Anda di halaman 1dari 44

INSPIRASI DIVERSIFIKASI KURIKULUM

(Latar Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta)

MODEL KURIKULUM
SEKOLAH DASAR (SD)
KONTEKS MASYARAKAT PERTANIAN DAERAH TANDUS

Pusat Kurikulum dan Perbukuan


Badan Peneli an dan Pengembangan dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2020
Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus i
Hak Cipta @2020 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang

KATA PENGANTAR
INSPIRASI DIVERSIFIKASI KURIKULUM (Latar Kabupaten Gunung Kidul, DI. Yogyakarta)
MODEL KURIKULUM SEKOLAH DASAR (SD):
KONTEKS MASYARAKAT PERTANIAN TANDUS
ISBN: 978-602-244-391-9

P
Penyusun/Penulis Naskah:
usat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) yang salah satu tugas dan fungsinya
Jarwadi (Puskurbuk) adalah fasilitasi pengembangan kurikulum dalam rangka penyiapan bahan
Budi Santosa (Puskurbuk) kebijakan teknis pengembangan kurikulum. Salah satu program Puskurbuk
Meira Sar ka (SDI Nurul Hasanah Kota Tangerang) tahun 2020 adalah melakukan pengembangan model kurikulum kontekstual satuan
pendidikan. Pengembangan model kurikulum kontekstual satuan pendidikan
dimaksudkan untuk memberikan inspirasi kepada satuan pendidikan untuk
Kontributor: mengembangkan kurikulum operasional sesuai dengan potensi lingkungan serta
Vera Gin ng (Puskurbuk) memperha kan prioritas pembangunan daerahnya.
Fera Herawa (Puskurbuk)
Anggraeni (Puskurbuk) Pengembangan model kurikulum kontekstual dilakukan dengan memilih latar
SD Negeri Karangmojo II, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta (sebagai basis daerah dan satuan pendidikan di daerah latar untuk diiden fikasi karakteris k dan
pengembangan model) dukungan sumber dayanya. Pengembangan model kontekstual juga merujuk pada
SD Negeri Paliyan II, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta (sebagai sekolah uji coba model) kebijakan pembangunan daerah, serta beberapa data pendukung untuk menguatkan
SD Negeri Je s I, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta (sebagai sekolah uji coba model) konteks yang ingin dibangun dalam model. Model kurikulum kontekstual ini disusun
SD Negeri Semin I, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta (sebagai sekolah uji coba model) dengan merujuk pada Kurikulum 2013 yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
SD Negeri Cibungbun, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (sebagai sekolah uji coba model) konteks yang dibangun di satuan pendidikan. Model kurikulum ini memperha kan
SD Negeri Margahayu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (sebagai sekolah uji coba model) berbagai dinamika di masyarakat dan kebijakan pendidikan, kecuali pandemi covid
SD Negeri 2 Sukamenak, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (sebagai sekolah uji coba model)
19 yang memindahkan pembelajaran dari ruang kelas ke rumah.
SD Negeri 3 Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (sebagai sekolah uji coba model)
SD Negeri 2 Kepandean, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (sebagai sekolah uji coba model) Tahun 2020 ini, dikembangkan 3 model kurikulum kontekstual, yaitu (1) Model
SD Negeri 3 Margadadi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (sebagai sekolah uji coba model) Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus di
SD Negeri 1 Babadan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (sebagai sekolah uji coba model) Kabupaten Gunungkidul (DI Yogyakarta), (2) Model Kurikulum Sekolah Menengah
SD Negeri 1 Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (sebagai sekolah uji coba model) Pertama (SMP): Konteks Daerah Urban Sosial Ekonomi Rendah di Kota Administrasi
Jakarta Timur (DKI Jakarta), dan (3) Model Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA):
Konteks Masyarakat Pertanian di Kabupaten Nganjuk (Jawa Timur). Pengembangan
Diterbitkan oleh: model kurikulum kontekstual ini mengacu pada aturan minimum penyusunan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan modifikasi format yang lebih
Badan Peneli an dan Pengembangan dan Perbukuan operasional agar kebermaknaan dan ngkat keterbacaan nggi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020.

ii Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus iii
Model ini menawarkan beberapa rancangan program yang terintegrasi sebagai
prak k pengetahuan yang nyata bagi peserta didik sebagai suatu inovasi kurikulum
di satuan pendidikan. Harapannya model kurikulum kontekstual ini menginspirasi DAFTAR ISI
satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai konteks daerahnya
sehingga dapat menjawab permasalahan di masyarakat dan memberikan kontribusi
Halaman Sampul ............................................................................................... i
pada pembangunan sumber daya manusia di daerah.
Tim Penyusun .................................................................................................... ii
Kata Pengantar .................................................................................................. iii
Da ar Isi ............................................................................................................ v
Jakarta, 30 Desember 2020 Pengembangan Model Kurikulum Kontekstual Satuan Pendidikan ................... vi
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Acuan Penyusunan Kurikulum ........................................................ 5
C. Tujuan ............................................................................................. 6
D. Ruang Lingkup ................................................................................ 6
Maman Fathurrohman, S.Pd.Si., M.Si., Ph.D. BAB II LATAR SATUAN PENDIDIKAN ................................................................ 7
A. Kondisi Umum Daerah .................................................................... 7
B. Kebijakan Pemerintah Daerah ........................................................ 12
C. Kondisi Umum Satuan Pendidikan .................................................. 14
BAB III KONTEKSTUALISASI KURIKULUM ......................................................... 17
A. Struktur dan Muatan Kurikulum Sekolah Dasar ............................. 19
B. Ragam Program dalam Pembelajaran ............................................ 21
C. Bentuk Kegiatan Pembelajaran Satuan Pendidikan ........................ 22
BAB IV RANCANGAN PEMBELAJARAN ............................................................ 23
A.
Penger an Pembelajaran Kontekstual ............................................ 25
B.
Hakikat Pembelajaran Kontekstual ................................................. 26
C.
Karakteris k Pembelajaran Kontekstual ......................................... 27
D.
Komponen Pembelajaran Kontekstual ........................................... 28
E.
Kegiatan dan Strategi Pembelajaran Kontekstual ........................... 31
F.
Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual ............... 31
G.
Rancangan Pembelajaran Model Kurikulum Sekolah Dasar
Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus ............................... 34
Bahan Ajar Kelas 2 ............................................................................................. 59
Bahan Ajar Kelas 4 ............................................................................................. 65
Da ar Pustaka ................................................................................................... 73

iv Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus v
PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM
KONTEKSTUAL SATUAN PENDIDIKAN

I
s lah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) muncul sejak dikeluarkannya Tahap pengembangan model kurikulum kontekstual mengiku alur pengembangan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional berikut.
Pendidikan. Satuan pendidikan diberikan kewenangan untuk menyusun kurikulum
operasionalnya sendiri dengan kebutuhan masyarakat sekitar, sebagai cerminan Konstruksi Implementasi
kehidupan nyata peserta didik dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan Kurikulum Pela han,
pendidikan nasional yang selaras dengan arah kebijakan pembangunan Daerah. Ide, Desain, Persiapan,
Struktur Kurikulum, Pelaksanaan,
Pengembangan kurikulum kontekstual di satuan pendidikan sangat tepat dalam
Pedoman Monev
konteks Indonesia yang memiliki kemajemukan baik ‘kemajemukan horizontal’
(etnis, agama, bahasa, dan budaya) maupun ‘kemajemukan ver kal’ (kelas sosial-
ekonomi, desa-kota, Jawa-non Jawa). Kurikulum kontekstual tentunya akan
dituangkan dalam pembelajaran kontekstual yang harapannya akan mendekatkan
peserta didik dengan konteks kehidupan yang melingkupinya, baik secara ekonomi,
Satuan
poli k, dan sosial budaya. Hasil dan Pendidikan
Konstruksi kurikulum secara nasional yang berupa ide, desain, struktur kurikulum Dampak Analisis Konteks,
dan pedoman kurikulum untuk implementasinya diperlukan penyiapan pela han Kurikulum Rancangan KTSP,
bagi pelaksanan dan sistem monitoring dan evaluasinnya sebelum diterapkan di Daya Dukung
satuan pendidikan. Selanjutnya, satuan pendidikan dalam menyusun kurikulum
operasionalnya perlu melakukan analisis konteks atau iden fikasi kebutuhan satuan
pendidikan yang disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya dalam menerapkan
kurikulum nasional sesuai konteks daerah dan masyarakat, dan tentu kebijakan
pemerintah daerah. Hasil dan dampak kurikulum dapat dilihat keberhasilannya dari Kebijakan Daerah
implementasinya di satuan pendidikan. Implementasi kurikulum ini perlu evaluasi Gambar 1. Alur
pengembangan kurikulum Pemberdayaan
hasil dan dampaknya untuk perbaikan implementasi kurikulum selanjutnya. Keluarga, DUDI,
Masyarakat

vi Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus vii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan kurikulum merupakan salah satu rencana pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan agar dak ter nggal oleh bangsa lain.
Perubahan kurikulum dalam bidang pendidikan sifatnya menyempurnakan
kekurangan-kekuarangan yang terdapat pada perangkat maupun pelaksanaan
kurikulum sebelumnya.
Perubahan kurikulum hendaknya berkesinambungan dan sekaligus
merupakan bentuk penyesuaian dari kurikulum sebelumnya. Oleh karena
itu, pengembangan kurikulum merupakan proses yang dak pernah berakhir
sejalan dengan perkembangan dan perubahan zaman dan tuntutan kebutuhan
masyarakat. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 36 Ayat (2) yang menyatakan
bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi kurikulum yang merupakan kebijakan dari daerah
sebagai wahana yang menjabarkan lebih lanjut dari kurikulum nasional dengan
cara menyesuaikan, memperluas, dan memperdalam kompetensi serta bahan
kajian pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan
keadaan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Memperha kan kondisi demografi Indonesia, pengembangan kurikulum
juga memperha kan tantangan internal dalam masalah jumlah penduduk
usia produk f. Kondisi itu akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035
pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu, tantangan besar yang
Gambar 1. Paparan Anak untuk Mensiasa Tanaman di Daerah Tandus dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia

viii Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 1
produk f yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
dak menjadi beban. Sedangkan tantangan eksternal terkait dengan arus
globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri krea f dan budaya,
dan perkembangan pendidikan di ngkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern.
Kondisi geografis suatu daerah tentunya berdampak pada bidang pangan dari
masyarakat setempat. Keberadaan satuan pendidikan di lingkungan masyarakat
atau daerah tertentu menjadi per mbangan utama dalam mengembangkan
kurikulumnya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012
tentang Pangan yang mengamanatkan negara untuk menjamin kedaulatan
pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan. Negara menetapkan
kebijakan pangan dengan memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan
Gambar 2. Lahan pertanian di pegunungan Sewu
sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya alam, manusia, sosial,
ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat. daerah yang secara langsung mempengaruhi keluarga anak didik dan
Selain itu, keberadaan satuan pendidikan di suatu daerah tertentu juga komunitas pendidikan di daerah, baik di ngkat kabupaten maupun provinsi.
menjadi per mbangan dalam pengembangan kurikulum dengan berpijak pada Ke mpangan ekonomi atau ngkat kesejahteraan antarmasyarakat, misalnya,
kebijakan pembangunan daerah. Orientasi dan kebijakan pembangunan di secara langsung mempengaruhi daya dukung keluarga dan komunitas terhadap
daerah berpengaruh langsung terhadap dunia pendidikan setempat, mengingat proses belajar peserta didik, performa guru, dan menyulitkan komunikasi
terlembaganya desentralisasi dan otonomi daerah. Hal ini berpengaruh pada terlembaga antara pendidik dan orang tua peserta didik.
proses penyelenggaraan kurikulum dan capaian pendidikan yang terkunci Prinsip diversifikasi dalam kurikulum tersebut salah satu pologinya adalah
dalam dinamika pembangunan sosial, budaya dan ekonomi di daerah. kondisi geografis yang harus menjadi per mbangan. Kondisi geografis
Tantangan dunia hari ini yang paling terasa dan dialami se ap hari tentulah suatu daerah berdampak pada bidang pangan dari masyarakat setempat.
dunia lokal tempat anak didik, orang tua peserta didik, dan komunitas setempat Keberadaan satuan pendidikan di lingkungan masyarakat atau daerah tertentu
tumbuh dan berkembang. Hal ini sesuai dengan amanat UU Sisdiknas Pasal menjadi per mbangan utama dalam mengembangkan kurikulumnya. Hal ini
36 ayat (3) yang menyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara lain mengamanatkan negara untuk menjamin kedaulatan pangan, kemandirisan
dengan memperha kan keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan pangan, dan ketahanan pangan. Negara menetapkan kebijakan pangan
pembangunan daerah dan nasional dan dinamika perkembangan global. dengan memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan
yang sesuai dengan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan
Keragaman konteks selalu berar keragaman masalah dan tantangan bagi
kearifan lokal secara bermartabat. Keterkaitan antara kondisi geografis dan
efek vitas penyelenggaraan kurikulum di satuan pendidikan. Keragaman
bidang pangan tersebut dapat dilihat pada pologi masyarakat tandus yang
konteks mencakup aspek sosial, ekonomi, budaya dan kebijakan pemerintah
berada di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Is mewa Yogyakarta (DIY).

2 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 3
Secara agraris, kawasan tandus selalu ditandai dengan suasana yang gersang, satuan pendidikan berbasis konteks masyarakat pertanian daerah tandus
warga mengalami kesulitan air terutama saat kemarau. Ciri lainnya yaitu dengan memperha kan kebijakan pemerintah daerah, dan pemberdayaan
struktur tanah yang didominasi batu cadas membuat upaya menggali sumur keluarga, serta pelibatan komunitas. Adapun latar pengembangan model
nyaris mustahil (mediaindonesia.com). Warga di daerah tandus bertahan hidup kurikulum kontekstual ini adalah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Is mewa
dengan bertani secara subsisten di ladang-ladang berbaru yang mereka kelola Yogyakarta (DIY).
secara turun temurun. Kawasan tandus bukan hanya dipahami secara agraris
tetapi juga secara sosio kultural. Masyarakat di daerah ini memiliki subkultur B. Acuan Penyusunan Kurikulum
yang berbeda dengan masyarakat agraris umumnya. Penyusunan model kurikulum ini mengacu pada:
Jika masyarakat agraris, pola dan struktur kehidupannya tergantung kepada sum- 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
ber-sumber pertanian dan peternakan, adapaun masyarakat di kawasan tan- 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
dus harus berjuang mengelola lahan pertaniannya dengan mengandalkan kon- Pendidikan (SNP) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
disi alam apa adanya. Yang menjadi menarik adalah munculnya krea fitas dan Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
inovasi dari masyarakat pertanian untuk bertahan hidup dalam mengelola lahan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
pertanian. Dalam hal ini, kata kuncinya terletak pada strategi adaptasi masyarakat diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
di daerah tandus yang berbeda dengan masyarakat agraris umumnya. Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Menjawab tantangan internal dan eksternal ini, perlu dilakukan perubahan 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
prak k pendidikan dan pembelajaran secara nasional. Perubahan itu bukan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
hanya untuk mengejar keter nggalan dengan negara lain dan untuk mencapai Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Peme-
kualitas pendidik, mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan bekal rintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
kepada generasi penerus bangsa untuk mendapatkan pendidikan yang layak Pendidikan.
dan mampu memprak kannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
bangsa. Oleh karena itu, satuan pendidikan memiliki posisi dan peran pen ng Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah
dalam melakukan perubahan prak k pembelajaran sebagai penjabaran Ib daiyah.
kurikulum nasional disesuaikan dengan konteks masyarakat dan daerahnya. 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Berdasarkan penjelasan di atas maka salah satu upaya Pusat Kurikulum dan 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Perbukuan, Badan Peneli an dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2020 ini adalah melakukan 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi In dan Kompetensi Dasar Pelajaran
pengembangan model kontekstualisasi kurikulum pada jenjang pendidikan Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
dasar dan menengah yang diawali dengan analisis kondisi internal dan eksternal 7. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2019
yang melingkupi kondisi pendidikan saat ini. tentang Penyederhanaan RPP.
Pengembangan model kontekstualisasi kurikulum Sekolah Dasar (SD) dilakukan 8. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020
dengan menerjemahkan kurikulum nasional dalam bentuk kurikulum ngkat tentang Pelaksanaan Pendidikan Masa Darurat.

4 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 5
C. Tujuan
Penyusunan model kurikulum ini bertujuan untuk memandu guru dan satuan
pendidikan dalam menyusun kurikulum sekolah sesuai dengan karakteris k
daerahnya masing-masing. Dari beragam karakteris k daerah di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia salah satunya adalah karakteris k masyarakat
pertanian dengan mengambil contoh karakteris k masyarakat pertanian

LATAR SATUAN PENDIDIKAN


daerah tandus di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Is mewa Yogyakarta.
Oleh sebab itu, prinsip pengembangan model kurikulum ini disesuaikan dengan
karakteris k masyarakat pertanian daerah tandus (kurang subur). Harapannya,
model kurikulum kontekstual ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah/satuan
pendidikan dalam menyusun kurikulum sesuai dengan karakteris knya dan

S
dapat mengimplementasikan dengan baik. alah satu langkah pen ng sebelum satuan pendidikan mengembangkan
kurikulum terlebih dahulu harus melakukan analisis konteks, yaitu melakukan
D. Ruang Lingkup analisis terhadap kekuatan, kelemahan, hambatan maupun peluang, baik
Ruang lingkup Model Kurikulum Sekolah Dasar dengan kontekstual masyarakat dari aspek internal maupun eksternal dikaitkan dengan konteks daerah. Berikut
pertanian daerah tandus ini berisi: pendahuluan, latar satuan pendidikan, deskripsi latar satuan pendidikan dengan konteks masyarakat pertanian daerah
kontekstualisasi kurikulum, dan rancangan pembelajaran. tandus di Kabupaten Gunungkidul.

A. Kondisi Umum Daerah


1. Kondisi Geografis
Wilayah Kabupaten Gunungkidul secara geografis di bagian utara
berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah; di bagian mur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri, Jawa
Tengah; di bagian selatan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia;
dan di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul, Daerah
Is mewa Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul memiliki luas wilayah 1.485
km2 dan secara admisitra f terdiri atas 18 kecamatan dan 144 desa. Dari
jumlah desa tersebut terdapat 73 desa (60,69%) merupakan wilayah desa
ter nggal (h p://gdhe.web.id/pen ngnya-pendidikan-di-gunungkidul/).
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu daerah di wilayah Daerah
Is mewa Yogyakarta, pusat pemerintahannya berada di Kota Wonosari dengan
luas wilayahnya sekitar seper ga dari dari luas daerah induknya yaitu sekitar
1.485.36 km2. Sebagian besar wilayah kabupaten ini berupa perbukitan dan
pegunungan kapur yang dikenal sebagai daerah tandus dan sering mengalami
kekeringan pada musim kemarau sehingga dak dapat ditanami. Wardhana,

6 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 7
batu kapur, sehingga meskipun musim kemarau panjang, par kel-par kel
air masih mampu bertahan.
Di daerah tersebut terdapat sungai di atas tanah, tetapi pada musim
kemarau sungai-sungai tersebut kering. Kedalaman air tanah berkisar
antara 60-120 meter di bawah permukaan tanah. Wilayah ini melipu
Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah
dan Kecamatan Semin bagian utara. 3. Zona Selatan disebut wilayah
pengembangan Gunung Seribu (Duizon gebergton atau Zuider gebergton),
dengan ke nggian 0-300 mdpl. Batuan dasar pembentuknya adalah
batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut (conical limestone) dan
merupakan kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah
tanah. Zona Selatan ini melipu Kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo,
Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian
selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan.
Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi perekonomian
sumber: bappeda.gunungkidulkab.go.id
Gambar 3. Peta Wilayah Kabupaten Gunungkidul mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna,
industri, tambang serta potensi pariwisata. Pertanian yang dimiliki
et.al (2012) menjelaskan wilayah Kabupaten Gunungkidul dulunya merupakan Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah lahan kering tadah hujan
hutan yang lebat sebelum tahun 1800-an. Proses deforestasi dilakukan pada (±90%) yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan. Lahan
tahun 1800-an secara masif dan terstruktur ke ka Belanda masuk ke Jawa sawah beririgasi rela f sempit dan sebagian besar sawah tadah hujan.
setelah memaksa memecah wilayah Gunungkidul sebagian menjadi wilayah Sumber daya alam tambang yang termasuk golongan C berupa: batu
Kraton Mangkunegaran dan Kraton Yogyakarta. Deforestasi yang dilakukan kapur, batu apung, kalsit, zeolit, bentonit, tras, kaolin dan pasir kuarsa.
adalah untuk kepen ngan konversi ke kebun dan pertanian bahwa tahun
Kabupaten Gunungkidul juga mempunyai panjang pantai yang cukup luas
1940 sampai dengan 1950-an terdapat perkebunan kopi di wilayah ini. Saat
yang terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia,
ini, masyarakat hanya mengandalkan tadah hujan untuk mengairi ladang
membentang sepanjang sekitar 65 Km dari Kecamatan Purwosari sampai
karena berada di daerah perbukitan tetapi daerah ini menyimpan kekhasan
Kecamatan Girisubo dan memiliki pulau. Potensi hasil laut dan wisata
sejarah yang unik, seper potensi wisata, budaya maupun kuliner.
sangat besar dan terbuka untuk dikembangkan. Potensi lainnya adalah
Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi industri kerajinan, makanan, pengolahan hasil pertanian yang semuanya
3 ( ga) zona pengembangan, yaitu: 1. Zona Utara disebut wilayah Batur sangat potensial untuk dikembangkan.
Agung dengan ke nggian 200-700 m di atas permukaan laut (mdpl). 2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Kultural
Keadaannya berbukit-bukit, terdapat sumber-sumber air tanah dengan Daerah Kabupaten Gunungkidul rela f lebih rendah kepadatan pen-
kedalaman 6-12 m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol duduknya dibandingkan dengan daerah kabupaten lainnya di wilayah DIY.
dengan batuan induk vulkanik dan sedimen taufan. Wilayah ini melipu Daerah tandus di Gunungkidul dengan pologi dan iden k sebagai lahan
Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawean, Semin, dan Kecamatan gersang, kering, dan berbatu serta masyarakatnya hidup dalam kungkungan
Ponjong bagian utara. 2. Zona Tengah disebut wilayah pengembangan kemiskinan. Pemeo Cedak watu adoh ratu dapat mengilustrasikan bahwa
Ledok Wonosari, dengan ke nggian 150-200 mdpl. Jenis tanah didominasi masyarakat adalah golongan marjinal baik dari sisi lingkungan maupun
oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk

8 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 9
ekonomi (Mar as, 2014). Meski dengan kondisi seper ini dak menyurutkan rumah tangga yang terdiri dari kumpulan beberapa rumah tangga yang
warga setempat untuk mengelola kehidupan sosial ekonominya agar bisa menempa satu rumah membentuk keluarga besar (Extended Family).
mengalami peningkatan kesejahteraan di kalangan masyarakat. Kondisi Ciri-ciri pemukiman yang rapat itu secara sosiologis akan membentuk pola
sosiokultural masyarakat pengguna layanan pendidikan di sekolah dasar perilaku masyarakat, di mana masyarakat tersebut lebih bersifat kolek f
(SD) sangat bervariasi, walaupun daerahnya sama-sama tandus tetapi (kebersamaan), gotong royong, dan kekeluargaan. Hal ini bisa dibandingkan
ada perbedaan yang dimiliki yaitu dalam hal budaya, wisata, kuliner, dan dengan pola pemukiman penduduk pedesaan dimana letaknya berjauhan
lain sebagainnya. Seper Gunungkidul, daerahnya sebagian terdiri dari dan masyarakatnya lebih bercirikan individualis dengan ikatan-ikatan
perbukitan kapur (karst) dan terdapat air mengalir di bawah tanah sehingga ekonomis yang bersifat rasional. Kondisi sosial ekonomi masyarakat
daerah itu banyak bermunculan tempat wisata seper goa maupun pantai. Gunungkidul dapat dilihat dari tata guna tanah atau penggunaan tanah
oleh petani. Penggunaan tanah oleh petani dak hanya terbatas pada satu
macam tanah saja apabila dilihat dari letak tanahnya.
Terdapat ga macam tanah yang dapat diusahakan oleh petani yaitu
tanah perkarangan, tanah tegalan, dan tanah lereng bukit atau lereng
gunung. Tanah perkarangan biasanya ditanami dengan pohon-pohon
seper pisang, mlinjo, jeruk, kelapa, pepaya, dan tanaman yang lainnya.
Kadang-kadang perkarangan juga ditanami dengan umbi-umbian, sayuran,
dan juga tanaman obat-obatan. Bagi petani yang dak memiliki tanah
Gambar 4. Goa Pindul obyek wisata di Kabupaten Gunungkidul tegalan dak jarang mereka juga memanfaatkan tanah perkarangan untuk
menanam tanaman pangan seper tanah tegalan.
Hasil dari tanaman perkarangan seringkali mempunyai nilai ekonomis
yang sangat besar dengan kata lain hasil-hasil yang didapat dari hasil
panennya dapat diperdagangkan. Hasil dari perkarangan sebagian besar
dipergunakan untuk konsumsi sendiri, walaupun dak sedikit yang
dijual ke pasar desa atau kepada tengkulak kelapa dan buah-buahan.
Gambar 5. Pantai di Kabupaten Gunungkidul Para tengkulak se ap musim panen tanaman tertentu datang ke desa-
Pemukiman desa atau padukuhan-padukuhan di Gunungkidul umumnya desa untuk membeli hasil dari tanah perkarangan yang bernilai nggi
membentuk pola bergerombol dan berdekatan satu sama lain, selain itu bagi petani. Hasil dari tanaman perkarangan ini mampu menambah
dak jarang membentuk komunitas tersendiri yang diikat oleh tata cara pendapatan keluarga petani. Kebiasaan petani setempat dalam memulai
dan adat is adat desa. Unit pemukiman terbagi ke dalam petak-petak menggarap tanah dengan melihat tanda-tanda alam sekitar.
tanah yang merupakan kesatuan rumah tempat nggal. Unit pemukiman Sebagai tanda-tanda alam tersebut adalah rasi bintang luku yang
yang lainnya milik orang lain dibatasi oleh pagar bambu atau tatanan menjadi simbol para petani. Jika posisi rasi bintang tersebut tegak lurus
batu memanjang (pematang), tetapi ada juga yang ditanami dengan maka balah saat bagi petani untuk memulai menggarap tanah sebagai
pohon-pohon. Pemukiman di pedesaan biasanya terdapat jalan-jalan persiapan seper memperbaiki pematang, mengangkut pupuk kandang,
desa di mana rumah penduduk menghadap ke jalan itu. Rumah-rumah dan juga membajak tanah. Pada saat posisi kira-kira condong 45 derajat ke
di pedesaan antara satu dengan rumah yang lain jaraknya berdekatan, arah barat pertanda bila petani sudah diperbolehkan untuk menebarkan
bahkan kadang-kadang dalam satu perkarangan terdapat lebih dari satu benih padi maupun palawija yang tahan panas.

10 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 11
Kondisi geografis dan sosial-ekonomi-kultural suatu daerah tentunya men- aksesibilitas layanan pendidikan, beban ketergantungan keluarga,
jadi per mbangan dalam mengembangkan kurikulum oleh semua satuan permasalahan sosial lainnya, dan faktor dari internal peserta didik sendiri.
pendidikan di daerah masing-masing. Dalam hal ini, hakekat diversifikasi
Dilihat data per kabupaten/kota, capaian rata-rata lama sekolah tahun
kurikulum menjadi lebih bermakna dalam proses pengembangan
2015 ter nggi adalah Kota Yogyakarta sebesar 11,41 tahun sedangkan
sampai pada implementasi kurikulum ini sendiri, secara khusus melipu
capaian terendah adalah Kabupaten Gunungkidul sebesar 6,46 tahun,
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi kurikulum.
dengan kata lain terdapat ke mpangan yang mencolok antara Kota
B. Kebijakan Pemerintah Daerah Yogyakarta yang rata-rata penduduknya menyelesaikan jenjang pendidikan
menengah dengan Kabupaten Gunungkidul yang rata-rata penduduknya
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Is mewa Yogyakarta
menyelesaikan pendidikan hanya di ngkat dasar.
2017-2022.
Kebijakan pembangunan daerah yang tertuang dalam Rencana 2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Is mewa Yogyakarta (RPJMD Gunungkidul 2016-2021
DIY) adalah mewujudkan Daerah Is mewa Yogyakarta pada Tahun 2025 Salah satu program RPJMD Kabupaten Gunungkidul adalah isu strategis di
sebagai Pusat Pendidikan, Budaya, dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka bidang pendidikan, antara lain:
di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan a. Harapan lama sekolah penduduk masih rendah.
Sejahtera. Adapun sasaran pembangunan dalam pendidikan dengan b. Masih adanya anak putus sekolah.
indikator Angka Harapan Lama Sekolah (AHLS). c. Akses dan kualitas layanan pendidikan belum op mal.
d. Standar pelayanan minimal pendidikan belum terpenuhi.
Sementara itu, kesejahteraan masyarakat DIY dilihat dari aspek sosial dan e. Capaian standar nasional pendidikan sebagai keberlanjutan dari
aspek seni dan budaya tercatat beberapa capaian. Pertama, beberapa standar pelayanan minimal belum merata dan op mal.
capaian indikator pendidikan, seper Angka Harapan Lama Sekolah (AHLS) f. Jumlah dan distribusi tenaga kependidikan belum merata.
dan angka rata-rata lama sekolah menunjukkan bahwa masih terdapat g. Pendidikan berbasis keunggulan dan kearifan lokal yang berwawasan
kesenjangan antarwilayah di DIY. global serta teknologi informasi belum dikembangkan dengan baik.
Capaian indikator Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta berada di atas h. Atmosfir yang kondusif dan infrastruktur pendidikan yang berkualitas
rata-rata capaian DIY sedangkan Kabupaten Bantul, Gunungkidul, dan Kulon bagi proses pendidikan, peneli an, pengembangan wawasan ke-
Progo masih rela f rendah. Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk ilmuan belum tercipta.
penduduk berusia 7 tahun ke atas. Capaian AHLS DIY tahun 2016 adalah i. Pendidikan karakter yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan
sebesar 15,23 tahun, meningkat 0,20 poin dari 15,03 pada tahun 2015. dan landasan moralitas serta kepribadian mulia untuk memberikan
Untuk kabupaten/kota, capaian ter nggi Kota Yogyakarta sebesar 16,81 landasan pada keberlanjutan pendidikan dan berorientasi pem-
tahun dan capaian terendah Kabupaten Gunungkidul sebesar 12,93 tahun. bentukan karakter kewirausahaan belum op mal.
j. Penuntasan wajib belajar 12 tahun belum berjalan sesuai harapan
Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan k. Daya saing pendidikan masih perlu di ngkatkan.
oleh penduduk untuk menempuh semua jenis pendidikan formal
3. Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
yang pernah dijalani dari masuk sekolah dasar sampai dengan ngkat
Kabupaten Gunungkidul No. 420/109/KPTS/2011 tentang Sekolah
pendidikan terakhir. Capaian angka rata-rata lama sekolah mencerminkan
Penyelenggara Pendidikan Inklusif Jenjang SD, SMP, SMA/SMK.
bentuk kesadaran masyarakat akan pen ngnya pendidikan dalam rangka
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Angka rata-rata lama Kebijakan daerah menentukan arah pembangunan di suatu daerah ter-
sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor seper : ngkat kemiskinan, masuk dalam pendidikan. Kebijakan pendidikan melalui keputusan Dinas

12 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 13
Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul tersebut sebagian besar petani. Pada umumnya dari suku Jawa dan beragama Islam
mengamanatkan bahwa seluruh sekolah di Kabupaten Gunungkidul walaupun ada sebagian kecil yang beragama nonmuslim. Jarak antara
diwajibkan menerima siswa didik dengan kondisi apapun, khususnya bagi rumah siswa ke sekolah: rata-rata 0,5 km masih satu wilayah kecamatan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). sekitar 90%, sedangkan yang 10%, kira-kira jaraknya sekitar 5 km. Adapun
transportasi siswa ke sekolah umumnya berjalan kaki dan bersepeda, dan
Terkait dengan pengembangan model kurikulum kontekstual ini tentu-
sebagian kecil diantar orang tua/wali.
nya sabagai salah satu upaya menjalankan amanat Undang-Undang Sis-
diknas terkait dengan diversifikasi kurikulum yang perlu diselaraskan Ak vitas anak sehari-hari adalah membantu orang tua, ibadah, dan
dengan kebijakan daerah dalam bidang pendidikan terutama dalam belajar. Berbagai bantuan untuk siswa di sekolah ini, antara lain: Kartu
mengembangkan kurikulum satuan pendidikan. Indonesia Pintar/PIP, Kartu Cerdas, dan beasiswa. Seper halnya di daerah
lain yang terkena dampak pandemi Covid-19 maka proses pembelajaran
C. Kondisi Umum Satuan Pendidikan dak memungkinkan untuk pembelajaran tatap muka sehingga dilakukan
1. Kondisi Fisik Lingkungan Sekolah, Peserta Didik dan Latar Peserta Didik pembelajaran jarak jauh. Dalam prak knya ternyata pelaksanaan jarak jauh
Data BPS Tahun 2020 menunjukkan jumlah sekolah dasar (baik Sekolah mengalami kendala karena faktor ekonomi orang tua/anak dalam mengiku
Dasar maupun Madrasah Ib daiyah) di Kabupaten Gunungkidul pada proses pembelajaran dari rumah (daring) namun pihak sekolah menetapkan
tahun 2019/2020 terdapat 548 sekolah terdiri atas 468 sekolah dasar kebijakan dengan melaksanakan program kunjungan guru ke rumah siswa.
(SD) dan 80 madrasah ib daiyah (MI). Dari 468 sekolah dasar terdapat
Sesuai dengan kebijakan Dinas Dikpora Kabupaten Gunungkidul dimana
413 sekolah negeri dan 55 sekolah swasta; sedangkan dari 80 madrasah
se ap sekolah wajib menyelenggarakan program inklusi, dimana se ap
ib daiyah terdapat 12 sekolah negeri dan 68 sekolah swasta. Adapun
sekolah wajib menerima siswa didik dengan kondisi apapun, khususnya
jumlah guru SD adalah 3.652 orang terdiri atas 3.259 orang guru negeri
bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
dan 393 orang guru swasta; sedangkan jumlah siswa adalah 49.608 anak
terdiri atas 43.524 dari sekolah negeri dan 6.084 anak dari sekolah swasta. Namun demikian dak semua siswa ABK mampu dilayani dan diterima
Sementara jumlah guru MI adalah 756 orang terdiri atas 147 orang guru di sekolah reguler/umum. Siswa ABK yang masuk di sekolah umumnya
negeri dan 609 orang guru swasta; jumlah siswa ada 6.666 anak terdiri dengan kategori slow learner (lambat belajar) sedangkan siswa ABK
atas 1.894 dari MI negeri dan 4.772 anak dari MI swasta. lain umumnya tetap dilayani di sekolah khusus (sekolah luar biasa/SLB).
Pelaksanaan sekolah inklusi didukung pemerintah daerah Kabupaten
Kondisi satuan pendidikan khususnya sekolah dasar di Kabupaten Gu-
Gunungkidul maupun Dinas Pendidikan Daerah Is mewa Yogyakarta
nungkidul pada umumnya memiliki areal lahan cukup memadai yang
dengan memberikan guru pendamping meskipun kedatangan ke sekolah
dimanfaatkan untuk gedung sekolah, halaman, ruang kelas, dan fasilitas
hanya 1 minggu sekali.
lainnya. Dukungan sumber daya pendidik dan tenaga pendidikan umum-
nya cukup memadai meskipun ada juga sebagian besar yang kekurangan Seper halnya di daerah lain, kebijakan daerah Kabupaten Gunungkidul
terutama di daerah pegunungan maupun pesisir. Sementara itu jumlah dalam pendidikan pada masa pandemi adalah pelaksanaan belajar dari
peserta didik di se ap satuan pendidikan juga sangat bervariasi, ada rumah (BDR). Beberapa dampak siswa terkait dengan adanya pandemi
sebagian sekolah yang sampai menolak peserta didik baru namun di sisi adalah anak merasa bosan dan terbebani dengan adanya tugas yang harus
lain sebagian sekolah kekurangan peserta didik. diselesaikan dan dikirim secara online. Namun demikian, kondisi seper itu
dapat diatasi dengan adanya pelibatan forum orang tua dalam mendukung
Latar belakang sosial ekonomi masyarakat di wilayah Kabupaten Gu-
semua kegiatan sekolah selama pandemi.
nungkidul umumnya dan secara khusus dilihat dari pekerjaan orang tua
siswa bervariasi seper buruh, karyawan/pegawai swasta, pengusaha, dan

14 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 15
KONTEKSTUALISASI
KURIKULUM

P
sumber: kemdikbud.go.id rinsip pengembangan kurikulum diversifikasi sesuai dengan satuan
Gambar 6. SDN Karangmojo di Kabupaten Gunungkidul pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik merupakan amanat Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terutama
2. Pengelolaan Sumber Belajar dan Program Sekolah pada Pasal 36 Ayat (2). Oleh karena itu, sudah selayaknya satuan pendidikan dalam
Seper halnya sekolah lain, dalam penyediaan buku teks dan non teks bagi mengembangkan kurikulum harus menyesuaikan dengan kontekstual daerah
siswa di sekolah ini dak masalah karena ada dana Bantuan Opersioanl dan masyarakatnya, dalam hal ini konteks masyarakat pertanian daerah tandus.
Sekolah (BOS). Upaya pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar Dalam hal ini, pelaksanaan diversifikasi kurikulum salah satunya dilakukan dengan
sudah mulai dilaksanakan, misalnya prak k pembelajaran ke pasar kontekstualisasi kurikulum. Kontekstualisasi kurikulum hendaknya dilakukan dalam
tradisional dan tempat lain di sekitar sekolah. pengembangan kurikulum satuan pendidikan, mulai dari penyusunan program
Sekolah ini juga dekat dengan situs sejarah dan obyek wisata Goa Pindul sekolah baik jangka menengah maupun tahunan, kultur atau budaya sekolah,
dan susur sungai. Untuk mendukung operasional, sekolah masih mem- penyusunan program kurikulum dalam bentuk kegiatan kurikuler, kokurikuler,
butuhkan perangkat komputer beserta perangkat pendukung lainnya terkait maupun ekstrakurikuler sampai pada pengembangan perangkat pembelajaran.
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Namun demikian perlu
Satuan pendidikan dalam menyusun program sekolah hendaknya berdasarkan
didukung juga pela han untuk peningkatan kemampuan guru dan tenaga
hasil analisis konteks yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil iden fikasi tersebut
kependidikan dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
terdiri dari kondisi umum daerah, kebijakan daerah, dan kondisi umum satuan
Berdasarkan kondisi tersebut, sekolah sudah berupaya menjalin kerja pendidikan. Tahapan atau langkah penyusunan program sekolah dapat dimulai dari
sama dengan berbagai pihak, antara lain sejak tahun 2017 menerapkan menyusun visi, misi, tujuan sekolah sampai ke dalam program-program sekolah.
Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) terutama dalam mengembangkan Visi merupakan cita-cita jangka panjang yang ingin diwujudkan atau diraih oleh
dan melaksanakan inovasi pembelajaran. Selain itu, kultur atau budaya satuan pendidikan. Visi perlu disusun oleh satuan pendidikan untuk dijadikan arah
sekolah terlihat melalui program literasi membaca buku, kitab-kitab dari tujuan yang ingin dicapai oleh satuan pendidikan, membangun kesamaan
kepercayaan, pendidikan berbasis budaya, tadarus, shalat dhuha, shalat pemahaman pada semua pelaksanaan (pendidik dan tenaga kependidikan) yang
zuhur berjamaah dan kegiatan keagamaan lainnya yang pelaksanaannya ada di satuan pendidikan sebagai cita-cita bersama yang ingin diwujudkan, dan
baik sebelum maupun sesudah belajar.
membangun mo vasi pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meraih

16 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 17
cita-cita bersama. Visi ini harus dapat mencirikan sesuai konteksnya yaitu pertanian Melalui penetapan visi, misi, dan tujuan sekolah maka kemudian di ndaklanju
daerah tandus. Contohnya: “Unggul dalam prestasi, berbudi peker luhur, dengan penyusunan program sekolah baik jangka menengah maupun tahunan
berwawasan lokal dan global berlandaskan iman dan takwa”. dengan mengacu pada hasil analisis konteks. Berikut contoh rencana program
sekolah dimaksud:
Misi digunakan oleh satuan pendidikan untuk menjadi acuan/rujukan dalam
penyusunan program, memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan
No Kegiatan Indikator dan Target Waktu Pelaksana
kegiatan di satuan pendidikan, dan menggambarkan kekhasan atau keunggulan 1 Kegiatan kurikuler, Dokumen 1 Kurikulum Awal tahun Kepala Sekolah
layanan di satuan pendidikan. Adapun cara menyusun misi, di antaranya kokurikuler maupun Sekolah pelajaran dan komite
menjabarkan indikator dari se ap nilai atau cita-cita yang ada dalam visi, ekstrakurikuler
menetapkan fasilitas yang harus dilakukan satuan pendidikan untuk mendukung 2 Budaya atau kultur Gerakan Sekolah Awal tahun Warga sekolah
indikator yang ada dalam visi dengan menyesuaikan dengan kontekstual kurikulum sekolah (GSM) Menyenangkan (GSM) pelajaran
yang dikembangkan di satuan pendidikan. Berikut adalah contoh misi yang 3 Perencanaan Dokumen Silabus dan RPP Awal tahun Kepala sekolah
pembelajaran yang mencerminkan GSM pelajaran dan guru
menyesuaikan dengan visi
1. membentuk/menciptakan siswa yang taat beribadah;
2. membentuk sikap dan perilaku yang baik, santun, sopan, dan berkarakter; A. Struktur dan Muatan Kurikulum Sekolah Dasar
3. mewujudkan suasana kekeluargaan antarwarga sekolah; 1. Struktur Kurikulum
4. mewujudkan siswa/i yang disiplin;
Tabel 1. Tabel Struktur Kurikulum Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
5. menciptakan suasana pembelajaran yang ak f, inova f, krea f, efek-
f, menyenangkan, gembira; Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu
KELOMPOK A I II III IV V VI
6. mewujudkan siswa yang berprestasi;
1 Pendidikan Agama dan Budi Peker 4 4 4 4 4 4
7. mewujudkan sekolah yang dapat memanfaatkan keunggulan daerah yaitu
2 Pendidikan Pancasila dan 5 5 5 5 5 5
pertanian daerah tandus. Kewarganegaraan
Tujuan sekolah berisi rumusan hasil keluaran/output yang dicapai pada waktu 3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
tertentu. Tujuan sekolah merupakan rencana kegiatan dan pelaksanaan program 4 Matema ka 5 6 6 6 6 6
berdasarkan visi dan misi yang telah dikembangkan. Contoh rumusan tujuan 5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
sekolah, diantaranya: 6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
1. siswa taat beribadah terhadap Tuhan Yang Maha Esa; KELOMPOK B
2. mengembangkan potensi bakat dan minat siswa dan guru; 1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 4 4 4 4 4 4
3. siswa berprestasi dalam bidang keagamaan;
Kesehatan
4. siswa cerdas dalam Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Agama;
3 Muatan Lokal: 2 2 2 2 2 2
5. Siswa berprestasi dalam bidang olimpiade MIPA; Wajib:
6. siswa berprestasi dalam olahraga voli mini, sepak takraw, dan pencak silat; Bahasa Jawa (konteksnya ada pertanian,
7. warga sekolah dapat memanfaatkan pertanian daerah tandus menjadi misal ada kisah-kisah tentang pertanian,
keunggulan sekolah. permainan dikaitkan dengan pertanian)
Pilihan:…………………
Dalam penyusunan visi, misi, dan tujuan sekolah dapat melibatkan seluruh Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 32 34 35 39 39 39
stakeholder terkait dan dak hanya komite sehingga semua dapat dilaksanakan.

18 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 19
2. Pengembangan Diri Kegiatan Bidang Pertanian dan Perkebunan
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh Lahan pertanian dan perkebunan yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk:
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada a. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di antaranya: (jahe, sirih, kunyit,
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai lengkuas, dan lain-lain).
dengan kebutuhan, bakat, dan minat se ap peserta didik yang disesuaikan
b. Warung Hidup di antaranya: cabai, bayam, dan lain-lain.
dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat c. Lumbung Hidup di antaranya: ubi kayu, singkong, jagung, pisang,
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan pepaya, dan lain-lain.
diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan d. Vertukultur di antaranya: sawi, kangkung, dan lain-lain.
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan Sedangkan pendidikan keunggulan global terintegrasi pada kegiatan yang
karir peserta didik. melipu program penguasaan IPTEK peserta didik melalui ekstrakurikuler
Berikut adalah contoh kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan komputer, penguasaan bahasa asing, dan sebagainya.
bakat peserta didik:
B. Ragam Program dalam Pembelajaran
a. Kewiraan
Sekolah yang memiliki konteks masyarakat pertanian daerah tandus akan
1) Pramuka.
menyusun program sekolah yang disesuaikan dengan konteks tersebut.
2) UKS/ Dokter Kecil. Ragam pembelajarannya pun dapat mengintegrasikan dari tema-tema terkait
b. Olahraga pertanian daerah tandus ke dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan
1) Renang. kultur atau budaya sekolah. Dalam kegitan intrakurikuler salah satu kegiatan
2) Futsal. yang sudah dilakukan adalah pelaksanaan tutor sebaya, di mana anak yang
memiliki kelebihan akan membantu teman lainnya.
3) Bola voli.
4) Pencak Silat. Kegiatan intrakurikuler yang lain tentunya perlu dikembangkan lebih lanjut
dengan mengacu pada konteks lokal. Pembiasaan anak berdiskusi/bertanya
5) Bulu Tangkis.
dalam proses pembelajaran sangat perlu diterapkan. Dalam kegiatan
c. Seni ekstrakurikuler atau muatan lokal seper : memba k dan karawitan masih
1) Seni Lukis. tergantung pada pihak luar terutama fasilitatornya sehingga sekolah perlu
2) Seni Tari. menerapkan program pela han bagi guru atau mengop malkan orang tua/wali
atau pemangku kepen ngan di sekolah untuk memfasilitasi kegiatan tersebut.
3) Seni Musik dan Vokal.
3. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pengembangan nilai karakter disiplin yang sudah dilakukan perlu dikembangkan
lebih lanjut, misalnya 3S (senyum-salam-sapa) ke ka memasuki lingkungan
Pendidikan berbasis keunggulan lokal terintegrasi pada pendidikan ekstra- sekolah dapat berlanjut dan diterapkan di rumah dan lingkungan masyarakat.
kurikuler diberikan melalui beberapa kegiatan yang terintegrasi pada Kegiatan pembiasaan yang lain yaitu pembiasaan anak untuk memimpin kegiatan
kegiatan-kegiatan yang disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada tertentu, misalnya petugas upacara, pemimpin ibadah masing-masing agama,
di lingkungan melipu : dan lain-lain perlu dikembangkan lebih lanjut disertai keteladanan dari pendidik.

20 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 21
Di sisi lain, sekolah juga terletak di daerah yang memiliki potensi wisata baik
wisata alam pantai, sungai, goa, maupun kuliner lokal. Hal ini pun perlu
diakomodir sebagai bagian dari rencana program sekolah. Dalam kegiatan
intrakurikuler, potensi wisata daerah dapat menjadi wacana atau konteks dalam
pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Upaya pelestarian
kuliner lokal dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun
pembiasaan dalam budaya sekolah, misalnya pada acara tertentu atau agenda
ru n mingguan/bulanan dapat membiasakan anak membawa bekal berupa RANCANGAN PEMBELAJARAN
makanan lokal. Terlebih saat ini sesuatu yang sifatnya lokal dan alami semakin
menjadi daya tarik dan sekaligus mendukung menjadi daerah tujuan wisata.

B
anyak model yang dapat digunakan untuk melaksanakan proses belajar
C. Bentuk Kegiatan Pembelajaran Satuan Pendidikan mengajar (pembelajaran). Secara diametral model-model tersebut dapat
Satuan pendidikan dalam mengimplementasikan kegiatan pembelajarannya, dibedakan ke dalam dua model yang sangat berbeda, yaitu model ekspositori
dapat mencakup pembelajaran tatap muka, kunjungan lapang (fieldtrip), (expository) dan model inkuiri (inquiry teaching method).
kegiatan pentas seni, olah raga, bazar, peneli an sederhana, prak k pertanian, Menurut Slavin (2010: 225), model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatu
dan sebagainya. pendekatan pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan
sistem pengelolaanya. Sedangkan menurut Trianto (2009: 35) model pembelajaran
Pembelajaran tatap muka dengan mengaitkan tema-tema yang mendukung,
merupakan pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat diklasifikasikan
misalnya: mari bertanam palawija/bibit lainnya yang dapat tumbuh di daerah
berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan
tandus. Siswa/i diajak untuk menanam bibit palawija atau bibit lainnya
belajarnya. Dari dua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa model
sehingga siswa/i memamahi bahwa bibit-bibit apa saja yang dapat ditanami di
pembelajaran adalah suatu pendekatan yang komprehesif yang dapat diklasifikasikan
daerah tandus dan yang dak bisa ditanami. Setelah itu, anak diajak melakukan
yang memuat tujuan, sintaks, lingkungan belajar, dan sistem pengelolaanya.
pengamatan dari tanaman yang telah ditanamnya sampai tanaman tersebut
panen. Pengajaran inkuiri yaitu suatu model pengajaran yang menempatkan siswa dalam
situasi di mana mereka harus berpar sipasi ak f untuk menemukan sesuatu
Setelah tanaman dipanen, kemudian dapat dibuat bazar atau market day untuk mereka sendiri. Belajar dengan inkuiri pada hakikatnya adalah suatu cara di
dimana anak bisa sebagai penjual dan mengundang orang tua atau masyarakat mana murid menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Model ekspositori lebih
sekitar sebagai pembelinya. Kunjungan yang dapat dilakukan yaitu dengan dikenal dengan model pengajaran di mana ak vitas dalam proses belajar mengajar
mengajak siswa/i ke kebun. Siswa/i juga dapat diajak untuk melakukan didominasi oleh guru (pengajar). Tugas guru bukan semata-mata mengajar (teacher
peneli an sederhana dengan melihat tanaman yang dapat atau dak dapat centered), akan tetapi lebih kepada membelajarkan siswa (student centered).
tumbuh di daerah tandus kemudian menuliskan hasilnya dalam bentuk laporan Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada
sederhana. di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman belajar yang
dirancang dan dipersiapkan oleh guru.
Pengembangan model-model pembelajaran merupakan suatu keniscayaan yang ha-
rus dipersiapkan dan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan
ujung tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah/madrasah yang

22 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 23
terlibat langsung dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. A. Penger an Pembelajaran Kontekstual
Kualitas pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung pada perencanaan dan Pembelajaran kontekstual pada awalnya dikembangkan oleh John Dewey
pelaksanaan proses pembelajaran guru. dari pengalaman pembelajaran tradisionalnya. Pada tahun 1918 Dewey
Hakikat belajar adalah suatu ak vitas yang mengharapkan perubahan ngkah laku merumuskan kurikulum dan metodologi pembelajaran yang berkaitan dengan
(behavioral change) pada diri individu yang belajar. Perubahan ngkah laku terjadi pengalaman dan minat siswa. Siswa akan belajar dengan baik jika yang
karena usaha individu yang bersangkutan. Belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor: dipelajarinya terkait dengan pengetahuan dan kegiatan yang telah diketahuinya
bahan yang dipelajari, faktor instrumental, faktor lingkungan, dan kondisi individual dan terjadi di sekelilingnya. Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata
si pelajar. Faktor-faktor tersebut diatur sedemikian rupa, agar mempunyai pengaruh context yang berar ”hubungan, konteks, suasana, dan keadaan (konteks)”.
yang membantu tercapainya kompetensi secara op mal. Proses belajar yang Adapun penger an CTL menurut Tim Penulis Depdiknas adalah sebagai
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran merupakan berikut: Pembelajaran Konstektual adalah konsep belajar yang membantu
proses yang kompleks dan senan asa berlangsung dalam berbagai situasi dan guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
kondisi. Masukan sistem pendidikan/sistem belajar adalah orang, informasi, dan siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
sumber lain. Sedangkan keluaran terdiri dari orang/siswa dengan penampilan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka seharihari, dengan
lebih maju dalam berbagai aspek. melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efek f, yakni: konstruk visme
Pada prinsipnya belajar adalah proses perubahan ngkah laku sebagai akibat dari (construc vism), bertanya (ques oning), menemukan (inquiry), masyarakat
interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar, baik sumber yang didesain belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflec on) dan
maupun yang dimanfaatkan. Proses belajar dak hanya terjadi karena adanya peneli an sebenarnya (authen c assessment).
interaksi antara siswa dengan guru, bahkan hasil belajar yang maksimal dapat pula Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
diperoleh lewat interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar lainnya. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
Belajar juga dapat dipandang sebagai proses melihat, mengama , dan memahami bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa,
sesuatu yang ada di sekitas siswa. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru strategi pembelajaran lebih dipen ngkan daripada hasil. Siswa didorong untuk
dan siswa. Perilaku guru adalah membelajarkan dan perilaku siswa adalah belajar. menger apa makna belajar, apa manfaatnya, dan bagaimana mencapainya.
Perilaku pembelajaran tersebut terkait dengan mendesain dan menerapkan model- Dengan demikian mereka akan memposisikan dirinya sebagai pihak yang
model pembelajaran. Model pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and memerlukan bekal untuk hidupnya nan .
learning) adalah merupakan proses pembelajaran yang holis k dan bertujuan Menurut Elaine B. Johnson (Hasibuan, 2014) mengatakan pembelajaran
membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dan mengaitkannya dengan kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun
konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, Elaine mengatakan bahwa
sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang dinamis dan fleksibel pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok
untuk mengkonstruksi sendiri secara ak f pemahamannya. dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan
Agar pembelajaran yang diselenggarakan dapat memaksimisasikan manfaat, akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.
maka perlu dipilih suatu pendekatan atau model pembelajaran yang sesuai dan Sementara itu, Kenneth Howey R. mendefinisikan CTL sebagai: “Contextual
efek f untuk suatu mata pelajaran tertentu. Dalam pembelajaran mata pelajaran teaching is teaching that enables learning in wich student aploy their academic
ekonomi saat ini baru dikembangkan beberapa pendekatan/model pembelajaran, understanding and abili es in a variety of in-and out of school context to solve
yang diyakini memiliki efek vitas, produk vitas, dan kemanfaatan besar, serta simulated or real world problems, both alone and with others” (CTL adalah
bermakna. Salah satu model pembelajaran tersebut yakni pendekatan/model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar di mana siswa
Contextual Teaching and Learning (CTL). menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks

24 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 25
dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simula f knowledge (pemahaman pengetahuan): dengan cara menyusun (1) konsep
ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama (Rusman, 2017). sementara/hipotesis, (2) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat
tanggapan/validasi, (3) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan. 4)
Untuk memperkuat dimilikinya pengalaman belajar yang aplika f bagi siswa,
Applying knowledge (memprak kkan pengetahuan dan pengalaman tersebut)
tentu saja diperlukan pembelajaran yang lebih banyak memberikan kesempatan
5) Reflec ng knowledge (melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan
kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri (learning
pengetahuan tersebut (Zahorik. 1995: 14 - 22).
to do), dan bahkan dak hanya sekedar pendengar yang pasif sebagaimana
penerima terhadap semua informasi yang disampaikan guru. Dengan demikian C. Karakteris k Pembelajaran Kontekstual
pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman
Menurut Johnson dalam Nurhadi (2002: 13), ada 8 komponen yang menjadi
atau dunia nyata (real world learning), berfikir ngkat nggi, berpusat
karakteris k dalam pembelajaran kontekstual, yaitu sebagai berikut: 1.
pada siswa, siswa ak f, kri s, krea f, memecahkan masalah, siswa belajar
Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningfull connec on). Siswa
menyenangkan, mengasyikkan, dak membosankan (joyfull and quantum
dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara ak f dalam
learning), dan menggunakan berbagai sumber belajar.
mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri
B. Hakikat Pembelajaran Kontekstual atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep (learning by doing). 2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya significant work). Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat. 3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated
mereka sehari-hari. learning). Siswa melakukan kegiatan yang signifikan: ada tujuannya, ada
urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan,
Ada tujuh komponen utama pembelajaran efek f, yakni: konstruk visme dan ada produknya atau hasilnya yang sifatnya nyata. 4. Bekerja sama
(Construc vism), bertanya (Ques oning), menemukan Contextual Teaching (collabora ng). Siswa dapat bekerja sama. Guru dan siswa bekerja secara
and Learning (CTL) sebagai Model (Inquiry), masyarakat belajar (Learning efek f dalam kelompok, guru membantu siswa memahami bagaimana mereka
Community), permodelan (Modeling), refleksi (Reflec on), dan penilaian saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi. 5. Berpikir kri s dan krea f
sebenarnya (Authen c Assessment). (cri cal and crea ve thinking). Siswa dapat menggunakan ngkat berpikir yang
Kata-Kata Kunci Pembelajaran 1) Real world learning 2) Mengutamakan lebih nggi secara kri s dan krea f: dapat menganalisis, membuat sintesis,
pengalaman nyata 3) Berpikir ngkat nggi 4) Berpusat pada siswa 5) Siswa memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika
ak f, kri s, dan krea f 6) Pengetahuan bermakna dalam kehidupan 7) Dekat dan buk -buk . 6. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the
dengan kehidupan nyata 8) Siswa proak f, bukan menghafal 9) Learning individual). Siswa memelihara pribadinya: mengetahui, memberi perha an,
bukan teaching 10) Educa on bukan instruc on 11) Pembentukan manusia memberi harapan- harapan yang nggi, memo vasi dan memperkuat
12) Memecahkan masalah 13) Siswa ak ng, guru mengarahkan 14) Perubahan diri sendiri. Siswa dak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa. 7.
perilaku 15) Hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes. Mencapai standar yang nggi (reaching high standard). Siswa mengenal dan
mencapai standar yang nggi: mengiden fikasi tujuan dan memo vasi siswa
Terdapat Lima Elemen Belajar yang Konstruk vis k 1) Ac va ng knowledge untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada siswa cara mencapai
(pengak fan pengetahuan yang sudah ada) 2) Acquiring knowledge apa yang disebut “excellence”. 8. Menggunakan penilain auten k (using
(pemerolehan pengetahuan baru) dengan cara mempelajari secara authen c assessment). Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam
keseluruhan dulu, kemudian memperha kan detailnya. 3) Understanding konteks dunia nyata untuk suatu tujuan yang bermakna. Misalnya, siswa

26 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 27
boleh menggambarkan informasi akademis yang telah mereka pelajari untuk 4. Masyarakat Belajar (learning community)
dipublikasikan dalam kehidupan nyata. Konsep masyarakat belajar (learning community) ialah hasil pembelajaran
yang diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Guru dalam pembelajaran
D. Komponen Pembelajaran Kontekstual kontekstual (CTL) selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-
Terdapat 7 (tujuh) komponen pembelajaran kontekstual yaitu konstruk visme, kelompok yang anggotanya heterogen. Siswa yang pandai mengajari yang
penemuan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian lemah, yang sudah tahu memberi tahu yang belum tahu, dan seterusnya.
oten k. Dalam prak knya “masyarakat belajar” terwujud dalam pembentukan
1. Konstruk visme (Construc vism) kelompok kecil, kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas, bekerja
Konstruk visme adalah mengembangkan pemikiran siswa akan belajar sama dengan kelas paralel, bekerja kelompok dengan kelas di atasnya,
bekerja sama dengan masyarakat.
lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri,
dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 5. Pemodelan (modelling)
Menurut Sardiman, teori atau aliran ini merupakan landasan berfikir Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, perlu ada
bagi pendekatan kontekstual (CTL). Pengetahuan riil bagi para siswa model yang bisa di ru oleh siswa. Model dalam hal ini bisa berupa cara
adalah sesuatu yang dibangun atau ditemukan oleh siswa itu sendiri. Jadi mengoperasikan, cara melempar atau menendang bola dalam olah raga,
pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang diingat cara melafalkan dalam bahasa asing, atau guru memberi contoh cara
mengerjakan sesuatu. Guru menjadi model dan memberikan contoh untuk
siswa, tetapi siswa harus merekonstruksi pengetahuan itu kemudian
dilihat dan di ru. Apapun yang dilakukan guru, maka guru akan ber ndak
memberi makna melalui pengalaman nyata.
sebagai model bagi siswa. Ke ka guru sanggup melakukan sesuatu, maka
2. Menemukan (Inquiry) siswapun akan berfikir sama bahwa dia bisa melakukannya juga.
Menemukan atau inkuiri adalah proses pembelajaran yang didasarkan
6. Refleksi (reflec on)
pada proses pencarian penemuan melalui proses berfikir secara sistema s,
Refleksi merupakan upaya untuk melihat, mengorganisir, menganalisis,
yaitu proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman mengklarifikasi, dan mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari. Realisasi
sehingga siswa belajar mengunakan keterampilan berfikir kri s. Menurut prak k di kelas dirancang pada se ap akhir pembelajaran, yaitu dengan
Lukmanul Hakim, guru harus merencanakan situasi sedemikian rupa, cara guru menyisakan waktu untuk memberikan kesempatan bagi para
sehingga para siswa bekerja menggunakan prosedur mengenali masalah, siswa melakukan refleksi berupa: pernyataan langsung siswa tentang apa-
menjawab pertanyaan, menggunakan prosedur peneli an/inves gasi, apa yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran, catatan atau jurnal
dan menyiapkan kerangka berfikir, hipotesis, dan penjelasan yang relevan di buku siswa, kesan, dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu,
dengan pengalaman pada dunia nyata. diskusi, dan hasil karya.
3. Bertanya (ques oning) 7. Penilaian Oten k (authen c assessment)
Bertanya, yaitu mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui dialog Pencapaian siswa dak cukup hanya diukur dengan tes saja, hasil belajar
interak f melalui tanya jawab oleh keseluruhan unsur yang terlibat dalam hendaknya diukur dengan asesmen auten k yang bisa menyediakan
komunitas belajar. Dengan penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih informasi yang benar dan akurat mengenai apa yang benar-benar diketahui
hidup, akan mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas program pendidikan.
mendalam. Dengan mengajukan pertanyaan, mendorong siswa untuk selalu Penilaian oten k merupakan proses pengumpulan berbagai data untuk
bersikap dak menerima suatu pendapat, ide atau teori secara mentah. Ini memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data ini dapat berupa
dapat mendorong sikap selalu ingin mengetahui dan mendalami (curiosity) tes tertulis, proyek (laporan kegiatan), karya siswa, performance (penampilan
berbagai teori, dan dapat mendorong untuk belajar lebih jauh. presentasi) yang terangkum dalam portofolio siswa.

28 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 29
Model pembelajaran kontekstual mengacu pada sejumlah prinsip dasar Kesalingbergantungan, 2. Prinsip Diferensiasi, dan 3. Prinsip Pengaturan
pembelajaran. Menurut Ditjen Dikdasmen Depdiknas 2002, menyebutkan Diri. Prinsip kesalingbergantungan mengajarkan bahwa segala sesuatu di
bahwa kurikulum dan pembelajaran kontekstual perlu didasarkan pada prinsip- alam semesta saling bergantung dan saling berhubungan. Dalam CTL prinsip
prinsip sebagai berikut: kesalingbergantungan mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan
a. Keterkaitan, relevansi (rela on) mereka dengan pendidik lainnya, dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan
Proses belajar hendaknya ada keterkaitan dengan bekal pengetahuan dengan lingkungan. Prinsip kesalingbergantungan mengajak siswa untuk saling
(prerequisite knowledge) yang telah ada pada diri siswa. bekerja sama, saling mengutarakan pendapat, saling mendengarkan untuk
menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah.
b. Pengalaman langsung (experiencing)
Pengalaman langsung dapat diperoleh melalui kegiatan eksplorasi, E. Kegiatan dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
penemuan (discovery), inventory, inves gasi, peneli an dan sebagainya.
Kegiatan dan strategi pembelajaran kontekstual dapat ditunjukkan berupa
Experiencing dipandang sebagai jantung pembelajaran kontekstual. Proses
pembelajaran akan berlangsung cepat jika siswa diberi kesempatan untuk kombinasi dari kegiatan-kegiatan berikut ini: 1. Pembelajaran oten k
memanipulasi peralatan, memanfaatkan sumber belajar, dan melakukan (authen c instruc on), yaitu pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar
bentuk-bentuk kegiatan peneli an yang lain secara ak f. dalam konteks yang bermakna, sehingga menguatkan ikatan pemikiran dan
keterampilan memecahkan masalah-masalah pen ng dalam kehidupannya.
c. Aplikasi (applying)
2. Pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry based learning), yaitu memaknakan
Menerapkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang dipelajari dalam kelas
strategi pembelajaran dengan metode-metode sains, sehingga diperoleh
dengan guru, antara siswa dengan narasumber, memecahkan masalah,
dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi pembelajaran pokok pembelajaran yang bermakna. 3. Pembelajaran berbasis masalah (problem
dalam pembelajaran kontekstual. based learning), yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah-
masalah yang ada di dunia nyata atau di sekelilingnya sebagai konteks bagi
d. Alih pengetahuan (transferring)
siswa untuk belajar kri s dan keterampilan memecahkan masalah, dan untuk
Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan siswa untuk
memperoleh konsep utama dari suatu mata pelajaran. 4. Pembelajaran
mentransfer situasi dan konteks yang lain merupakan pembelajaran
ngkat nggi, lebih dari pada sekedar hafal. layanan (serve learning), yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan
layanan masyarakat dengan struktur sekolah untuk medrefleksikan layanan,
e. Kerja sama (coopera ng)
menekankan hubungan antara layanan yang dialami den pembelajaran
Kerja sama dalam konteks saling tukar pikiran, mengajukan, dan menjawab
akademik di sekolah. 5. Pembelajaran berbasis kerja (work based learning),
pertanyaan, komunikasi interak f antar sesama siswa, antara siswa. Penge-
yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan konteks tempat kerja dan
tahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang telah dimiliki pada situasi lain.
membahas penerapan konsep mata pelajaran di lapangan. Prinsip kegiatan
Berdasarkan uraian di atas, prinsip-prinsip tersebut merupakan bahan acuan pembelajaran di atas pada dasarnya adalah penekanan pada penerapan
untuk menerapkan model kontekstual dalam pembelajaran. konsep mata pelajaran di lapangan, dan menggunakan masalah-masalah
Implementasi model pembelajaran kontekstual lebih mengutamakan strategi lapangan untuk dibahas di sekolah.
pembelajaran dari pada hasil belajar, yakni proses pembelajaran berlangsung
F. Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual
secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,
bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dengan menerapkan CTL Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan
tanpa disadari pendidik telah mengiku ga prinsip ilmiah modern yang rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi
menunjang dan mengatur segala sesuatu di alam semesta, yaitu: 1. Prinsip tahap tentang apa yang akan dilakukan Contextual Teaching and Learning (CTL)

30 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 31
sebagai model bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa model pembelajaran Contextual
Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan, Teaching and Learning (CTL), dapat membantu meningkatkan hasil belajar
langkah-langkah pembelajaran, dan authen c assessment-nya. Tentunya siswa karena model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ini
berbeda dengan program yang dikembangkan oleh paham objek vis, penekanan lebih memfokuskan pada pemahaman serta menekankan pada pengembangan
program yang berbasis kontekstual bukan pada rincian dan kejelasan tujuan, minat dan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sekedar
tetapi pada gambaran kegiatan tahap demi tahap dan media yang dipakai. hafalan sehari-hari. Sehingga dengan pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) ini siswa diharapkan dapat berpikir kri s dan terampil dalam
Rumusan tujuan yang kecil-kecil, bukan menjadi prioritas dalam penyusunan
memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu
rencana pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL),
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
mengingat yang akan dicapai “bukan hasil” tetapi lebih pada “strategi belajar”.
Yang diinginkan “bukan banyak tetapi dangkal”, melainkan “sedikit tetapi
mendalam”. Dalam konteks ini, program yang dirancang guru benar-benar Rancangan Pembelajaran Berbasis Kontekstual
rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakan bersama siswanya. RPP Nyatakan kegiatan utama pembelajarannya,
membantu mengingatkan guru tentang benda apa yang harus dipersiapkan, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa
alat apa yang harus dibawa, berapa banyak, ukurannya berapa, dan langkah- yang merupakan gabungan antara
langkah apa yang akan dikerjakan siswa. RPP-lah yang mengingatkan guru Kompetensi Dasar, Materi Pokok, dan
Indikator Pencapaian
ke ka akan berangkat ke sekolah untuk menyiapkan segala sesuatunya, untuk
kegiatan pembelajaran di sekolah.
Secara umum dak ada perbedaan yang mendasar format antara program
pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Yang Nyatakan tujuan umum
berbeda hanyalah pada penekanannya, program pembelajaran konvensional pembelajarannya
lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan
operasional), sedangkan program pembelajaran kontekstual lebih menekankan
pada skenario pembelajarannya. Rincilah media untuk
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam penyusunan program pelaksanaan mendukung kegiatan itu
pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual:
a. Nyatakan kegiatan utama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan
kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Kompetensi Dasar, Buatlah skenario tahap demi
Materi Pokok, dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). tahap kegiatan siswa
b. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya.
c. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu.
Nyatakan authen c assessment–nya, yaitu
d. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa. dengan data apa siswa dapat diama
e. Nyatakan authen c assessment–nya, yaitu dengan data apa siswa dapat par sipasinya dalam pembelajaran
diama par sipasinya dalam pembelajaran.

32 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 33
3. Guru memulai pembelajaran dengan menginformasikan tujuan pem-
belajaran di hari itu.
4. Guru dan siswa saling berdiskusi terkait materi di dalam grup Whatsapp
(WA).
5. Guru dapat memberikan penugasan berupa tes melalui Google Form, tes
lisan, proyek. untuk mengetahui pemahaman siswa terkait materi pem-
belajaran yang sudah dilakukan.
6. Guru memberikan penguatan atau remedial (pengulangan) kepada siswa
di akhir pembelajaran.

Alur Skenario 1 Diskusi Grup Whatsapp

sumber:
Guru memulai pembelajaran Guru memberikan penugasan
Gambar 7. Kunjungan guru saat pandemi.
melalui grup WA (tes tertulis, lisan)
G. Rancangan Pembelajaran Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD) Konteks
Masyarakat Pertanian Daerah Tandus Guru menyiapkan
Rancangan pembelajaran yang disusun ini dapat diterapkan pada saat kondisi semua media, Guru
materi, sumber memberikan
reguler dan saat kegiatan belajar dari rumah (BDR) pada masa kondisi khusus
belajar penguatan
yang sedang terjadi di suatu wilayah tertentu. Rancangan pembelajaran yang
disusun pada saat kondisi khusus dengan menggunakan pelaksanaan kegiatan
Belajar dari Rumah (BDR) dapat menggunakan beberapa skenario berikut ini:
Skenario 1: Diskusi Grup Whatsapp
Asumsi:
 Guru dan siswa melaksanakan kegiatan Belajar dari Rumah (BDR) (tanpa Guru memberikan
tatap muka). Guru Guru dan siswa remedial (pengulangan)
menginformasikan berdiskusi bagi siswa yang belum
 Semua siswa memiliki HP. tujuan pembelajaran mampu menyelesaikan
tugas)
 Semua siswa memiliki aplikasi Whatsapp.
Teknis Pelaksanaan: Skenario 2: Kunjungan Rumah (Home Visit)
1. Guru menyiapkan semua materi, media belajar, buku sumber yang diper- Asumsi:
lukan. (foto-foto yang mendukung materi, video pembelajaran, dsb.)
 Guru dan siswa melaksanakan kegiatan Belajar dari Rumah (BDR) melalui
2. Guru membuka grup Whatsapp (WA) yang anggotanya terdiri dari guru kegiatan belajar tatap muka.
dan siswa.  Tidak Semua siswa memiliki HP.

34 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 35
Teknis Pelaksanaan Home Visit untuk siswa yang dak memiliki HP: PEMETAAN SUBTEMA DAN KOMPETENSI DASAR
 Guru mendata area tempat nggal siswa yang dak memiliki HP. Tema 6, Merawat Hewan dan Tumbuhan
 Guru mengelompokkan siswa sesuai daerah tempat nggalnya (yang Buku Tema k Terpadu Kurikulum 2013, Kelas II, Edisi Revisi 2017
terdekat).
SUBTEMA 1 SUBTEMA 2 SUBTEMA 3 SUBTEMA 4
 Guru menyusun jadwal Home Visit.
Hewan di sekitarku Merawat Hewan di Tumbuhan di Merawat Tumbuhan
 Guru menginformasikan kelompok belajar siswa dan jadwal Home Visit. Sekitarku Sekitarku
 Guru menyiapkan semua media pembelajaran dari materi yang akan
dipelajari. (foto-foto, video pembelajaran, media belajar fisik, dsb.)
SUBTEMA 3: TUMBUHAN DI SEKITARKU
 Guru memulai pembelajaran.
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran
 Guru dapat memberikan penugasan untuk siswa melalui tes lisan, tes 1 2 3 4 5 6
tertulis, proyek. • Matema ka • PPKn • Bahasa • Bahasa • PJOK • PPKn
 Guru memberikan penguatan atau remedial (pengulangan) di akhir • SBdP • Bahasa Indonesia Indonesia • Bahasa • Bahasa
pembelajaran. • Bahasa Indonesia • Matema ka • Matema ka Indonesia Indonesia
Indonesia • PJOK • SBdP • SBdP • PPKn • Matema ka
Alur Skenario 2 Kunjungan Ruman (Home Visit)

Guru membuat kelompok KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN 3


Guru mendata area siswa berdasarkan daerah Bahasa Indonesia:
rumah nggal siswa yang terdekat 3.7 Mencerma tulisan tegak bersambung dalam cerita dengan memperha kan
penggunaan huruf kapital (awal kalimat, nama bulan dan hari, nama orang) serta
mengenal tanda k pada kalimat berita dan tanda tanya pada kalimat tanya.
4.7 Menulis dengan tulisan tegak bersambung menggunakan huruf kapital (awal kalimat,
Guru menginformasikan nama bulan, hari, dan nama diri) serta tanda k pada kalimat berita dan tanda
Guru menyiapkan materi,
kelompok siswa dan tanya pada kalimat tanya dengan benar.
media, dan sumber belajar
jadwal Home Visit Matema ka:
Guru
3.6 Menjelaskan dan menentukan panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam
Menyusun
satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
jadwal Home
4.6 Melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam satuan
Visit
baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Guru memulai pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP):
3.1 Mengenal karya imajina f dua dan ga dimensi.
4.1 Membuat karya imajina f dua dan ga dimensi.

Guru memberikan Guru memberikan penguatan


penugasan atau remedial (pengulangan)

36 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 37
PEMETAAN KOMPETENSI DASAR DALAM PEMBELAJARAN KELAS 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BAHASA INDONESIA
Kompetensi Dasar: Sekolah : Sekolah Dasar
3.7. Mencerma tulisan tegak bersam- MATEMATIKA
bung dalam cerita dengan memper- Kompetensi Dasar: Tema/Subtema : Merawat Hewan dan Tumbuhan/Tumbuhan di Sekitarku
ha kan penggunaan huruf kapital 3.6. Menjelaskan dan menen-
(awal kalimat, nama bulan dan hari, Kelas/Semester : 2/SEMESTER 1
tukan panjang (termasuk
nama orang) serta mengenal tanda jarak), berat, dan waktu Materi Pokok :
k pada kalimat berita dan tanda dalam satuan baku,
tanya pada kalimat tanya. yang berkaitan dengan • Menulis Kalimat dengan Huruf Kapital dan Tanda Baca yang
4.7. Menulis dengan tulisan tegak bersam- kehidupan sehari-hari. Tepat
bung menggunakan huruf kapital 4.6. Melakukan pengukuran
(awal kalimat, nama bulan, hari, dan
• Menimbang Buah Jagung
panjang (termasuk
nama diri) serta tanda k pada jarak), berat, dan waktu • Menggambar Buah Jagung
kalimat berita dan tanda tanya pada dalam satuan baku,
kalimat tanya dengan benar.
nar. Alokasi Waktu : 6 X 35 menit (6 jam pelajaran/JP)
yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran KOMPETENSI DASAR (KD)

3 BAHASA INDONESIA:
3.7 Mencerma tulisan tegak bersambung dalam cerita dengan memperha kan
penggunaan huruf kapital (awal kalimat, nama bulan dan hari, nama orang) serta
mengenal tanda k pada kalimat berita dan tanda tanya pada kalimat tanya
4.7 Menulis dengan tulisan tegak bersambung menggunakan huruf kapital (awal
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA kalimat, nama bulan, hari, dan nama diri) serta tanda k pada kalimat berita dan
(SBDP) tanda tanya pada kalimat tanya dengan benar
Kompetensi Dasar: MATEMATIKA:
3.1 Mengenal karya imajina f dua 3.6 Menjelaskan dan menentukan panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam
dan ga dimensi satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4.1 Membuat karya imajina f dua 4.6 Melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam satuan
dan ga dimensi baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA (SBDP)
3.1 Mengenal karya imajina f dua dan ga dimensi
4.1 Membuat karya imajina f dua dan ga dimensi
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
BAHASA INDONESIA
3.7.1. Menemukan penggunaan tanda k pada kalimat berita dalam tulisan tegak
bersambung.
4.7.1. Menulis kalimat dengan mengunakan huruf kapital pada awal kalimat dan tanda
k di akhir kalimat.

38 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 39
MATEMATIKA URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
3.6.1. Menentukan berat buah jagung. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
4.6.1. Menimbang berat buah jagung dengan mengunakan mbangan kue. • Kelas dimulai dengan salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran siswa
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA (SBDP) • Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa. Siswa yang diminta
3.1.1. Mengiden fikasi karya imajina f dua dimensi. memimpin do’a hari ini adalah siswa yang hari ini datang paling awal.
4.1.1. Menggambar karya imajina f dua dimensi (menggambar buah jagung). • Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin se ap saat dan
TUJUAN PEMBELAJARAN manfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
 Melalui kegiatan membaca teks bacaan, siswa dapat mengiden fikasi penggunaan • Guru memberi mo vasi kepada siswa agar semangat dalam mengiku pembelajaran
tanda k dengan tepat. yang akan dilaksanakan.
 Melalui kegiatan penugasan, siswa dapat memperbaiki teks dengan menuliskan • Siswa diminta maju ke depan kelas oleh guru untuk me-review atau menjelaskan
kembali teks tersebut menggunakan huruf tegak bersambung dengan memperha kan sedikit materi pelajaran sebelumnya
ejaan dan penggunaan tanda baca dengan benar. • Guru menjelaskan kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini dan apa tujuan yang
 Melalui kegiatan prak k menimbang buah jagung, siswa dapat menghitung berat akan dicapai dari kegiatan tersebut.
buah jagung dengan teli . • Guru dan siswa menyanyikan salah satu lagu nasional
 Melalui kegiatan presentasi, siswa dapat menginden fikasi berbagai ragam berat Kegiatan In (190 menit)
buah jagung di se ap kelompok siswa dengan benar. Lokasi di sekolah:
 Melalui kegiatan pengamatan gambar buah jagung, siswa dapat mengetahui contoh • Guru akan membentuk lima kelompok siswa.
karya dua dimensi dengan benar. • Guru menyajikan beberapa pertanyataan untuk dijawab oleh siswa
 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat mengiden fikasi ciri-ciri buah jagung • Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:
dengan tepat. 1. Siapa siswa yang dapat menyebutkan nama-nama buah? harap berdiri dan mem-
 Melalui kegiatan penugasan, siswa dapat menggambar buah jagung dengan baik. bentuk satu kelompok (pilih lima siswa yang menunjuk tangan tercepat, bila semua
SARANA DAN PRASARANA sudah menjawab dengan tepat maka kelompok tersebut menjadi kelompok satu)
1. Lampu ruang kelas yang memadai 2. Siapa siswa yang hobi membaca buku? harap berdiri dan membentuk satu kelom-
2. Ruang kelas yang cukup luas pok (pilih lima siswa yang menunjuk tangan tercepat, lalu menjadi kelompok dua)
MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN 3. Siapa siswa yang senang membantu orang tuanya? Harap berdiri dan membentuk satu
• Model Pembelajaran: Contextual Teaching Learning kelompok (pilih siswa yang menunjuk tangan tercepat, lalu menjadi kelompok ga)
• Metode: Kunjungan Lapang, Pengamatan, Prak k, Penugasan 4. dan seterusnya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN UTAMA • Apabila kelompok telah terbentuk, siswa memberikan nama kelompoknya masing-
masing yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, misal, yaitu: Kelompok Ter b,
• Pengaturan siswa: kelompok terdiri dari lima orang
Kelompok Rajin, Kelompok Jujur, Kelompok Ramah, Kelompok Sehat.
MATERI AJAR, ALAT, DAN BAHAN • Guru mengajak siswa mengunjungi rumahnya untuk melihat kebun jagung yang
• Materi Ajar: Bahan bacaan siswa dimilikinya.
• Alat: Timbangan, pensil warna, spidol, pensil warna Lokasi Kebun Jagung Bu Guru:
• Bahan: Buah Jagung, Gambar Jagung (gambar dua dimensi), lembar kerja siswa • Siswa mengama kebun jagung milik Bu Guru dengan cermat
• Sumber Belajar: Buku-buku referensi tentang tanaman jagung, materi gambar dua • Siswa mencatat semua hal yang diama di kebun jagung milik Bu Guru
dimensi, dan Buku Matema ka Tema k Kelas 2 SD. • Siswa bertanya tentang semua yang ditemukan di kebun jagung Bu Guru
PERSIAPAN PEMBELAJARAN • Siswa mencatat semua jawaban yang disampaikan oleh Bu Guru
Langkah-langkah yang perlu dipersiapakan oleh guru sebelum mengajar: • Siswa memanen beberapa buah jagung yang telah matang untuk kemudian dibawa ke
1. Siapkan semua alat dan bahan seluruhnya (di atas meja guru) sekolah
2. Meja dan kursi siswa sudah dalam posisi berkelompok • Siswa kembali ke sekolah
3. Lampu kelas dipas kan semua dalam kondisi op mal (menyala dengan terang)
4. Kelas dalam keadaan bersih dan dak bau

40 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 41
Lokasi Sekolah: Kegiatan Penutup (10 menit)
• Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya hasil pengamatan di kebun jagung milik Evaluasi
Bu Guru • Siswa dibimbing membuat rangkuman pelajaran
• Hasil pengamatan dituliskan di karton manila • Siswa dibimbing untuk merefleksi proses dan materi pelajaran
• Saat siswa bekerja dalam kelompok, guru harus berjalan berkeliling untuk memas kan Memberikan Penghargaan
bahwa masing-masing kelompok mengerjakan sesuai tugasnya • Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
• Setelah kegiatan diskusi selesai maka se ap kelompok maju ke depan kelas untuk • Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. • Menyanyikan lagu daerah.
• Siswa lainnya dapat memberikan pendapat ataupun memberikan pertanyaan • Kegiatan belajar ditutup dengan berdoa
terhadap kelompok yang sedang maju. ASESMEN/PENILAIAN
• Siswa difasilitasi dan dibimbing dalam menganalisis dan memberikan penilaian
Asesmen/Penilaian:
terhadap hasil presentasi kelompok lain.
a. Sikap : Jurnal Harian
• Sesudah kegiatan presentasi selesai maka hasil kerja siswa ditempelkan di mading b. Pengetahuan : Tugas Tertulis “Menghitung Berat Jagung”
kelas (bila dak ada mading maka hasil kerja siswa dapat ditempel di dinding kelas c. Keterampilan : Unjuk Kerja (Menimbang buah jagung)
dengan rapi) Instrumen Penilaian:
• Guru memberikan penguatan a. Sikap Siswa Saat Diskusi Kelompok
• Siswa membaca teks bacaan yang telah disipakan yaitu teks bacaan tentang kebun
jagung milik ibu guru.
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Pendampingan
• Siswa mengiden fikasi jumlah kalimat yang terdapat dalam bacaan Kriteria
(Nilai 4) (Nilai 3) (Nilai 2) (Nilai 1)
• Siswa mengama penggunaan tanda k pada kalimat berita dalam teks bacaan.
• Siswa memperbaiki teks dengan menuliskan kembali teks tersebut menggunakan Men- Selalu Mende- Masih perlu Sering
huruf tegak bersambung dengan memperha kan ejaan dan penggunaan tanda baca dengarkan mende- ngarkan diingatkan diingatkan untuk
dengan benar. ngarkan teman yang untuk mende- mendengarkan
• Siswa mengama kumpulan buah jagung dan mbangan kue yang telah disiapkan teman yang berbicara ngarkan teman yang sedang
oleh guru sedang namun teman yang berbicara namun
• Siswa berkumpul di dalam kelompoknya masing-masing berbicara. sesekali sedang dak mengindahkan
• Masing-masing kelompok diberikan lima buah jagung dan satu buah mbangan masih perlu berbicara.
• Siswa menimbang semua buah jagung dan menuliskan beratnya di buku. diingatkan
• Siswa dibimbing dalam menlakukan penimbangan dan pencatatan hasil Par sipasi Selalu Berbicara Berbicara dan Jarang berbicara
• Semua kelompok siswa mempresentasikan hasil mbangan buah jagung masing- (menyam- mendukung dan mene- menerangkan selama proses
masing di depan kelas paikan ide, dan rangkan secara rinci, diskusi berlangsung.
• Tanya jawab tentang hasil mbangan buah jagung. perasaan, memimpin secara rinci, namun
• Siswa difasilitasi dan dibimbing dalam memberikan tanggapan terhadap hasil kerja pikiran) Isi lainnya saat merespon terkadang
kelompok lain pembicaraan diskusi. sesuai merespon
• Siswa menyimpulkan hasil penimbangan buah jagung yang didapat menginspirasi dengan kurang sesuai
• Siswa mengama dan mengiden fikasi gambar buah jagung dalam bentuk dua teman. topik. dengan topik.
dimensi yang diperlihatkan oleh guru (guru yang menggambar buah jagung tersebut)
• Tanya jawab terkait gambar jagung dua dimensi tersebut
• Beberapa siswa diminta maju secara mandiri menyimpulkan tentang gambar dua
dimensi dengan menggunakan kata-kata sendiri
• Siswa membuat gambar buah jagung dua dimensi secara mandiri (gambar diberi warna)
• Siswa menempelkan hasil gambarnya di papan mading atau di dinding kelas

42 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 43
b. Pengetahuan: Tes Tertulis 2. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
c. Keterampilan • Rubrik Penilaian Karya Seni 2 Dimensi
1. Bahasa Indonesia
• Rubrik Penilaian Menulis Menggunakan Huruf Tegak Bersambung dengan Skor
Memperha kan Tanda Baca Ti k Aspek
4 3 2 1
Komposisi Mampu Ada Ada beberapa Belum mampu
Skor Bentuk membentuk beberapa bentuk yang membentuk karya
Aspek
4 3 2 1 karya dengan bentuk yang kurang sesuai sesuai model,
Ketepatan Penggunaan Ada Ada beberapa Penggunaan k benar sesuai kurang sesuai dengan meskipun dengan
penggunaan tanda k beberapa penggunaan pada teks belum model dengan model, bimbingan guru.
k pada teks pada teks penggunaan k pada teks ada yang benar, yang sudah model, namun
yang ditulis semua k pada yang belum walaupun dengan direncanakan namun dilakukan
benar tanpa teks yang benar, namun bimbingan guru tanpa mampu dengan
bimbingan belum benar, dilakukan bimbingan dilakukan bimbingan
guru namun dengan guru. tanpa guru.
dilakukan bimbingan bimbingan
tanpa guru guru
bimbingan Warna Variasi warna Variasi Variasi warna Variasi warna dak
guru sangat sesuai warna sesuai kurang sesuai sesuai dengan
Kelengkapan Semua Ada Ada beberapa Semua kata dalam dengan dengan dengan model.
dan kata dalam beberapa kata dalam teks masih belum model. model. model.
ketepatan teks ditulis kata dalam teks yang ada yang dituliskan Sikap yang dapat dikembangkan adalah tanggung jawab.
penulisan dengan teks yang dak ditulis secara benar,
Total Nilai Siswa
kata benar tanpa dak ditulis dengan walaupun dengan • Penilaian (penskoran): x 10
bimbingan dengan benar, namun bimbingan guru Total Nilai Maksimal
guru. benar, dilakukan
6
namun dengan • Contoh: x 10 = 5
dilakukan bimbingan 12
tanpa guru. 3. Matema ka
bimbingan
guru Jumlah soal benar
• Nilai = x 10 =
Jumlah nilai maksimal

• Sikap yang dapat dikembangkan adalah teli .


Total Nilai Siswa
• Penilaian (penskoran): x 10
Total Nilai Maksimal

6
• Contoh: x 10 = 7,5
8

44 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 45
REFLEKSI GURU PEMETAAN SUBTEMA DAN KOMPETENSI DASAR
1. Hal-hal yang perlu menjadi perha an, misalnya: ketepatan pemilihan media belajar, Tema 3, Peduli Terhadap Makhluk Hidup
ketercukupan alat dan bahan yang digunakan, ketepatan sumber belajar, alat yang Buku Tema k Terpadu Kurikulum 2013, Kelas IV, Edisi Revisi 2017
digunakan dapat berguna dengan op mal, dan sebagainya.
2. Siswa yang perlu mendapat perha an khusus.
3. Dalam menilai sikap siswa dalam berdiskusi dan keterampilan siswa dalam kegiatan SUBTEMA 1 SUBTEMA 2 SUBTEMA 3
presentasi maka guru akan memperha kan dengan cermat se ap siswa dan akan
memberikan perha an khusus pada beberapa siswa yang perlu bantuan. Hewan dan Tumbuhan di Keberagaman Makhluk Ayo, Cintai Lingkungan
4. Hal-hal yang menjadi catatan keberhasilan Lingkungan Rumahku Hidup di Lingkungan
5. Hal-hal yang harus diperbaiki dan di ngkatkan
PERTANYAAN REFLEKSI UNTUK SISWA
SUBTEMA 1: HEWAN DAN TUMBUHAN
BU
U H AN DI LINGKUNGAN RUMAHKU
1. Bagaimana pendapat saya terhadap tugas yang saya dan kelompok saya buat?
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran
2. Apa saja penemuan yang paling menarik yang saya buat saat mengerjakan tugas ini?
1 2 3 4 5 6
3. Apa saja hal yang paling menantang untuk saya selama melakukan kegiatan dalam
• Bahasa • Matema ka • Bahasa • Matema ka • Matema ka • PJOK
kelompok?
Indonesia • PPKn Indonesia • PPKn • IPS • PPKn
4. Apa hal terpen ng yang saya pelajari secara pribadi?
• IPS • SBdP • PJOK • Bahasa • SBdP • Bahasa
• IPA • IPA Indonesia Indonesia

KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN 1


Bahasa Indonesia:
3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan da ar
pertanyaan
4.3 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efek f dalam
bentuk tes tulis
IPS:
3.1 Mengiden fikasi karakteris k ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat dari ngkat kota/kabupaten sampai ngkat provinsi.
4.1 Menyajikan hasil iden fikasi karakteris k ruang dan pemanfaatan sumber daya alam
untuk kesejahteraan masyarakat dari ngkat kota/kabupaten sampai ngkat provinsi
IPA:
3.8 Menjelaskan pen ngnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di
lingkungannya
4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-orang di
lingkungannya

46 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 47
PEMETAAN KOMPETENSI DASAR DALAM PEMBELAJARAN KELAS 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BAHASA INDONESIA IPS Sekolah : Sekolah Dasar
Kompetensi Dasar: Kompetensi Dasar:
Tema : Peduli terhadap Makhluk Hidup
3.3 Menggali informasi dari 3.1 Mengiden fikasi karakteris-
seorang tokoh melalui k ruang dan pemanfaatan Subtema : Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku
wawancara menggunakan sumber daya alam untuk Kelas/Semester : 4/SEMESTER 1
da ar pertanyaan. kesejahteraan masyarakat
Materi Pokok :
4.3 Melaporkan hasil wawan- dari ngkat kota/kabupaten
sampai ngkat provinsi. • Wawancara Tokoh
cara menggunakan kosakata
baku dan kalimat efek f 4.1 Menyajikan hasil iden fikasi • Masalah-masalah yang terdapat di Lingkungan
dalam bentuk tes tulis. karakteris k ruang dan • Upaya Pelestarian Sumber Daya
pemanfaatan sumber daya
Alokasi Waktu : 6 X 35 menit (6 jam pelajaran/JP)
alam untuk kesejahteraan
masyarakat dari ngkat
kota/kabupaten sampai KOMPETENSI DASAR (KD)
ngkat provinsi.
Pembelajaran BAHASA INDONESIA:

1 3.3. Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan da ar


pertanyaan
4.3. Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efek f dalam
bentuk tes tulis
IPA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Kompetensi Dasar: 3.1 Mengiden fikasi karakteris k ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk
3.8. Menjelaskan pen ngnya kesejahteraan masyarakat dari ngkat kota/kabupaten sampai ngkat provinsi.
upaya keseimbangan dan 4.1 Menyajikan hasil iden fikasi karakteris k ruang dan pemanfaatan sumber daya alam
pelestarian sumber daya untuk kesejahteraan masyarakat dari ngkat kota/kabupaten sampai ngkat provinsi
alam di lingkungannya. ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
4.8. Melakukan kegiatan upaya 1.8. Menjelaskan pen ngnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di
pelestarian sumber daya lingkungannya
alam bersama orang- 4.8. Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-orang di
orang di lingkungannya. lingkungannya
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
BAHASA INDONESIA
3.3.1 Merancang pertanyaan untuk persiapan wawancara dengan tepat
4.3.1 Mempresentasikan hasil wawancara
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
3.1.1 Mengiden fikasi masalah-masalah keseimbangan lingkungan dengan tepat
4.1.1 Mempresentasikan hasil iden fikasi masalah keseimbangan lingkungan dengan
tepat

48 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 49
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) PERSIAPAN PEMBELAJARAN
3.8.1. Mengiden fikasi karakteris k dataran nggi, dataran rendah, dan pantai serta Langkah-langkah yang perlu dipersiapakan oleh guru sebelum mengajar:
pemanfaatan sumber daya alamnya bagi kesejahteraan masyarakat dengan tepat 1. Siapkan semua alat dan bahan seluruhnya (di atas meja guru)
4.8.1 Menyajikan informasi hasil iden fikasi karakteris k dataran nggi. dataran rendah, 2. Meja dan kursi siswa sudah dalam posisi berkelompok
dan pantai serta pemanfaatan sumber daya alamnya bagi kesejahteraan masyarakat 3. Lampu kelas dipas kan semua dalam kondisi op mal (menyala dengan terang)
dengan sistema s. 4. Kelas dalam keadaan bersih dan dak bau
TUJUAN PEMBELAJARAN URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat untuk membuat da ar pertanyaan tentang Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
tumbuhan palawija dengan benar. • Kelas dimulai dengan salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran siswa
 Melalui kegiatan wawancara, siswa dapat bertanya kepada pemilik kebun singkong • Kelas dimulai dengan salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran siswa
dengan percaya diri. • Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa. Siswa yang diminta
 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat mengiden fikasi masalah-masalah memimpin do’a hari ini adalah siswa yang hari ini datang paling awal.
keseimbangan lingkungan dengan tepat. • Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin se ap saat dan manfaatnya
 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa mengetahui cara melestarikan tanaman bagi tercapainya cita-cita.
palawija dan cara-cara menjaga keseimbangan lingkungan agar tanaman tersebut dak • Guru memberi mo vasi kepada siswa agar semangat dalam mengiku pembelajaran
habis dengan tepat. yang akan dilaksanakan.
 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat mengiden fikasi karakteris k dataran • Siswa diminta maju ke depan kelas oleh guru untuk me-review atau menjelaskan
nggi, dataran rendah, dan pantai serta pemanfaatan sumber daya alamnya bagi sedikit materi pelajaran sebelumnya
kesejahteraan masyarakat dengan tepat. • Guru menjelaskan kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini dan apa tujuan yang
 Melalui kegiatan presentasi kelompok, siswa dapat menyajikan informasi hasil akan dicapai dari kegiatan tersebut.
iden fikasi karakteris k dataran nggi. dataran rendah, dan pantai serta pemanfaatan • Guru dan siswa menyanyikan salah satu lagu nasional
sumber daya alamnya bagi kesejahteraan masyarakat dengan sistema s.
Kegiatan In (190 menit)
SARANA DAN PRASARANA
A. Lokasi: di sekolah
1. Lampu ruang kelas yang memadai • Siswa dibentuk menjadi lima kelompok
2. Ruang kelas yang cukup luas • Guru menyiapkan “Toples Misteri”, yaitu Toples yang berisi lima bola plas k dengan
MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN warna yang berbeda, yaitu: merah, kuning, hijau, biru, pu h. (Apabila guru dak
• Model Pembelajaran: Tatap Muka dapat menyediakan bola plas k warna-warni maka bisa menggunakan kertas
• Metode Pembelajaran: kunjungan lapangan, wawancara, diskusi, presentasi, penugasan origami warna-warni)
KEGIATAN PEMBELAJARAN UTAMA • Bagian atas toples ditutup sebagian dengan kertas/kain, sebagian lagi terbuka,
• Pengaturan siswa: kelompok terdiri dari lima orang untuk memudahkan tangan siswa masuk ke dalam toples untuk memilih bola.
MATERI AJAR, ALAT, DAN BAHAN • Lima siswa maju ke depan untuk memilih bola, siswa pertama mengambil
1. Materi atau sumber pembelajaran yang utama: bola (siswa dak boleh melihat ke arah dalam toples), lalu siswa kedua, dan
• Tanaman palawija: Tanaman Singkong, Kacang Hijau, Kentang, dan Ubi seterusnya sampai siswa ke-lima, lalu masing-masing siswa tersebut menjadi ketua
• Gambar Bentang Alam: Pantai, Dataran Tinggi, Dataran rendah kelompoknya (Kelompok Merah, kelompok Kuning, Kelompok Hijau, Kelompok
2. Sumber Belajar/referensi: Biru, Kelompok Pu h). Kelima siswa tersebut memimpin temannya yang lain untuk
• Buku-buku tentang tanaman palawija, buku tentang tanaman singkong mengambil bolanya masing-masing sehingga terbentuklah lima kelompok siswa.
• Buku-buku tentang Karakteris k Sumber Daya Alam • Siswa diajak berkeliling ke kebun singkong millik salah satu warga desa yang berada
3. Alat dan bahan yang diperlukan: di lingkungan sekitar sekolah
• Alat: spidol kecil warna-warni, spidol besar, pensil warna-warni, selo p kertas, B. Lokasi di kebun singkong:
penggaris, lima buah bola warna-warni (merah, hijau, kuning, biru, dan pu h), lem • Siswa diperkenalkan kepada warga pemilik kebun singkong
kertas, toples plas k
• Siswa mengama kebun singkong tersebut.
• Bahan: Karton manila warna-warni: hijau, pu h, merah, kuning, biru

50 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 51
• Masing-masing kelompok berdiskusi membahas da ar pertanyaan yang akan • Setelah kegiatan diskusi selesai maka se ap kelompok maju ke depan kelas untuk
ditanyakan kepada warga pemilik kebun singkong mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya.
• Siswa mengajukan pertanyaan yang telah dibuatnya kepada pemilik kebun singkong • Siswa lainnya dapat memberikan pendapat ataupun memberikan pertanyaan
dan mencatat pertanyaan yang diberikan oleh pemilik kebun singkong terhadap kelompok yang sedang maju.
• Sesudah kegiatan tanya jawab selesai maka siswa dan guru kembali ke sekolah • Siswa difasilitasi dan dibimbing dalam menganalisis dan memberikan penilaian
C. Lokasi: di sekolah terhadap hasil wawancara kelompok lain.
• Siswa berdiskusi untuk membahas hasil wawancara dan membuat laporan tertulis • Siswa membuat kesimpulan tentang karakteris k bentang alam.
• Laporan ditulis kembali di karton manila Kegiatan Penutup (10 menit)
• Saat siswa bekerja dalam kelompok, guru harus berjalan berkeliling untuk Evaluasi
memas kan bahwa masing-masing kelompok mengerjakan sesuai tugasnya • Siswa dibimbing membuat rangkuman pelajaran
• Setelah kegiatan diskusi selesai maka se ap kelompok maju ke depan kelas untuk • Siswa dibimbing untuk merefleksi proses dan materi pelajaran
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Memberikan Penghargaan
• Siswa lainnya dapat memberikan pendapat ataupun memberikan pertanyaan • Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
terhadap kelompok yang sedang maju.
• Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
• Siswa difasilitasi dan dibimbing dalam menganalisis dan memberikan penilaian
• Menyanyikan lagu daerah.
terhadap hasil wawancara kelompok lain.
• Kegiatan belajar ditutup dengan berdoa
• Sesudah kegiatan presentasi selesai maka hasil kerja siswa ditempelkan di mading
kelas (bila dak ada mading maka hasil kerja siswa dapat ditempel di dinding kelas ASESMEN/PENILAIAN
dengan rapi) Asesmen/Penilaian:
• Guru memberikan penguatan • Cara guru menilai: Asesmen individu dan Asesmen kelompok
• Siswa mengama tanaman palawija: singkong, kentang, kacang hijau, dan ubi yang • Asesmen individu: Sikap Siswa saat Diskusi Kelompok
disajikan oleh guru a. Sikap : Par sipasi Ak f (sikap saat diskusi)
• Siswa kembali diminta untuk membuat beberapa pertanyaan tentang tumbuhan b. engetahuan : Iden fikasi masalah keseimbangan lingkungan
palawija. c. Keterampilan : Membuat da ar pertanyaan
• Pertanyaan yang dibuat adalah tentang bagaimana melestarikan tanaman tersebut,
manfaat tanaman-tanaman tersebut, dan cara-cara menjaga keseimbangan Teknik Penilaian
lingkungan agar tanaman tersebut dak habis. Penilaian
• Setelah kegiatan diskusi selesai maka se ap kelompok maju ke depan kelas untuk 1. IPA
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. • Pertanyaan siswa tentang iden fikasi masalah keseimbangan lingkungan untuk
• Siswa lainnya dapat memberikan pendapat ataupun memberikan pertanyaan menjaga keberadaan tanaman diperiksa menggunakan rubrik.
terhadap kelompok yang sedang maju. Beri tanda centang (√) sesuai pencapaian siswa!
• Siswa difasilitasi dan dibimbing dalam menganalisis dan memberikan penilaian Sangat Baik Baik Cukup Perlu Pendampingan
Kriteria
terhadap hasil wawancara kelompok lain. (Nilai 4) (Nilai 3) (Nilai 2) (Nilai 1)
• Guru memberikan penguatan Iden fikasi Mengiden fikasi Meng- Meng- Belum mampu meng-
• Siswa mengama gambar ga kondisi geografis, yaitu: pantai, dataran nggi, dan masalah semua masalah iden fikasi iden fikasi iden fikasi masalah
dataran rendah. keseimbangan keseimbangan sebagian hanya sebagian keseimbangan
• Siswa membuat pertanyaan tentang beragam hal yang ingin mereka ketahui tentang lingkungan lingkungan besar masalah kecil masalah lingkungan dengan
ke ga bentang alam tersebut. dengan tepat. keseimbangan keseimbangan tepat.
• Siswa menuliskan pertanyaan pada kolom yang tersedia. lingkungan lingkungan
• Siswa mendiskusikan pertanyaan dan hasil pengamatan dalam kelompoknya dengan tepat. dengan tepat.
masing-masing
• Siswa menuliskan perbedaan-perbedaan yang mereka temukan dari ke ga bentang
alam tersebut.

52 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 53
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Pendampingan Sangat Baik Baik Cukup Perlu Pendampingan
Kriteria Kriteria
(Nilai 4) (Nilai 3) (Nilai 2) (Nilai 1) (Nilai 4) (Nilai 3) (Nilai 2) (Nilai 1)
Kemandirian Melakukan Melakukan Melakukan Belum mampu Penyajian Penyajian Penyajian Penyajian Belum mampu
dan ketepatan iden fikasi iden fikasi iden fikasi melakukan iden fikasi informasi informasi informasi informasi menyajikan informasi
iden fikasi dengan mandiri dengan cukup dengan kurang dengan mandiri dan tentang tentang tentang tentang karak- tentang karakteris k
masalah dan tepat. mandiri dan mandiri namun tepat. karakteris k karakteris k karakteris k teris k dataran dataran nggi,
keseimbangan cukup tepat. cukup tepat. dataran nggi, dataran nggi, dataran nggi, nggi, dataran dataran rendah,
lingkungan dataran dataran rendah, dataran rendah,rendah, dan dan pantai serta
Sikap rasa Tampak antusias Tampak cukup Tampak kurang Tidak tampak antusias rendah, dan dan pantai dan pantai pantai serta sumber daya alam
Ingin tahu. dan mengajukan antusias dan antusias dan dan perlu dimo vasi pantai serta serta sumber serta sumber sumber dan pemanfaatannya
banyak ide dan terkadang dak meng- untuk mengajukan ide sumber daya alam dan daya alam daya alam dengan sistema s.
pertanyaan mengajukan ajukan ide dan dan pertanyaan. daya alam pemanfaatannya dan peman- dan peman-
selama kegiatan. ide dan per- pertanyaan dan peman- dengan faatannya cukupfaatannya
tanyaan selama selama faatannya. sistema s. sistema s. kurang
kegiatan. kegiatan. sistema s.
Sikap Peduli Peduli terhadap Cukup peduli Kurang peduli Belum menunjukkan
Total Nilai Siswa keberadaan terhadap terhadap kepedulian terhadap
• Penilaian (penskoran): x 10
Total Nilai Maksimal sumber daya keberadaan keberadaan keberadaan sumber
6 alam Indonesia sumber daya sumber daya daya alam.
• Contoh: x 10 = 5
12 secara konsisten alam Indonesia. alam Indonesia.
Sikap Bertanggung Cukup bertang- Kurang ber- Belum bertanggung
2. IPS Tanggung jawab terhadap gung jawab tanggung jawab jawab terhadap
Jawab tugas-tugas terhadap tugas- terhadap tugas- tugas-tugas secara
a. Tugas siswa menemukan dan menuliskan informasi tentang karakteris k bentang secara konsisten. tugas secara tugas secara konsisten.
alam: pantai, dataran rendah, dan dataran nggi, dinilai menggunakan rubrik. konsisten. konsisten.
Beri tanda centang (√) sesuai pencapaian siswa!
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Pendampingan Total Nilai Siswa
Kriteria • Penilaian (penskoran): x 10
(Nilai 4) (Nilai 3) (Nilai 2) (Nilai 1) Total Nilai Maksimal
Karakteris k Mengiden fikasi Meng- Meng- Belum mampu 9
• Contoh: x 10 = 7,5
dataran nggi, semua iden fikasi iden fikasi mengiden fikasi 12
dataran karakteris k sebagian besar sebagian karakteris k dataran b. Sikap siswa saat melakukan diskusi dinilai menggunakan rubrik.
rendah, dan dataran nggi, karakteris k kecil karak- nggi, dataran Beri tanda centang √) sesuai pencapaian siswa!
pantai serta dataran rendah, dataran nggi, teris k dataran rendah, dan pantai Aspek Sangat Baik: 4 Baik: 3 Cukup: 2 Kurang: 1 Skor
sumber daya dan pantai dataran rendah, nggi, dataran serta sumber daya Kontribusi Selalu Biasanya Terkadang Jarang
alam dan serta sumber dan pantai rendah, dan alam dan peman- dalam koopera f. koopera f. koopera f. koopera f.
pemanfaatan daya alam dan serta sumber pantai serta faatannya dengan kelompok Secara ru n Biasanya mena- Terkadang Jarang
nya pemanfaatannya daya alam sumber tepat. menawarkan warkan ide-ide menawarkan menawarkan ide
dengan tepat. dan peman- daya alam ide-ide yang yang berguna. ide yang yang berguna.
faatannya dan peman- berguna. Selalu Umumnya berguna. Jarang Mengganngu
dengan tepat. faatannya tunjukkan sikap menunjukkan menunjukkan teman.
dengan tepat. posi f. sikap posi f sikap posi f

54 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 55
Aspek Sangat Baik: 4 Baik: 3 Cukup: 2 Kurang: 1 Skor Komentar :
Kerja sama Melakukan lebih Apakah Bisa saja Tidak melakukan
dengan teman dari yang lain. memiliki membagi lebih pekerjaan apa
Sangat produk f. sebagian dari banyak beban pun. Tidak
Bekerja sangat beban kerja. kerja. Meng- berkontribusi.
baik dengan Koopera f. alami kesulitan. Tidak bekerja
orang lain. Bekerja dengan Membutuhkan dengan baik
baik dengan struktur, dengan orang
orang lain. arahan, dan lain.
3. Bahasa Indonesia
kepemimpinan.
• Da ar pertanyaan siswa dinilai menggunakan rubrik.
Fokus Mencoba Tidak menim- Terkadang Seringkali Beri tanda centang (√) sesuai pencapaian siswa!
membuat orang bulkan masalah berfokus pada bukan anggota
tetap bekerja dalam grup. tugas. Tidak m yang baik.
sama. Hampir Berfokus selalu anggota Tidak fokus Sangat Baik Baik Cukup Perlu Pendampingan
Kriteria
selalu fokus pada tugas di m yang baik. pada tugas. (Nilai 4) (Nilai 3) (Nilai 2) (Nilai 1)
pada tugas. sebagian besar Harus didorong Biarkan orang Da ar Semua Sebagian besar Hanya Belum mampu
Sangat mandiri. waktu. Bisa dan diingatkan lain melakukan pertanyaan pertanyaan pertanyaan sebagian kecil membuat pertanyaan
mengandalkan untuk terus pekerjaannya. tepat. tepat. pertanyaan dengan tepat.
orang ini. mengerjakan tepat.
tugas Kosa kata baku Menggunakan Menggunakan Menggunakan Belum mampu
Kemampuan Selalu men- Biasanya men- Terkadang Jarang kosa kata baku kosa kata kosa kata menggunakan kosa
Berkomunikasi dengarkan, dengarkan, mendengarkan, mendengarkan, dalam semua baku dalam baku dalam kata baku dalam
berbagi, dan berbagi dengan, berbagi, dan berbagi, atau pertanyaan. sebagian besar sebagian kecil pertanyaan.
mendukung dan mendukung mendukung mendukung pertanyaan pertanyaan
upaya upaya orang upaya orang upaya orang lain. Kalimat efek f Menggunakan Menggunakan Menggunakan Belum mampu
orang lain. lain. Terkadang lain Biasanya Selalu berbicara kalimat efek f kalimat kalimat menggunakan kalimat
Memberikan berbicara yang paling dan dak pernah dalam semua efek f dalam efek f dalam efek f dalam semua
umpan balik terlalu banyak. banyak bicara. mendengarkan pertanyaan. sebagian besar sebagian kecil pertanyaan.
yang efek f. Memberikan Jarang men- orang lain. Tidak pertanyaan. pertanyaan.
Menyam- umpan balik dengarkan memberikan
paikan banyak yang efek f. orang lain. umpan Total Nilai Siswa
• Penilaian (penskoran): x 10
informasi yang Menyampaikan Memberikan balik. Tidak Total Nilai Maksimal
relevan. beberapa sedikit umpan menyampaikan
informasi dasar balik. Me- informasi apa 10
• Contoh: x 10 = 8,3
yang berhu- nyampaikan pun kepada 12
bungan dengan sangat sedikit rekan satu m.
topik. informasi yang
berhubungan
dengan topik.

56 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 57
REFLEKSI GURU
1. Hal-hal yang perlu menjadi perha an, misalnya: ketepatan pemilihan media belajar,
ketercukupan alat dan bahan yang digunakan, ketepatan sumber belajar, alat yang
digunakan dapat berguna dengan op mal, dan sebagainya.
BAHAN AJAR KELAS 2
2. Siswa yang perlu mendapat perha an khusus.
3. Dalam menilai sikap siswa dalam berdiskusi dan keterampilan siswa dalam kegiatan SUBTEMA 3
presentasi maka guru akan memperha kan dengan cermat se ap siswa dan akan
memberikan perha an khusus pada beberapa siswa yang perlu bantuan.
4. Hal-hal yang menjadi catatan keberhasilan
5. Hal-hal yang harus diperbaiki dan di ngkatkan
PERTANYAAN REFLEKSI UNTUK SISWA
1. Bagaimana pendapat saya terhadap tugas yang saya dan kelompok saya buat?
2. Apa saja penemuan yang paling menarik yang saya buat saat mengerjakan tugas ini?
3. Apa saja hal yang paling menantang untuk saya selama melakukan kegiatan dalam
kelompok?
4. Apa hal terpen ng yang saya pelajari secara pribadi?

sumber: www.orissapost.com

AYO MENGAMATI

Tumbuhan di Sekitarku
Gambar di atas adalah gambar kebun jagung milik ibu guru Meira.
Apa saja yang kamu lihat di kebun ibu guru Meira.
Apakah tanaman jagung milik ibu guru Meira akan segera dipanen?

Ama lah lingkungan di sekitar rumahmu!


Tanaman apa saja yang ada di sekitar rumahmu?

58 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 59
Aku menemukan banyak hal di kebun jagung milik ibu guru Meira:
1. …………………………………………………………………………… AYO MENULIS
2. ……………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………… Perbaikilah penulisan ejaan dan tanda baca pada teks bacaan di atas dan salinlah
4. …………………………………………………………………………… pada format garis sambung!
.....................................................................................................................................................................
5. ……………………………………………………………………………
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
Diskusikan jawabanmu dengan teman dalam kelompokmu! .....................................................................................................................................................................
Presentasikan jawaban kelompokmu! .....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................

AYO MEMBACA .....................................................................................................................................................................


.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
Kebun Jagung Milik Bu Meira .....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
hari ini adalah hari senin
.....................................................................................................................................................................
bu meira mengajak seluruh siswa kelas 2 berkunjung ke kebun jagung .....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
kebun jagung tersebut adalah milik ibu meira
banyak sekali jagung di kebun bu meira
jagung jagung tersebut akan segera dipanen AYO MENGAMATI
jagung jagung di kebun itu berwarna kuning
seluruh siswa diajak memanen jagung Kebun jagung Ibu Meira cukup luas.
seluruh siswa mendapatkan satu buah jagung dari ibu meira Jagung di kebun Ibu Meira sudah dapat dipanen.
Seluruh siswa diizinkan untuk memanen masing-masing satu buah jagung.
Pertanyaan: Berat masing-masing jagung berbeda.
1. Ada berapa jumlah kalimat dalam bacaan tersebut? Ibu Meira memilliki satu buah jagung.
............................................................................................................................ Ibu Meira menimbang buah jagung miliknya.
............................................................................................................................ Ibu Meira menggunakan mbangan duduk.
2. Apakah penullisan kalimat pada teks bacaan tersebut sudah benar?
Pada mbangan tersebut tertulis satuan beratnya gram.
............................................................................................................................
Berat jagung Ibu Meira adalah 200 gram.
............................................................................................................................

60 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 61
Perha kan mbangan yang digunakan oleh Ibu Meira! Karya seni dua dimensi dapat dilihat dari satu sisi yaitu depan dan dari atas.
Timbangan duduk digunakan untuk mengukur berat benda yang ringan. Pada karya dua dimensi terdapat k- k
Satuan berat yang digunakan dalam mbangan tersebut adalah gram. 1 kg = 1000 Pada karya seni dua dimensi juga terdapat garis.
gram.
Ada garis yang lurus dan melengkung.
Ada yang tebal dan pis.
AYO BERLATIH Ada yang panjang dan pendek

 Timbanglah jagung milikmu dan milik teman-teman kelompokmu!


Gambarlah buah jagung milikmu dan beri warna!
 Catatlah hasilnya pada tabel berikut!

Kelompok: ___________

Nomor Nama Siswa Berat Jagung (gram)

 Presentasikan data berat jagung kelompokmu masing-masing! AYO RENUNGKAN

AYO BERKREASI Tuliskan hal-hal yang sudah kamu lakukan pada hari ini!

Ibu Meira senang sekali melihat beragam jagung di kebunnya. Hal-hal yang aku lakukan pada hari ini:
Ibu Meira menggambar jagung dengan menggunakan pensil warna. 1. .............................................................................................................
Perha kan model gambar jagung milik Ibu Meira. 2. .............................................................................................................
3. .............................................................................................................
Karya seni Ibu Meira merupakan karya seni rupa dua dimensi.
4. .............................................................................................................
Ciri utama karya seni dua dimensi adalah memiliki dua unsur, yaitu panjang dan 5. .............................................................................................................
lebar.

62 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 63
KERJA SAMA DENGAN ORANG TUA BAHAN AJAR KELAS 4
SUBTEMA 1
1. Ceritakan kepada orang tuamu kegiatan belajar yang dapat kamu lakukan hari Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku
ini dengan baik!
2. Ceritakan juga kepada orang tuamu kegiatan belajar yang sulit kamu lakukan
hari ini!

sumber: sanjayfrans.blogspot.com

AYO MENGAMATI

Gambar di atas adalah gambar kebun singkong milik Pak Afif.


Apa saja yang kamu lihat di kebun kebun singkong Pak Afif?
Apakah tanaman singkong milik Pak Afif akan segera dipanen?

Ama lah lingkungan di sekitar rumahmu!


Tanaman apa saja yang ada di sekitar rumahmu?

64 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 65
AYO BERTANYA AYO MENGAMATI
Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan kepada Pak Afif tentang
Ama gambar-gambar tanaman palawija berikut ini!
kebun singkongnya!
Kemudian, buatlah pertanyaan tentang tanaman
palawija tersebut!

Kelompok: ___________ Ubi

No Pertanyaan
1
2
3
4
5 Singkong Kentang
Kacang Hijau
6

Kelompok: ___________

AYO PRESENTASI No Pertanyaan


1

Diskusikan hasil wawancara kelompokmu dengan Pak Afif, lalu presentasikan hasil 2
wawancaramu di depan kelas! 3
4
5
Laporan Hasil Wawancara 6
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
AYO MENYIMPULKAN
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... Sesudah mengama gambar dan diskusi dalam kelompok, buatlah kesimpulan
..................................................................................................................... tentang tanaman palawija tersebut!

66 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 67
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

AYO MENGAMATI
.....................................................................................................................
Ama gambar-gambar bentang alam berikut ini! Kemudian, buatlah pertanyaan
..................................................................................................................... tentang bentang alam tersebut!
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Pantai
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

Dataran Rendah
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... Dataran Tinggi

68 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 69
AYO BERDISKUSI .....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Kelompok: ___________
.....................................................................................................................

No Pertanyaan .....................................................................................................................
1 .....................................................................................................................
2
3
4
5
.....................................................................................................................
6
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
AYO MENYIMPULKAN .....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Kesimpulan

..................................................................................................................... AYO RENUNGKAN


..................................................................................................................... Tuliskan hal-hal yang sudah kamu lakukan pada hari ini!
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... Hal-hal yang aku lakukan pada hari ini:
..................................................................................................................... 1. .............................................................................................................
..................................................................................................................... 2. .............................................................................................................
3. .............................................................................................................
4. .............................................................................................................
5. .............................................................................................................

70 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 71
KERJA SAMA DENGAN ORANG TUA
1. Ceritakan kepada orang tuamu kegiatan belajar yang dapat kamu lakukan hari DAFTAR PUSTAKA
ini dengan baik!
2. Ceritakan juga kepada orang tuamu kegiatan belajar yang sulit kamu lakukan
hari ini! Depdiknas. 2003. Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual, Jakarta: Direktorat
Sekolah Lanjutan Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Hasibuan, H. M. Idrus. Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And
Learning). dalam Jurnal Logaritma Vol. II, No.01 Januari 2014.
Kemdikbud. 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2012. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan. Jakarta.
Mar as, Irsyad (2014), Implikasi Perubahan Tataguna Lahan terhadap Dinamika
Sosial-Ekonomi Masyarakat Gunungkidul: Suatu Kajian Antropologi
Keruangan, Jurnal BioKultur, Vol III/No. 1/januari-Juni 2014, hal.292-315.
Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Direktorat PLP.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

72 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 73
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ib daiyah. Pelaksanaan Pendidikan Masa Darurat.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Surat Keputusan Kepala Dinas Dikpora Kab Gunungkidul No. 420/109/KPTS/2011
Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. tentang Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi Jenjang SD, SMP, SMA/
SMK.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2018 tentang Kompetensi In dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inova f Progresif. Surabaya:
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Kencana.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Wardhana, Wahyu., Sartohadi, Junun., Rahayu, Lies., Kurniawan, Andri.,(2012),
Muatan Lokal Kurikulum 2013. Analisis Transisi Lahan di Kabupaten Gunungkidul dengan Citra Penginderaan
Jauh Mul Temporal, Jurnal Ilmu Kehutanan Vol VI No 2, Juli-September 2012,
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
hal 89-102 h ps://doi.org/10.22146/jik.5737.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Zahorik, John A. 1995. Construc vist Teaching. Phi Delta Kappa. Educa onal
Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal.
Founda on.
Rusman. 2010. Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
h ps://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/VqbcmM/2020/8/7/051b4abc-58b2-
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
4972-84b7-573222591a8f.png
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
h ps://portalmadura.com/wp-content/uploads/2019/06/Ini-Alasan-Jangan-
Jakarta: Kencana.
Simpan-Jagung-di-Kulkas.jpg
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Is mewa Yogyakarta. (2017-
h ps://3.bp.blogspot.com/-CcnEcsmCSU4/U574JTCGBCI/AAAAAAAAAC8/
2022.). RPJMD DIY. Yogyakarta.
zCtafVD9Ncw/s1600/2.jpg
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
h ps://mediaindonesia.com/humaniora/304345/menyemai-ilmu-di-lahan-
Gunungkidul. (2016-2021).Yogyakarta.
tandus
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
h p://gdhe.web.id/pen ngnya-pendidikan-di-gunungkidul
Kencana Prenada Media Group.
h p://bappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/spasial/Peta-Ekosistem-
Sardiman. 2009. Interaksi dan Mo vasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Bentanglahan.jpg
Siregar, Eveline dan Har ni Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Slavin, Robert. E. 2011. Coopera ve Learning Teori, Riset dan Prak k. Bandung:
Nusa Media.
Sugiyanto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inova f. Surakarta: Mata Padi
Presindo.
Suprijono, Agus. 2013. Coopera ve Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

74 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum Model Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Konteks Masyarakat Pertanian Daerah Tandus 75
CATATAN:

76 Inspirasi Diversifikasi Kurikulum

Anda mungkin juga menyukai