Anda di halaman 1dari 23

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi


Sistem adalah kumpulan orang yang saling bekerja sama dengan
ketentuan-ketentuan aturan yang sistematis dan terstruktur untuk membentuk
kesatuan yang melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai tujuan. Sistem memiliki
beberapa karakteristik atau sifat yang terdiri atas komponen sistem, batasan sistem,
lingkungan luar sistem, penghubung sistem, masukkan sistem, keluaran sistem,
pengolahan sistem dan sasaran sistem. Sedangkan informasi adalah data yang
diolah menjadi lebih berguna dan berarti bagi penerimanya serta mengurangi suatu
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dalam sebuah keadaan. (Anggraeni
dan Irviani, 2017).
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu
sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial
dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi guna dapat mneyediakan informasi
kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan dalam membantu
pengambilan keputusan.
2.1.1 Fungsi Sistem Informasi
Adapun beberapa fungsi dari adanya sistem informasi yakni sebagai
berikut (Anggraeni dan Irviani, 2017):
1. Untuk meningkatkan aksesibilitas data yang ada secara efektif dan efesien
kepada pengguna, tanpa dengan adanya perantara sistem informasi.
2. Memperbaiki produtivitas aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
3. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
4. Mengidentifikasi kebutuhan mengenai keterampilan pendukung sistem
informasi.
5. Mengantisipasi dan memahami akan konsekuensi ekonomi.
6. Menetapkan investasi yang aka diarahkan pada sistem informasi.
7. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
Kelompok XVI

2.1.2 Komponen Sistem Informasi


Sistem informasi terdiri dari komponenkomponen yang disebut
blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen
model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen
software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut
saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan
untuk mencapai sasaran. Adapun penjelasan dari masing-masing komponen adalah
sebagai berikut (Anggraeni dan Irviani, 2017):
1. Komponen input
Komponen input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input
disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di
basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran
yang diinginkan.
3. Komponen output
Hasil dari sistem informasi yang berupa keluaran yang berisikan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi
Komponen teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi.
Kompoenen teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Komponen Basis data (database)
Komponen ini berupa kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Yang
mana data-data ini perlu disimpan guna untuk penyediaan informasi yang lebih
lanjut.

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-2


2021
Kelompok XVI

6. Komponen kontrol
Komponen ini adalah komponen yang mengendalikan gangguan yang ada
didalam sistem informasi. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi,
seperti bencana alam, api, te,peratur, air, debu, kecurangankecurangan,
kegagalankegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain
sebagainya.

2.1.3 Ciri-ciri Sistem Informasi


Adapun ciri-ciri sistem informasi adalah sebagai berikut (Anggraeni dan
Irviani, 2017):
1. Baru, adalah informasi yang didapat sama sekali baru dan segar bagi
penerimanya.
2. Tambahan, adalah informasi dapat diperbaharui atau memberikan tambahan
terhadap informasi yang telah ada sebelumnya.
3. Kolektif, adalah informasi yang menjadi suatu koreksi dari informasi yang
salah sebelumnya.
4. Penegas, adalah informasi yang mempertegas informasi yang telah ada.

2.1.4 Elemen Sistem Informasi


Sistem informasi terdiri dari elemen-elemen yang terdiri dari orang,
prosedur, perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan
komunikasi data. Semua elemen ini merupakan komponen fisik
(Mahamudu,2018).
1. Orang atau personil yang di maksudkan yaitu operator komputer, analis
sistem, programmer, personil data entry, dan manajer sistem informasi/EDP
2. Prosedur merupakan elemen fisik dikarenakan prosedur sangat dibutuhkan
dalam pengembangan sistem informasi. Ada 3 jenis prosedur yang
dibutuhkan, yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan
masukan, instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.
3. Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat
pengolah, unit masukan/keluaran), peralatan penyiapan data, dan terminal
masukan/keluaran.

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-3


2021
Kelompok XVI

4. Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :


a. Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem
manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem komputer.
b. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.
c. Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program
yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.
5. Basis data adalah file yang berisi program dan data dibuktikan dengan
adanya media penyimpanan secara fisik seperti disket, hard disk,
magnetic tape, dan sebagainya.
6. Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan
lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan.
7. Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi
yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan
informasi diantara komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam
bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data.

Gambar 2.1. Hubungan elemen sistem informasi


(Sumber : Mahamudu, 2018)

2.2 Data Flow Diagram (DFD)


Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknik desain dan dokumentasi
sistem yang sering digunakan. DFD menggunakan simbol-simbol untuk
menyajikan entitas, proses, arus data dan penyimpanan data yang berkaitan dengan
suatu sistem. DFD digunakan untuk menyajikan sistem dalam beberapa tingkat
perincian dari yang sangat umum ke yang sangat terperinci. DFD juga banyak

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-4


2021
Kelompok XVI

digunakan oleh analis sistem untuk mewakili elemen logis dari sistem, namun
teknik DFD ini tidak mewakili sistem fisik. Dengan kata lain, DFD menunjukkan
tugas logis yang sedang dilakukan, namun tidak menunjukkan cara melakukanya
atau siapa (atau apa) yang melakukannya. DFD juga sering digunakan untuk
menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan
dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana
data tersebut mengalir (Kusumawardani,dkk,2017).
DFD sering disebut juga dengan nama bubble chart, bubble diagram,
model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. Terdapat 2 bentuk DFD, yaitu
DFD fisik (Physical Data Flow Diagram) dan DFD logika (Logical Data Flow
Diagram). DFD fisik lebih menekankan pada bagaimana proses dari sistem
diterapkan sedangkan DFD logika lebih menekankan proses-proses apa yang
terdapat di sistem.

2.2.1 Tingkatan Data Flow Diagram (DFD)


Dalam DFD ini, sistem terdiri dari beberapa tingkatan diagram yang
berkaitan satu sama lainnya, yaitu: Diagram Konteks, DFD Level 0, serta Diagram
Rinci (Kusumawardani, dkk, 2017).
1. Context Diagram (CD)
Context Diagram adalah gambaran umum tentang suatu sistem yang terdapat
didalam suatu organisasi yang memperlihatkan batasan (boundary) sistem, adanya
interaksi antara eksternal entity dengan suatu sistem dan informasi secara umum
mengalir diantara entity dan sistem. Context Diagram merupakan alat bantu yang
digunakan dalam menganalisa sistem yang akan dikembangkan.

Gambar 2.2. Diagram Konteks


(Sumber : Kaunang, 2018)

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-5


2021
Kelompok XVI

Tabel 2.1 Simbol-simbol Diagram Konteks


No. Simbol Nama Simbol Keterangan
1. Merupakan bagian luar
Eksternal Entity sistem atau sumber dari
input dan ouput
2 Menunjukkan arus data
Arus data yang masuk antar simbol
atau proses
3. Menujukkan sistem
Sistem ataupun proses

(Sumber : Tanjung dan Sukrianto, 2017)

2. Diagram Level 0
Diagram zero adalah diagram yang menggambarkan proses dri data flow
diagram. Diagram zero memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai
sistem yang akan ditangani. Pada diagram ini menggambarkan proses utama yang
terjadi pada sistem secara rinci.

Gambar 2.3 Diagram Level 0


(Sumber : Kaunang, 2018)

3. Diagram Rinci
Diagram ini adalah diagram yang diuraikan dari DFD Level 0 yang
menggambarkan sub-proses dari setiap proses utama pada DFD Level 0 secara

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-6


2021
Kelompok XVI

terperinci. Diagram rinci terdiri atas DFD level 1, DFD level 2, DFD level 3, dan
seterusnya sesuai proses yang akan dikembangkan.
Tabel 2.2 Simbol-simbol Diagram Konteks (2)
No. Simbol Nama Keterangan
Simbol
1. Merupakan bagian luar
Eksternal sistem atau sumber dari
Entity input dan ouput

2 Berupa suatu file atau


Data Store database pada suatu sistem
komputer atau data manual

3. Menujukkan proses dari


Proses data yang dimasukkan ke
dalam sistem yang
mengubah input menjadi
output
4. Menunjukkan arus data
Arus Data yang masuk antar simbol
atau proses

(Sumber : Tanjung dan Sukrianto, 2017)

Gambar 2.4 Data Flow Diagram


(Sumber : Tanjung dan Sukrianto, 2017)

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-7


2021
Kelompok XVI

2.3 Entity Relationship Diagram (ERD)


Menurut Kusumawati didalam (Suhendro, 2017) menyatakan bahwa
Entity Relationship Diagram merupakan notasi grafis dalam pemodelan data
konseptual yang mendeskripkan hubungan antara penyimpanan. ERD (Entity
Relationship Diagram) adalah model teknik pendekatan yang menyatakan atau
menggambarkan hubungan suatu model. Didalam hubungan ini tersebut dinyatakan
yang utama dari ERD adalah menunjukan objek data (Entity) dan hubungan
(Relationship), yang ada pada Entity berikutnya

2.3.1. Komponen Penyusun ERD


Adapun komponen penyusun ERD adalah sebagai berikut:
1. Entitas (Entity)
Suatu kumpulan objek atau sesuatu yangdapat dibedakan atau dapat
didefinisikan. Pada ERD, Entitas digambarkan dengan sebuah bentuk
persegi panjang. Contoh: Tempat (ruang, bangunan, kantor, lapangan,
kampus).
2. Relasi (Relationship)
Relationship yaitu Hubungan yang terjadi antara satu entitas atau lebih.
Relasi diberi nama dengan kata kerja dasar. Sehingga memudahkan
untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa dengan kalimat aktif atau
kalimat pasif). Pada ERD, Relasi digambarkan dengan sebuah bentuk
belah ketupat. Contoh: Mahasiswa mengambil Mata Kuliah dan Orang
mengendara Mobil.
3. Derajat Relasi (Relationship Degree)
Relationship degree atau derajat relasi adalah jumlah entitas yang
berpartisipasi dalam satu relasi. Derajat relasi yang sering dipakai
di dalam ERD:
a. Unary Relationship
Unary Relationship adalah model relasi yang terjadi di antara entity
yang berasal dari entity set yang sama. Sering juga disebut
sebagai recursive relationship atau relective relationship.

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-8


2021
Kelompok XVI

b. Binary Relationship
Binary Relationship adalah model relasi antar instansi-instansi
(istances) dari suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari entity
yang sama). Relationship ini paling umum digunakan dalam pembuatan
model data.
c. Ternary Relationship
Ternary Relationship merupakan relationship antara instansi-instansi
dari tiga tipe entitas secara sepihak. Masing-masing entitas
mungkin berpartisipasi satu atau banyak dalam suatu relationship
ternary. Perlu dicatat bahwa relationship ternary tidak sama dengan
tiga relationship binary.
4. Atribut (Attribute)
Atribut merupakan karakteristik dari entitas atau Relationship yang
menyediakan penjelasan.
5. Kardinalitas Relasi
Menurut Fathansyah dalam (Puspitasari, 2015) mengemukakan bahwa
“Kardinalitas Relasi menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat
berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain”. Kardinalitas
relasi ini terjadi di antara dua himpunan, misal himpunan A dan B, dapat
berupa (Mulyanto, dkk, 2018):
a. Satu ke Satu ( One to One)
Setiap elemen dari entitas A berhubungan paling banyak dengan
elemen pada entitas B. Demikian juga sebaliknya pada setiap elemen
B berhubungan paling banyak satu pada Entitas A.

Gambar 2.5 Relasi One to One


(Sumber : Mulyanto, dkk, 2018)

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-9


2021
Kelompok XVI

b. Satu ke Banyak (One to Many)


Setiap elemen dari entitas A berhubungan maksimal banyak pada
entitas B. Dan sebaliknya setiap elemen dari entitas B berhubunan
dengan paling banyak satu elemen di Entitas A.

Gambar 2.6 Relasi One to Many


(Sumber : Mulyanto, dkk, 2018)
c. Banyak ke Satu (Many to One)
Setiap elemen dari entitas A berhubungan paling banyak dengan satu
elemen pada entitas B. Dan sebaliknya setiap elemen dari entitas B
berhubungan dengan maksimal banyak elemen di entitas A.

Gambar 2.7 Relasi Many to One


(Sumber : Mulyanto, dkk, 2018)
d. Many to Many (Banyak ke banyak)
Setiap elemen dari entitas A berhubungan maksimal banyak pada
elemen pada entitas B demikian pula dengan sebaliknya.

Gambar 2.8 Relasi Many to Many


(Sumber : Mulyanto, dkk, 2018)

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-10


2021
Kelompok XVI

Tabel 2.3 Simbol Entity Relationship Diagram


No. Simbol Keterangan
1. Entitas

2. Relasi atau aktifitas antar entity

3. Simple atribut

4. Field atau primary key atribut

5. Hubungan antar entity dengan derajat


kardinalitas relasi optional many

6. Hubungan antar entity dengan derajat


kardinalitas relasi optional one

7. Hubungan antar entity dengan derajat


kardinalitas relasi mandatory one

8. Hubungan antar entity dengan derajat


kardinalitas relasi mandatory many
(Sumber: Sukrianto, 2017)

Gambar 2.9 Entity Relationship Diagram


(Sumber : Mulyanto, dkk, 2018)

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-11


2021
Kelompok XVI

2.4 Usecase Diagram


Usecase Diagram merupakan pemodelan untuk melakukan (behavior)
sistem informasi yang akan dibuat. Usecase digunakan untuk mengetahui fungsi
apa saja yang ada didalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak
menggunakan fungsi-fungsi tersebut (Hendini, 2016). Usecase diagram
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem
informasi yang akan dibuat. Usecase juga merupakan diagram yang menangkap
kebutuhan bisnis untuk sistem dan untuk menggambarkan interaksi antara sistem
dan lingkungannya (Aprianti dan Maliha, 2016).

2.4.1. Simbol-simbol Usecase Diagram


Adapun simbol-simbol yang digunakan didalam usecase diagram adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.4. Simbol-simbol Usecase Diagram
No. Simbol Nama Keterangan
Simbol
1. Use Case menggambarkan
fungsionalitas yang disediakan
Usecase sistem sebagai unit-unit yang
bertukar pesan antar unit dengan
aktif, yang dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja
2.
Orang, proses, atau sistem lain
yang berinteraksi dengan sistem
Actor informasi yang akan dibuat di
luar sistem informasi yang akan
dibuat itu sendiri

3. Asosiasi antara aktor dan use


case,digambarkandengan
garis tanpa panah yang
Assosiation mengindikasikan siapa atau
apa yang meminta interaksi
secara langsung dan bukannya
mengindikasikan data.
(Sumber:Hendini, 2016)

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-12


2021
Kelompok XVI

Tabel 2.4. Simbol-simbol Usecase Diagram (Lanjutan)


No. Simbol Nama Keterangan
Simbol
4. Extends, merupakan
perluasan dari use case lain
Ektensi jika kondisi atau syarat
terpenuhi.
5. Hubungan generalisasi dan
spesialisasi (umum – khusus)
antara dua buah use case dimana
fungsi yang satu adalah fungsi
Generalisasi
yang lebih umum dari lainnya,
misalnya: arah panah mengarah
pada use case yang menjadi
generalisasinya (umum)
6. Include, merupakan di dalam
use case lain (required)
atau pemanggilan use case oleh
Include
use case lain, contohnya
adalah pemanggilan sebuah
fungsi program
(Sumber:Hendini, 2016)

Gambar 2.10 Usecase Diagram


(Sumber : Aprianti dan Maliha, 2016)

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-13


2021
Kelompok XVI

2.5 Activity Diagram


Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) dari sebuah
sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak (Hendini, 2016).
Activity diagram biasanya dipakai pada business modelling untuk memperlihatkan
urutan aktivitas bisnis. Selain bisnis, activity diagram juga dapat digunakan untuk
menggambarkan logical procedural sistem dan aliran kerja kasus lainnya
(Rahmawati dan Mulyono, 2016).

2.5.1. Simbol-simbol Activity Diagram


Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam activity diagram adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.5. Simbol-simbol Activity Diagram
No. Simbol Nama Simbol Keterangan
1.
Status awal aktivitas
sistem, sebuah diagram
Start Point
aktivitas memiliki
sebuah status awal

2. Status akhir yang


dilakukan sistem,
End Point sebuah diagram
aktivitas memiliki
sebuah status akhir.
3. Aktivitas yang
dilakukan sistem,
Activities aktivitas biasanya
diawali dengan kata
kerja.
4. Fork/percabangan,
digunakan untuk
menunjukkan kegiatan
yang dilakukan secara
Fork
(Percabangan) paralel atau untuk
menggabungkan dua
kegiatan paralel menjadi
satu
(Sumber:Hendini, 2016)

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-14


2021
Kelompok XVI

Tabel 2.5. Simbol-simbol Activity Diagram (Lanjutan)


No. Simbol Nama Simbol Keterangan
5.

Asosiasi penggabungan
Join/rake dimana lebih dari satu
(Penggabungan) aktivitas digabungkan
menjadi satu

6.
Decision Points,
menggambarkan pilihan
Decision Point untuk pengambilan
keputusan, true atau false

7.
Memisahkan organisasi
bisnis yang
bertanggung jawab
Swimlane
terhadap aktivitas
terjadi/ memisahkan
activity diagram.

(Sumber:Hendini, 2016)

Gambar 2.11. Activity Diagram


(Sumber : Hendini, 2016)

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-15


2021
Kelompok XVI

2.6 User Interface Design/ Design Interface


Design Interface adalah seperangkat alat/elemen yang digunakan untuk
memanipulasi objek digital. Menurut Rauschenberger dkk (2013) menyatakan
bahwa sebuah desain antar muka (user interface) dianggap bagus apabila dapat
berfungsi dengan baik, tidak hanya mempertimbangkan aspek estetik saja. Dengan
kata lain, dalam menentukan bentuk desain antar muka (user interface), tidak hanya
dibutuhkan aspek estetik visual, namun juga harus mempertimbangkan aspek
fungsi. Struktur desain antar muka dapat dilihat pada bagan berikut (Wibawanto
dan Nugrahani, 2018):

Gambar 2.12 Aspek Design User Interface


(Sumber: Wibawanto dan Nugrahani, 2018)
User Interface Design adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan tampilan dari mesin atau komputer yang berinteraksi langsung
dengan pengguna. Desain dan penyusunan tampilan antarmuka perlu diperhatikan
untuk menghasilkan tampilan yang bagus (Ghiffary, dkk, 2018).
Schlatter (2013) memberikan sebuah panduan untuk menyusun sebuah
desain aplikasi yang mudah digunakan dengan membaginya ke dalam beberapa
komponen yang berpengaruh sebagai berikut (Ghiffary, dkk, 2018):

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-16


2021
Kelompok XVI

1. Consistency : konsistensi dari tampilan antarmuka pengguna


2. Hierarchy : penyusunan hirarki kepentingan dari obyek-obyek yang terdapat
di dalam aplikasi
3. Personality : kesan pertama yang terlihat pada aplikasi yang menunjukkan ciri
khas dari aplikasi tersebut.
4. Layout : tata letak dari elemen-elemen di dalam sebuah aplikasi.
5. Type : tipografi yang digunakan di dalam sebuah aplikasi
6. Color : penggunaan warna yang tepat digunakan pada sebuah aplikasi.
7. Imagery : penggunaan gambar, icon, dan sejenisnya untuk menyampaikan
sebuah informasi di dalam aplikasi.
8. Control and Affordances : elemen dari antarmuka pengguna yang dapat
digunakan orang untuk berinteraksi dengan sistem melalui sebuah layar.
Menurut Leavitt dan Shneiderman (2011).User interface design sebuah
metode dan prosedur yang membutuhkan pertimbangan dengan baik saat
merancang dan mengembangkan website. Hal yang penting dalam merancang
userinterface design diantaranya menetapkan tujuan, menentukan pengguna dan
menyediakan content yang bermanfaat. Untuk memastikan hasil yang terbaik perlu
mempertimbangkan berbagai isuisu user interface design dan unjuk kerja yang baik
bagi pengguna (Nur, dkk, 2019),

2.7 Pengujian Sistem


Pengujian perangkat lunak merupakan bagian dari Software Development
Life Cycle (SDLC) yang wajib dilakukan untuk mengidentifikasi semua kesalahan
dan kelengkapan kebutuhan fungsional / nonfungsional. Meskipun tidak semua
kesalahan (error) tidak dapat diidentifikasi, setidaknya dapat mengurangi
kesalahan dari semua fungsi dalam sistem. Teknik pengujian terdiri dari pengujian
statis dan dinamis. Pengujian statis digunakan sebagai verifikasi sebelum code
deployment seperti spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, desain dokumen, source
code, dan konten web page. Pengujian dinamis digunakan sebagai validasi
pengujian fungsional dan struktural (Utomo, dkk, 2018).

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-17


2021
Kelompok XVI

Pengujian perangkat lunak merupakan sebuah proses pengujian program


yang dimaksudkan untuk mencari kesalahan pada software. Pengujian juga
bertujuan untuk memastikan bahwa software memiliki kualitas yang baik. Kualitas
software yang baik adalah software memenuhi kriteria yang diinginkan dan
memberikan produktivitas yang tinggi (Pratama, dkk, 2019).
Pengujian perangkat lunak penting adanya untuk melakukan uji kualitas
perangkat lunak agar menekan peluang terjadinya kesalahan pada manusia dan
menutupi kekurangan manusia yang kurang mampu melakukan komunikasi dengan
sempurna, hal ini mengakibatkan pengembangan perangkat lunak terhambat dan
menjadi bergantung pada jaminan kualitas software. Pengujian perangkat lunak
memiliki peranan penting dalam suatu sistem informasi, dengan pengujian ini dapat
diketahui galat atau error yang akan muncul pada perangkat lunak. Dengan
pengujian perangkat lunak diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dan cacat
pada sebuah software dan sebagai pengukuran kualitas dari software tersebut.
Sehingga sangat perlu melakukan pengujian untuk mengurangi terjadinya
kesalahan yang merugikan tersebut (Pratama, dkk, 2019).

2.7.1 Website Usability


Website usability adalah suatu indikator keberhasilan sebuah website dalam
berinteraksi dengan pengguna dalam melaksanakan tugas tertentu dengan mudah.
Ukuran keberhasilan dari website usability dilihat dari seberapa baik sebuah website
dalam memberikan layanan kualitas kepada pengguna, mengurangi kemungkinan
kesalahan pada sistem, memudahkan proses pembelajaran website dan penggunaan
secara efisien sehingga pengguna merasa puas dengan website tersebut. Untuk
dapat mengetahui kualitas website dalam berinteraksi dengan pengguna adalah
dengan cara melalukan evaluasi website dari aspek usability (Nur, dkk, 2019).
WEBUSE (Website Usability Evaluation) merupakan suatu kuesioner yang
dikembangkan dari empat buah usability evaluation tool, yaitu WAMMI, WebSAT,
Bobby, dan Protocol Website Usability Evaluation (WEBUSE) berfokus pada
pengembangan sistem evaluasi usability berbasis web dengan pendekatan tindakan
subyektif yang melibatkan partisipasi dari pengguna untuk memberikan penilaian.

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-18


2021
Kelompok XVI

pada sebuah website. Pengembangan pendekatan WEBUSE sebagai standar


pengukuran usability, dengan metode evaluasi kuisioner berbasis web yang
memungkinkan pengguna untuk menilai usability dari website yang akan dievaluasi
(Nur, dkk, 2019).
Analysis untuk mengevaluasi usability dari sebuah website. Kuesioner ini
terdiri dari 24 pertanyaan dengan lima opsi jawaban yang terbagi dalam empat
dimensi, yaitu (Nur, dkk, 2019) :
1. Content, organization and readability
Content yang baik adalah content yang mudah dipahami oleh pengguna, jelas,
dan terorganisir dengan baik. Website yang terorganisir dengan baik dapat
memberikan pemahaman yang cepat bagi pengguna. Sedangkan, readability
sebuah website diukur melalui apakah sistem berfungsi dengan benar dan
memberikan informasi yang akurat.
2. Navigation and link
Metode yang digunakan untuk mencari dan mengakses informasi dalam situs
web secara efektif dan efisien untuk membantu pengguna website disebut
dengan Navigation. Sedangkan, links berfungsi menghubungkan pengguna
dengan cara memilih dan mengklik links pada halaman hypertext (homepage),
yang menyebabkan terbukanya halaman baru links yang baik harus
menggunakan teks dari pada grafis sehingga mudah dipahami oleh pengguna.
3. Desain user interface
User interface design sebuah metode dan prosedur yang membutuhkan
pertimbangan dengan baik saat merancang dan mengembangkan website. Hal
yang penting dalam merancang userinterface design diantaranya menetapkan
tujuan, menentukan pengguna dan menyediakan content yang bermanfaat.
Untuk memastikan hasil yang terbaik perlu mempertimbangkan berbagai isuisu
user interface design dan unjuk kerja yangbaik bagi pengguna
4. Performance and effectiveness
Performance website dapat diukur dengan cara seberapa cepat suatu website
melakukan proses atau transaksi tertentu sehingga menghasilkan kinerja
pengguna yang cepat dan efisien. Sedangkan, effectiveness merupakan

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-19


2021
Kelompok XVI

keberhasilan sebuah website menghasilkan informasi yang tepat bagi


pengguna.
Dari kuesioner WEBUSE, terdapat nilai yang dapat mempresentasikan
seberapa baik level usabilitas sebuah website. Nilai tersebut terbagi dalam 5 range
nilai, setiap nilai mewakili tingkatan baik atau buruknya usabilitas. Nilai merit dari
kuesioner WEBUSE dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut:
Tabel 2.6 Nilai Metrit Kuisioner WEBUSE
Sangat
Sangat Tidak Tidak
Opsi Setuju (S) Biasa (B)
Setuju (SS) Setuju (TS) Setuju
(STS)
Nilai 1.0 0.75 0.5 0.25 0
(Sumber: Aynayya, dkk.,2018)
Sedangkan untuk nilai Usability point and coresponding usability tools
dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut :
Tabel 2.7 Usability Point and Coresponding Usability
Poin 0.8 ≤ x ≤ 1.0 0.6 ≤ x ≤ 0.8 0.4 ≤ x ≤ 0.6 0.2≤ x ≤ 0.4 0 ≤ x ≤ 0.2

Excellent Moderate
Nilai Good Poor Bad
T E
(Sumber: Aynayya, dkk.,2018)
Dengan menggunakan kuesioner WEBUSE ini didapatkan hasil untuk nilai
Usability setiap atribut dan setiap dimensi. Berikut rumusan untuk mengukur nilai
Usability per dimensi (Aynayya, dkk.,2018).
∑(𝑀𝑒𝑟𝑖𝑡 𝑓𝑜𝑟 𝑒𝑎𝑐ℎ 𝑞𝑢𝑒𝑠𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑜𝑓 𝑡ℎ𝑒 𝑐𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑦)
𝑥=
𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑞𝑢𝑒𝑠𝑡𝑖𝑜𝑛𝑠

2.8 Pemeliharaan Sistem


Pemeliharaan adalah proses dari perancangan dan pemeliharaan suatu
lingkungan ketika individu bekerja bersama di dalam kelompok menyelesaikan
secara efisien tujuan yang dipilih. Tujuan utama pemeliharaan adalah untuk
menyediakan dukungan yang hemat biaya pada suatu sistem perangkat lunak
selama jangka hidup keseluruhannya (Suteja dan Munggaran, 2020).

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-20


2021
Kelompok XVI

2.9 XAMMP
Menurut Riyanto XAMPP merupakan paket web server berbasis open
source yang dapat dipasang pada beberapa sistem operasi yang ada (Windows,
Linux, dan Mac OS). XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat
lunak ke dalam satu buah paket. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi
melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara
manual (Nurmalasari, dkk., 2019).
XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun),
Apache, MySQL, PHP, dan Perl. XAMPP adalah tool yang menyediakan paket
perangkat lunak dalam satu buah paket. Dalam paket XAMPP sudah terdapat
Apache (web server), MySQL (database), PHP (server side scripting), Perl, FTP
server, PhpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya [18]. Dengan menginstal
XAMPP maka anda tidak perlu lagi melakukan instalasi dan melakukan
konfigurasi web server Apache, PHP, dan MySQL secara manual. XAMPP akan
otomatis menginstalasi dan mengonfirmasi untuk anda. Versi XAMPP terbaru pada
saat ini adalah versi 1.8.1 (untuk windows) yang terdiri atas aplikasi-aplikasi berikut
(Nirsal, dkk., 2020):
1. Apache 2.4.3,
2. MySQL 5.5.27,
3. PHP 5.4.7,
4. PhpMyAdmin 3.5.2.2,
5. File Zilla FTP Server 0.9.4.1,
6. Tomcat 7.0.30 (with mod_proxy_ajp as connector),
7. Strawberry Perl 5.16.1.1 Portable,
8. XAMPP Control Panel 3.1.0
Menurut Wicaksono (2008:7) menjelaskan bahwa “XAMPP adalah sebuah
software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan
menggunakan pengolah data MYSQL di komputer lokal”. XAMPP berperan
sebagai server web pada komputer lokal. XAMPP juga dapat disebut sebuah Cpanel
server virtual, yang dapat membantu melakukan preview sehingga dapat
dimodifikasi website tanpa harus online atau terakses dengan internet. Sebagai

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-21


2021
Kelompok XVI

informasi kata XAMPP merupakan singkatan dari (Fridayanthie dan Mahdiati,


2016):
X : Berarti program ini dapat dijalankan diberbagai platform, misalnya
Windows, Linux, mac OS, dan Solaris.
A : Apache, merupakan aplikasi web server, dan bertugas untuk menghasilkan
halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang
dituliskan oleh pembuat halaman web. Jika diperlukan juga berdasarkan
kode PHP yang dituliskan, maka dapat saja suatu database diakses terlebih
dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web yang
dihasilkan.
M : MySQL, merupakan aplikasi database server. Pengembangnya disebut
Structured Query Language (SQL). SQL merupakan bahasa terstruktur
yang digunakan untuk mengolah database beserta isinya. Pengguna dapat
memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah dan menghapus
data yang berada dalam database.
P : PHP, bahasa pemrograman lainnya yang serupa, dan lain sebagainya.
Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa, XAMPP
merupakan paket PHP dan MySQL berbasis open source yang bersifat instan, yang
dapat digunakan baik di sistem operasi Linux maupun dari sistem operasi Windows.

2.10 Wordpress
Wordpress adalah sebuah perangkat lunak (software) yang bisa digunakan
untuk membuat website, tidak hanya web pribadi dan situs berita, tetapi juga toko
daring (online). WordPress adalah sebuah aplikasi sumber terbuka (open source)
yang sangat populer digunakan sebagai mesin blog (blog engine). WordPress
dibangun dengan bahasa pemrograman PHP dan basis data (database) MySQL.
PHP dan MySQL, keduanya merupakan perangkat lunak sumber terbuka (open
source software). Selain sebagai blog, WordPress juga mulai digunakan sebagai
sebuah CMS (Content Management System) karena kemampuannya untuk
dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. WordPress adalah

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-22


2021
Kelompok XVI

penerus resmi dari b2/cafelog yang dikembangkan oleh Michel Valdrighi


(Rachmawati, 2016).
Nama WordPress diusulkan oleh Christine Selleck, teman Matt Mullenweg.
WordPress saat ini menjadi platform content management system (CMS) bagi
beberapa situs web ternama seperti CNN, Reuters, The New York Times,
TechCrunch, dan lainnya (Rachmawati, 2016).
Rilis terbaru WordPress adalah versi 4.1.1 (18 Februari 2015). WordPress
didistribusikan dengan Lisensi Publik Umum GNU. WordPress memiliki cukup
banyak kegunaan yang dapat membantu pengguna internet untuk menambah
wawasan dan pengetahuan. Banyak pengetahuan atau peristiwa yang belum
diketahui, dapat diketahui melalui WordPress ini. Di samping itu, melalui
WordPress kita bisa menjelajahi berbagai macam artikel tentang pengetahuan,
teknologi, hiburan, olahraga, dan banyak lagi dalam bidang yang lainnya
(Rachmawati, 2016).

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Informasi II-23


2021

Anda mungkin juga menyukai