Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan
Dosen Pembina:
Dr. Cepi Triatna, M.Pd.
Disusun oleh:
Hamidah Muniroh
1305084
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat rahmat
dan karuniaNya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi konsep mutu layanan pendidikan di SLB, posisi guru
dalam layanan pendidikan di SLB, peran guru dalam layanan pendidikan di SLB,
berikut cara meningkatkan kemampuan guru SLB.
Terdapatnya kesalahan dalam tulisan ini ialah hal yang wajar sebagai
konsekuensi logis dari proses pembelajaran. Karena itu penulis sangat terbuka
untuk menerima kritik yang membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana dijelaskan dalam UU. No 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa
pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut diperlukan adanya pendidikan yang memiliki mutu layanan yang
berkualitas.
Layanan dalam pendidikan mencakup berbagai hal yang terdapat dalam
pendidikan. Diantaranya pembelajaran, administrasi, keuangan, bimbingan dan
konseling, kesehatan, sistem informasi, dan sebagainya. Pelayanan yang baik
pada setiap jenis layanan tersebut sangat dibutuhkan untuk mewujudkan mutu
layanan yang berkualitas dalam pendidikan. Terlebih dalam hal pembelajaran
yang merupakan inti dari layanan yang diberikan oleh penyelenggara pendidikan.
Menurut Asril (2012, hlm. 1) pendapat tradisional menyatakan bahwa
belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
Sementara itu ahli pendidikan modern merumuskan bahwa belajar adalah suatu
bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalam dan latihan. Dalam
proses pembelajaran itu diperlukan adanya guru yang memberikan pengajaran
kepada murid. Bahkan menurut Mulyasa (2011, hlm. 37), guru memiliki peranan
yang lebih dari sekedar pengajar, melainkan juga sebagai pendidik, pembimbing,
pelatih, penasehat, model dan teladan, pendorong kreativitas dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa guru memiliki
peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu
diperlukan adanya guru yang memiliki kompetensi keguruan, yakni kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam UU no. 14 tahun 2005
pasal 10 bahwa Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi
1
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Meskipun begitu dalam kenyataannya masih banyak ditemukan guru yang
belum memenuhi kompetensi keguruan tersebut. Misalnya guru yang memiliki
kompetensi profesi di bidang eksakta tidak mengajar di sekolah umum yang ia
kuasai, melainkan di sekolah luar biasa yang ia tidak kuasai sama sekali. Pada
salah satu SLB di Tabek Panjang ditemukan 30% dari tenaga pendidik bukan
merupakan lulusan Pendidikan Luar Biasa (diakses di www.repository.uin-
suska.ac.id). Hal itu tentu saja sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung di sekolah luar biasa tersebut. Karena
sebagaimana dijelaskan di atas guru memiliki peranan yang yang sangat penting
dalam pembelajaran. Apalagi di SLB, yang mana murid-muridnya memerlukan
bimbingan guru secara lebih intensif. Mereka membutuhkan penangan khusus
sesuai dengan jenis hambatannya, pembinaan diri khusus yang ditujukan untuk
kecakapan hidupnya dan sebagainya. Yang mana hal tersebut hanya dapat
dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi di bidang tersebut. Sebab guru
yang memiliki kompetensi di bidang tersebut akan dapat memberikan pelayanan
yang sesuai dan berkualitas, berbeda dengan guru yang tidak memiliki
kompetensi di bidang tersebut.
Setelah mengkaji beberapa hal mengenai mutu layanan pendidikan di SLB
sebagiamana tertulis di atas, penulis tertarik untuk mengkaji mengenai korelasi
antara peningkatan kemampuan guru dengan mutu layanan pendidikan di SLB.
Oleh karena itu makalah ini diberi judul peningkatan kemampuan guru untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan di SLB.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ni
antara lain:
1. Bagaimana konsep mutu layanan pendidikan di SLB?
2. Bagaimana posisi guru dalam layanan pendidikan di SLB?
3. Bagimana peran guru dalam layanan pendidikan di SLB?
4. Bagaimanan cara untuk meningkatkan kemampuan guru di SLB?
C. Tujuan
Sebagaimana rumusan masalah yang dijukan di atas, maka tujuan penulisan
makalah ini antara lain:
1. Memahami konsep mutu layanan pendidikan di SLB
2. Memahami posisi guru dalam layanan pendidikan di SLB
3. Memahami peran guru dalam layanan pendidikan di SLB
4. Memahami cara-cara untuk meningkatkan Kemampuan Guru di SLB
BAB II
KAJIAN TEORI
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi ini menyangkut kemampuan seorang guru dalam memahami
karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh murid melalui berbagai
cara. Cara yang utama yaitu dengan memahami murid melalui
perkembangan kognitif murid, merancang pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan murid.
4
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian ini adalah salah satu kemampuan personal yang
harus dimiliki oleh guru profesional dengan cara mencerminkan
kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap bijaksana serta arif,
bersikap dewasa dan berwibawa serta mempunyai akhlak mulia untuk
menjadi sauri teladan yang baik.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah salah satu unsur yang harus dimiliki oleh
guru yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang pendidik melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan
murid dan seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
Berbeda dari yang normal pada pengertian ini adalah anak-anak yang
menunjukkan perbedaan pada perkembangan fisik, mental, atau sosial dari
anak pada umumnya, sehingga membutuhkan bantuan khusus dalam
perkembangan jasmani maupun akademik (Amin dan Dwidjosumarto, 1979,
hlm. 20).
Dalam tabel tersebut, tampak bahwa posisi guru dalam layanan pendidikan
adalah sebagai tenaga fungsional.
Deskripsi jabatan guru dalam layanan pendidikan diuraikan di tabel 2.2 (Tim
Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, 2005, hlm. 107)
Tabel 2.2
Deskripsi Tugas Jabatan Tenaga Kependidikan
Pada tabel di atas, jelaslah bahwa kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi
guru terdiri dari berbagai wadah dan sifat yang beragam, tergantung fokus,
penyelenggara, dan sasarannya.
BAB III
PEMBAHASAN
Adapun keterampilan yang harus dikuasai oleh guru SLB dikutip dari
Amin dan Dwidjosumarto (1979, hlm. 88) adalah:
16
- Keterampilan mengadakan seleksi dalam menentukan materi, metode,
media, dan cara evaluasi, dengan bertolak pada potensi dan hambatan siswa.
Prinsip-prinsip ini direalisasikan dalam pola pengajaran guru SLB terhadap ABK,
serta dikolaborasikan dengan 4 kompetensi guru.
Guru memiliki posisi yang strategis, karena selain terjun langsung, guru
juga menjadi kunci keberhasilan pembelajaran peserta didik. Dalam
menjalankan fungsinya, guru dapat bekerja sama dengan sesama tenaga
fungsional untuk mengembangkan pembelajaran pada anak melalui dukungan
disiplin ilmu mereka yang serumpun. Contohnya adalah penanganan anak
tunalaras melalui kolaborasi antara orthopedagog dengan psikolog.
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini guru adalah salah satu
komponen penunjang peningkatan mutu pendidikan. Peranan guru yang besar
diatur dalam UU RI No.14 Th 2007 Tentang Guru dan Dosen bahwa Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. “Kedudukan guru sebagai tenaga profesional dan agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional”
(Makawimbang, 2011, hlm. 66).
Maka dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam layanan pendidikan di SLB
adalah sebagai tenaga profesional dengan tugas utama mendidik dan
menjadi referensi utama bagi orang tua terkait perkembangan maupun
akademik peserta didik, dalam hal ini ABK, untuk mendukung optimalisasi
pembelajaran mereka dalam berbagai situasi pendidikan, baik formal
maupun informal.
3. Pelatihan Guru Pembimbing Khusus dari SLB dan Sekolah Model Inklusi,
kerjasama dengan Helen Keller International Indonesia.
Kesimpulan
1. Mutu layanan pendidikan pada ranah pendidikan khusus di SLB diukur
melalui ketercapaian kompetensi kehidupan siswa-siswa Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) terutama meliputi keterampilan kehidupan sehari-hari.
2. Dalam layanan pendidikan di SLB, posisi guru selaku tenaga fungsional
adalah setara dengan pembimbing/penyuluh (guru BP), peneliti, psikolog,
terapis, dan pengembang kurikulum dan teknologi pendidikan, yang
kesemuanya berperan langsung dengan peserta didik (ABK).
3. Peran guru dalam layanan pendidikan di SLB adalah sebagai tenaga
profesional dengan tugas utama mendidik dan menjadi referansi utama bagi
orang tua terkait perkembangan maupun akademik peserta didik, dalam hal
ini ABK, untuk mendukung optimalisasi pembelajaran mereka dalam
berbagai situasi pendidikan, baik formal maupun informal.
4. Meningkatkan kemampuan guru di SLB lebih sering dilakukan dengan cara
in service, yakni berbentuk kepelatihan, misalnya workshop, seminar, diskusi
panel, rapat-rapat, simposium, konferensi, dan lain sebagainya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Barnawi, & Arifin, M. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
27