.
2015/2016, yaitu semakin baik interaksi Danim, Sudarwan. 2010. Perkembangan
yang terjadi antarteman sebaya, maka Peserta Didik. Bandung: CV Alfabeta.
prestasi belajar siswa akan semakin
meningkat. Sebaliknya, semakin kurang Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan.
interaksi yang terjadi antarteman sebaya, Jakarta: Rineka Cipta.
maka prestasi belajar siswa akan menurun; Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
dan 3) terdapat hubungan bersama yang PT Bumi Aksara.
signifikan antara prestasi belajar dan Drost. 1998. Sekolah: Mengajar atau
peranan orang tua serta interaksi teman Mendidik?. Yogyakarta: Penerbit
sebaya pada mata pelajaran PKn siswa Kanisius.
kelas IV, V, dan VI SDN 3 Banyuasri Tahun
Ajaran 2015/2016. Semakin baik peranan Ernawati,dkk. 2014. “Pengaruh Pola Asuh
orang tua dan interaksi teman sebaya, Orang Tua, Interaksi Teman Sebaya
maka semakin tinggi prestasi belajar siswa. dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Sebaliknya, semakin kurang peranan orang Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas
tua dan interaksi teman sebaya, maka VIII SMP Negeri Se-Kecamatan
semakin rendah pula prestasi belajar siswa. Mengwi”. Jurnal Program Pasca
Orang tua di rumah berperan untuk sarjana Universitas Pendidikan
mengawasi, memfasilitasi, dan Ganesha. Vol.4.
membimbing belajar siswa di rumah dan Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
teman sebaya menberikan pengalaman Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
kehidupan di masyarakat kepada siswa. Morrison. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian ini, Anak Usia Dini (PAUD). Terjemahan
maka dapat diajukan saran: 1) kepada Febrianti Ika Dewi. Fundamentals of
sekolah hendaknya menjalin kerjasama

10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Early Childhood Education. 2008. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas


Jakarta: PT Indeks. Pendidikan Ganesha.
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Padmonodewo, Soemiarti. 2000.
Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Pervin, Lawrence A.,dkk. 2010. Psikologi
Keperibadian: Teori dan Penelitian.
Terjemahan A. K. Anwar. Personality:
Theory and Research. 2004. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Raharjo, Agus Setyo. 2013. “Pengaruh
Keteladanan Guru dan Interaksi
Teman Sebaya terhadap Karakter
Siswa SMK N 2 Pengasih Jurusan
Teknik Instalasi Tenaga Listrik”.
Skripsi (diterbitkan). Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Rahmawati, Fitria. 2014. “Hubungan Antara
Pola Asuh Orang Tua dan Kebiasaan
Belajar terhadap Prestasi Belajar
Siswa SD Kelas IV Semester Genap
di Kecamatan Melata Kabupaten
Jembrana Tahun Pelajaran
2012/2013”. Skripsi (tidak diterbitkan).
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha.
Santrock, Jhon W. 2003. Adolescence:
Perkembangan Remaja. Terjemahan
Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih.
Adolescense. 1996. Jakarta:
Erlangga.
Suwatra, dkk. 2007. Modul Belajar dan
Pembelajaran. Singaraja: Undiksha.
------- dan Ni Kt Desia Tristiantari. 2013.
Sosiologi Pendidikan. Singaraja:
Undiksha.
Wiradana, I Wayan. 2013.”Hubungan
Antara Intensitas Perhatian Orang
Tua dan Minat Belajar Siswa terhadap
Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV
SD Negeri Kelurahan Yangapi
Kecamatan Tembuku Kabupaten
Bangli Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

11

Anda mungkin juga menyukai